RPP KALORIMETER Revisi
RPP KALORIMETER Revisi
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat termokimia sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3.5 Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi
pembentukan standar, dan data energi ikatan.
4.5 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
penentuan H suatu reaksi.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat termokimia sebagai wujud syukur atas
kebesaran Tuhan YME.
2.1.1 Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam merancang dan melakukan praktikum.
2.1.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung.
2.1.3 Menunjukkan sikap kerjasama selama proses pembelajaran berlangsung.
2.1.4 Menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan data hasil praktikum.
2.1.5 Menunjukkan sikap komunikatif dalam berdiskusi.
2.1.6 Menunjukkan sikap teliti selama proses pembelajaran berlangsung.
2.1.7 Menunjukkan sikap kritis selama proses pembelajaran berlangsung.
3.5.1 Menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia melalui eksperimen
dengan menggunakan kalorimeter.
3.5.2 Menentukan kalor reaksi (Q) pada reaksi kimia dengan perhitungan berdasarkan
hasil percobaan.
4.5.1 Merancang percobaan untuk menentukan perubahan entalpi dengan Kalorimeter
pada suatu reaksi kimia.
4.5.2 Melakukan pengujian terhadap perubahan entalpi dengan Kalorimeter pada suatu
reaksi kimia.
4.5.3 Menyimpulkan data hasil percobaan penentuan perubahan entalpi dengan
Kalorimeter pada suatu reaksi kimia yang telah dilakukan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Kognitif
3.5.1.1 Siswa dapat menentukan perubahan entalpi dengan Kalorimeter pada suatu reaksi
kimia melalui eksperimen dengan menggunakan kalorimeter.
3.5.1.2 Siswa dapat menentukan kalor reaksi (Q) pada reaksi kimia dengan perhitungan
berdasarkan hasil percobaan.
Tujuan Psikomotorik
4.5.1.1Siswa terampil merancang percobaan untuk menentukan perubahan entalpi
dengan kalorimeter pada suatu reaksi kimia.
4.5.3.1 Siswa terampil menyimpulkan data hasil percobaan perubahan entalpi dengan
kalorimeter pada suatu reaksi kimia yang telah dilakukan.
Tujuan Afektif
1.1.1.1 Siswa dapat menyadari adanya keteraturan dari sifat termokimia sebagai wujud
syukur atas kebesaran Tuhan YME.
2.1.1.1 Siswa dapat menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam merancang dan
melakukan praktikum.
2.1.2.1 Siswa dapat menunjukkan sikap tanggung jawab selama proses pembelajaran
berlangsung.
2.1.3.1 Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama selama proses pembelajaran
berlangsung.
2.1.4.1 Siswa dapat menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan data hasil praktikum.
2.1.5.1 Siswa dapat menunjukkan sikap komunikatif dalam berdiskusi.
2.1.6.1 Siswa dapat menunjukkan sikap teliti selama proses pembelajaran berlangsung.
2.1.7.1 Siswa dapat menunjukkan sikap kritis selama proses pembelajaran berlangsung.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi prasyarat : Reaksi Eksoterm dan Endoterm
2. Materi inti :
A. PERUBAHAN ENTALPHI REAKSI
Setiap materi mengandung energi yang disebut energi internal (U). Besarnya energi
ini tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahannya. Mengapa energi
internal tidak dapat diukur? Sebab materi harus bergerak dengan kecepatan sebesar
kuadrat kecepatan cahaya sesuai persamaan Einstein (E = mc2). Di alam, yang
tercepat adalah cahaya. Perubahan energi internal ditentukan oleh keadaan akhir dan
keadaan awal ( ΔU = Uakhir – Uawal).
1. Pengertian Entalpi (ΔH)
Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor adalah
energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain. Jika tidak ada
energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi mengandung kalor. Jadi,
Anda dapat mengukur kalor jika ada aliran energi dari satu materi ke materi lain.
Besarnya kalor ini, ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan keadaan awal.
Besarnya kalor ini diukur berdasarkan perbedaan suhu dan dihitung
menggunakan persamaan berikut.
Q = m c ΔT
Keterangan :
q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
Δt = kenaikan suhu (K)
Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam wadah
terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk dinamakan perubahan entalpi
(ΔH). Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of Content’). Dengan
demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi pada tekanan tetap, atau ΔH
= QP (Qp menyatakan kalor yang diukur pada tekanan tetap).
2. Sistem dan Lingkungan
Secara umum, sistem didefinisiskan sebagai bagian dari semesta yang
merupakan fokus kajian dan lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem yang
bukan kajian.
Gambar 1. Diagram proses eksoterm dan endoterm antara sistem dan lingkungan.
Pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem
akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔH = Hp –Hr < 0 (negatif)
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem
akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi
(Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan
entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi
endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (Positif)
Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan
melalui eksperimen, biasanya digunakan alat seperti kalorimeter.
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan dengan kalorimeter. Proses
pengukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Data ΔH reaksi yang terdapat pada
tabel-tabel umumnya ditentukan secara kalorimetri.
Kalorimetri sederhana ialah mengukur perubahan
suhu dari sejumlah air atau larutan sebagai akibat dari
suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi.
Kalorimeter dapat disusun seperti gambar disamping:
Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga
jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke
lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka
kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi
tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor
reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam
gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan
mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000). Karena energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka:
Prinsip kerja kalorimeter ialah kalorimeter terdiri atas bejana logam yang
jenisnya telah diketahui, dinding penyekat dari isolator yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya perambatan kalorke lingkungan sekitar, termometer, dan
pengaduk. dan bejana logam yang berisi air yang suhu awalnya dapat diketahui dari
termometer.dan akan terjadi perubahan suhu dalam waktu tertentu secara periodik.
kalorimeter bekerja berdasarkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
kalor.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1 kg zat
sebesar 1 K atau 1 C.
kapasitas kalor ialah banyaknya kalor yang dibutuhkan suatu benda untuk
menaikkan suhu sebesar 1 K atau 1 C
Hukum yang digunakan pada kalorimeter ialah yang pertama, hukum
kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak
dapat diciptakan melainkan hanya dapat mengubah bentuk energi ke energi yang
lain, yang kedua ialah hukum kekekalan kalor yang menyatakan bahwa pada
pencampuran dua zat, banyak kalor yang dilepas pada suhu tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima pada zat bersuhu rendah atau dapat dinyakan dengan
Q lepas sama dengan Q terima, yang ketiga adalah hukum kircoff yang menyatakan
bahwa jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol.
3. Materi penganyaan :
a. Penanaman Nilai Rasa Ingin Tahu
Kalian pasti pernah memasak air, bagaimana menentukan kalor yang
diperlukan untuk mendidihkan air sebanyak 2 liter?
Kalian sering mencampurkan air panas dan air dingin, bagaimana suhu air
setelah dicampurkan?
b. Penanaman Nilai Kritis
Untuk mengetahui ini, kalian perlu mengukur suhu air sebelum dan
sesudah pemanasan.
Pada proses pencampuran, kalor yang dilepaskan oleh air panas diserap
oleh air dingin hingga suhu campuran menjadi sama.
Alokasi
Indikator Tahapan Kegiatan Deskripsi Nilai
Waktu
Kegiatan Awal
1.1.1 1. Orientasi - Siswa menjawab salam pembuka yang diucapkan oleh guru - Religius 2 Menit
- Siswa berdoa sebelum memulai proses pembelajaran
- Siswa membaca Al-Qur’an sebelum memulai proses pembelajaran
- Guru mengabsen kehadiran siswa
2.1.6 1. Mengamati Siswa mengamati fenomena tentang penentuan perubahan entalphi reaksi dalam - Teliti 3 menit
kehidupan sehari-hari:
Fenomena mencampurkan air panas dan air dingin.
fenomena air panas dalam termos.
Alokasi
Indikator Tahapan Kegiatan Deskripsi Nilai
Waktu
2. Menanya (Siswa bertanya dari apa yang diamati dari fenomena dalam kehidupan)
2.1.1 - Bagaimana yang akan terjadi jika air panas dicampurkan dengan air dingin? - Rasa ingin 2 menit
- Mengapa air panas didalam termos tahan lama panasnya? tahu
- Apa yang membuat semua fenomena itu terjadi?
3.Mengumpulkan data
a. Merumuskan - Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan dipraktikumkan. -Teliti
2.1.3 hipotesis - Siswa diminta untuk merumuskan hipotesisnya dari fenomena yang
disampaikan oleh guru dan alat bahan praktikum yang telah diperkenalkan.
4.5.1 b. Menguji hipotesis - Siswa diminta merancang percobaan untuk menyelidiki perubahan entalphi -Kerjasama 3 menit
4.5.2 reaksi pada LKS
c. Mengumpulkan data - Siswa diminta melakukan percobaan menentukan perubahan entalphi reaksi
2.1.6 pada bahan yang telah disediakan. -Teliti
- Siswa diminta mengamati reaksi yang terjadi pada percobaan yang dilakukan
- Siswa mencatat data hasil percobaan perubahan entalphi reaksi. - Jujur
Alokasi
Indikator Tahapan Kegiatan Deskripsi Nilai
Waktu
2.1.4
4. Mengasosiasi - Siswa membahas hasil percobaan dan berdiskusi berdasarkan hasil pengamatan - Komunikatif 2 menit
- Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas menentukan perubahan
entalphi reaksi berdasarkan hasil pengamatannya.
- Dengan bantuan siswa guru mengundi kelompok untuk mempresentasikan hasil
percobaan setiap kelompoknya.
2.1.5 - Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan komentar - Kritis
atau menanggapinya dengan bahasa yang baik dan santun
- Setiap kelompok diminta untuk menyimpulkan hasil percobaanya.
2.1.7
Kegiatan Akhir
- Guru melakukan riview terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi - Tanggung 3 menit
4.5.3 dengan meminta siswa menungkapkan perasaan dan pendapatnya. jawab
- Siswa menyimak ulasan materi penentuan perubahan entalpi dengan kalorimeter
suatu reaksi reaksi kimia.
- Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk menyimpulkan hasil
Alokasi
Indikator Tahapan Kegiatan Deskripsi Nilai
Waktu
pembelajaran tentang perubahan entalpi dengan kalorimeter .
- Guru memberikan simpulan penguatan.
- Guru memberikan pesan moral/pesan akademik.
- Siswa memperoleh informasi rencana kegiatan pembelajaran yang akan datang.
- Doa penutup.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Penilaian Kognitif
Menentukan hasil jawaban siswa dalam mengerjakan soal latihan dan soal dalam
LKS.
b. Penilaian Psikomotorik
Melihat keterampilan siswa (performans) selama melakukan praktikum dan
keterampilan membuat laporan hasil praktikum.
c. Penilaian Afektif
Sikap siswa selama proses pembelajaran.
d. Penilaian Karakter
Observasi
Lampiran 1
Nama siswa :
Kelompok :
1. Kurang terlihat
2. Terlihat
3. Sangat terlihat
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR
Kelompok :
Nama kelompok :
C. Mengocok Kalorimeter
a. Memasukan larutan kedalam kalorimeter
tidak berceceran.
b. Memasukan termometer pada lubang
tutup kalorimeter.
c. Pengocokan larutan dengan mengangkat
pengaduk kalorimeter secara teratur.
D. Pembacaan termometer
a. tidak memegang termometer langsung
dengan tangan saat pengukuran suhu
b. melihat termometer sejajar dengan mata
Total skor
LEMBARAN OBSERVASI
Nama siswa :
Kelas :
Hari/ tanggal penilaian :
Respon
No. Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
1 Siswa hadir tepat waktu
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa mengumpulkan sumber informasi lain dari
buku ajar lain dan penjelasan guru
4 Siswa bertanya kepada teman atau guru
5 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu
6 Siswa mengerjakan pekerjaan lain di luar
kegiatan pembelajaran
7 Siswa menyontek saat ujian
8 Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan
teman kelompok
9 Siswa berinteraksi dengan teman kelompok
10 Siswa membantu teman kelompok dalam
melakukan praktikum
11 Siswa mengerjakan tugas kelompok dengan
sungguh-sungguh
12 Siswa menuliskan data pengamatan apa adanya
13 Siswa menerima kritik dan saran dari teman dan
guru
14 Siswa menyerahkan laporan praktikum
15 Siswa mencantumkan sumber rujukan
16 Siswa mempresentasikan hasil percobaan dengan
benar
17 Siswa memotong pembicaraan teman maupun
guru
18 Siswa menyampaikan pendapat dengan jelas
19 Siswa mengerjakan tugas individu dengan baik
Kriteria penskoran
Observer
( )
Lampiran 2
KISI-KISI PENILAIAN HASIL BELAJAR
KELOMPOK :
LEMBAR KERJA NAMA ANGGOTA :
SISWA
KELAS :
TANGAL PRAKTIKUM :
Tujuan :
Pada percobaan ini akan ditentukan entalpi reaksi antara larutan HCl dan NaOH
Petunjuk :
Kerjakanlah suatu percobaan untuk menentukan entalpi reaksi antara larutan HCl
dan NaOH. Dan isilah pertanyaan sesuai dengan percobaan yg telah di kerjakan.
Awali dengan membaca basmallah.
Jawab :
Jawab :
3. Hitunglah
b. mol HCl ?
c. mol NaOH ?
d. Jumlah air yang dibentuk ?
Jawab :
4. Berapakah kalor reaksinya (Q)?
Jawab ?
Jawab ?
Selamat bekera
UJI KEPEMAHAMAN
1. Kalor reaksi yang terjadi pada reaksi 0,25 mol NaOH(aq) dengan 0,25 mol HCl(aq),
jika diketahui perubahan entalpi pada reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) ΔH = 56, 60 kJ/mol adalah … .
2. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C?
Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–1°C–1.
3. Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan 3g
logam natrium. Jika suhu awal campuran 30 °C dan setelah reaksi suhunya 75 °C,
tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas kalor
kalorimeter 150 J °C–1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.
4. Ke dalam kalorimeter dituangkan 50 g air dingin (25°C), kemudian ditambahkan 75g
air panas (60°C) sehingga suhu campuran menjadi 35°C. Jika suhu kalorimeter naik
sebesar 7°, tentukan kapasitas kalor kalorimeter? Diketahui kalor jenis air = 4,18 J g–1
°C–1.
UJI KEPEMAHAMAN
1. Kalor reaksi yang terjadi pada reaksi 0,25 mol NaOH(aq) dengan 0,25 mol HCl(aq),
jika diketahui perubahan entalpi pada reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) ΔH = 56, 60 kJ/mol adalah … .
2. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C?
Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–1°C–1.
3. Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan 3g
logam natrium. Jika suhu awal campuran 30 °C dan setelah reaksi suhunya 75 °C,
tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas kalor
kalorimeter 150 J °C–1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.
4. Ke dalam kalorimeter dituangkan 50 g air dingin (25°C), kemudian ditambahkan 75g
air panas (60°C) sehingga suhu campuran menjadi 35°C. Jika suhu kalorimeter naik
sebesar 7°, tentukan kapasitas kalor kalorimeter? Diketahui kalor jenis air = 4,18 J g–1
°C–1.
UJI KEPEMAHAMAN
1. Kalor reaksi yang terjadi pada reaksi 0,25 mol NaOH(aq) dengan 0,25 mol HCl(aq),
jika diketahui perubahan entalpi pada reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) ΔH = 56, 60 kJ/mol adalah … .
2. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C?
Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–1°C–1.
3. Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan 3g
logam natrium. Jika suhu awal campuran 30 °C dan setelah reaksi suhunya 75 °C,
tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas kalor
kalorimeter 150 J °C–1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.
4. Ke dalam kalorimeter dituangkan 50 g air dingin (25°C), kemudian ditambahkan 75g
air panas (60°C) sehingga suhu campuran menjadi 35°C. Jika suhu kalorimeter naik
sebesar 7°, tentukan kapasitas kalor kalorimeter? Diketahui kalor jenis air = 4,18 J g–1
°C–1.
UJI KEPEMAHAMAN
1. Kalor reaksi yang terjadi pada reaksi 0,25 mol NaOH(aq) dengan 0,25 mol HCl(aq),
jika diketahui perubahan entalpi pada reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) ΔH = 56, 60 kJ/mol adalah … .
2. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C?
Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–1°C–1.
3. Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan 3g
logam natrium. Jika suhu awal campuran 30 °C dan setelah reaksi suhunya 75 °C,
tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas kalor
kalorimeter 150 J °C–1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.
4. Ke dalam kalorimeter dituangkan 50 g air dingin (25°C), kemudian ditambahkan 75g
air panas (60°C) sehingga suhu campuran menjadi 35°C. Jika suhu kalorimeter naik
sebesar 7°, tentukan kapasitas kalor kalorimeter? Diketahui kalor jenis air = 4,18 J g–1
°C–1.