Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH PENATAAN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR

Oleh:
Yedi Risdiana *)

Abstract

This research based on main problem, that is the low of Employee Performace. This
conditions is predicted because of has not yet implemented of Organizational Structuring
Categories at Department of Health of Banjar City. Approach in this research about
Organizational Structuring and Employee Performace from Public Policy and Public
Administration as master theory to develop science area of public administration. Research
method is explanatory survey descriptive. This method used to explain social phenomenon which
in this case used to check influence of Organizational Structuring (X) as independent variable to
Employee Performace (Y) as dependent variable. This research use quantitative analysis and
Path Analysis as a Method to know value of influence of Organizational Structuring to
Employee Performace at Department of Health of Banjar City either through simultan and also
by parsial. Conclusion of this research that Organizational Structuring influential in positive
and significance to Employee Performace at Department of Health of Banjar City. That accross
the board Organizational Structuring has been executed and implemented according to
Employee Performace factors.

Keywords: public administration, organizational structuring, employee performace.

A. Latar Belakang Penelitian mempunyai keberpihakan kepada kepentingan


masyarakat yang bebas dari monopoli
Kebijakan penataan kelembagaan
kekuasaan.
pemerintah saat ini banyak diarahkan pada
Sumber daya yang dapat menjadi
upaya rightsizing, yaitu upaya
modal penting dalam suatu organisasi selain
penyederhanaan birokrasi pemerintah yang
manusia dan informasi adalah organisasi itu
diarahkan untuk mengembangkan organisasi
sendiri. Organisasi sebagai suatu entitas,
yang lebih proporsional dan transparan,
dengan kemampuan adaptasi dan komunikasi
sehingga diharapkan organiasasi tidak terlalu
yang tinggi dalam mengintegrasikan visi,
besar tetapi sesuai dengan semangat
misi, nilai-nilai dan strategi membentuk satu
pembaharuan fungsi-fungsi pemerintahan
kekuatan dalam satu kultur kinerja
yang bersih dari korupsi, kolusi dan
(performance culture), sehingga energi
nepotisme.
seluruh komponen dapat terfokus pada
Perubahan pada era reformasi menuju
pencapaian tujuan strategis yang telah
Indonesia Baru yang diharapkan lebih baik
digariskan. Hal ini merupakan modal penting
dari masa lalu dituntut untuk terbuka terhadap
dalam proses manajemen sumber daya.
segala aspek perubahan, dengan menerapkan
Fleksibilitas tiap-tiap komponen organisasi
asas bahwa yang baik terus dilanjutkan,
untuk mengarahkan fokus strateginya ke
sedangkan yang kurang baik perlu direformasi
sasaran utama organisasi perlu terus
(continuity and reform) menuju
dikembangkan sebagai modal atau
kesempurnaan. Perkembangan lingkungan
kemampuan internal organisasi yang sangat
strategis di era globalisasi menuntut
penting (organization capital).
dilaksanakannya restrukturisasi atau
Organisasi dituntut untuk senantiasa
reorganisasi kelembagaan, termasuk
melakukan langkah penyesuaian dan
birokrasinya dengan memperhatikan adanya
perubahan serta meningkatkan kemampuan
paradigma baru, yaitu pemerintah yang
1
2

agar dapat menjalankan fungsinya secara pekerjaan dinilai memenuhi standar yang
optimal, hal ini diperlukan guna tepat, bila mengacu pada hasil pekerjaan
mengantisipasi terhadap kondisi masa yang sesuai dengan standar mutu yang telah
akan datang. Jika penyesuaian atau perubahan ditentukan, sehingga mencapai hasil dan
tidak dilakukan maka kelangsungan organisasi sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Jamari
akan terancam dan bahkan menjadi punah. dalam Rivai (2009: 633), kinerja pegawai:
Perubahan organisasi dapat dilakukan “sebagai perwujudan wewenang, tugas dan
dalam berbagai bentuk antara lain melalui tanggungjawab yang dibebankan kepadanya
reorganisasi atau penataan organisasi baik untuk mencapai tujuan yang telah digariskan
yang berskala besar maupun kecil. Dalam oleh organisasi”. Pemahaman kinerja pegawai
skala besar penataan organisasi dapat berupa dimaksud, termasuk kinerja pegawai pada
perombakan struktur sebuah unit organisasi, Dinas Kesehatan Kota Banjar.
pengembangan maupun pengurangan pejabat Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
atau pegawai melalui rasionalisasi kebutuhan Banjar Nomor 6 Tahun 2010 tentang
pada berbagai sektor. Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjar
Penataan organisasi adalah salah satu Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi
wujud perubahan organisasi dengan cara Perangkat Daerah Kota Banjar, Dinas
menata kembali organisasinya, baik orang- Kesehatan Kota Banjar sebagai unsur
orang yang terlihat di dalamnya maupun pelaksana otonomi daerah mempunyai tugas
struktur organisasinya, baik secara vertikal pokok melaksanakan urusan pemerintah
maupun horizontal agar lebih efektif dalam daerah di bidang kesehatan. Berdasarkan
membantu tercapainya tujuan. Penataan Peraturan Walikota Banjar Nomor 28 Tahun
organisasi vertikal diartikan memperpanjang 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
atau memperpendek tingkatan suatu Kerja Unsur Organisasi Dinas Kesehatan Kota
organisasi, sedangkan penataan organisasi Banjar, Dinas Kesehatan Kota Banjar
horizontal diartikan sebagai perubahan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Dalam
struktur organisasi dengan cara menambah menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala
atau mengurangi jumlah bagian atau Dinas Kesehatan Kota Banjar membawahi 4
departemennya. French and Bell (1981: 472) unit organisasi sebagai berikut: Sekretariat,
mengemukakan mengenai pengertian Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Bidang
penataan organisasi sebagai berikut: “A Bina Pelayanan Kesehatan serta Bidang Bina
planned systemic process in which applied Pengendalian Penyakit dan Lingkungan.
behavioral science principle and practice are Merujuk tugas pokok dan fungsi di
introduced into an on going organization to atas, terlihat bahwa tugas yang diemban oleh
ward the goals of affecting organizational Dinas Kesehatan Kota Banjar dengan segala
improvement, greater organizational permasalahan yang dihadapinya mengalami
competence and greater organizational kesulitan dalam pelaksanaannya. Proses
performance”. pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa tugas pokok dan fungsi akan semakin lancar,
penataan organisasi merupakan proses apabila kinerja pegawai berjalan dengan tepat
perencanaan sistematis yang menerapkan sesuai dengan prosedur yang ada. Kinerja
prinsip dan praktek dari keilmuan perilaku pegawai yang kurang menunjang atau kurang
yang dikenalkan dalam kegiatan organisasi tepat akan menghambat pencapaian
secara terus menerus untuk mencapai tujuan pelaksanaan fasilitasi pelayanan kesehatan.
penyempurnaan organisasi, kompetensi Dalam kenyataannya kinerja pegawai pada
organisasi yang lebih baik dan kinerja Dinas Kesehatan Kota Banjar tidak berjalan
organisasi yang lebih baik. sesuai dengan aturan yang menyebabkan tidak
Kinerja pegawai dimaksud merupakan lancarnya pelaksanaan kerja secara memadai.
penyelesaian pekerjaan yang berkualitas, tepat Penelitian awal yang dilakukan peneliti,
waktu yang disertai dengan kualitas dan terkait dengan tugas-tugas pada Dinas
kuantitas yang dihasilkan sesuai dengan target Kesehatan Kota Banjar ditemukan masalah
yang telah ditentukan. Pelaksanaan suatu yang berhubungan dengan Kinerja Pegawai
3

rendah. Hal ini tampak dari adanya beberapa Penataan Orang berpengaruh terhadap
indikator masalah sebagai berikut: Kinerja Pegawai pada Dinas Kesehatan
1. Kualitas kerja pegawai rendah. Contohnya Kota Banjar.
pada Bidang Bina Pelayanan Kesehatan,
dalam pelaksanaan penyusunan program C. Tujuan Penelitian
kerja pelayanan kesehatan sering terjadi
Tujuan dari penelitian ini dikemukakan
ketidaksesuaian dengan Juklak dan Juknis,
sebagai berikut:
sehingga diperlukan perbaikan hingga
1. Menganalisis besarnya pengaruh Penataan
berkali-kali dalam penyelesaiannya.
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada
Penyusunan program kerja pelayanan
Dinas Kesehatan Kota Banjar.
kesehatan yang seharusnya dapat
2. Mengembangkan konsep teori Kategori-
diselesaikan tanpa adanya perbaikan, pada
kategori Penataan Organisasi dan
kenyataannya selalu melalui tahap
Dimensi-dimensi Kinerja Pegawai pada
perbaikan yang berulang hingga 4-6 kali.
Dinas Kesehatan Kota Banjar.
Hal ini disebabkan karena ketepatan,
3. Menerapkan secara teoritis Penataan
ketelitian dan mutu kerja pegawai masih
Organisasi dalam memecahkan masalah
rendah.
Kinerja Pegawai pada Dinas Kesehatan
2. Keandalan kerja pegawai masih rendah,
Kota Banjar.
indikasinya terlihat pada Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian, dalam
D. Kerangka Berpikir
pelaksanaan pengelolaan data
kepegawaian masih tidak sesuai dengan Salah satu wujud perubahan organisasi
aturan yang ada, yang disebabkan karena harus dilakukan dengan cara menata kembali
pegawai tidak terampil dalam mengelola organsasi dan merubah struktur organisasi.
data program kepegawaian. Data Hasibuan (2003: 171) memberikan pengertian
kepegawaian yang seharusnya disimpan penataan organisasi sebagai berikut:
dalam 1 berkas, pada kenyataannya “Penataan organisasi adalah perubahan
disimpan dalam 5 berkas, hal ini struktur organisasi baik secara vertikal
mengakibatkan sering terjadi kesulitan maupun horizontal, agar lebih efektif
dalam menemukan data pegawai karena membantu tercapainya tujuan. Penataan
tidak tersusunnya data dengan baik. organisasi vertikal diartikan memperpanjang
atau memperpendek tingkatan suatu
B. Identifikasi Masalah organisasi, sedangkan penataan organisasi
horizontal diartikan sebagai perubahan
Berdasarkan latar belakang penelitian di
struktur organisasi dengan cara menambah
atas, maka peneliti mengemukakan pernyataan
atau mengurangi jumlah bagian atau
masalah (Problem Statement), yaitu Kinerja
departemennya”.
Pegawai rendah yang diduga disebabkan oleh
Pendapat di atas menjelaskan, bahwa
belum dijalankannya Kategori-kategori
penataan organisasi adalah perubahan
Penataan Organisasi secara penuh.
struktur, baik secara vertikal maupun
Selanjutnya berdasarkan pernyataan masalah
horizontal dengan tujuan mencapai hasil kerja
tersebut dirumuskan identifikasi masalah
yang efektif dan akurat. Penataan organisasi
sebagai berikut:
menurut Robbin terjemahan Udaya (1996:
1. Berapa besar pengaruh Penataan
326) dikelompokkan dalam empat kategori,
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada
yaitu:
Dinas Kesehatan Kota Banjar.
1. Penataan struktur, mencakup perubahan
2. Berapa besar pengaruh Penataan
dalam hubungan wewenang, mekanisme
Organisasi yang ditentukan Kategori-
koordinasi, rancang ulang pekerjaan atau
kategori Penataan Organisasi yang
variabel struktural serupa.
meliputi: Kategori Penataan Struktur,
2. Penataan teknologi, meliputi modifikasi
Kategori Penataan Teknologi, Kategori
dalam cara kerja yang diproses dalam
Penataan Setting Fisik serta Kategori
metode serta peralatan yang digunakan.
4

3. Penataan setting fisik, meliputi perubahan dalam bentuk pemikiran ulang secara
ruang dan pengaturan tata letak dan tempat fundamental dan perancangan ulang secara
kerja. radikal atas proses-proses kerja dimaksudkan
4. Penataan orang, mengacu pada perubahan untuk mendapatkan perbaikan terhadap
sikap, keterampilan, pengharapan, persepsi kinerja”. Untuk melihat hubungan keterkaitan
dan perilaku karyawan. variabel Penataan Organisasi dan Kinerja
Pendapat di atas, menjelaskan bahwa ke Pegawai dapat dilihat pada gambar berikut ini:
empat penataan tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk mencapai hasil kerja yang efektif
dan lebih baik dari sebelumnya untuk
mencapai kinerja pegawai yang tepat.
Pemahaman kinerja pegawai, antara lain
dikemukakan Mangkunegara (2004: 75),
yaitu: “Hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kinerja merupakan penampilan kerja
atau hasil kerja dari seorang atau sekelompok
orang pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya atau unjuk kerja secara optimal
yang dapat dikatakan pula bahwa kinerja
adalah hasil dari suatu proses pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Miner dalam Sudarmanto (2009: 12)
mengemukakan 4 dimensi kinerja pegawai
sebagai berikut:
1. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan,
kerusakan dan kecermatan dalam bekerja.
2. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang
dihasilkan atau keluaran.
3. Penggunaan waktu, yaitu tingkat Gambar 1
ketidakhadiran, keterlambatan dan Paradigma Berpikir tentang
keefektipan kerja. Penataan Organisasi dan Kinerja Pegawai
4. Kerjasama, yaitu kemampuan
bekerjasama dengan orang lain, saling E. Hipotesis
memahami dan pengertian. Berdasarkan identifikasi masalah dan
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kerangka berpikir di atas, penulis mengajukan
diketahui bahwa dimensi di atas terkait hipotesis sebagai berikut:
dengan aspek keluaran atau hasil pekerjaan 1. Besarnya Penataan Organisasi
yaitu kualitas dan kuantitas, sedangkan hal berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
lainnya terkait dengan aspek perilaku individu pada Dinas Kesehatan Kota Banjar.
yaitu penggunaan waktu dan kerjasama. 2. Besarnya Penataan Organisasi yang
Keempat dimensi kinerja tersebut dapat ditentukan oleh: Kategori Penataan
dikatakan bertujuan untuk mengukur kinerja Struktur, Kategori Penataan Teknologi,
pada level individu. Setelah dijelaskan Kategori Penataan Setting Fisik serta
kerangka berpikir variabel Penataan Kategori Penataan Orang berpengaruh
Organisasi dan Kinerja Pegawai menurut ahli, terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas
selanjutnya dikemukakan keterkaitan antara Kesehatan Kota Banjar.
kedua variabel tersebut. Menurut Hammer dan
Chammpy terjemahan Wahid (1996: 32)
mengemukakan bahwa: “penataan organisasi
5

F. Metode Penelitian penelitian yang dibangun sebelumnya,


dirangkum pada gambar berikut ini:
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah explanatory survey.
Populasi dalam penelitian ini Dinas Kesehatan
Kota Banjar dengan jumlah responden 44
orang.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
yaitu: (1) studi kepustakaan, yaitu studi
dengan mempelajari buku-buku atau bahan-
bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya Gambar 2
dengan penelitian yang dilakukan; (2) Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui pengamatan lapangan Gambar di atas memperlihatkan bahwa
terhadap obyek penelitian secara non Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y
sebesar 82,17%, sementara Pengaruh
partisipan; (3) Wawancara, yaitu teknik
pengumpulan data dengan mengadakan tanya- Langsung Variabel Lain () terhadap Y
jawab dengan Kepala Dinas Sejarah Angkatan sebesar 17,83%. Statistik uji yang digunakan
Darat; (4) Angket, yaitu teknik pengumpulan adalah Statistik F-Snedechor. Hasilnya nilai F
data dengan teknik sensus yang diajukan hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka
kepada pegawai Dinas Kesehatan Kota hipotesis nol ditolak (signifikan), yang berarti
Banjar. bahwa sedikitnya ada satu koefisien jalur yang
Sebelum angket digunakan dalam berpengaruh secara signifikan. Adapaun
pengumpulan data, maka terlebih dahulu diuji pengaruh langsung dan tidak langsung
validitas dan reliabilitas-nya terhadap alat variabel X1 sampai X4 terhadap Y ditunjukkan
ukur (angket) penelitian yang akan pada gamabar sebagai berikut:
dipergunakan. Uji validitas dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor untuk setiap item
dengan skor total melalui rumus korelasi
Person, sedangkan uji reliabilitas
menggunakan rumusan koefisien alfa
cronbach. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji model dan hipotesis
yang digunakan adalah analisis jalur (Path
Analysis).

G. Hasil Penelitian
Gambar 3
Hasil uji validitas dan reliabilitas
Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1
menunjukkan setiap angket telah
sampai dengan X4 terhadap Y
menunjukkan validitas dan reliabilitas yang
baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r atau Kesimpulan Pengaruh Langsung dan
nilai korelasi antara skors item dengan Tidak Langsung Variabel X1 sampai dengan
totalnya menunjukkan koefisien yang X4 sebagai Kategori-kategori Penataan
signifikan dan mempunyai nilai reliabilitas Organisasi terhadap variabel Y Kinerja
yang reliabel. Pegawai dapat dilihat pada tabel sebagai
Penetapan Pengaruh Langsung Variabel berikut:
X terhadap Y dan Pengaruh Tidak Langsung
Variabel X1 sampai X4 terhadap Y
berdasarkan analisis jalur (Path Analysis)
serta keterkaitannya dengan hipotesis
6

Tabel 1 guna meningkatkan Kinerja Pegawai secara


Kesimpulan Analisis Statistik menyeluruh. Atas dasar itu, dapat dinyatakan
Variabel Penataan Organisasi bahwa variabel Penataan Organisasi cukup
terhadap Kinerja Pegawai signifikan bagi peningkatan Kinerja Pegawai
Xi t hitung t tabel Kesimpulan Ket. pada Dinas Kesehatan Kota Banjar.
X1 7,361 1,671 HO Ditolak Signifikan Makna dari besaran nilai di atas, dapat
diasumsikan bahwa semakin efektif
X2 2,191 1,671 HO Ditolak Signifikan pelaksanaan Penataan Organisasi, semakin
X3 2,581 1,671 HO Ditolak Signifikan besar Kinerja Pegawai untuk memberi
kontribusi terhadap keberhasilan organisasi
Tidak
X4 -0,559 1,671 HO Diterima secara keseluruhan. Keberhasilan Penataan
Signifikan
Organisasi ini telah sesuai dengan visi dan
Sumber: Hasil Analisis Penelitian 2016. misi yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan
Kota Banjar. Visi Dinas Kesehatan Kota
H. Pembahasan Banjar, yaitu Terwujudnya Masyarakat Kota
Setelah diketahui hasil penelitian melalui Banjar yang Sehat Secara Mandiri tahun 2018.
analisis jalur (Path Analysis), maka Atas dasar Visi tersebut, maka Misi yang
selanjutnya dilakukan analisis tahapan diembannya yaitu: (1) Meningkatkan
pembahasan. Pembahasan pengaruh Penataan kemandirian masyarakat melalui
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pemberdayaan dan kemitraan untuk Hidup
dimaksud untuk mengungkapkan dan Sehat dalam Lingkungan Sehat, (2)
menjelaskan hasil penelitian serta Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
menganalisis hasil penelitian dengan Masyarakat yang Berkualitas, Merata dan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan berkeadilan, (3) Meningkatkan Kualitas
kualitatif, juga membahas hasil pengujian Sumber Daya dan Profesionalisme Tenaga
hipotesis dengan mengungkapkan temuan- Kesehatan, (4) Meningkatkan Manajemen
temuan yang akan dibahas, baik pembahasan Kesehatan yang dukung sistem informasi
secara langsung (simultan) maupun tidak berbasis Teknologi Informasi.
langsung (parsial) Berdasarkan hasil penelitian secara
simultan visi dan misi tersebut telah dicapai
1. Pembahasan Pengaruh Simultan
pada Dinas Kesehatan Kota Banjar, hal ini
Penataan Organisasi Terhadap Kinerja
telah sesuai dengan tujuan strategis dari misi
Pegawai Pada Dinas Kesehatan Kota
yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan
Banjar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Banjar, antara lain: (1) Meningkatkan
besarnya pengaruh Penataan Organisasi Partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam
menunjukkan besaran nilai signifikan pembangunan kesehatan. (2) Meningkatkan
terhadap Kinerja Pegawai secara optimal, status kesehatan masyarakat melalui
yaitu 82,17%. Artinya pengaruh Penataan peningkatan upaya kesehatan. (3)
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Meningkatkan ketersediaan pelayanan
menunjukkan pengaruh positif. Nilai tersebut kesehatan yang paripurna, berkualitas dan
menunjukkan bahwa Penataan Organisasi berkeadilan. (4) Meningkatkan kecukupan
telah dilakukan oleh pimpinan terhadap Tenaga Kesehatan yang Profesional. (5)
bawahan untuk meningkatkan kinerja Meningkatkan ketersediaan obat dan
pegawai. Dalam hal ini pimpinan telah perbekalan kesehatan. (6) Meningkatkan
memberlakukan aturan Penataan Organisasi kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
secara konsisten dan terprogram sedemikian pelayanan kesehatan. (7) Meningkatkan
rupa, sehingga Kinerja Pegawai dapat kualitas manajmen program pembangunan
diketahui dari evaluasi yang dilakukan secara kesehatan.
rutin. Melihat kenyataan di lapangan Berdasarkan uraian di atas, makna dari
pelaksanaan Penataan Organisasi ini telah pelaksanaan Penataan Organisasi tersebut
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada, menunjukkan bahwa Penataan Organisasi
memiliki peran penting bagi peningkatan
7

Kinerja Pegawai. Keberhasilan ini memberi Pegawai menunjukkan pengaruh yang positif
pengaruh bagi keberhasilan organisasi secara berdasarkan hitungan statistik dengan besaran
keseluruhan untuk memberikan pelayanan angka 2,81%. Hal ini menunjukkan bahwa
kepada masyarakat secara penuh. Dengan Kategori Penataan Teknologi telah memberi
demikian, pengaruh secara simultan makna penting bagi peningkatan Kinerja
menunjukkan hasil yang valid dan potensial Pegawai di Dinas Kesehatan Kota Banjar.
untuk meningkatkan Kinerja Pegawai pada Tingginya pengaruh Kategori Penataan
Dinas Kesehatan Kota Banjar. Teknologi terhadap Kinerja Pegawai, karena
2. Pengaruh Variabel Lain di luar pegawai telah memahami tentang tata cara
Variabel yang Dikaji penggunaan teknologi yang dimiliki oleh
Selain variabel yang dikaji di muka, Dinas Kesehatan Kota Banjar.
banyak variabel lain yang berpengaruh Pengaruh Penataan Organisasi melalui
terhadap Kinerja Pegawai untuk dikaji dan Kategori Penataan Setting fisik terhadap
dibahas lebih lanjut di kemudian hari untuk Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh yang
memperkuat dan memperkokoh teori-teori positif berdasarkan hitungan statistik dengan
yang telah dibahas dan dikembangkan dalam besaran angka 9,14%. Hal ini menunjukkan
penelitian ini, pengaruh lain tersebut sebesar bahwa Kategori Penataan Setting fisik telah
17,83%. memberi makna positif pada Dinas Kesehatan
Variabel lain yang berpengaruh ini Kota Banjar. Tingginya pengaruh Kategori
mengingatkan bahwa variabel luar sama Penataan Setting fisik terhadap Kinerja
pentingnya dengan variabel yang telah Pegawai, karena Kepala Dinas telah memiliki
dibahas dalam penelitian ini. Untuk itu wawasan dan para pegawainya mampu
variabel luar ini dapat dijadikan studi lanjutan melakukan setting fisik berkaitan dengan
dalam penelitian mendatang agar dapat tugas tata ruang di lingkungan Dinas
menemukan hasil penelitian lebih luas dilihat Kesehatan Kota Banjar.
dari berbagai variabel yang multivarian. Pengaruh Penataan Organisasi melalui
Penelitian lanjutan terhadap variabel luar ini Kategori Penataan Orang terhadap Kinerja
akan mengembangkan khasanah keilmuan di Pegawai menunjukkan pengaruh yang negatif
bidang kebijakan publik untuk memberi berdasarkan hitungan statistik dengan besaran
kontribusi lebih banyak pada berbagai angka -0,06%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel yang dikembangkan bagi peningkatan Kategori Penataan Orang belum memberi
pemahaman berbagai segi, guna menambah makna positif pada Dinas Kesehatan Kota
manfaat dalam meningkatkan kemajuan Banjar. Rendahnya pengaruh Kategori
institusi publik. Penataan Orang terhadap Kinerja Pegawai,
3. Pembahasan Pengaruh Parsial karena Kepala Dinas belum sepenuhnya
Penataan Organisasi Terhadap Kinerja menempatkan pegawai sesuai dengan kealian
Pegawai Pada Dinas Kesehatan Kota yang dimilikinya.
Banjar
Pengaruh Penataan Organisasi melalui I. Kesimpulan
Kategori Penataan Struktur terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil penelian tentang
Pegawai menunjukkan pengaruh yang positif
Penataan Organisasi terhadap Kinerja
berdasarkan hitungan statistik dengan besaran
Pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Banjar,
angka 70,29%. Hal ini menunjukkan bahwa
selanjutnya dapat disimpulkan hasil-hasil
Kategori Penataan Struktur telah dijalankan
analisis dan pembahasan penelitian tersebut
secara optimal oleh Pimpinan Dinas
sebagai berikut:
Kesehatan Kota Banjar. Tingginya pengaruh
1. Secara simultan variabel Penataan
Kategori Penataan Struktur terhadap Kinerja
Organisasi telah berpengaruh secara
Pegawai, karena Penataan Struktur telah
signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada
dijalankan dan terlihat dalam peraturan Dinas
Dinas Kesehatan Kota Banjar, dalam hal
Kesehatan.
ini variabel Penataan Organisasi tersebut
Pengaruh Penataan Organisasi melalui
merupakan variabel yang sangat penting
Kategori Penataan Teknologi terhadap Kinerja
8

untuk meningkatkan kinerja pegawai 2) Penelitian lanjutan diharapkan dapat


dalam memecahkan berbagai masalah mendukung hasil-hasil penelitian ini untuk
yang dihadapai pada Dinas Kesehatan memberikan manfaat bagi pengembangan
Kota Banjar. Namun masih ada variabel ilmu administrasi publik di masa
lain yang berpengaruh terhadap kinerja mendatang.
pegawai yang perlu dilakukan penelitian 2. Saran Praktis:
lebih lanjut. 1) Mengoptimalkan kinerja pegawai melalui
2. Secara parsial Kategori-kategori Penataan Penataan Organisasi khususnya ditinjau
Organisasi yang terdiri dari kategori dari kategori-kategori yang belum
Penataan Struktur, Penataan Teknologi, memberikan pengaruh yang positif, yaitu
Penataan Setting fisik dan Penataan Orang kategori Penataan Orang.
berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai 2) Perlu dilakukan usaha-usaha pemecahan
pada Dinas Kesehatan Kota Banjar. masalah untuk meningkatkan kategori
Namun hasil penelitian menunjukkan Penataan Orang, mengingat kategori ini
adanya variasi nilai yang tidak sama belum dapat dijalankan dengan
diantara kategori-kategori tersebut. Hasil sepenuhnya oleh pimpinan, karena masih
penelitian menunjukkan bahwa ada satu adanya pegawai yang ditempatkan belum
kategori Penataan Organisasi yang sesuai dengan keahliannya, sehingga
menunjukkan pengaruh tidak signifikan kategori ini perlu mendapat perhatian
terhadap Kinerja Pegawai yaitu kategori Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar.
Penataan Orang. Kategori ini belum 3. Saran Kebijakan:
memberikan makna positif bagi Guna pencapaian hasil kerja yang
peningkatan Kinerja Pegawai, karena maksimal, sebaiknya Dinas Kesehatan
Kepala Dinas belum sepenuhnya Kota Banjar memiliki pedoman kerja
melakukan penempatan pegawai tersendiri yang berkaitan dengan teknis
berdasarkan keahlian setiap pegawai. dan metode Penataan Struktur pada Dinas
Sedangkan tiga kategori lainnya yaitu: Kesehatan Kota Banjar.
kategori Penataan Struktur, Penataan
Teknologi dan Penataan Setting fisik telah
menunjukkan pengaruh yang signifikan, DAFTAR PUSTAKA
karena Kepala Dinas telah melakukan
penataan struktur kerja, tata ruang kerja Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi
dan teknologi dengan ketentuan yang dan Manajemen. Jakarta: Ghalia
sesuai kebutuhan pada Dinas Kesehatan Indonesia.
Kota Banjar. French, Wendell L. and Cecil H. Bell. 1981.
Dimensions of Organizational
J. Saran-saran Behavior. New York: Mac. Millan
Publishing Co. Inc.
Berdasarkan temuan penelitian,
Hammaer, Michael and James Cahammpy.
disampaikan saran-saran peneliti sebagai
1995. Rekayasa Ulang Perusahaan
kontribusi hasil penelitinan untuk
(Reenginering The Coorporation).
meningkatkan Kinerja Pegawai pada Dinas
Terjemahan: Djeorban Wahid. Jakarta:
Kesehatan Kota Banjar. Saran-saran tersebut
Gramedia.
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen
1. Saran Akademik:
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
1) Sebaiknya dilakukan penelitian lebih
Bumi Aksara.
lanjut bagi pengembangan ilmu
Nazir, Mohammad. 1985. Metode Penelitian.
administrasi publik yang berkaitan dengan
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Penataan Organisasi dan Kinerja Pegawai,
Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber
terutama yang terkait dengan variabel-
Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
variabel di luar variabel Penataan
Persada.
Organisasi.
9

Robbin, Stephen P. 1994. Teori Organisasi.


Terjemahan: Jusuf Udaya. Jakarta:
Arcan.
. 1996. Perilaku
Organisasi. Terjemahan: Jusuf Udaya.
Jakarta: Prehallindo.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1982.
Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. 1992. Metoda Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Dokumen

Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6


Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Banjar.

*) Mahasiswa Program Magister Ilmu


Administrasi Program Pascasarjana
Universitas Pasundan Bandung.

Anda mungkin juga menyukai