Anda di halaman 1dari 11

10/14/2019 HISTOLOGY: 4.

TULANG

Lainnya Buat Blog Masuk

HISTOLOGY

Friday, October 27, 2006

4. TULANG About

Histology

About Me

Name: TADEUS ARUFAN JASRIN


View my complete profile

Previous

5. DARAH
6. OTOT
7. JARINGAN SARAF
8. SUSUNAN SARAF TEPI
9. SUSUNAN SARAF PUSAT
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh
10. KULIT
matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai
11. KARDIOVASKULAR
osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium
12. ORGAN LYMFOID
hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. 13. SISTEM RESPIRASI
14. SISTEM PENCERNAAN I
Sel-sel pada tulang adalah :

Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi


osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan
jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek
yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang.


Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang
dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.

Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang


dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang
bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit
makrofag.

Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang


menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit
pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana
otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya
pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan
homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang
kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian
dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok

histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 1/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh
substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

STRUKTUR MAKROSKOPIK

Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur :


Substantia spongiosa (berongga)
Substantia compacta (padat)
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa
dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya
sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang
padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan
dan juga dengan rongga sumsum tulang.

JENIS JARINGAN TULANG

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu


:

Tulang muda/tulang primer


Tulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer
mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak,
sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

Jaringan Tulang PrimerDalam pembentukan tulang atau juga


dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang
tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat
sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder
Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven
bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen
yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat
osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada
pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi
pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.
Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain
untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam
mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak
jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder.
Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi
tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan
resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya
terdapat lamella saja.

Jaringan Tulang Sekunder


Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga
sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari
ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran
lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam
lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan
melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis
Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut
saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur
konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon.
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 2/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae


atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella,
serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu
osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di
dekatnya arahnya menyilang.
Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf
yang merupakan bahan perekat.
Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut :
Tersusun konsentris membentuk osteon.
Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema
interstitialis.
Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae
circumferentialis externa.
Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk
lamellae circumferentialis interna.

PERIOSTEUM

Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan


pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah
yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan
menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke
dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula
lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh
karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses
penyembuhan tulang.

Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena :

pembuluh-pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.


terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam
tulang.
terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey.

ENDOSTEUM
Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang
membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh
rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan
Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan
sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

KOMPONEN JARINGAN TULANG


Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang
juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen
fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh, seperti telah
dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel :

Osteoblas
Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh
karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh.
Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat
pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal.
Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung
ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut
memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam

histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 3/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom.

Osteosit
Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan
gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai
tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga
dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-
tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat
diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih
terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-
ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan
melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan
adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan
menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat
berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

Osteoklas

Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara


20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini
ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam tahun 1873 yang
telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan
resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan
keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang
yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini
secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk
batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat
dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat
mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan
komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian
bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan
dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri
dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang
terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses
remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan
tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada
pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.

Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat bahwa


keberadaan osteoklas merupakan akibat dari penghancuran tulang.
Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas akan bergabung
menjadi osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah
banyak ditinggalkan dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel
osteoklas-lah yang menyebabkan terjadinya penghancuran jaringan
tulang.

Sel Osteoprogenitor
Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan
pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan
jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum.
Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan
mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk
tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang
tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik
menghasilkan osteoklas.
Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga
berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel
cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 4/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini


dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah
maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada
pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula
penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat
berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih – lebih pada permukaan
dalam dari jaringan tulang.

MATRIKS TULANG
Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi
interseluler terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks
organic.
95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari
substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang
tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen
yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total
kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan
pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada
struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan
tempat bagi deposit mineral.
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki
proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama
terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi
dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan
terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen.
Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein)
yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi,
osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan
komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan
beberapa protein.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar
terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal
hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut
kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium,
natrium, dan potassium.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam
matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan
organik khususnya serabut kolagen.

MEKANISME KALSIFIKASI DAN RESORPSI TULANG

Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti,


namun disini akan dibahas garis besarnya.
Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme
kalsium dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan
semula berada dalam aliran darah. Osteoblas berperan dalam
mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah
dan cairan jaringan mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk
pengendapan kalsium Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion
fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion tersebut diperoleh dari
pengaruh enzim alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut juga
dapat diperoleh dari pengaruh hormone parathyreoid dan pemberian
vitamin D atau pengaruh makanan yang mengandung garam kalsium
tinggi.
Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena
kondisi yang agak asam lebih menjurus ke pembentukan garam
CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah larut,
maka untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 5/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

yang lebih tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan


Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.
Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast
dan khondrosit hipertrofi disebabkan sekresi alkali fosfatase yang
akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang ada di sekitarnya.
Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti
pengendapan, sehingga kristal-kristal kalsium akan tersusun
sepanjang serabut.
Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya,
karena tulang akan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah
jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi dengan
pengikisan tulang dari permukaan dalamnya.
Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel
osteoklas, mencakup pembersihan garam mineral dan matriks
organic yang kebanyakan merupakan kolagen. Dalam kaitannya
dengan resorpsi tersebut terdapat 3 kemungkinan :
osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang
disusul dengan depolimerisasi molekul-molekul organic,
osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan
glikoprotein sehingga garam mineral yang melekat menjadi bebas,
sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
Rupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam
membersihkan garam mineral yaitu dengan menyediakan suasana
setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana
cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. Perlu
pula dipertimbangkan adanya lisosom dalam sitoplasma osteoklas
yang pernah dibuktikan.

PERTUMBUHAN TULANG

Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu


osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya
menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh
tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula
menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut
adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling
oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa
yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi
tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi
perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi
homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone
pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.

Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa,
karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk
selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan
desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.
Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi
lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh
darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-
tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-
serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang
sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang
yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah
yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap
tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 6/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal


tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi
osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid
kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau
trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi
molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan
sekresi glikoprotein.
Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh
proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari
matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid
sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam
dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan
osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui
tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas
yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh
sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya
perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin
menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin
menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat,
rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada
bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan
pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang
akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel
osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami
mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut

Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran
khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat
penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah pusat penulangan
primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan
terdesak mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit
terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap
menerima pengendapan garam – garam kalsium yang pada gilirannya
akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap
karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan
berakhir dengan kematian., sehingga rongga – rongga yang saling
berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan
mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh
pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan,
perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi
osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya
pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan
pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan
pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga –
rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk
kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan
pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh –
pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan
periosteum, yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat
penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami
klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding
matriks. Sel – sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan
osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago akan
bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan
matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 7/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks


kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan
mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid
berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks
kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan
primer yang terjadi dalam diaphysis akan disusun oleh pusat
penulangan sekunder yang berlangsung di ujung – ujung model
kerangka kartilago.

PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA

Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di


daerah epiphysis, maka teradapatlah sisa – sisa sel khondrosit
diantara epiphysis dan diaphysis. Sel – sel tersebut tersusun bederet
–deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing – masing
deretan sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago,
sedangkan sel –sel kartilago dalam masing – masing deretan
dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago yang memisahkan
epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga
dinamakan Discus epiphysealis.
Sel –sel dalam masing – masing deretan tidak sama penampilannya.
Hal ini disebabkan karena ke arah diaphysis sel – sel kartilago
berkembang yang sesuai dengan perubahan – perubahan yang
terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel –sel dalam
setiap deret seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran
yang dibedakan dalam daerah – daerah perkembangan.

Daerah – daerah perkembangan :

1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel –


sel gepeng.
2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi
bertambah besar.
3. Zona hypertrophy : sel –sel membesar dan bervakuola.
4. Zona kalsifikasi : matriks cartílago mengalami kalsifikasi.
5. Zona degenerasi : sel – sel cartílago berdegenerasi diikuti oleh
terbukanya lacuna sehingga terbentuk trabekula.

Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula


di daerah ke arah diaphysis diletakan sel –sel yang akan berubah
menjadi osteoblas yang selanjutnya akan melanjutkan penulangan.
Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin
menipis, sehingga akhirnya pada orang yang telah berhenti
pertumbuhan memanjangnya sudah tidak deketemukan lagi.

PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA


Pertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus
epiphysealis juga mengalami pertambahan diameter dengan cara
pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh periosteum
lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari
permukaan dalamnya.
Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 8/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

diameter tulang bertambah namun ketebalannya tetap


dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat tulang
akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya.

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG


Pada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk
semacam sistem harvers yang tidak teratur polanya yang dinamakan
sistem Havers primitif. Untuk membentuk sistem Havers dengan pola
teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan
sehingga terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada
beberapa tempat yang terletak tersebar dalam bentuk rongga –
rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. Rongga –
rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang
memanjang, disusul oleh masuknya pembuluh darah bersama
jeringan sumsum tulang kedalam rongga – rongga tersebut. Apabila
rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah
pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan oleh darah pada
dinding rongga. Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran
– lembaran yang dimulai dari dinding rongga yang makin lama makin
mengecilkan rongga sehingga akhirnya pembuluh darah dikelilingi
penuh oleh lembaran – lembaran tulang. Dengan demikian
terbentuklah sistem harvers dengan pembuluh darah di tengahnya.
Pada perbatasan luar setiap sistem harvers terdapat substansi
perekat yang merupakan sisa matriks tulang.
Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas,
namun akan terjadi pula erosi lagi yang diikuti pembentukan sistem
harvers baru seperti semula. Proses tersebut terjadi berulang-ulang
sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan
beberapa struktur :

1. Sistem Havers yang lama


2. Sistem Havers yang sedang dibentuk
3. Ruang-ruang karena erosi
4. Sisa – sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil.

PERBAIKAN PATAH TULANG


Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan
perdarahan yang biasanya akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan
juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel – sel tulang di
dekatgaris patah.
Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari
bekuan darah, sisa – sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan
endosteum disekitar tulang yang patah menanggapi dengan
meningkatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah jaringan
seluler disekitar garis patah dan di antara ujung – ujung tulang yang
terpisah.
Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan
enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk penulangan
enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago hialin yang
berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi
fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago
yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi celah diantara
fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus
kartilago. Sel – sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum
akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi
penulangan desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai
trabekula dalam jaringan kartilago yang merupakan jaringan
penopang sementara dalam perbaikan patah tulang. Tekanan pada
tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 9/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG

tulang ke bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan


lenyap melalui resorpsi.

PERSENDIAN DAN MEMBRANA SYNOVIALIS


Tulang – tulang dihubungkan satu ama lain melalui persendian.
Berdasarkan strukturnya terdapat berbagai bentuk sendi yang juga
menentukan keluasan gerakan bagian – bagian tulang yang terlibat.
Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan :

1. Synathrosis : gerakan terbatas.


2. Diathrosis : gerakan luas.

Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung – ujung


tulang berdekatan terdapat rongga yang dinamakan Cavum
artikularis. Rongga ini berdinding jaringan ikat padat.
Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan, yaitu :

1. Lapisan fibrosa (di sebelah luar)


2. Lapisan sinovial (disebelah dalam)

Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel –


sel sinovial. Permukaan dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi
oleh sel – sel berbentuk gepeng atau kuboid. Di bawah lapisan ini
terdapat jaringan pengikat longgar atau padat dan jaringan lemak.
Sel –sel membran sinovial berasal dari jaringan mesenkhim yang
dipisahkan oleh substansi dasar.

Bahan Kuliah Mahasiswa FKG-UNPAD


Sumber : Prof. Subowo dr., Msc., PhD

posted by TADEUS ARUFAN JASRIN at 7:12 AM

Search
Web News

1 Comments:

referensi nya mantap...

By nulirman buton, at 10:03 PM

histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 10/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
Post a Comment

<< Home

histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 11/11

Anda mungkin juga menyukai