TULANG
HISTOLOGY
4. TULANG About
Histology
About Me
Previous
5. DARAH
6. OTOT
7. JARINGAN SARAF
8. SUSUNAN SARAF TEPI
9. SUSUNAN SARAF PUSAT
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh
10. KULIT
matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai
11. KARDIOVASKULAR
osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium
12. ORGAN LYMFOID
hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. 13. SISTEM RESPIRASI
14. SISTEM PENCERNAAN I
Sel-sel pada tulang adalah :
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 1/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh
substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
STRUKTUR MAKROSKOPIK
Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer
mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak,
sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.
PERIOSTEUM
ENDOSTEUM
Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang
membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh
rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan
Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan
sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.
Osteoblas
Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh
karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh.
Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat
pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal.
Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung
ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut
memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 3/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
Osteosit
Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan
gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai
tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga
dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-
tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat
diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih
terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-
ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan
melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan
adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan
menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat
berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.
Osteoklas
Sel Osteoprogenitor
Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan
pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan
jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum.
Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan
mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk
tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang
tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik
menghasilkan osteoklas.
Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga
berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel
cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 4/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
MATRIKS TULANG
Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi
interseluler terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks
organic.
95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari
substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang
tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen
yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total
kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan
pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada
struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan
tempat bagi deposit mineral.
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki
proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama
terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi
dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan
terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen.
Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein)
yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi,
osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan
komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan
beberapa protein.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar
terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal
hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut
kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium,
natrium, dan potassium.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam
matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan
organik khususnya serabut kolagen.
PERTUMBUHAN TULANG
Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa,
karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk
selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan
desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.
Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi
lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh
darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-
tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-
serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang
sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang
yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah
yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap
tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 6/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran
khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat
penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah pusat penulangan
primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan
terdesak mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit
terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap
menerima pengendapan garam – garam kalsium yang pada gilirannya
akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap
karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan
berakhir dengan kematian., sehingga rongga – rongga yang saling
berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan
mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh
pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan,
perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi
osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya
pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan
pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan
pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga –
rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk
kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan
pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh –
pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan
periosteum, yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat
penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami
klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding
matriks. Sel – sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan
osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago akan
bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan
matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 7/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
Search
Web News
1 Comments:
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 10/11
10/14/2019 HISTOLOGY: 4. TULANG
Post a Comment
<< Home
histofkgsp.blogspot.com/2006/10/4-tulang.html 11/11