Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM AGROBIOSAINS

PEMISAHAN PIGMEN MENGUNAKAN TEKNIK


KROMATOGRAFI

Oleh:

Jihada Rizqi Priyono (171510501100)


Fenty Fitra (171510501130)

GOLONGAN/KELOMPOK
A/3b

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman, sama seperti hewan, memiliki bagian struktur dan fungsi tertentu,
namun cara hidup mereka berbeda dengan hewan. Hewan berlari, berjalan,
melompat, dan bergerak untuk mendapatkan makanan mereka dan melindungi diri
dan keturunanya dari pasangan. Tanaman menghasilkan makanan mereka sendiri
melalui proses fotosintesis (Diah, et all, 2014). Tumbuahan memanfaatkan energi
matahari melalui proses fotosintesis, yang berarti menyusun dengan bantuan
cahaya. Secara kimiawi, fotosintesis amatlah rumit namun hasil akhirnya
sederhana, yaitu dua zat anorganik berupa CO2 dan air berkombinasi menjadi
senyawa-senyawa organik serta energi. Senyawa-senyapa tersebut menyusun
jaringan tumbuhan dan mendorong pertumbuha. Salah satu organ tunbuhan yang
berperan dalam proses ini adalah daun (Barnie, 2005). Warna pada daun biasanya
disebabkan oleh pigmen yang dikandungnya, seperti klorophyl, anthosianin
(flavonoid), serta karotenoida yang terdiri dari karoten dan xanthophyl. Menurut
Sjursnes, et all, (2016) Pigmen dalam daun hijau biasanya terkandung karotenoid,
klorofil, dan pheophytins. Dua yang terakhir adalah struktur porfirin. Salah satu
mekanisme dekomposisi klorofil adalah hilangnya Mg2+ dari cincin porfirin,
menghasilkan pheophytins abu-abu yang sesuai. Pembentukan pigmen dalam
tumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, intensitas
cahaya dan pH tanah (Rousdy, 2017). Menurut Campbell, dkk (2002), klorofil a
memiliki warna hijau kebiruan, sedangkan klorofil b memiliki warna hijau
kekuningan, pigmen lainnya yaitu karetonoid, hidrokarbon yang mempunyai
warna berbagai campuran kuning dan jingga. Anthocyanin berwarna pigmen larut
air milik kelompok fenolik. Pigmen dalam bentuk glikosilasi. Anthosianin
bertanggung jawab atas warna, merah, ungu, dan biru, dalam buah dan sayuran
(Khoo et al. 2017). Menurut Gogahu, dkk (2016), Puring merupakan tanaman
yang memiliki warna dan bentuk daun yang beragam seperti kuning, hijau, merah
dan coklat sehingga tanaman puring dimanfaatkan sebagai tanaman hias warna-
warni tersebut disebabkan karena adanya bermacam-macam pigmen warna

Laporan Praktikum Agrobiosains


didalam daun. Dalam proses fotosintesis klorofil atau pigmen hijau daun sangat
diperlukan sehingga setiap daun sangat membutuhkan klorofil. Belum ada data
yang menunjukkan apakah perbedaan dominansi warna pigmen daun juga
mengandung perbedaan kandungan klorofilnya. Kromatografi adalah salah satu
metode analisis yang mampu memisahkan komponen sampel daun tanaman
berdasarkan interaksi antara fase diam dan fase gerak. Kromatografi adalah teknik
biofisik yang penting yang memungkinkan pemisahan, identifikasi, dan
pemurnian komponen campuran untuk analisis kualitatif dan kuantitatif (Coskun
2016). Teknik kromatografi dapat diartikan sebagai suatu teknik yang digunakan
untuk memisahkan pigmen warna pada daun. Praktikum ini bertujuan untuk
mengatahui berbagai macam pigmen warna pada daun puring serta mempelajari
sifatsifatnya.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengetahui berbagai macam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat-
sifatnya.

Laporan Praktikum Agrobiosains


METODOLOGI

2.1 Alat
1 Gelas Ukur
2 Gunting
3 Kertas Saring (3 x 15 cm)
4 Pipet
5 Mortir dan pestelnya
6 Timbangan

2.2 Bahan
1 Alkohol 96%
2 Daun puring kuning, hijau, dan merah

2.2 Metode
1. Siapkan kertas saring dengan ukuran tertentu (3 x 15) cm,
2. Daun sebanyak 0,5 -1,0 gram digerus menggunakan mortar (untuk
mempermudah penggerusan ditambahkan pasir quarza),
3. 5 ml alkohol 96% ditambahkan kedalam gerusan daun, penggerusan
dilanjutkan sampai semua pigmen terlarut dalam alkohol sampai ekstrak
terlihat hijau.
4. Ekstrak dimasukan ke dalam tabung mikro (2 ml), lalu disentrifugasi
beberapa saat sampai terjadi endapan atau pellet.
5. Supernatan yang berwarna hijau diambil dan dimasukan ke dalam tabung
mikro yang baru.
6. Teteskan ekstrak pada kertas saring menggunakan pipet paster secara
perlahan, ulangi penetesan beberapa kali setelah ekstrak kering
7. kertas saring dimasukan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 10 ml etanol
96 %.
8. Biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama sampai terlihat
pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya.
Laporan Praktikum Agrobiosains
9. Amati pemisahan pigmen pada kertas sampai pelarut hampir mencapai
ujung kertas bagian atas.
10. Ambil kertas saring lalu ukur jarak masing-masing pigment dengan
penggaris, hitung nilai Rf masing-masing pigmen (Paling sedikit akan
diperoleh 3 macam pigmen yaitu klorofil-a berwarna hijau; klorofil-b
berwarna hijau-biru dan karotenoid berwarna kuning sampai jingga).
B. Pemisahan Pigmen
1. Timbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Daun ditumbuk/dihaluskan dengan mortar dan stamper serta diberi sedikit
CaCO3.
3. Tambahkan 20 cc aseton. Larutan aseton yang berwarna hijau gelap disaring
dengan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Siapkan corong pemisah dan diisi dengan 10 – 25 cc petroleum eter dan
letakkan berdiri.
5. Isikan 10 -15 cc larutan Aseton dalam corong pemisah dan dicampur secara
perlahan-lahan. Tunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Pisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.

Laporan Praktikum Agrobiosains


HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Pertumbuhan meristematik pucuk tanman kacang panjang
Ulangan 1

Interval Pertumbuhan Panjang


Dokumentasi
H0 H+3 H+7

1 0mm 2mm 60mm

2 0mm 2mm 20mm

3 0mm 2mm 15mm

4 0mm 2mm 15mm

Pertumbuhan meristem pucuk pada tanaman kacang panjang ulangan kedua


pada dari H0 atau saat penanaman masih belum dapat diberi interval. Tanaman
kacang panjang dapat diberi interval dari pucuk atas batang sebanyak 4 dengan
jarak 2 mm per intervalnya pada H+3 setelah penanam karena telah mengalami
pertumbuhan. Interval pada tanaman kacang panjang tidak mengalami perubahan
dan pertambahan panjang pada H+7 setelah penanaman karena beberapa faktor
seperti terkena jamur, kekurangan air, dan tanah yang terlalu lembek.

3.2 Pembahasan
Pertumbuhan pada suatu tanaman tidak terjadi di seluruh bagian tanaman.
Masing-masing bagian dari tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda. Jaringan dalam tanaman yang masih aktif membelah disebut
dengan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan bersifat embrio
yang mampu membelah secara terus-menerus dan mengakibatkan pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi pada suatu tanaman. Pertumbuhan pada tanaman
dapat dibedakan menjadi 3 bagian atau zona yaitu zona pembelahan atau zona
meristematik, zona pemanjangan, dan zona diferensiasi. Masing-masing zona

Laporan Praktikum Agrobiosains


memiliki peran masing-masing. Zona pembelahan atau zona meristematik
merupakan zona atau daerah terbentuknya sel sel baru dari hasil pembelahan sel
yang terjadi di zona meristematik. Zona pemanjangan merupakan zona atau
daerah bertambahnya ukuran dari sel-sel hasil pembelahan yang terjadi pada zona
meristematik. Zona diferensiasi merupakan zona atau daerah berkembangnya sel
menjadi suatu organ (Mulyani, 2006).
Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan tempat
terdapatnya yaitu meristem pucuk, meristem interkalar, dan meristem lateral.
Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi 2 juga yaitu jaringan meristem apikal
dan jaringan meristem lateral. Jaringan meristem apikal berperan dalam
pertumbuhan ke atas atau yang biasa disebut dengan pertumbuhan apex atau
apikal. Pertumbuhan memanjang ke atas pada suatu tanaman dipengaruhi oleh
jaringan meristem apikal. Pertumbuhan dominan apikal relatif lemah pada saat
masa sebelum berbunga dari suatu tanaman. Jaringan meristem lateral berperan
dalam pertumbuhan menyamping atau yang biasa disebut dengan pertumbuhan
lateral. Pertumbuhan menyamping seperti cabang-cabang dan ranting-ranting pada
suatu tanaman dipengaruhi oleh jaringan meristem lateral (Spirko and Rossi,
2015).
Tanaman kacang panjang pada saat praktikum dijadikan sebagai objek
pengamatan dari pertumbuhan pucuk. Tanaman kacang panjang yang telah
tumbuh kemudian diberi tanda dengan panjang 2mm setiap intervalnya dari ujung
batang tanaman kacang panjang tersebut sebanyak 4 interval dari ujung atas
tanaman kacang panjang. Tanaman kacang panjang ulangan 1 pada saat H+7
mengalami pertambahan panjang pada setiap intervalnya. Pertambahan panjang
dari setiap interval yang paling dominan adalah pada interval pertama dari ujung
batang tanaman kacang panjang dengan panjang 60mm. Pertambahan panjang
pada interval pertama tumbuh dan bertambah lebih dominan dikarenakan pada
ujung batang dari tanaman kacang panjang merupakan jaringan meristem apikal
dan termasuk zona pembelahan atau meristematik yang aktif membelah dan
mengakibatkan tanaman tumbuh memanjang ke atas, sehingga panjang pada
interval pertama lebih dominan dari pada interval lainnya. Tanaman kacang
Laporan Praktikum Agrobiosains
panjang ulangan kedua tidak tumbuh dapat dikarenakan oleh beberapa faktor
seperti jamur, kurangnya penyiraman, dan tanah yang terlalu lembek sehingga
tanaman tidak bisa tumbuh.
Tanaman kacang tanah pada saat praktikum dijadikan sebagai objek
pengamatan dari pertumbuhan akar. Tanaman kacang tanah yang telah tumbuh
akarya kemudian diberi tanda sebanyak 4 interval dengan panjang masing-masing
inteval adalah 2mm dari ujung paling bawah dari akar tanaman kacang tanah.
Tanaman kacang tanah ulangan 1 ketika H+7 setelah penanaman mengalami
pertambahan panjang pada setiap intervalnya. Tanaman kacang tanah ulangan 1
pada saat H+7 setelah penanaman mengalami pertambahan panjang yang paling
panjang atau dominan dengan panjang 12mm. Pertambahan panjang pada interval
1 dari akar tanaman kacang tanah tumbuh lebih panjang dan dominan dikarenakan
pada interval satu merupakan bagian jaringan mersitem apikal dan zona
pembelahan atau meristematik yang aktif membelah dan mengakibatkan akar
tanaman kacang tanah memanjang, sehingga panjang interval 1 pada akar tanaman
kacang tanah lebih panjang dari pada interval lainnya. Interval 2,3, dan 4 tidak
bertambah dikarenakan tanaman kacang tanah terkena serangan jamur yang
mengakibatkan akar dari tanaman kacang tanah tidak tumbuh. Tanaman kacang
tanah ulangan 2 juga tidak tumbuh dikarenakan tanaman kacang tanah ulangan
kedua juga terkontaminasi serangan dari jamur.

Laporan Praktikum Agrobiosains


KESIMPULAN

1. Tanaman kacang panjang yang diamati pada saat praktikum mengalami


pertumbuhan dan perkembangan bertambahnya panjang pada ujung batangnya
akibat aktivitas pertumbuhan dari jaringan meristematik pucuk yang terdapat
pada suatu tanaman.
2. Tanaman kacang tanah yang diamati pada saat praktikum mengalami
pertumbuhan dan pertambahan bertambahnya panjang pada ujung akarnya
akibat aktivitas pertumbuhan dan perkembengan dari jaringan meristematik
akar yang terdapat pada suatu tanaman.

Laporan Praktikum Agrobiosains


DAFTAR PUSTAKA

Anita, R. P. R. 2015. Pengaruh Abiotik Terhadap Hubungan Kekerabatan


Tanaman Sensevieria Trifasciata L. Biota. 1 (1): 33-41.

Arimarsetiowati, R. dan Ardiyani, F. 2012. Pengaruh Penambahan Auxin


Terhadap Pertunasan dan Perakaran Kopi Arabika Perbanyakan Somatik
Embriogenesis. Pelita Perkebunan. 28(2): 82-90.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Permatasari, D., A. Nurhidayati, T. 2014. Pengaruh Inokulan Bakteri Penambat


Nitrogen, Bakteri Pelarut Fosfat dan Mikoriza Asal Desa Condro,
Lumajang, Jawa Timur Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit.
Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(3): 2337-3520.

Laporan Praktikum Agrobiosains

Anda mungkin juga menyukai