Anda di halaman 1dari 9

BUKU PANDUAN PROMOSI KESEHATAN

PADA PASIEN RAWAT JALAN


RSUP H. ADAM MALIK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Buku Panduan Promosi Kesehatan Pada Pasien Rawat Inap dapat
selesai disusun.

Buku Panduan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang memberikan
pelayanan kepada pasien rawat jalan.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan pelayanan di rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam membantu
menyelesaikan penyusunan panduan ini.

Gunungsitoli, Desember 2017


Direktur RSU Bethesda Gunungsitoli-Nias

dr.Yorien Setia Alfarianti Lase


NIP.
BAB I
DEFINISI

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dibagi menjadi 2
kegiatan, yaitu PKRS di dalam rumah sakit dan PKRS di luar rumah sakit. Sebab
sebuah rumah sakit harus mampu mempromosikan kesehatan, dan rumah sakit
juga memiliki fungsi bagi masyarakat bukan hanya yang sakit tetapi juga
masyarakat sehat.
Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi dasar
promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana dan
advokasi.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-
masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara
menanganinya secara efektif serta efisien. Dengan kata lain, masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-masalah kesehatan

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 1


yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam
batas-batas tertentu).
Jika definisi ini diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut : Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien , dan kelompok-
kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan,
dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Promosi Kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi dasar
promosi kesehatan yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana dan
advokasi.
1. Pemberdayaan
Idealnya pemberdayaan dilakukan terhadap seluruh pasien, yaitu dimana
setiap petugas rumah sakit yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan,
maka dapat disediakan satu ruang khusus bagi para pasien rawat jalan yang
memerlukan konsultasi atau ingin mendapatkan informasi.
Ruang konsultasi ini disediakan di poliklinik dan dilayani oleh seorang tenaga
kesehatan dengan kualifikasi tertentu sesuai dengan poliklinik yang
bersangkutan. Di poliklinik penyakit dalam disediakan ruang konsultasi gizi
yang dikelola oleh Unit Gizi dengan seorang tenaga konsultan gizi. Pasien-
pasien penyakit dalam, khususnya pasien endokrin yang menderita setelah
berkonsultasi dengan dokter dapat meminta rujukan intern untuk konsultasi
gizi sehingga diet yang di konsumsinya dapat mendukung penyembuhannya.
Ruang konsul gizi ini juga dapat digunakan oleh pasien dari poliklinik lain
dengan terlebih dahulu mendapat rujukan intern dari dokter poliklinik yang
merawatnya.
Konsultasi seyogyanya dilakukan secara individual, namun demikian tidak
tertutup kemungkinan dilakukan konsultasi secara berkelompok ataupun
dalam bentuk penyuluhan.
Untuk pasien rawat jalan konseling berkelompok dalam bentuk penyuluhan ini
dilakukan di ruang tunggu pasien di depan apotek. Pasien-pasien yang sedang
menunggu antrian obat dapat sambil mendenganrkan penyuluhan kesehatan
yang disampaikan baik dari dokter maupun dari Unit penunjang lainnya.
Ruangan penyuluhan ini berada di tempat terbuka, dilengkapi dengan screen,
LCD dan pengeras suara. Petugas hanya cukup membawa laptop untuk

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 3


menunjang kegiatan ini. Pada saat memberikan penyuluhan ini ditunjang
dengan membagikan brosur atau leaflet kepada pasien.

2. Bina Suasana
Sebagaimana disebutkan di muka, pihak yang paling berpengaruh terhadap
pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya ke rumah sakit.
Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi yang tersedia di
poliklinik. Oleh karena itu di setiap poliklinik, khususnya diruang tunggu
pasien rawat jalan terdapat kotak leaflet, poster-poster, banner dan televisi
yang dilengkapi dengan VCD/DVD player yang menayangkan pesan-
pesan kesehatan secara terus-menerus.
Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang
diderita pasien yang diantarnya, si pengantar diharapkan dapat membantu
rumah sakit memberikan juga penyuluhan kepada pasien. Bahkan jika
pasien yang bersangkutan juga dapat ikut memperhatikan leaflet, poster
atau tayangan yang disajikan, maka seolah-olah ia berada dalam suatu
lingkungan yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang
dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat
segera diatasi.

3. Advokasi
Advokasi bagi kepentingan penderita rawat jalan umumnya diperlukan
jika penderita tersebut miskin. Biaya pengobatan dengan rawat jalan bagi
penderita miskin memang sudah dibayar melalui program BPJS
Kesehatan. Akan tetapi bagi penderita miskin, tuntasnya pengobatan
dengan rawat jalan tidak dapat dijamin jika mereka tidak memiliki biaya
untuk transportasi dari tempat tinggalnya ke rumah sakit. Atau tidak
memiliki dana membangun jamban di rumahnya, atau tidak memiliki dana
untuk menyemen lantai dan memasang genting kaca rumahnya agar
rumahnya tidak lembab. Oleh karena itu akan sangat membantu jika rumah
sakit dapat menyediakan uang pengganti ongkos bagi penderita miskin.

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 4


Mereka bisa menggunakan uang belanja terlebih dahulu atau mungkin
meminjam kepada orang lain, dan setelah itu rumah sakit akan
menggantinya. Untuk itu tentu diperlukan suatu penguturan khusus guna
mencegah penyalahgunaan.
Agar mampu melakukan upaya membantu penderita miskin tersebut,
rumah sakit dapat melakukan advokasi ke berbagai pihak, misalnya
kepada para pengusaha sukses untuk menyumbangkan dana. Dana ini
selanjutnya dikelola secara khusus dengan manajemen yang transparan
dan akuntabel sehingga siapapun dapat turut mengawasi penggunaannya.
Pengelolaannya bias melalui pembentukan yayasan atau lembaga
fungsional lain di bawah kendali Direktur Keuangan rumah sakit.

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 5


BAB III
TATA LAKSANA

A. Promosi Kesehatan di Ruang Pendaftaran


Begitu pasien masuk ke gedung rumah sakit, maka yang pertama kali harus
dikunjunginya adalah ruang atau tempat pendaftaran, dimana terdapat loket
untuk mendaftar. Mereka akan tinggal beberapa saat di ruang pendaftaran itu
sampai petugas selesai mendaftar. Setelah pendaftaran selesai barulan mereka
satu demi satu diarahkan ke tempat yang sesuai dengan pertolongan yang
diharapkan.
Kontak awal dengan rumah sakit ini perlu disambut dengan promosi
kesehatan. Sambutan itu berupa salam hangat yang dapat membuat mereka
merasa tenteram berada di rumah sakit. Di ruang ini pula disediakan informasi
tentang rumah sakit yang meliputi manajemen rumah sakit, dokter/perawat
jaga, pelayanan yang tersedia di rumah sakit, informasi tentang penyakit baik
pencegahan maupun tentang cara mendapatkan penanganan penyakit tersebut
serta peraturan dan tata tertib rumah sakit.
Media informasi yang digunakan di ruang ini sebaiknya berupa poster dalam
bentuk neon box yang memuat foto dokter dan perawat yang ramah disertai
kata-kata “Selamat Datang, Kami Siap Untuk Menolong Anda” atau yang
sejenis. Media yang lain yang dapat disiapkan di ruang ini adalah leaflet,
lembar balik dan TV.

B. Promosi Kesehatan di Ruang Tunggu Pasien


Promosi kesehatan di ruang tunggu pasien dilakukan dalam bentuk
penyuluhan secara berkelompok. Narasumber penyuluhan berasal dari SMF
atau Instalasi yang terkait. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan mulai jam
10.00 WIB sampai dengan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Petugas PKRS bertindak sebagai fasilitator dengan mempersiapkan peralatan
yang dibutuhkan, dan materi dalam bentuk power point dan leaflet. Pasien
akan diberi materi untuk penyakit tertentu dan berinteraksi dengan narasumber
dengan tanya jawab.

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 6


BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan ini di dokumentasikan dalam
berkas rekam medic pasien pada format Edukasi Multidisiplin. Pada format
tersebut petugas informasi di rawat jalan telah menjelaskan tentang tata tertib
rumah sakit serta hak dan kewajiban pasien. Apabila telah dijelaskan kepada
pasien, maka pasien atau keluarganya menandatangani berkas tersebut.
Untuk kegiatan penyuluhan di ruang tunggu, dokumentasinya dalam bentuk daftar
hadir audiens yang ditandatangani oleh pasien dan penyuluh serta petugas PKRS
yang dilengkapi dengan materi yang disampaikan. Pelaksanaan kegiatan ini dibuat
laporan berbentuk laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan tahunan yang
disampaikan kepada Direktut Umum dan Operasional.

Direktur RSU Bethesda Gunungsitoli-Nias

dr.Yorien Setia Alfarianti Lase


NIP.

PANDUAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Page 7

Anda mungkin juga menyukai