Anda di halaman 1dari 13

D

OLEH :

KELOMPOK 2

GUSNI ARNI SIHOMBING

MEILISA

DOSEN PEMBIMBING : DRA.HJ.SUAIDA LUBIS SST.M.Si

AKADEMI KEBIDANAN PEMKO TEBING TINGGI


T.A. 2014/2015
Cara Memandikan Bayi

Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus


dilakukan secara benar oleh orang tua. Selain ditujukan untuk
membersihkan badan bayi, memandikan bayi perlu dilakukan
secara hati-hati agar tidak melukai bayi mengingingat kondisi
bayi yang sangat lemah. Selain itu, memandikan bayi
merupakan bagian penting dari perawatan bayi. Berikut
beberapa cara dan tips yang dapat dilakukan oleh para orang
tua dalam memandikan bayi:

 Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi bayi.


 Isi air hangat (36-37 C) ke bak mandi, periksalah suhunya.
 Bukalah bajunya, bungkus dengan handuk di pangkuan Anda, usap matanya dengan
kapas yang dibasahi dengan air matang dingin, bersihkan sekitar wajah dan mulut.
 Bersihkan mata dari luar ke dalam, gunakan kapas yang dibasahi.
 Basuh kepala, wajah, leher, dada, lengan, punggung dan tungkainya. Perhatikan
daerah lipatan.
 Sabunilah kepala dan badan. Gunakan washlap. Pilih sabun bayi dengan formal PH
balance agar tidak pedih di mata.
 Keramasi rambutnya, pegang kepalanya di atas bak mandi. Keringkan, lepaskanlah
handuk, letakkan satu tangan di bawah pundaknya, sementara tangan lainnya
diletakkan di pantat. Masukkan bayi secara perlahan ke bak mandi.
 Topang leher dan pundaknya, sabuni dan bilas. Pegang pantatnya dan angkat.
Bungkus dengan handuk. Tepuk-tepuklah agar kering. Biarkan bayi terbungkus
handuk saat memakaikan baju dan popok.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memandikan bayi, terutama di bagian-
bagian tertentu dimana kondisinya begitu sulit untuk dijangkau dan juga mengingat kondisi
kulit bayi yang masih sensitif. Daerah spesifik tersebut adalah:

Membersihkan seputar alat kelamin bayi

 Pada bayi laki-laki:

Bersihkan kotoran yang ada pada kulup secara perlahan, dorong lembut kulit penis ke
pakaiannya. Sekalah (seko) kotoran dengan kasa basah.

 Pada bayi perempuan:

Bersihkan daerah kemaluan dari depan ke belakang (dari kemaluan ke anus dan dapat diulang
dengan kasa baru), demikian pula dengan selangkangan.

Membersihkan bagian dalam telinga dan hidung

 Bersihkan lubang hidung yang terlihat dengan kapas (cotton bud) basah.
 Bersihkan bagian terluar telinga yang bisa dilihat dengan kapas basah
 Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

Pada umumnya tali pusat bayi akan lepas sekitar 7-14 hari. Supaya tidak menyebabkan
infeksi pada bayi baru lahir, maka harus mendapatkan perawatan secara tepat.

Setelah pasca persalinan, seorang ibu pasti akan disibukkan dengan merawat bayi yang baru
lahir dan memberinya ASI (air susu ibu). Dalam beberapa hari pasca persalinan, tali pusat
bayi pastinya belum terlepas sehingga harus berhati-hati dalam merawatnya. Tali pusat bayi
berfungsi sebagai jaringan yang menjadi penghubung antara janin dalam kandungan dan
plasenta ibu. Bayi baru lahir biasanya tali pusat akan dipotong dan kemudian membalutnya
dengan kain kasa. Sehingga setelah beberapa hari kemudian akan terlepas dengan sendirinya.

Pada umumnya tali pusat bayi akan terlepas sekitar 7 hingga 14 hari. Supaya tidak
menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir, maka tali pusat harus mendapatkan perawatan
secara tepat, karena jika tali pusat pada bayi tidak dirawat dengan baik maka akan bisa
memicu serangan tetanus. Lalu bagaimana cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir?

Membersihkan tali pusat pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan menggunakan kapas
yang diberikan dengan sedikit larutan alkohol. Perawatan tali pusat bayi baru lahir dilarang
keras menggunakan salep dan obat-obatan lain, sangat disarankan untuk menggunakan obat
dengan resep dokter. Merawat tali pusat dengan benar dan tepat juga akan membuat proses
penyembuhan lebih cepat dan terhindar dari ancaman infeksi. Berikut hal penting yang harus
diperhatikan bunda dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir untuk menghindari infeksi.
1. Gunakan kasa steril untuk membersihkan perdarahan sebelum atau sesudah puput.
Rutinlah mengganti kain kasa pada tali pusat bayi setiap kali selesai mandi. Dan
segeralah untuk menghubungi dokter jika perdarahan yang dialaminya tidak segera
berhenti.
2. Untuk memandikan bayi baru lahir, sebaiknya menggunakan washlap dengan
menggunakan air hangat. Usahakan untuk tidak memandikan bayi baru lahir dengan
posisi berendam apabila tali pusat bayi belum puput atau belum terlepas.
3. Saat memakaikannya popok atau diapers, sebaiknya bunda memasangnya di bawah
perut bayi atau pada bagian bawah tali pusatnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari
agar tali pusat tidak terkena kotoran atau pipis bayi.
4. Gunakan pakaian longgar dan nyaman pada bayi baru lahir hingga tali pusatnya puput
dengan tujuan supaya tidak mengganggu sirkulasi udara yang ada di sekitar tali
pusatnya.
5. Tidak disarankan memberikan ramuan-ramuan tradisional lain pada pangkal tali pusat
bayi baru lahir dengan tujuan segera puput jika tanpa ada ijin dari dokter.
6. Saat tali pusat bayi sudah puput, biarkan sekitar tali pusat tersebut sembuh dan kering
dengan sendirinya dan bunda tidak dianjurkan untuk memplester atau menutupinya.

Merawat Kulit Bayi

Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak boleh
dilupakan oleh para ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi
yang masih sangat muda dan sensitif yang rentan akan
berbagai unsur penyakit dan berbagai macam gangguan
lainnya. Kadang para ibu melupakan mengenai perawatan bayi
ini, karena melihat bahwa kulit bayi yang begitu halus, lembut
dan kelihatan segar, sehingga merasa perawatan kulit bayi
tidak diperlukan lagi. Ya, anggapan ini sangat salah, kulit bayi
sangat rentan terkena biang keringat, alergi, ruam, iritasi dsb, oleh karena itu peran seorang
ibu atau orang tua dalam menjaga kesehatan bayi khususnya mengenai kesehatan kulit sangat
diperlukan. Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh bersifat patologis) semula berawal
dari tidak sehatnya lingkungan dan tidak baiknya perawatan terhadap kulit bayi, oleh karena
itu kami coba sampaikan tips dan cara perawatan kulit bayiyang mungkin dapat bermanfaat
bagi para orang tua yang memiliki bayi.

Perawatan Kulit Bayi

Memandikan Bayi

 Perhatikan suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya suhunya tidak
terlalu panas atau dingin.
 Bersihkan kulit bayi dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air
seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan
kulit bayi. Jika aktivitas dan gerakan anak atau bayi anda sangat aktif, mandi dapat
dilakukan 3x sehari.
 Pada saat dimandikan, perhatikan betul mengenai sabun yang akan digunakan. Sabun
yang baik bagi kulit bayi adalah sabun khusus untuk bayi yang tidak terlalu keras dan
memiliki pH antara 4,5 - 5 dan usahakan sabun agak berminyak, hal ini untuk
mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi. Sangat baik bila bilasan dilakukan dua
kali untuk membersihkan bahan kimianya. Bila terjadi iritasi terhadap merek tertentu
sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan biarkan berlarut-larut.
 Daerah seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan sampai terlewatkan.
 Cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi
perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian depan ke belakang atau ke arah anus
dengan menggunakan kapas atau waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya
perlahan-lahan hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan
kapas atau waslap basah.
 Setiap kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya dengan
menggunakan air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa menggunakan tisu atau
kapas basah, pilihlah tisu basah khusus bayi yang tanpa alkohol. Alkohol
dikhawatirkan bisa membuat kulit bayi teriritasi.
 Selesai mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi.
 Gunakan pelembab khusus bayi berupa lotion atau krim yang berfungsi untuk
mempertahankan atau menambah kandungan air yang terdapat di dalam kulit,
khususnya kulit bagian luar (epidermis)

Pemilihan Pakaian dan Popok Bayi

 Pilih pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun atau
campurannya. Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi gerah dan mudah
keringatan. Kondisi ini akan mudah mengundang kuman atau bakteri yang mudah
memunculkan ruam dan gatal-gatal. Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan
terinfeksi pun menjadi lebih besar.
 Hindari pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi terluka
bila lama tergesek bahannya.
 Ganti segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu berupa muntahan, tumpahan
makanan, apalagi jika terkena feses atau air seninya. Kontak kulit dengan feses dan
air seni dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya ruam popok.
 Cuci pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun deterjen bubuk
umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal di baju sangat mungkin akan
membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga boleh menggunakan sabun krim asalkan sabun
itu terlebih dahulu dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi pakaian tidak
terlalu dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan pewangi itu dengan
kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke dalam tubuh bayi. Asal
tahu saja, aroma yang terkandung dalam pewangi pakaian mengandung bahan kimia.

Gunakan Kosmetika Yang Aman Bagi Bayi

 Teliti terlebih dulu terhadap kosmetika yang akan digunakan termasuk isi, tujuan, cara
pemakaian, tanggal produksi, masa kadaluwarsa dan izin POM.
 Gunakan kosmetika bayi secara benar sesuai dengan aturan yang tertera
 Jangan gunakan penggunaan kosmetika bayi secara berlebihan, hal ini akan membuat
tersumbatnya pori-pori yang dapat menimbulkan terjadinya ruam
 Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi ke seluruh tubuh untuk menjaga kulit
bayi dari iritasi, selain itu penggunaan minyak telon ini dapat menghidanrkan bayi
dari gigitan serangga karena baunya yang menyengat yang tidak disukai oleh
serangga.
 Jangan menggunakan kosmetika yang mengandung alkohol, karena dikhawatirkan
akan membuat kulit bayi lebih mudah mengalami iritasi.
 Sebaiknya konsultasikan ke dokter dulu ke dokter sebelum menggunakan kosmetika
bayi atau meminta saran jenis kosmetika bayi yang aman bagi bayi.

Lindungi Bayi dari Terpaan Sinar Matahari Siang

 Jika bayi harus dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan
tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi.
 Jika berdomisili di lokasi dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, terutama di kota-
kota besar, disarankan untuk menjemur bayi sebelum jam 8 pagi
 Hindari terpaan langsung bayi dari sinar matahari siang, terkena sinar matahari secara
langsung rentan terkena penyakit kanker kulit.
 Bila ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti payung atau topi.
Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan asalkan dikonsultasikan pada
dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan sampai mengenai mata, mulut, dan telapak
tangan si kecil.

Ciptakan Lingkungan Yang Sehat Bagi Bayi

 Bersihkan kamar bayi yang akan digunakan.


 Ciptakan suhu kamar atau lingkungan yang sesuai yang dapat membuat nyaman bayi.
Suhu lingkungan yang tidak pas buat si kecil akan membuat kulitnya bereaksi,
misalnya langsung muncul bintik warna merah.
 Perhatikan mengenai ventilasi kamar bayi. Ventilasi kamar bayi sebaiknya jangan
terlalu lebar dan juga jangan terlalu sempit. Kondisi udara yang terus berganti di
kamar bayi cukup baik bagi bayi. Selain itu beberapa kasus biang keringat yang
terjadi pada bayi dapat diatasi dengan lingkunga udara yang sejuk
 Jika suhu ruangan bayi dianggap terlalu panas, dapat menggunakan air conditioner
atau kipas angin tapi terpaannya usahakan jangan langsung mengarah ke bayi.
 Hindari penggunaan obat nyamuk jenis apapun, jika ingin menghindari bayi dari
gigitan nyamuk, gunakan kelambu saja. Racun yang terdapat dalam obat nyamuk
dikhawatirkan akan membahayakan bayi itu sendiri
 Potong kuku bayi secara teratur. Kuku bayi yang tidak terpelihara dengan baik sering
mendatangkan masalah bagi kulit bayi. Umpamanya, kuku yang panjang-panjang
akan lebih mudah dimasuki kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali
akan terjadi infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur

Imunisasi Dasar pada Bayi

Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:

 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit


Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau
mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
 Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan
dari ibu ke bayi saat persalinan.
 Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia
2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian
imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
 Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
 Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

Efek samping Imunisasi

Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan
vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai
berikut:

BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan.
Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi
luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka
parut kecil.

DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas
akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau
bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan
pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu
diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak
perlu diulang.

Polio: Jarang timbuk efek samping.

Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.

Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.

Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir

Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan harus
segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi. Letakkan bayi di tempat yang
kering. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum.

Pemotongan Tali Pusat:

1. Pola di atas perut ibu

Bidan yang sudah terbiasa dan terlatih meletakkan bayi di atas kain yang ada di perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah (sedikit ekstensi), lalu selimuti dengan kain, dibuka bagian
dada dan perut dan potong tali pusat. Tali pusattidak usah diikat dahulu, tidak dibubuhkan
apapun dan tidak dibungkus.
1. Pola dekat perineum ibu

Bila tali pusat sangatpendek sehingga cara a) tidak memungkinkan, letakkan bayi baru lahir
yang telah dinilai di atas kain bersih dan kering pada tempat yang telah disiapkan dekat
perineum ibu, kemudian segera klem dan potong tali pusat (tanpa diikat0, jangan bubuh
apapun dan tidak dibungkus. Selanjutnya dipindahkan bayi ke atas kain kira-kira 45cm di atas
perineum ibu.

 Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Bila bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernapas atau bernapas megap-megap dan atau
tonus otot tidak baik:

Sambil memulai langkah awal:

 Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayi mengalami kesulitan untuk memulai
pernapasannya dan bahwa Anda akan menolngnya bernapas.
 Mintalah salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk member dukungan moral,
menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.

TAHAP 1: LANGKAH AWAL

Langkah awal diselesaikan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5 langkah
awal di bawah ini cukup untuk merangsang bayi bernapas spontan dan teratur. Langkah
tersebut meliputi:

1. Jaga bayi tetap hangat

 Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu.


 Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka, potong tali pusat.
 Pindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering
dan hangat.
 Jaga bayi tetap diselimuti dan di bawah pemancar panas.

2. Atur posisi bayi

 Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong


 Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu dengan menempatkan ganjal bahu
sehingga kepala sedikit ekstensi.

3. Isap lendir

Gunakan alat penghisap lender Delee dengan cara sbb;

 Isap lender mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung.


 Lakukan pengisapan saat alat penghisap ditarik keluar, TIDAK pada waktu
memasukkan.
 Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam 9jangan lebih dari 5cm ke dalam mulut atau
lebih dari 3cm ke dalam hidung), hal ini dapat menyebabkan denyut jantung bayi
menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti napas.
Bila dengan balon karet lakukan dengan cara sbb;

 Tekan bola di luar mulut.


 Masukkan ujung penghisap di rongga mulut dan lepaskan 9lendir akan terhisap).
 Untuk hidung, masukkan di lubang hidung.

4. Keringkan dan rangsang bayi

 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit
tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernapas.
 Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini:

o Menepuk/menyentil telapak kaki atau

o Menggosok punggung/perut/dada/tungkai bayi dengan telapak tangan

5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi

 Ganti kain yang telah basah dengan kain kering di bawahnya.


 Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bias
memantau pernapasan bayi.
 Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi.

Lakukan penilaian bayi.

 Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap.

o Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi.

o Bila bayi megap-megap atau tidak bernapas: mulai lakukan ventilasi bayi.

TAHAP II: VENTILASI

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untu memasukkan sejumlah volume udara ke
dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bias bernapas
spontan dan teratur.

Langkah-langkah:

1. Pemasangan sungkup

Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.

2. Ventilasi 2 kali

 Lakukan tiupan / pemompaan dengan tekanan 30 cm Air

Tiupan awal tabung-sungkup / pemompaan awal balon-sungkup sangat penting untuk


membuka alveoli paru agar bayi bias mulai bernapas dan menguji apakah jalan napas bayi
terbuka.
 Lihat apakah dada bayi mengembang

Saat melakukan tiupan / pemompaan perhatikan apakah dada bayi mengembang,

Bila tidak mengembang

o Periksa posisi sungkup dan pastikkan tidak ada udara yang bocor.

o Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah menghidu.

o Periksa cairan atau lender di mulut. Bila ada lender atau cairan lakukan pengisapan.

o Lakukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30cm air (ulangan0, bila dada mengembang,
lakukan tahap berikutnya.

3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik

 Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup atau pemompaan dengan balon dan
sungkup sebanyak 20 kali dalam 30 deti dengan tekanan 20cm air sampai bayi mulai
menangis dan bernapas spontan.
 Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau pemompaan, setelah 30 detik
lakukan penilaian ulang napas.

Jika bayi mulai bernapas spontan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap.

 Lihat dada apakah dada retraksi dinding dada bawah


 Hitung frekuensi napas per menit

Jika bernapas > 40 per menit dan tidak ada retraksi berat:

 Jangan ventilasi lagi


 Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit pada dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
 Pantau setiap 15 menit untuk pernapasan dan kehangatan
 Katakan kepada ibu bahwa bayinya kemungkinan besar akan membalik jangan
tinggalkan bayi sendiri
 Lanjutkan asuhan pasca resusitasi

Jika bayi megap-megap atau tidak bernapas, lanjutkan ventilasi.

4. Ventilasi, setiap 30 detik hentian dan lakukan penilaian ulang napas

 Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20cm air)


 Hentikan ventilasi setiap 30 detik, lakukan penilaian bayi apakah bernapas, tidak
bernapas atau megap-megap:

Jika bayi sudah mulai bernapas spontan, hentikan ventilasi bertahap dan lakukan asuhan
pasca resusitasi.

Jika bayi megap-megap atau tidak bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
kemudian lakuan penilaian ulang napas setiap 30 detik.
5. Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi.

 Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang Anda lakukan dan mengapa
 Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
 Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
 Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medic persalinan

6. Lanjutkan ventilasi sambil memeriksa denyut jantung bayi

Bila dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar dan pulsasi tali pusat tisak teraba,
lanjutkan ventilasi selama 10 menit.

Hentikan resusitasi jika denyut jantung tetap tidak terdengar dan pulsasi tali pusat tidak
teraba, jelaskan kepada ibu dan berilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan Bayi
yang mengalami asistol (tidak ada denyut jantung0 selama 10 menit kemungkinan besar
mengalami kerusakan otak yang permanen.

TAHAP III: ASUHAN PASCARESUSITASI

Setelah tindakan resusitasi, diperluan asuhan pasca resusitasi yang merupaan perawatan
intensif selama 2 jam pertama. Penting sekali pada tahap ini dilakukan konseling, asuhan
BBL dan pemantauan secara intensif serta pencatatan. Asuhan yang diberian sesuai dengan
hasil resusitasi yaitu:

 Jika Resusitasi berhasil


 Jika Perlu Rujukan
 Jika Resusitasi Tidak Berhasil

Perawatan mata dan telinga bayi baru lahir

Perawatan mata dan telinga bayi baru lahir sangat perlu diperhatikan mengingat keduanya
adalah bagian dari panca indera yang harus dirawat sebaik-baiknya semenjak lahir atau
bahkan ketika bayi masih di kandungan.

a. Perawatan mata bayi baru lahir

Pada mata ada sumber air mata yang letaknya ada bagian atas mata. Setiap 3 detik sekali,
sumber air mata ini mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke sebuah saluran di
bagian ujung tengah mata yang dekat dengan hidung.

Pada bayi yang baru saja lahir, karena belum pernah mengeluarkan tangis, maka sumber air
matanya belum berproduksi. Dengan demikian, salurannya tersebut masih tertutup. Bisa juga
terkadang dapat terbuka, tapi kemudian menutup lagi sehingga air mata yang seharusnya
dapat mengalir jadi tergenang.

Air mata dapat mengatasi kuman untuk jangka waktu beberapa menit, tapi jika sudah lewat
beberapa menit saja, dia tidak bisa mengatasi lagi, malah akan menjadi makanan bagi kuman.
Jadi hal yang perlu diperhatikan, apabila air mata mulai tergenang atau tidak mengalir,
tumbuhlah kuman-kuman yang kemudian dapat menimbulkan tahi mata. Hal ini bisa
membahayakan bagian kornea mata.

Oleh karenanya perlu untuk dilakukan pemijatan di area sekitar sudut mata dengan cara
menggunakan jari Anda yang tidak berkuku panjang ataupun cotton buds yang telah dibasahi
dengan air matang.

Pijat dengan lembut dari sudut mata bayi ke bawah dan juga ke arah hidung bayi sekitar 5
hingga 10 kali. Lakukan hal ini kurang lebih selama 2 minggu, karena setelah 2 minggu,
umumnya saluran air mata bayi telah terbuka dan berfungsi dengan baik.

Untuk dapat membersihkan tahi mata, sebaiknya gunakan kapas steril yang telah dibasahi
oleh air matang. Selalu gunakan satu buah kapas steril untuk memijat setiap mata.

b. Perawatan telinga bayi baru lahir

Seperti halnya bagian tubuh lain seperti hidung, bagian dalam telinga bayi tidak boleh
dibersihkan. Anda diperbolehkan membersihkannya jika k0toran tersebut telah mencapai
bagian luar.

Gunakanlah cotton buds yang dibasahi air hangat agar k0toran telinga menjadi lebih lunak,
sehingga dapat mudah dikeluarkan. Minta pertolongan dokter anak atau THT untuk dapat
membersihkan k0toran yang terdapat di dalam telinga bayi dan keras.

Merawat Kuku Bayi

 Pemotongan kuku bayi yang baru


lahir bisa sangat menegangkan bagi
orangtua dan bayi tersebut. Meskipun
anda telah berpengalaman sekalipun
dalam merawat bayi akan tetapi perasaan
menegangkan akan menggangu anda, hal
tersebut wajar saja karena berhubungan
dengan rasa khawatir jika akan menyakiti
bayi anda. Anda bertanya tanya kapan
waktu yang tepat untuk memotong kuku
bayi. Memotong kuku bayi dengan segera.
Bahkan Anda mungkin perlu untuk memangkas kuku dua kali seminggu atau lebih
dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran bayi anda. Jari bayi baru lahir
sangat kecil dan kuku tumbuh dengan cepat. Pemangkasan diperlukan untuk menjaga
kuku yang cepat tumbuh. Kuku kaki bayi baru lahir tumbuh lebih lambat dari kuku
tangan dan harus memerlukan pemangkasan sekali atau dua kali sebulan. Merawat
kuku bayi dengan cara yang sederhana yaitu memotongnya dengan menggunakan alat
atau gunting kuku khusus bayi.
 Gunting kuku bayi disarankan yang tajam untuk memudahkan menyesuaikan dengan
bayi yang aktif bergerak. Anda memang harus berhati hati tapi bukan berarti harus
bersikap tegang usahakan untuk tenang dan santai selama melakukan pemotongan
kuku bayi. Anda dapat memulainya dengan memegang tangan bayi di atas tangan
anda untuk mengurangi rasa kekhawatiran anda. Untuk beberapa saat bayi akan
merespon dengan gerakan sehingga terkesan menjauh akan tetapi ketika anda dapat
menjaganya beberapa waktu kemudian bayi anda akan terbiasa. Penting untuk diingat
bahwa memotong kuku bayi adalah satu hal yang harus anda lakukan secara teratur
mengingat bayi yang mulai aktif, kuku yang dibiarkan tanpa dirawat akan melukai
dirinya sendiri ketika lepas kontrol menggaruk bagian wajahnya. Meskipun merawat
kuku bayi merupakan hal yang terpenting tetapi untuk usia bayi anda sebaiknya
dipotong dengan benar yaitu secara merata sehingga mengurangi resiko infeksi dan
terluka.
 Pada usia bayi perempuan memasuki usia 12 bulan biasanya mereka sudah belajar
meniru begitu juga dengan meniru mengenakan cat kuku. Padahal cat kuku tidak
disarankan untuk usia bayi, hal ini berkaitan dengan bahan kimia yang terkandung di
dalam cat kuku. Jika salah satu cat kuku mengelupas dan bayi dalam fase oral
(memasuki benda ke mulutnya). Hal ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa
penyakit dan gangguan pada perut. Bagi anda yang akan melakukan perawatan kuku
pada bayi anda sebaiknya pilih tempat yang cukup terang dan mencari posisi untuk
memegang bayi yang nyaman sehingga bayi Anda akan memberi Anda akses yang
mudah untuk memotong kuku tangan atau kakinya. Pegang telapak tangan dan kaki
bayi Anda dan jari dengan satu tangan. Tekan ke bawah dengan lembut pada kulit di
ujung jari untuk membersihkan setelah memotong kuku, termasuk bagian sisinya.
Bagi anda yang akan melakukan perawatan kuku bayi memang tidak mudah akan
tetapi anda bisa mengakalinya diwaktu bayi anda tidak sedang aktif bergerak. Anda
bisa melakukan pemotongan kuku bayi sehabis mandi dengan mengajaknya
berkomunikasi atau ketika bayi anda sedang tidur. Bila anda masih kesulitan Anda
mungkin juga bisa meminta seseorang untuk memegang bayi saat Anda memotong
kukunya. Bila terjadi kesalahan dalam merawat kuku bayi sampai mengeluarkan
darah anda sebaiknya tidak panik berikan pertolongan pertama dengan obat luka
untuk bayi dan kasa steril. Adapun bila anda menemukan kulit di sepanjang kuku bayi
berubah merah, mengeras atau menjadi meradang, sebaiknya anda menghubungi
dokter anak Anda.

Anda mungkin juga menyukai