BAB VI
ASN SEBAGAI PEREKAT
DAN PEMERSATU BANGSA
A. Indikator Keberhasilan
Peserta dapat memahami dan mengimplementasikan fungsi ASN Sebagai Perekat dan
Pemersatu Bangsa.
Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika
diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa
menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari
pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dengan sumpah tersebut, seorang
PNS sudah terikat oleh sumpah dan janjinya untuk loyal, setia dan taat kepada pilar dasar
Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945, serta kepada pemerintahan yang sah.
Seorang PNS tidak boleh memiliki pemikiran, pandangan dan melakukan tindakan yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Edi M. Toha dalam Papernya Separatism and The Unity of Indonesia (2009)
kenapa Persatuan Indonesia dijadikan sila ketiga dari Pancasila, karena diambil dari
pengalaman bangsa Indonesia dimasa penjajahan, dimana bangsa Indonesia sulit untuk bisa
mendapatkan kemerdekaan. Pada masa sebelum 20 Mei 1908 organisasi pergerakan masih
bersifat lokal sehingga Belanda mampu memadamkan pemberontakan tersebut. Karena itu
tanggal 20 Mei 1908 yaitu tanggal pendirian organisasi pergerakan Boedi Oetomo yang
bersifat nasional dianggap oleh bangsa Indonesia sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Pada beberapa tahun kemudian pada saat Kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober
1928, untuk pertama kali para pemuda Indonesia memproklamirkan Persatuan Indonesia
dengan Sumpah Pemuda
Berdasarkan isi Sumpah Pemuda, Ada tiga aspek dari Persatuan Indonesia yaitu:
Aspek Satu Nusa: yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang
dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama
Hindia Belanda yang selanjutnya dijadikan wilayah Indonesia merdeka.
Aspek Satu Bangsa: yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada diwilayah
yang tadinya bernama Hindia Belanda menjadi bangsa Indonesia. Kesatuan wilayah
bangsa dari Sabang sampai Merauke jika merdeka akan menjadi bangsa baru yang
bernama bangsa Indonesia.
Aspek Satu Bahasa: agar wilayah dan bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku dan
bahasa bisa berkomunkasi dengan baik disediakan sarana bahasa Indonesia.
Aspek Persatuan Indonesia ini juga diperkuat dengan kalimat “Bhineka Tunggal Ika”
yang bermakna meskipun beraneka ragam dalam segi suku, adat dan bahasa tetap satu yaitu
bangsa Indonesia.
Menurut Damien Kingsbury, Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu instrumen
utama untuk menyatukan bangsa yang dibayangkan para pendiri negara ini.
Peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara implisit disebutkan dalam UU
No 5 tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai dasar dan kode etik dan kode perilaku, dimana
dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa asas asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN ada 13, salah satunya asas persatuan dan kesatuan.
1) Konflik yang berlangsung damai tanpa menyita cost material dan spiritual seperti
kerusuhan, kehilangan jiwa, cedera fisik, terputusnya hubungan antar keluarga, dan
sejenisnya.
Konflik semacam ini berlangsung di level elit dan sifatnya negosiatif. Saat negosiasi
politik berlangsung, parlemen dan lembaga-lembaga politik formal adalah struktur
penyalur konflik.
Secara teoritis, ada 4 pendekatan dalam melihat konflik yang terjadi, yaitu:
1) Sosiologis
Pendekatan sosiologis mengungkap masalah prejudice (prasangka) dan stereotip.
Prejudice mengacu pada sikap bermusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok
akibat adanya dugaan kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan Ia
disebut prejudice akibat dugaan yang diajukan tidak didasarkan pada pengetahuan,
pengalaman ataupun bukti sahih.