Anda di halaman 1dari 5

Soal Supervise Pendidikan Program Administrasi Pendidikan Universitas Riau

1.
a. Jelaskan konsep tentang supervisi pendidikan yang dikemukakan oleh Thomas j.
sergiovanni dan robert j. starratt
b. jelaskan bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan di lingkungan sekolah tempat
anda mengajar atau dalam pendidikan pada umumnya
2.
a. midred e. sweanngen dalam buku “ supervision of instruction, foundations and
dimesions, megemukakan beberapa fungsi pokok supervise. Tuliskan fungsi-fungsi
tersebut.
b. jelaskan fungsi tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan.
3. Untuk mengadakan perbaikan situasi belajar mengajar, seorang supervisor memiliki
beberapa keterampilan,
a. Sebutkan dan jelaskan keterampilan-keterampilan tersebut menurut kimball wiles
dalam buku supervison for better schools”
b. Jelaskan keterampilan apa saja yang sering dilasanakan dalam satuan pendidikan
yang anda ketahui. Jelaskan apa alasannya memilih keterampilan tersebut.
4. Teacher meeting adalah suatu jenis teknik supervisi pendidikan menurut A.J hanwung
dalam bukunya supervisi pendidikan ada 12 prinsipnya.
a. Jelaskan prinsip-prinsip tersebut.
b. Jelaskan bagaimana pelaksanaan prinsip tersebut dalam satuan pendidikan yang
anda ketahui
5. Dalam pelaksanaan evaluasi program supervisi dilakukan antaran lain kegiatan program
supervise dan perbaikan pengajaran, umpan balik, dan suatu program yang terintegrasi
a. Jelaskan penyataan ini
b. Jelaskan keterkaitan dari program tersebut.
6. Jelaskan tentang,
a. Masalah masalah supervise pendidikan
b. Pergembangan supervise di masa depan
1.
a. Yang mendasari supervise I ialah pandangan bahwa dunia persekolahan distrukturkan
dan dihubungkan secara ketat. ldealnya, guru-guru, kurikulum, metoda mengajar,
supervisor dan sistem evaluasi, penjadwalan dan kejadian-kejadian sekalian dijadikan
mata-rantai menurut cara yang tersusun, lebih menyerupai roda gigi dan batang
pemutar yang mengikat kerja mekanis dari sebuah jam. Di dalam pandangan ini,
tujuan supervisi ialah mengawasi roda-gigi utama dan batang-batang pemutar. Sekali
hal ini dijalankan, maka sekalian bagian lainnya akan bekerja secara teramalkan dan
serentak. Supervisor-supervisor yang berpegang pada pandangan tentang mengajar
dan bersekolah agaknya memfokuskan perhatian mereka pada pengawasan
menejemen dan strategi dan teknik teknik lain dari supervisi dalam usaha mengatur
berbagal-bagai bagian
Supervisi II, sebaliknya, didasarkan pada pandangan tentang mengajar dan
bersekolah yang benar-benar berbeda. Guru-guru, kurikulum, siswa-siswa, mengajar,
strategi, penjadwalan dan kejadian-kejadian sekaliannya ada, namun terpisah satu
dengan lain-nya. Hal-hal itu, dalam arti ini, gigi roda dan batang-batang pemutar,
yang berputar secara bebas di dalam suatu kerjanya-jam berjalan serba salah.

b. Supervisor-supervisor yang berpegang pada pandangan ini, agak kurang


mempercayai pengawasan menejemen dan strategi supervisi yang serupa dalam
usaha mengatur berbagai-bagai bagian. Kedua kelompok supervisor dimaksud
memiliki kesamaan dalam hal pentingnya sekolah mempunyai tujuan dan pentingnya
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan guru-guru dan yang lainnya di dalam cara
tertentu yang sistematis dalam mencapai tujuan-tujuan itu. Tetapi mereka agaknya
untuk memburu aspirasi aspirasi ini betul-betul berbeda.).Perbedaan antara Supervisi
dan "Inspeksi" Dalam perkembangan konsep dan praktek supervisi pendidikan
terdapat dua kecenderungan yang menonjol sehubungan dengan tuntutan tugas
pendidikan. Pada satu sisi terdapat kecenderungan demokratis seringkali disebut
dengan nama "inspeksi" supervisi moderen, disebabkan pengaruh-pengaruh aliran-
aliran berpikir moderen mengenai kemanusian.

2.
a. Selanjutnya Mildred E.Swearingen, dalam buku : ' Supervisior of nstruction,
Foundations and Dimensions," menyebutkan fungsi-fungsi pokok supervisi ialah : (1)
koordinasi usaha-usaha individual sekolah dan masyarakat, (2) penyediaan
kepemimpinan, (3) perluasaan pengalaman, (4) pendorongan usaha-usaha kreatif, (5)
penyediaan kemudahan untuk perubahan dan evaluasinya, (6) analis situasi belajar,
(7) sumbangan terhadap suatu keutuhan ilmu pengetahuan dan teknik dan (8)
pengitegrasian tujuan-tujuan dan daya.
b. Tujuan akhir dalam supervisi pendidikan adalah meningkatkan belajar siswa dank
arena itu meningkatkan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat.
3.
a. Assumsi.
Teori kepemimpinan bertolak dari tiga assumsi dasar, yaitu :
(1) Kepemimpinan menunjukkan adanya suatu hubungan dengan orang-orang lain.
(2) Kepemimpinan dikerjakan dalam waktu tertentu.
(3)Kepemimpinan berada dalam hubungan dengan organisasi, kelem-bagaan,
keagenan atau masyarakat.

Hubungan yang dimaksud dapat berupa pengikut, teman atau kolega atau
kewarganegaraan. Hal ini mencakup hubungan yang mengandung ikatan kuat
misalnya loyalitas, kesepakatan atau kebersamaan kemanu-siaan. Hal ini dikerjakan
dalam jangka waktu tertentu, singkat atau dalam jangka waktu yang lama, dengan
atau tanpa hasil tertentu. Se- 15 hubungan dengan assume ketiga, tidak disebutkan
soal kepemimpin-1 an apabila suatu kegiatan dilakukan sendiri di luar kelompok.

b. Kimball wiles dalam bukunya “ supervision for better schools : leadership is any
contribution to the establishment and attainment of group purposes. Kepeminpinan
berakar pada “ makna “ pemimpin bertindak atas dasar keyakinan yang dalam.
Keyakinan ini berakar pada makna, di dalam nilai nilai kemanusiaan seperti martabat
kehidupan manusia, peningkatan pengetahuan ilmiah, peningkatan kesehatan dan
persaudaraan, kebutuhan keadilan social atau respek terhadap hokum.

4.
a. Rapat Staf Sekolah (Teacher Meeting)

Prinsip-prinsip.

1) Rapat staf hendaknya direncanakan bersama-sama dengan guru-guru dan


difokuskan pada masalah-masalah yang dihadapi mereka. Karena itu, sebaiknya
perencanaan rapat ditugaskan kepada sub-kelompok yang keanggotaannya dapat
bergiliran.
2) Staf dalam pemecahan masalah dapat dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
kecil terdiri dua atau lebih anggota yang mempunyai kesamaan masalah dan tidak
dapat dipecahkan secara perorangan.
3) Keberhasilan kelompok tergantung pada kerjasama dan saling pengertian serta
kepemimpinan individu.
4) Rapat staf sekolah berusia lama sebagai teknik supervisi dalam mengadakan
perbaikan pengajaran dan berbeda daripada tujuan administratif.
5) Kelompok harus seringkali bertemu untuk mencapai kemajuan. Laporan,
kuesioner, checklist, bulletin tidak dapat mengganti kedudukan dan peranan
kelompok.
6) Kerjasama dengan kelompok memberikan kesempatan kepada supervisor
mengembangkan kepemimpinannya.
7) Supervisor, yang membimbing tindakan kelompok mungkin dijalankan oleh
kepala sekolah atau orang lain dari staf atau konsultan akhli dari luar sekolah.
8) Kepala sekolah harus mernperhatikan bahwa tidak terdapat dominasi oleh
individu maupun kelompok individu di dalam rapat dan berbicara
mengatasnamakan keseluruhan kelompok.
9) Menumbuhkan kepemimpinan dalam kelompok adalah salah satu fungsi
supervisi.
10) Supervisor perlu menjalankan kesabaran sementara mengangkat pemahaman
kelompok ke tingkat yang lebih tinggi.
11) Seorang supervisor sebagai narasumber yang kaya dengan pengalaman akan
mengisikannya kepada kepemimpinan yang tumbuh baru di dalam kelompok.
Kepemimpinan baru ini mungkin beredar ke dalam sub-sub kelompok dan di
antar-individu.
12) Rapat kelompok kecil mungkin tujuannya lebih utuh dan lebih efisien dari pada
rapat staf dalam jumlah besar secara keseluruhannya.

b. Penjelasan.

Kepala sekolah dalam staf bukan berada di atas staf tetapi menjadi bagian dari staf
sekolah sebagai satu kelompok besar. Pengalaman pada umumnya menunjukkan
kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan rapat sekolah sebagaimana juga rapat pada
umumnya. Antara lain waktu rapat mulai dan berakhir kurang jelas, isi, pokok rapat
tidak banyak memuat kepentingan dan masalah yang dihadapi guru-guru dalam
tugasnya, berisi instruksi belaka, didominasi, dimanipulasi oleh beberapa orang
tertentu saja dan hasilnya tidak mendatangkan kepuasan dan kelegaan staf.

5.
a. Suatu Program yang Terintrigasi

Dari uraian di atas terdapat kesan, bahwa untuk menjalankan fungsinya dengan efektif,
sekolah perlu mengembangkan program kegiatannya secara konprehensif dan dinamis
dengan kemungkinan untuk mengadakan perbaikan secara berkesinambungan.
Program perbaikan, tidak terlepas dari pengukuran dan evaluasi.
Kerangka berpikir tersebut tentu boleh diterima apabila dipersyarati kesadaran, bahwa
tidak ada sistem tanpa kelemahan-kelemahan. Artinya, apabila kelemahan-kelemahan
tersebut disadari, maka harus disertai pula oleh usaha-usaha untuk mengadakan
perbaikannya bertolak dari hasil pengukuran dan penilaian secara berkelanjutan.

b. Suatu model konseptual untuk mengadakan suatu program supervisi pendidikan yang
dinamis dikemukakan oleh Ben M. Harris (18 : 53 - 54) seperti dimuat di bawah ini.
Model ini menyarankan suatu sistem untuk mendesain, menyusun staf dan
melaksanakan perubahan dalam supervisi pendidikan. Di dalamnya dibedakan antara
sistem pengoperasian pengajaran daripada subsistem pengembangan pengajaran untuk
program supervisi. Dipandang, bahwa hal-hal tersebut berkaitan erat, namun secara
fungsional dapat dilacak dan di bedakan.
6.
a. Masalah-masalah Supervisi Pendidikan
1. Status supervisi di lingkungan tugas pendidikan di sekolah.

Status supervisi di dalam tugas pendidikan dan pengajara di sekolah belum terlembace
secara wajar.

2. Respon guru terhadap supervisi


Secara umum ditunjukkan bahwa guru-guru bereaksi dan memberikan respon negatif
terhadap pelayanan supervisi pendidikan di sekolah. Gambaran ini jelas kurang
menguntungkan tugas pendidikan dan pengajaran secara keseluruhannya. Hal ini
bersumber pada gaya supervisi yang dikembangkan sampai dewasa ini.

3. Kebutuhan terhadap kepemimpinan pendidikan

Supervisi pendidikan adalah kepemimpinan pendidikan yang serasi dengan


karakteristik tugas kependidikan. Artinya, tugas pendidikan berkepentingan dengan
perilaku dan kepribadian manusia, yaitu persoalan terdalam yang dihadapi di dalam
tugasnya adalah persoalan transformasi nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.

b. Perkembangan Supervisi di Masa Depan

Perkembangan ilmu dan teknologi moderen menunjukkan kemajuan yang sangat


pesat. Keadaan ini terus berjalan dengan suatu kepastian yang besar diikuti dengan
kecemasan akan bahaya-bahaya yang mengancam umat manusia yang memilikinya,
apabila tidak dilandasi oleh kehidupan moral yang berperanan menjadi kendalinya.
Wujud kemajuan yang bermuka ganda ini mendorong sekalian bangsa-bangsa di muka
bumi ini menoleh kembali kepada peranan pendidikan dalam menegakkan cita-cita
kemanusiaan yang luhur. Kedamaian dan kesejahteraan umat manusia menjadi salah
satu thema kerja sama internasional dewasa ini.

Anda mungkin juga menyukai