Anda di halaman 1dari 13

Lengkap : Mekanisme program rujuk balik

BPJS Kesehatan
By Rizqia Khoirunisa Tuesday, October 30, 2018 Add Comment
Apa yang di uraikan di artikel kali ini mengenai mekanisme program rujuk balik di sadur dari
dokumen yang diterbitkan oleh bpjs kesehatan tentang program rujuk balik bagi peserta JKN
dalam format PDF.

Saya menguraikan kembali di artikel kali ini untuk memberikan kemudahan mendapatkan
informasi kepada siapapun anda pengguna internet yang kebetulan merupakan peserta bpjs yang
membutuhkan informasi tersebut.

Lengkap : Mekanisme program rujuk balik BPJS Kesehatan


By Rizqia Khoirunisa Tuesday, October 30, 2018 Add Comment
Apa yang di uraikan di artikel kali ini mengenai mekanisme program rujuk balik di sadur dari
dokumen yang diterbitkan oleh bpjs kesehatan tentang program rujuk balik bagi peserta JKN
dalam format PDF.

Saya menguraikan kembali di artikel kali ini untuk memberikan kemudahan mendapatkan
informasi kepada siapapun anda pengguna internet yang kebetulan merupakan peserta bpjs yang
membutuhkan informasi tersebut.

BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Baca Juga

Surat rujukan bpjs berlaku untuk satu kali kunjungan dan tanggal jatuh tempo selama 3 bulan /
90 hari
Melahirkan di luar kota dengan BPJS tidaklah sulit, ini prosedurnya !
Berapa lama proses pindah faskes bpjs kesehatan, hingga faskes baru aktif dan bisa
digunakan?

Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan dan stakeholder terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya.
Untuk itu diperlukan Buku Panduan Praktis yang diharapkan dapat membantu pemahaman
tentang hak dan kewajiban stakeholder terkait baik Dokter/Dokter Gigi yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Peserta
BPJS Kesehatan maupun pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan masyarakat akan mengetahui dan memahami tentang
Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga pada saat pelaksanaannya masyarakat dapat memahami
hak dan kewajibannya serta memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik dan benar.

Tentu saja, pada waktunya buku panduan praktis ini dapat saja direvisi dan diterapkan
berdasarkan dinamika pelayanan yang dapat berkembang menurut situasi dan kondisi di
lapangan serta perubahan regulasi terbaru.

Jenis Penyakit yang bisa mendapatkan Program Rujuk Balik


Ada 9 Jenis Penyakit kronis yang termasuk Program Rujuk Balik adalah:
a. Diabetus Mellitus
b. Hipertensi
c. Jantung
d. Asma
e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f. Epilepsy
g. Schizophrenia
h. Stroke
i. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti Hati
Indonesia dan Komite Formularium Nasional,

Sedangkan untuk penyakit sirosis tidak dapat dilakukan rujuk balik ke Faskes Tingkat Pertama
karena :

a. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang tidak curabel


b. Tidak ada obat untuk sirosis hepatis
c. Setiap gejala yang timbul mengarah kegawatdaruratan (misal : eshopageal bleeding) yang
harus ditangani di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
d. Tindakan-tindakan medik untuk menangani gejala umumnya hanya dapat dilakukan di Faskes
Rujukan Tingkat Lanjutan.

Obat yang termasuk ke dalam Program Rujuk balik


Jenis Obat Obat yang termasuk dalam Obat Rujuk Balik adalah:

a. Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum pada Formularium Nasional untuk obat Program
Rujuk Balik
b. Obat Tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan diresepkan oleh
dokter Spesialis/Sub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk mengatasi penyakit
penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama.

Siapa saja Peserta BPJS yang berhak atas program rujuk balik?
Peserta yang berhak memperoleh obat PRB adalah Peserta dengan diagnosa penyakit kronis
yang telah ditetapkan dalam kondisi terkontrol/stabil oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis dan
telah mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Program Rujuk Balik.

Mekanisme pendaftaran Peserta Program Rujuk Balik


Secara garis besar mekanisme seharusnya untuk mendapatkan program rujuk balik adalah
sebagai berikut:
1. Peserta mendaftarkan diri pada petugas Pojok PRB dengan menunjukan :
a. Kartu Identitas peserta BPJS Kesehatan
b. Surat Rujuk Balik (SRB) dari dokter spesialis
c. Surat Elijibilitas Peserta (SEP) dari BPJS Kesehatan
d. Lembar resep obat/salinan resep

2. Peserta mengisi formulir pendaftaran peserta PRB

3. Peserta menerima buku kontrol Peserta PRB

Prosedur mendapatkan Program Rujuk balik


Pada Prakteknya untuk mendapatkan program rujuk balik tidaklah terlalu sulit, tidak melulu
harus mengikuti mekanisme di atas, menurut pengalaman pribadi ketika mengantar saudara yang
kebetulan menderita penyakit kronis.

Untuk mendapatkan program rujuk balik dari rumah sakit, langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah seabgai berikut:

1. peserta cukup memeriksakan diri ke faskes tingkat 1 dengan membawa persyaratan:


a. KTP
b. Kartu KIS / BPJS

2. Dari faskes tingkat 1 peserta akan dibuatkan surat rujukan untuk memeriksakan diri ke faskes
tingkat lanjut yaitu rumah sakit agar mendapatkan tindakan medis dari dokter spesialis.

3. Biasanya di rumah sakit peserta harus melakukan rawat jalan atau pemeriksaan sampai dengan
3 kali.

4. Setelah 3 kali proses pemeriksaan di rumah sakit dan kondisi peserta sudah dinyatakan stabil
maka peserta akan diberikan resep dan berkas rujuk balik yang meliputi:

a. Lembar rujuk balik


b. Resep obat
c. Salinan SEP (Surat Eligibilitas Peserta BPJS).
Berkas di atas harus di focotocopy terlebih dahulu terutama lembar rujuk balik dan salinan resep
obat untuk pengambilan obat berikutnya.

Pengambilan obat untuk pertama dapat langsung di lakukan di apotek yang sudah bekerja sama
dengan BPJS dengan memberikan persyarata yaitu:
a. Copy lembar rujuk balik
b. KK
c. Resep obat
d. Salinan SEP
e. Copy KTP
f. Copu Kartu JKN Kis/BPJS.

Sedangkan pengambilan obat untuk periode ke 2 dan ke 3 tidak perlu lagi ke rumah sakit, peserta
cukup mendatangi faskes tingkat 1 untuk membuat salinan resep rujuk balik di faskes tingkat 1
dengan membawa persyaratan:

a. Copy Rujuk Balik


b. Copy Salinan resep dari dokter spesialis.
c. Copy KK
d. Copy KTP
e. Copy Kartu Identitas JKN (KIS/BPJS)

Di faskes tingkat 1 anda akan dibuatkan salinan resep dan jangan lupa untuk di ACC / CAP.

Berkas di atas + salinan resep yang sudah di cap/ di acc di bawa ke apotek yang sudah
bekerjasama dengan BPJS.

Pihak apotek akan memberikan obat untuk anda tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Pelayanan obat rujuk balik dilakukan 3 kali berturutturut selama 3 bulan di Faskes Tingkat
Pertama. Setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk kembali oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan untuk dilakukan evaluasi oleh dokter
spesialis/subspesialis.

Pada saat kondisi peserta tidak stabil, peserta dapat dirujuk kembali ke dokter Spesialis/Sub
Spesialis sebelum 3 bulan dan menyertakan keterangan medis dan/atau hasil pemeriksaan klinis
dari dokter Faskes Tingkat Pertama yang menyatakan kondisi pasien tidak stabil atau mengalami
gejala/tandatanda yang mengindikasikan perburukan dan perlu penatalaksanaan oleh Dokter
Spesialis/Sub Spesialis.

Apabila hasil evaluasi kondisi peserta dinyatakan masih terkontrol/stabil oleh dokter
spesialis/subspesialis, maka pelayanan program rujuk balik dapat dilanjutkan kembali dengan
memberikan SRB baru kepada peserta.
Ketentuan Pelayanan Obat Program Rujuk Balik
Berikut adalah ketentuan pelayanan obat program rujuk balik:
1. Obat PRB diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari setiap kali peresepan dan
harus sesuai dengan Daftar Obat Formularium Nasional untuk Obat Program Rujuk Balik serta
ketentuan lain yang berlaku.

2. Perubahan/penggantian obat program rujuk balik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis/
sub spesialis yang memeriksa di Faskes Tingkat Lanjutan dengan prosedur pelayanan RJTL.
Dokter di Faskes Tingkat Pertama melanjutkan resep yang ditulis oleh Dokter Spesialis/sub-
spesialis dan tidak berhak merubah resep obat PRB. Dalam kondisi tertentu Dokter di Faskes
Tingkat Pertama dapat melakukan penyesuaian dosis obat sesuai dengan batas kewenangannya.

3. Obat PRB dapat diperoleh di Apotek/depo farmasi yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
untuk memberikan pelayanan Obat PRB. 4. Jika peserta masih memiliki obat PRB, maka peserta
tersebut tidak boleh dirujuk ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut, kecuali terdapat keadaan
emergency atau kegawatdaruratan yang menyebabkan pasien harus konsultasi ke Faskes Rujukan
Tingkat Lanjut. Lengkap : Mekanisme program rujuk balik BPJS Kesehatan
By Rizqia Khoirunisa Tuesday, October 30, 2018 Add Comment
Apa yang di uraikan di artikel kali ini mengenai mekanisme program rujuk balik di sadur dari
dokumen yang diterbitkan oleh bpjs kesehatan tentang program rujuk balik bagi peserta JKN
dalam format PDF.

Saya menguraikan kembali di artikel kali ini untuk memberikan kemudahan mendapatkan
informasi kepada siapapun anda pengguna internet yang kebetulan merupakan peserta bpjs yang
membutuhkan informasi tersebut.

BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Baca Juga
Surat rujukan bpjs berlaku untuk satu kali kunjungan dan tanggal jatuh tempo selama 3 bulan /
90 hari
Melahirkan di luar kota dengan BPJS tidaklah sulit, ini prosedurnya !
Berapa lama proses pindah faskes bpjs kesehatan, hingga faskes baru aktif dan bisa digunakan?

Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan dan stakeholder terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya.

Untuk itu diperlukan Buku Panduan Praktis yang diharapkan dapat membantu pemahaman
tentang hak dan kewajiban stakeholder terkait baik Dokter/Dokter Gigi yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Peserta
BPJS Kesehatan maupun pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan masyarakat akan mengetahui dan memahami tentang
Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga pada saat pelaksanaannya masyarakat dapat memahami
hak dan kewajibannya serta memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik dan benar.

Tentu saja, pada waktunya buku panduan praktis ini dapat saja direvisi dan diterapkan
berdasarkan dinamika pelayanan yang dapat berkembang menurut situasi dan kondisi di
lapangan serta perubahan regulasi terbaru.
Jenis Penyakit yang bisa mendapatkan Program Rujuk Balik
Ada 9 Jenis Penyakit kronis yang termasuk Program Rujuk Balik adalah:
a. Diabetus Mellitus
b. Hipertensi
c. Jantung
d. Asma
e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f. Epilepsy
g. Schizophrenia
h. Stroke
i. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti Hati
Indonesia dan Komite Formularium Nasional,

Sedangkan untuk penyakit sirosis tidak dapat dilakukan rujuk balik ke Faskes Tingkat Pertama
karena :

a. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang tidak curabel


b. Tidak ada obat untuk sirosis hepatis
c. Setiap gejala yang timbul mengarah kegawatdaruratan (misal : eshopageal bleeding) yang
harus ditangani di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
d. Tindakan-tindakan medik untuk menangani gejala umumnya hanya dapat dilakukan di Faskes
Rujukan Tingkat Lanjutan.

Obat yang termasuk ke dalam Program Rujuk balik


Jenis Obat Obat yang termasuk dalam Obat Rujuk Balik adalah:

a. Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum pada Formularium Nasional untuk obat Program
Rujuk Balik

b. Obat Tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan diresepkan oleh
dokter Spesialis/Sub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk mengatasi penyakit
penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama.

Siapa saja Peserta BPJS yang berhak atas program rujuk balik?
Peserta yang berhak memperoleh obat PRB adalah Peserta dengan diagnosa penyakit kronis
yang telah ditetapkan dalam kondisi terkontrol/stabil oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis dan
telah mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Program Rujuk Balik.

Mekanisme pendaftaran Peserta Program Rujuk Balik


Secara garis besar mekanisme seharusnya untuk mendapatkan program rujuk balik adalah
sebagai berikut:
1. Peserta mendaftarkan diri pada petugas Pojok PRB dengan menunjukan :
a. Kartu Identitas peserta BPJS Kesehatan
b. Surat Rujuk Balik (SRB) dari dokter spesialis
c. Surat Elijibilitas Peserta (SEP) dari BPJS Kesehatan
d. Lembar resep obat/salinan resep

2. Peserta mengisi formulir pendaftaran peserta PRB

3. Peserta menerima buku kontrol Peserta PRB

Prosedur mendapatkan Program Rujuk balik


Pada Prakteknya untuk mendapatkan program rujuk balik tidaklah terlalu sulit, tidak melulu
harus mengikuti mekanisme di atas, menurut pengalaman pribadi ketika mengantar saudara yang
kebetulan menderita penyakit kronis.

Untuk mendapatkan program rujuk balik dari rumah sakit, langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah seabgai berikut:

1. peserta cukup memeriksakan diri ke faskes tingkat 1 dengan membawa persyaratan:


a. KTP
b. Kartu KIS / BPJS

2. Dari faskes tingkat 1 peserta akan dibuatkan surat rujukan untuk memeriksakan diri ke faskes
tingkat lanjut yaitu rumah sakit agar mendapatkan tindakan medis dari dokter spesialis.

3. Biasanya di rumah sakit peserta harus melakukan rawat jalan atau pemeriksaan sampai dengan
3 kali.

4. Setelah 3 kali proses pemeriksaan di rumah sakit dan kondisi peserta sudah dinyatakan stabil
maka peserta akan diberikan resep dan berkas rujuk balik yang meliputi:

a. Lembar rujuk balik


b. Resep obat
c. Salinan SEP (Surat Eligibilitas Peserta BPJS).

Berkas di atas harus di focotocopy terlebih dahulu terutama lembar rujuk balik dan salinan resep
obat untuk pengambilan obat berikutnya.
Pengambilan obat untuk pertama dapat langsung di lakukan di apotek yang sudah bekerja sama
dengan BPJS dengan memberikan persyarata yaitu:
a. Copy lembar rujuk balik
b. KK
c. Resep obat
d. Salinan SEP
e. Copy KTP
f. Copu Kartu JKN Kis/BPJS.

Sedangkan pengambilan obat untuk periode ke 2 dan ke 3 tidak perlu lagi ke rumah sakit, peserta
cukup mendatangi faskes tingkat 1 untuk membuat salinan resep rujuk balik di faskes tingkat 1
dengan membawa persyaratan:

a. Copy Rujuk Balik


b. Copy Salinan resep dari dokter spesialis.
c. Copy KK
d. Copy KTP
e. Copy Kartu Identitas JKN (KIS/BPJS)

Di faskes tingkat 1 anda akan dibuatkan salinan resep dan jangan lupa untuk di ACC / CAP.

Berkas di atas + salinan resep yang sudah di cap/ di acc di bawa ke apotek yang sudah
bekerjasama dengan BPJS.

Pihak apotek akan memberikan obat untuk anda tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Pelayanan obat rujuk balik dilakukan 3 kali berturutturut selama 3 bulan di Faskes Tingkat
Pertama. Setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk kembali oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan untuk dilakukan evaluasi oleh dokter
spesialis/subspesialis.

Pada saat kondisi peserta tidak stabil, peserta dapat dirujuk kembali ke dokter Spesialis/Sub
Spesialis sebelum 3 bulan dan menyertakan keterangan medis dan/atau hasil pemeriksaan klinis
dari dokter Faskes Tingkat Pertama yang menyatakan kondisi pasien tidak stabil atau mengalami
gejala/tandatanda yang mengindikasikan perburukan dan perlu penatalaksanaan oleh Dokter
Spesialis/Sub Spesialis.

Apabila hasil evaluasi kondisi peserta dinyatakan masih terkontrol/stabil oleh dokter
spesialis/subspesialis, maka pelayanan program rujuk balik dapat dilanjutkan kembali dengan
memberikan SRB baru kepada peserta.

Ketentuan Pelayanan Obat Program Rujuk Balik


Berikut adalah ketentuan pelayanan obat program rujuk balik:
1. Obat PRB diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari setiap kali peresepan dan
harus sesuai dengan Daftar Obat Formularium Nasional untuk Obat Program Rujuk Balik serta
ketentuan lain yang berlaku.

2. Perubahan/penggantian obat program rujuk balik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis/
sub spesialis yang memeriksa di Faskes Tingkat Lanjutan dengan prosedur pelayanan RJTL.
Dokter di Faskes Tingkat Pertama melanjutkan resep yang ditulis oleh Dokter Spesialis/sub-
spesialis dan tidak berhak merubah resep obat PRB. Dalam kondisi tertentu Dokter di Faskes
Tingkat Pertama dapat melakukan penyesuaian dosis obat sesuai dengan batas kewenangannya.

3. Obat PRB dapat diperoleh di Apotek/depo farmasi yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
untuk memberikan pelayanan Obat PRB. 4. Jika peserta masih memiliki obat PRB, maka peserta
tersebut tidak boleh dirujuk ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut, kecuali terdapat keadaan
emergency atau kegawatdaruratan yang menyebabkan pasien harus konsultasi ke Faskes Rujukan
Tingkat Lanjut.

Lengkap : Mekanisme program rujuk balik BPJS Kesehatan


By Rizqia Khoirunisa Tuesday, October 30, 2018 Add Comment
Apa yang di uraikan di artikel kali ini mengenai mekanisme program rujuk balik di sadur dari
dokumen yang diterbitkan oleh bpjs kesehatan tentang program rujuk balik bagi peserta JKN
dalam format PDF.

Saya menguraikan kembali di artikel kali ini untuk memberikan kemudahan mendapatkan
informasi kepada siapapun anda pengguna internet yang kebetulan merupakan peserta bpjs yang
membutuhkan informasi tersebut.

BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Baca Juga

Surat rujukan bpjs berlaku untuk satu kali kunjungan dan tanggal jatuh tempo selama 3 bulan /
90 hari
Melahirkan di luar kota dengan BPJS tidaklah sulit, ini prosedurnya !
Berapa lama proses pindah faskes bpjs kesehatan, hingga faskes baru aktif dan bisa
digunakan?

Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan dan stakeholder terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya.

Untuk itu diperlukan Buku Panduan Praktis yang diharapkan dapat membantu pemahaman
tentang hak dan kewajiban stakeholder terkait baik Dokter/Dokter Gigi yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Peserta
BPJS Kesehatan maupun pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan masyarakat akan mengetahui dan memahami tentang
Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga pada saat pelaksanaannya masyarakat dapat memahami
hak dan kewajibannya serta memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik dan benar.

Tentu saja, pada waktunya buku panduan praktis ini dapat saja direvisi dan diterapkan
berdasarkan dinamika pelayanan yang dapat berkembang menurut situasi dan kondisi di
lapangan serta perubahan regulasi terbaru.

Jenis Penyakit yang bisa mendapatkan Program Rujuk Balik


Ada 9 Jenis Penyakit kronis yang termasuk Program Rujuk Balik adalah:
a. Diabetus Mellitus
b. Hipertensi
c. Jantung
d. Asma
e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f. Epilepsy
g. Schizophrenia
h. Stroke
i. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti Hati
Indonesia dan Komite Formularium Nasional,

Sedangkan untuk penyakit sirosis tidak dapat dilakukan rujuk balik ke Faskes Tingkat Pertama
karena :

a. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang tidak curabel


b. Tidak ada obat untuk sirosis hepatis
c. Setiap gejala yang timbul mengarah kegawatdaruratan (misal : eshopageal bleeding) yang
harus ditangani di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
d. Tindakan-tindakan medik untuk menangani gejala umumnya hanya dapat dilakukan di Faskes
Rujukan Tingkat Lanjutan.

Obat yang termasuk ke dalam Program Rujuk balik


Jenis Obat Obat yang termasuk dalam Obat Rujuk Balik adalah:

a. Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum pada Formularium Nasional untuk obat Program
Rujuk Balik

b. Obat Tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan diresepkan oleh
dokter Spesialis/Sub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk mengatasi penyakit
penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama.

Siapa saja Peserta BPJS yang berhak atas program rujuk balik?
Peserta yang berhak memperoleh obat PRB adalah Peserta dengan diagnosa penyakit kronis
yang telah ditetapkan dalam kondisi terkontrol/stabil oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis dan
telah mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Program Rujuk Balik.

Mekanisme pendaftaran Peserta Program Rujuk Balik


Secara garis besar mekanisme seharusnya untuk mendapatkan program rujuk balik adalah
sebagai berikut:
1. Peserta mendaftarkan diri pada petugas Pojok PRB dengan menunjukan :
a. Kartu Identitas peserta BPJS Kesehatan
b. Surat Rujuk Balik (SRB) dari dokter spesialis
c. Surat Elijibilitas Peserta (SEP) dari BPJS Kesehatan
d. Lembar resep obat/salinan resep

2. Peserta mengisi formulir pendaftaran peserta PRB

3. Peserta menerima buku kontrol Peserta PRB

Prosedur mendapatkan Program Rujuk balik


Pada Prakteknya untuk mendapatkan program rujuk balik tidaklah terlalu sulit, tidak melulu
harus mengikuti mekanisme di atas, menurut pengalaman pribadi ketika mengantar saudara yang
kebetulan menderita penyakit kronis.

Untuk mendapatkan program rujuk balik dari rumah sakit, langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah seabgai berikut:

1. peserta cukup memeriksakan diri ke faskes tingkat 1 dengan membawa persyaratan:


a. KTP
b. Kartu KIS / BPJS

2. Dari faskes tingkat 1 peserta akan dibuatkan surat rujukan untuk memeriksakan diri ke faskes
tingkat lanjut yaitu rumah sakit agar mendapatkan tindakan medis dari dokter spesialis.
3. Biasanya di rumah sakit peserta harus melakukan rawat jalan atau pemeriksaan sampai dengan
3 kali.

4. Setelah 3 kali proses pemeriksaan di rumah sakit dan kondisi peserta sudah dinyatakan stabil
maka peserta akan diberikan resep dan berkas rujuk balik yang meliputi:

a. Lembar rujuk balik


b. Resep obat
c. Salinan SEP (Surat Eligibilitas Peserta BPJS).

Berkas di atas harus di focotocopy terlebih dahulu terutama lembar rujuk balik dan salinan resep
obat untuk pengambilan obat berikutnya.

Pengambilan obat untuk pertama dapat langsung di lakukan di apotek yang sudah bekerja sama
dengan BPJS dengan memberikan persyarata yaitu:
a. Copy lembar rujuk balik
b. KK
c. Resep obat
d. Salinan SEP
e. Copy KTP
f. Copu Kartu JKN Kis/BPJS.

Sedangkan pengambilan obat untuk periode ke 2 dan ke 3 tidak perlu lagi ke rumah sakit, peserta
cukup mendatangi faskes tingkat 1 untuk membuat salinan resep rujuk balik di faskes tingkat 1
dengan membawa persyaratan:

a. Copy Rujuk Balik


b. Copy Salinan resep dari dokter spesialis.
c. Copy KK
d. Copy KTP
e. Copy Kartu Identitas JKN (KIS/BPJS)

Di faskes tingkat 1 anda akan dibuatkan salinan resep dan jangan lupa untuk di ACC / CAP.

Berkas di atas + salinan resep yang sudah di cap/ di acc di bawa ke apotek yang sudah
bekerjasama dengan BPJS.

Pihak apotek akan memberikan obat untuk anda tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Pelayanan obat rujuk balik dilakukan 3 kali berturutturut selama 3 bulan di Faskes Tingkat
Pertama. Setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk kembali oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan untuk dilakukan evaluasi oleh dokter
spesialis/subspesialis.
Pada saat kondisi peserta tidak stabil, peserta dapat dirujuk kembali ke dokter Spesialis/Sub
Spesialis sebelum 3 bulan dan menyertakan keterangan medis dan/atau hasil pemeriksaan klinis
dari dokter Faskes Tingkat Pertama yang menyatakan kondisi pasien tidak stabil atau mengalami
gejala/tandatanda yang mengindikasikan perburukan dan perlu penatalaksanaan oleh Dokter
Spesialis/Sub Spesialis.

Apabila hasil evaluasi kondisi peserta dinyatakan masih terkontrol/stabil oleh dokter
spesialis/subspesialis, maka pelayanan program rujuk balik dapat dilanjutkan kembali dengan
memberikan SRB baru kepada peserta.

Ketentuan Pelayanan Obat Program Rujuk Balik


Berikut adalah ketentuan pelayanan obat program rujuk balik:
1. Obat PRB diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari setiap kali peresepan dan
harus sesuai dengan Daftar Obat Formularium Nasional untuk Obat Program Rujuk Balik serta
ketentuan lain yang berlaku.

2. Perubahan/penggantian obat program rujuk balik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis/
sub spesialis yang memeriksa di Faskes Tingkat Lanjutan dengan prosedur pelayanan RJTL.
Dokter di Faskes Tingkat Pertama melanjutkan resep yang ditulis oleh Dokter Spesialis/sub-
spesialis dan tidak berhak merubah resep obat PRB. Dalam kondisi tertentu Dokter di Faskes
Tingkat Pertama dapat melakukan penyesuaian dosis obat sesuai dengan batas kewenangannya.

3. Obat PRB dapat diperoleh di Apotek/depo farmasi yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
untuk memberikan pelayanan Obat PRB. 4. Jika peserta masih memiliki obat PRB, maka peserta
tersebut tidak boleh dirujuk ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut, kecuali terdapat keadaan
emergency atau kegawatdaruratan yang menyebabkan pasien harus konsultasi ke Faskes Rujukan
Tingkat Lanjut.

Anda mungkin juga menyukai