“HUSADA BUNDA”
Jl. Prof. M. Yamin, SH (Simp. Terang Bulan) Salo-Bangkinang
Hp. 085265913882 E-mail : husadabunda.rsia@gmail.com
PERATURAN DIREKTUR
TENTANG PELAYANAN
LABORATORIUM
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PELAYANAN
LABORATORIUM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah sakit Ibu dan Anak yang selanjutnya disebut Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,
dan gawat .
2. Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi dirumah sakit
yang bertugas memimpin penyelengaraan Rumah Sakit.
3. Pimpinan Rumah Sakit adalah para Kepala Bidang atau Kepala
Bagian yang dipilih untuk membantu Direktur.
4. Pelayanan laboratorium adalah sarana pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
5. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan
tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
Pasal 2
BAB II
PELAYANAN LABORATORIUM
Pasal 3
1. Pelayanan Patologi Klinis terdiri atas:
Pelayanan pemeriksaan melalui analisis laboratorium atas cairan
tubuh seperti darah, dan urin, melalui Pemeriksaan kimia klinik,
hematologi, Imunologi klinik, parasitologi, Urinalisa, feses rutin.
BAB III
PELAYANAN DARAH
Pasal 4
1. Produk darah
Setiap substansi terapeutik yang dibuat dari darah manusia.
Dari produk darah dibuat menjadi komponen darah, Komponen
darah berawal dari Darah Lengkap (Whole Blood) merupakan
darah dari donor yang dikumpulkan dalam sebuah wadah berisi
larutan pengawet antikoagulan, dan belum dipisahkan
komponennya. Darah lengkap dapat dibuat komponen darah
yang antara lain: Sel darah merah pekat (Packed Red Cells),
Plasma.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Peraturan
tentang Pedoman Pelayanan Laboratorium dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Dokumen Pedoman yang tercantum dalam lampiran Peraturan
Direktur ini, dijadikan acuan dalam Pedoman Pelayanan
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Peratu
Direktur Nomor 01/YHB/X/2018 tanggal 1 Oktober 2
tentang Pengangkatan Direktur RSIA Husada Bunda ten
Pedoman Pelayanan Laboratorium dicabut dan dinyatakan ti
berlaku.
Pasal 6
Dokumen Pedoman yang tercantum dalam lampiran Peratu
Direktur ini, dijadikan acuan dalam Pedoman Pelaya
Laboratorium dan Pelayanan Darah di RSIA Husada Bunda .
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bangkinang
pada tanggal 31 Januari 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan laboratorium rumah sakit merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Sebagai komponen penting dalam pelayanan
kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan
diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan,
serta menentukan prognosis suatu penyakit. Oleh karena itu mutu hasil
pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin. Untuk meningkatkan
mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu dilaksanakan
kegiatan pemantapan mutu (Quality Assurance) yang mencakup
berbagai komponen kegiatan. Komponen yang sangat penting adalah
melaksanakan kegiatan praktik laboratorium kesehatan yang benar
sesuai dengan pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar
(Good Laboratory Practice/GLP).
Dalam rangka peningkatan mutu tersebut maka diperlukan suatu
standar yang dapat dijadikan acuan bagi laboratorium rumah sakit
dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit melalui proses
akreditasi. Untuk memenuhi standar pelayanan Unit laboratorium yang
bermutu perlu dibuat suatu pedoman pelayanan Unit laboratorium RSIA
Husada Bunda yang mengacu kepada Pedoman Praktik Laboratorium
Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice)Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2008.
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSIA Husada Bunda tersebut
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan laboratorium. Tiap
pelaksana yang ditunjuk untuk melaksanakan pelayanan di Unit
laboratorium memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan aktivitas. Pedoman tertulis memudahkan proses
pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang akan dipercayakan untuk
mengerjakan suatu aktivitas pelayanan laboratorium di Unit
laboratorium. Kegiatan pelayanan laboratorium yang dilaksanakan
dengan mengikuti pedoman prosedur pelayanan yang
-7-
tertulis akan menjamin konsistennya mutu hasil yang dicapai. Semua
petugas harus diberi instruksi tentang penggunaan, penerapan dan
persyaratan penerapan pedoman pelayanan yang dipakai sebagai acuan
di Unit laboratorium.
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan unit laboratorium
2. Untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu pelayanan
laboratorium di Unit laboratoriumdari waktu kewaktu secara
berkesinambungan.
D. Batasan Operasional
Laboratorium RSIA Husada Bunda merupakan Laboratorium Klinik
yang melaksanakan pemeriksaan specimen klinik di bidang Hematologi,
Kimia Klinik, Urin Rutin, Feses Rutin dan serologi
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi
lengkap, golongan darah, gambaran darah tepi.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
-8-
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati, Faal
Ginjal, profil lemak.
3. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapapemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain :
Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah: pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai
bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg,
NS1, DHF IgG IgM , widal, CRP kuantitatif.
5. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan yang memerlukan sampel
feses antara lain : feses rutin, telur cacing
E. Landasan Hukum
1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PMK No 43 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Klinik Yang Baik
4. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
5. Permenkes RI No 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
6. Pedoman praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (good
laboratory practice) Dirjen Bina Pelayanan Medik tahun 2008
-9-
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
15.048
- 12 -
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan metode Workload Indicators of Staffing Need
(WISN), maka di daptkan kebutuhan tenaga dokter spesialis penangung
jawab Laboratorium : 0.08 + 0,14= 1 Orang
II. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis di Laboratorium
a. Menetapakan waktu kerja tersedia dalam 1 tahun
1. Hari Kerja : 260 Hari
2. Cuti Tahunan : 12 Hari
3. Hari libur dan libut Nasional : 15 Hari
4. Ketidak Hadiran Kerja : 12 Hari
5. Pendidikan dan Pelatihan : 12 Hari
Hari kerja 260-82 = 178 hari
Waktu kerja tersedia = 178 x 6 jam = 1060 jam/tahun
b. Standar beban kerja analis meliputi :
1. Kegiatan pokok yang di lakukan di laboratorium adalah
pelayanan Laboratorium yang dilakukan pasien cito dan tidak
cito, meliputi Proses Pra Analitik, Analitik, dan Post Analitik
2. Rata-rata waktu yang di perlukan berdasarkan pengamatan
selama satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
pelayanan Laboratorium terhadap padien cito membutuhkan
waktu rata-rata 20 menit, sedang kan untuk pasien tidak cito
membutuhkan waktu rata-rata 40 menit, beban administrasi
pasien cito 2 menit dan pasien tidak cito 5 menit.
3. Standar beban kerja per satu tahun :
Waktu kerja tersedia
Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan denagn metode Workload Indicators of
Staffing Need (WISN), maka didapatkan kebutuhan tenaga analis = 2.160 +
2.160 = 4.32 Orang / hari.
- 14 -
Keterangan :
Berdsarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSIA
Husada Bunda dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga
Analis kesehatan 4 Orang.
Kesimpulan :
Sesuai dengan analisis di atas maka untuk memenuhi kekuranagn
tenaga di Laboratorium RSIA Husada Bunda, maka di perlukan penambahan
tenaga Analis Kesehatan 0 Orang.
B. Distribusi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) di Unit laboratorium didistribusikan
sesuai dengan pelayanan yang ada di laboratorium. Distribusi SDM
disesuaikan dengan jumlah beban kerja di masing-masing bagian,
pembagian tugas dilaksanakan agar pelayanan laboratorium dapat berjalan
dengan sebaik-baiknya.
C. Pengaturan Jaga
Pelayanan di Unit laboratorium terdiri dari tiga sift dinas yaitu dinas
pagi, sore dan malam. Semua siff melaksanakan pemeriksaan
laboratorium , Pengaturan daftar jaga di Unit laboratorium adalah
sebagai berikut:
- 15 -
Jumlah Petugas
No Jam Dinas Bagian
(orang)
1 Dinas pagi 1. Kepala Unit Laboratorium 1
Labor 2. Doabotkter spesialis 1
patologi klinik
2 Dinas siang 1.Analis Laboratorium 1
labor
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
- 17 -
B. Standar Fasilitas
1. Gedung dan Prasarana
Tabel 3.1 Persyaratan Gedung dan Prasarana Laboratorium Patologi
Klinik
JUMLAH /
NO JENIS KELENGKAPAN
KETERANGAN
1 Gedung Permanen
2 Ventilasi Tidak Ada
3 Penerangan lampu Cukup
4 Air mengalir, bersih Ada
5 Daya Listrik
Tata Ruang :
Ada
a) Ruang tunggu
Ada
b) Ruang petugas
Ada
c) Ruang Pengambilan spesimen
Ada
d) Ruang administrasi
Ada
6 e) Ruang pemeriksaan
Ada
f) Ruang penyimpanan/Logistik
Ada
g) Ruang makan / minum
Tidak Ada
h) WC pasien
Ada
i) WC petugas
Ada
Tempat penampungan/pengelolaan sederhana
7 Ada
limbah cair
Tempat penampungan/pengelolaan sederhana
8 Ada
limbah padat
Peralatan Mebel :
Cukup
a) Kursi
Ada
b) Meja Kerja
9 Ada
c) Meja Tulis Ada
d) Lemari Arsip Tidak ada
e) Lemari bahan kimia
- 18 -
Peralatan Kantor :
a) Komputer Ada
10 b) Printer Ada
c) Telpon Ada
d) Alat Tulis Cukup
Rak Tabung 1 √
23
Rotator 1 √
24.
25. Kamar hitung 1 √
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Pelayanan Pasien
Pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium adalah sebagai
berikut :
1. Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
2. Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
3. Pasien IGD di Rumah Sakit
4. Pasien dari dokter luar/ Rujukan dari Rumah Sakit Lain
- 20 -
A. Spesimen
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa :
1. Serum 7. Swab tenggorok
2. Plasma
3. Darah (Whole Blood)
4. Urine
5. Feses
6. Sperma
*Pengambilan tidak dilaboratorium
Semua bahan yang dilakukan pemeriksaan laboratorium dianggap
bahan infeksius karena berasal dari manusia.
1. Persiapan Pasien
Persiapan Pasien secara Umum
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus berpuasa 8-12 jam
sebelum diambil darah
b. Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan pagi hari antara
pukul 07.00 – 09.00 wib
c. Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat
24 jam sebelum pengambilan spesimen
d. Untuk pengambilan spesimen urin, tidak minum obat 72 jam
sebelum pengambilan spesimen
e. Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk
dihentikan maka harus diinformasikan kepada petugas
laboratorium
f. Pasien harus menghindari aktivitas fisik/olahraga sebelum
spesimen diambil
- 26 -
g. Memperhatikan posisi tubuh
2. Pengambilan Spesimen
a. Pengambilan darah vena pada lipat siku (vena vosa cubiti)
Prosedur:
1) Pengambilan darah menggunakan spuit disposible
a) Siapkan spuit disposible
b) Bersihkan vena pada lipat siku dengan alcohol swab
c) Pasang ikatan pembendung (torniquet) pada lengan atas.
d) Pasien diminta mengepalkan tangannya.
e) Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan kiri
f) Buat tusukan pada vena dengan spuit
g) Hisap darah dengan spuit tersebut sasuai dengan
kebutuhan
h) Lepaskan torniquet dari lengan atas.
i) Letakkan kapas diatas tusukan jarum spuit
j) Cabut spuit dari vena dengan hati-hati
k) Pasien diminta menekan kapas pada bekas tusukan
beberapa menit
l) Darah dipindahkan kedalam wadah (tabung) sesuai
dengan kebutuhan.
m) Buang spuit bekas ketempat yang telah disediakan.
2) Pengambilan darah menggunakan vacutainer
a) Siapkan holder vacutainer dengan jarum disposibel
b) Bersihkan vena pada lipat siku dengan alkohol swab
c) Pasang ikatan pembendung (torniquet) pada lengan atas.
d) Pasien diminta mengepalkan tangannya.
e) Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan kiri
f) Buat tusukan pada vena dengan jarum vacutainer
g) Tusukkan tabung vacutainer pada jarum holder
h) Biarkan darah masuk kedalam tabung vacutainer dengan
sendirinya
i) Cabut tabung vacutainer yang sudah terisi darah sesuai
batas volume
j) Ganti tabung vacutainer sesuai dengan kebutuhan
k) Homogenkan darah dalam vacutainer dengan antikoagulan
(tabung dibolak-balik 8 kali )
- 27 -
Urutan pengambilan darah menggunakan vacutainer
berdasarkan W.H.O direkomendasikan untuk mengikuti
prosedur, gunakan antikoagulan di dalam persyaratan
pemeriksaan laboratoirum (1999) :
a) Kultur (Putih)
b) Serum (Tabung tutup Merah)
c) Coagulation ( tabung tutup Biru)
d) Heparin (tabung tutup Hijau)
e) Hematologi (Tabung tutup Ungu)
f) Glucose / Naf (Tabung Tutup Abu-abu)
g) Jika sampel darah yang dibutuhkan hanya untuk
kebutuhan pemeriksaan fungsi hemostasis dan
hematologi rutin saja, maka urutan pengambilan darah
dimulai dari tabung koagulation tutup warna biru, diikuti
tabung hematologi tutup warna ungu.
b. Pengambilan darah kapiler pada jari tangan
Prosedur
1) Siapkan lanset disposible
2) Bersihkan ujung jari manis atau jari tengah dengan alcohol
swab
3) Pegang jari manis agar tidak bergerak.
4) Buat tusukan dengan arah melintang garis-garis sidik jari
5) Biarkan darah keluar dengan sendirinya.
6) Buang tetes darah yang pertama dengan kapas kering
7) Tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk spesimen
pemeriksaan yang dibutuhkan.
8) Tutup bekas luka tusukan dengan kapas apabila spesimen
darah yang dibutuhkan telah terpenuhi.
9) Pasien diminta menekan kapas tersebut untuk beberapa
waktu sampai darah tidak keluar lagi.
3) Urine
Untuk uji carik celup spesimen urine tidak memerlukan
pengolahan khusus, kecuali urine harus dilakukan segera
dalam 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen urine
harus dilakukan pengolahan seperti berikut :
a. Urine sebanyak ± 10 ml dimasukkan ke dalam tabung
sedimen
b. Urine diputar dengan centripuge pada 2500 rpm selama 5
menit.
c. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml
kemudian dikocok untuk mensuspensikan.
4. Penyimpanan dan pengiriman spesimen
a. Penyimpanan
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas spesimen
adalah :
- 31 -
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen
c. Terjadi penguapan
d. Pengaruh suhu
e. Terkena paparan sinar matahari
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk
beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis
spesimen, antikoagulan/pengawet dan wadah serta
stabilitasnya.Beberapa cara penyimpanan spesimen:
1) Disimpan pada suhu kamar
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8 0C
3) Dibekukan suhu -20 0C, -70 0C , atau -120 0C (jangan sampai
terjadi beku ulang)
4) Dapat diberikan bahan pengawet
5) Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum
atau lisat
200C(6bulan)
Asam Urat serum 1 ml G/P 20-250C
(5hari)
40C (5 hari)
-
200C(6bulan)
Bilirubin Serum 1 ml G/P Segera
mungkin
Kreatinin Serum 1 ml G/P 20-250C
(24jam)
40C (7 hari)
-200C(8 bln)
GOT Serum 1 ml G/P 20-250C
aktivitas
turun 10 %)
40C (>3 hari
aktivitas
turun 8 %)
-200C(7 hari)
GPT Serum 1 ml G/P 20-250C
aktivitas
turun >17 %)
40C (>3 hari
aktivitas
turun 10 %)
-200C(7 hari)
Serologi
Widal Serum 2 ml G/P 2-80C (2-3
hari)
HBsAg Serum 2 ml G/P compartment
CRP Serum (1 bulan)
Urinalisa
Pemeriksaan Urin Toluen 2- G/P 4 jam 24 jam
urin 24 jam 5
Protein urine Urin 5 ml ml/urin P 20-250C(4
- 34 -
kuantitatif hari)
Reduksi Urine 5 ml P 20-
Urine rutin Urine 15 ml G/P 250C(secepat
G/P nya)
40C(24 jam)
Sedimen Urine G/P Suhu kamar
Urine (1 jam)
4-80C (1
Kehamilan Urine hari)
Suhu kamar
(segera
Parasitologii
Malaria Darah 2 tetes G Secepatnya
segar kapiler
(tetes
tebal-
tetes
tipis
Keterangan :
P : Plastik
G: Gelas
b. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk),
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen
antara lain :
1) Waktu pengiriman jangan melampui masa stabilitas spesimen
2) Tidak terkena sinar matahari langsung
3) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan
- 35 -
‘bahan pemeriksaan infeksius’ atau ‘bahan pemeriksaan
berbahaya’.
4) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
5) Penggunaan media transport untuk pemeriksaan mikrobiologi.
B. Pemeriksaan Laboratorium
Unit laboratorium RSIA Husada Bunda merupakan laboratorium RS
Kelas c yang mampu memberikan pelayanan sebagai berikut:
Jenis Pemeriksaan Jadwal Sampel Keterangan
pelayanan
Urine Rutin
pH Setiap Urine
Hari
Berat Jenis Setiap Urine
Hari
Protein Setiap Urine
Hari
Glukosa Setiap Urine
Hari
Urobilinogen Setiap Urine
Hari
Bilirubin Setiap Urine
Hari
Benda Keton Setiap Urine
Hari
Nitrit Setiap Urine
Hari
Sedimen Setiap Urine
Hari
Tes Kehamilan Setiap Urine
Hari
Feses Rutin
Sisa pencernaan Setiap Feses
- 36 -
Hari
Telur Cacing Setiap Feses
Hari
Hematologi
Hemoglobin Setiap Darah EDTA
Hari
Jumlah trombosit Setiap Darah EDTA
Hari
Hitung jenis Setiap Darah EDTA
Hari
Hematokrit Setiap Darah EDTA
Hari
Laju endap darah Setiap Darah EDTA
Hari
MCH Setiap Darah EDTA
Hari
MCHC Setiap Darah EDTA
Hari
MCV Setiap Darah EDTA
Hari
Morfologi Darah Setiap Darah EDTA
Tepi Hari
Pemeriksaan
Parasitologi
Malaria Setiap Darah
Hari EDTA/Kapiler
Filaria Setiap Darah Diambil
Hari EDTA/Kapiler Pukul
24.00
Hemostatis
Masa perdarahan Setiap Darah EDTA
Hari
Masa pembekuan Setiap Darah EDTA
Hari
Serologi
- 37 -
Hari
Trigliserida Setiap Serum
Hari
Karbohidrat
Glukosa Puasa Setiap Serum
Hari
Glukosa 2 jam PP Setiap Serum
Hari
Glukosa Sewaktu Setiap Serum
Hari
1. Pemeriksaan Hematologi
Laboratorium Klinik RSIA Husada Bunda memiliki 1 alat
hematologi analyzer yang berfungsi sebagai alat utama. Alat ini
memiliki kemampuan 3 differensial sel leukosit. Pemeriksaan
laboratorium yang tercakup dalam hematologi menggunakan analyzer
ini adalah hemoglobin, leukosit, hematokrit, trombosit, differensial sel
leukosit ( netrofil, limfosit, monosit), MCH,MCHC, MCV,RDW, MPV.
2. Faal Hemostatis
Faal Hemostastis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi
darah. Pemeriksaan hemostatis yang dapat dilakukan di
Laboratorium yaitu pemeriksaan Cloting Time, Blooding Time, Untuk
pemeirksaan faktor-faktor pembekuan dan hemostatis lainnya akan
dirujuk ke laboratorium rujukan.
3. Kimia Klinik
Pemeriksan kimia klinik dilakukan menggunakan peralatan
analizer automatik. Parameter kimia klinik yang tersedia di
laboratorium RSIA Husada Bunda adalah parameter untuk
pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, profil lemak, dan diabetes.
4. Urinalisa dan Feses
Pemeriksaan Urinalisa menggunakan alat semiautomatic karena
tes kimiawi dibaca oleh urine analyzer, sedangkan untuk mikroskopis
sel masih manual yaitu pembacaan dengan mikroskop. Pemeriksaan
Urin lainnya adalah tes kehamilan.
Pemeriksaan feses menggunakan metode manual.
- 39 -
5. Imuno serologi
Pemeriksaan imunologi di laboratorium RSIA Husada Bunda
menggunakan beberapa metode yaitu :
1) Metode rapid seperti pemeriksaan HBsAg, Dengue IgG/IgM, NS1
2) Metode aglutinasi seperti widal dan CRP.
Jenis NILAI
PEMERIKSAAN SATUAN
Kelamin RUJUKAN
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Hemoglobin Wanita 12-16
g/dl
Pria 14-18
4,8-10,8 x
Leukosit /Ul 103
LED Wanita <10
Mm
Pria <15
Hitung Jenis
Eosinofil % 1-3
Basofil % 0-1
Netrofil % 2-6
Segmen % 50-70
Limfosit % 20-40
Monosit % 2-8
150-400 x
Trombosit /Ul 103
- 40 -
Hematokrit % 37-47
4,2-5,40 x
Eritrosit /uL 106
MCV Fl 80-94
MCH Pg 27-31
MCHC g/dl 32,0-36,0
Retikulosit % 0,5-1,5
TIBC
Golongan Darah
Malaria Negatif
Filaria Negatif
HEMOSTATIS
Masa Pendarahan Menit 1-6
Masa Pembekuan Menit 2-6
KIMIA
FUNGSI HATI
Albumin g/dl 3,4-4,8
Globulin g/dl 3,0-3,5
Protein Total g/dl Dewasa 6,4-8,3
Bilirubin
Total mg/dl Bayi 0,2-1,3
Dewasa 1,0-10,45
Bilirubin
Direk mg/dl Bayi 0,0-0,4
Bilirubin Indirek mg/dl -
SGOT U/L <36
SGPT U/L <52
FUNGSI GINJAL
Ureum mg/dl 15-36,4
Creatinin mg/dl 0,7-1,2
Asam Urat mg/dl 3,5-8,5
DIABETES
Gula Darah Puasa mg/dl 70-126
Gula Darah Sewaktu mg/dl 70-200
Gula Darah 2 Jam PP mg/dl 70-140
- 41 -
PROFIL LEMAK
Cholesterol Total mg/dl < 200
Cholesterol HDL mg/dl ³60
Cholesterol LDL mg/dl <100
Trigliserida mg/dl <150
URINALISIS
Warna Jernih
Kekeruhan -
pH 4,7-7,5
BJ 1,002-1,030
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Urobilinogen Negatif
Bilirubin Negatif
Nitrit Negatif
Darah Negatif
Keton Negatif
Sedimen
Leukosit /LPB 0-6
Eritrosit /LPB 0-1
Silinder Negatif
Kristal /LPK
Epitel Negatif
Bakteri Negatif
Ragi Negatif
Tes Kehamilan
Cannabinoids Negatif
ANALISA FESES
Konsistensi -
Warna Negatif
Pus Negatif
Darah Negatif
Lendir
Eritrosit /LPB
- 42 -
Leukosit /LPB
Sisa Makanan
Ragi
Bakteri Negatif
Amuba Negatif
Telur Cacing Negatif
Darah samar Negatif
Analisa Sperma
Warna
Bau
Volume Ml 2,0
pH ³7,2
Viskositas
Koagulum
Liquefaksi Menit
Jumlah leukosit /LPB
Jumlah Spermatozoa /LPB ³20 juta
Jumlah Spermatozoa /ml
Jumlah Spermatozoa /ejakulat ³ 50 %
Vitalitas %
Motilitas Normal %
Tidak ³ 50 %
Normal %
Morfologi Normal %
Tidak ³ 30 %
Normal %
Jumlah Leukosit /uL
Mikroskopis
Hitung Jenis PMN %
MN %
Sel Ganas
(blast) %
Kesan
Leukosit /LPB
- 43 -
IMUNOSEROLOGI
HbsAg (Kualitatif) Non Reaktif
HCV (Kualitatif) Non Reaktif
Widal
Salmonella Typosa O Titer 0-
Salmonella Typosa H 1/80
Anti Dengue IgG Negatif
Anti Dengue IgM Negatif
CRP Kualitatif mg/L Non Reaktif
CRP Kuantitatif mg/L < 6 mg/L
HEMATOLOGI
Jenis Nilai Nilai Kritis
Test Umur
Kelamin Standart Rendah Tinggi
14.0-18.0 <10.0
0-2 bulan g/dl g/dl
L/P
2 bulan - 11 11.0-14.0
tahun g/dl <6.0 g/dl
Hemoglobin Tidak ada
13.6-18.0
Laki-laki >11 tahun g/dl <6.0 g/dl
11.5-16.0
Perempuan >11 tahun g/dl <6.0 g/dl
- 44 -
5.0-20.0
0-2 bulan x 10³/µl
2 bulan - 5 4.5-17.0
tahun x 10³/µl <1.0 x
WBC L/P >30.0 x 10³/µl
4.5-13.0 10³/µl
5 - 11 tahun x 10³/µl
4.0-10.0
>11 tahun x 10³/µl
42.0-68.0
<30.0 %
0-2 minggu %
2 minggu - 2 35.0-50.0
<18.0 %
bulan %
L/P
2 bulan - 1 30.0-40.0
<18.0 %
tahun %
Hematokrit Tidak ada
32.0-42.0
<18.0 %
1 - 5 tahun %
39.8-52.0
<18.0 %
Laki-laki >5 tahun %
34.7-46.0
<18.0 %
Perempuan >5 tahun %
140-440 <100 x >1.000 x
0-2 bulan x 10³/µl 10³/µl 10³/µl
Trombosit L/P
140-440 <25 x >1.000 x
>2 bulan x 10³/µl 10³/µl 10³/µl
KIMIA KLINIK
Jenis Nilai Nilai Kritis
Test Umur
Kelamin Standart Rendah Tinggi
0.0-8.0
0-1 hari mg/dl
Bilirubin 3.4-11.5 Tidak >14.9
L/P
Total 1-2 hari mg/dl ditentukan mg/dl
1.5-12.0
2-5 hari mg/dl
- 45 -
5 hari - 20 0.6-1.4
tahun mg/dl
0.3-1.2
>20 tahun mg/dl
Semua 10-40 Tidak
Ureum >200mg/dl
L/P umur mg/dl ditentukan
0.30-1.00
L/P 0-3 hari mg/dl
4 hari - 1 0.20-0.40
bulan mg/dl
2 bulan - 0.30-0.70
9 tahun mg/dl Tidak >7.3
Creatinin
10 - 17 0.50-1.00 ditentukan mg/dl
tahun mg/dl
0.70-1.30
Laki-laki >18 tahun mg/dl
0.60-1.10
Perempuan >18 tahun mg/dl
40-60 >229
L/P 0-1 hari mg/dl <31 mg/dl mg/dl
1 hari - 1 50-80 >229
bulan mg/dl <31 mg/dl mg/dl
1 bulan - 60-100 >499
1 tahun mg/dl <41 mg/dl mg/dl
Glukosa
1 - 60 74-100 >499
tahun mg/dl <41 mg/dl mg/dl
60 - 90 82-115 >499
tahun mg/dl <41 mg/dl mg/dl
75-121 >499
>90 tahun mg/dl <41 mg/dl mg/dl
- 46 -
D. Pemeriksaan yang dirujuk
Pemeriksaan yang dirujuk dari laboratorium adalah pemeriksaan
yang belum bisa diperiksa di laboratorium RSIA Husada Bunda
disebabkan karena tidak ada reagen atau peralatan yang belum tersedia
atau pemeriksaan yang sebelumnya bisa dilakukan tetapi karena
sesuatu hal menyebabkan tidak bisa dilakukan.
E. Pelayanan Darah
a. Penyimpan Persediaan Darah
1. Darah disimpan dalam blood bank refrigerator pada suhu 2-6 0C.
Batas 20C sangat penting karena sel darah merah sangat sensitif
terhadap pembekuan. Dinding sel darah merah yang beku akan
pecah, hemoglobin akan keluar ( hemolisis), dan ini dapat
berakibat fatal pada penerima transfusi.
2. Suhu refrigerator dijaga agar tidak melebihi 60C karena akan
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang sangat cepat dan
membahayakan penerima transfusi.
3. Blood bank refrigerator disertai termometer dan kipas untuk
mempertahankan suhu, juga dilengkapi sistem alarm yang akan
berbunyi bila suhu diluar batas yang ditentukan.
4. Suhu blood bank refrigerator dicatat pada blanko pencatatan
suhu.
5. Blood bank refrigerator diberi tanda yang menunjukkan tempat
untuk meletakkan darah sesuai golongan, darah yang sudah dan
belum crossmatch
6. Darah WB dan PRC dengan antikoagulan dapat disimpan 35 hari.
b. Peralatan Laboratorium
1. Dasar pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat
yaitu:
a. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai
dengan kebutuhan setempat yang meliputi jenis pemeriksaan,
jenis spesimen dan volume spesimen dan jumlah pemeriksaan.
b. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai
dengan fasilitas yang tersedia seperti luas ruangan, fasilitas listrik
dan air yang ada, serta tingkat kelembaban dan suhu ruangan.
c. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi
tertentu yang dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli.
d. Reagen yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan
kontinuitas distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen
perlu dipertimbangkan pula, apakah sistem reagen tertutup atau
terbuka. Pada umumnya sistem tertutup lebih mahal
dibandingkan dengan sistem terbuka
e. Sistem alat
Perlu dipertimbangkan antara lain :
1) Alat tersebut mudah dioperasikan
2) Alat memerlukan perawatan khusus
3) Alat memerlukan kalibrasi setiap kali akan dipakai atau
hanya tiap minggu atau hanya tiap bulan.
f. Pemasok/Vendor
- 48 -
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai reputasi yang baik
b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat,
pemeliharaan dan perbaikan sederhana.
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain
mempunyai teknisi yang handal, suku cadang mudah
diperoleh.
f. Mendaftar peralatan ke depertemen kesehatan.
g. Nilai Ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analisis cost-
benefit, yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari
investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasi
alat.
h. Terdaftar di depertemen kesehatan
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar di
depertemen kesehatan dan mendapat izin edar.
2. Evaluasi Peralatan Baru
Evaluasi alat baru dilakukan sebelum dan sesudah pembelian
atau disebut juga sebagai uji fungsi. Tujuannya untuk mengenal
kondisi alat yang mencakup : kesesuaian spesifikasi alat dengan
brosur, kesesuaian alat dengan lingkungan dan hal-hal khusus yang
diperlukan bagi penggunaan secara rutin.
Dari evaluasi ini dapat diketahui antara lain reprodusibilitas
kelemahan alat, harga per tes dan sebagainya
Prosedur :
1) Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (SPPL)
a) Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium dibuat
1lembar.
b) Data permintaan pemeriksaan laboratorium di entrikan
ke dalam komputer Aplikasi Laboratorium kemudian prin
out billing dan stiker. Stiker ditempel pada SPPL dan
spesimen
c) SPPL beserta hasil pemeriksaan, hasil print out dari alat
dan billing warna merah disimpan dalam bundel per hari
dan diberi tanggal, selanjutnya disimpan dalam tempat
yang aman.
d) Arsip surat permintaan pemeriksaan laboratorium
- 59 -
dimusnahkan setelah tiga tahun atau lebih dengan berita
acara pemusnahan arsip.
e) Arsip software disimpan dalam server Aplikasi
Laboratorium.
2) Arsip hasil pemeriksaan laboratorium
a) Prin out hasil pemeriksaan rangkap 3, lembar pertama
dikirim dan disimpan dalam file dokumen status pasien,
lembar kedua digunakan untuk kleim jaminan pelayanan,
dan lembar ketiga disimpan di arsip Unit laboratorium .
b) Arsip (duplikat) hasil pemeriksaan laboratorium dibundel
per hari, diberi bertanggal, dan disimpan dengan baik di
masing-masing bagian laboratorium, atau di kumpulkan
dalam gudang arsip.
c) Arsip hasil pemeriksaan laboratorium dimusnahkan
setelah tiga tahun atau lebih dengan berita acara
pemusnahan arsip.
d) Arsip hasil pemeriksaan laboratorium dalam bentuk
software disimpan di server bagian SIM RS yang dapat di
prin out sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
e) Hasil duplikat dari pemeriksaan laboratorium dapat
dikeluarkan oleh laboratorium jika dibutuhkan, dengan
syarat diberi label hasil Copy dan dituliskan tanggal di
BAB V
LOGISTIK
A. Macam/ Jenis
Logistik yang dikelola di laboratorium dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Logistik Medis yang terdiri dari
4. Bahan Laboratorium seperti reagen, standar, bahan control, air,
dan media.
5. Alat kesehatan yaitu alat-alat untuk pemeriksaan habis pakai.
2. Logistik Umum
Yaitu barang-barang kebutuhan pelayanan administrasi seperti alat
tulis kantor baik cetak atau non cetak, barang-barang komputer,
barang-barang rumah tangga dll.
- 60 -
B. Dasar Pemilihan
Pada bab ini khusus hanya membahas dasar pemilihan bahan
laboratorium. Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium harus
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi
3. Deskripsi lengkap dari pabrik
4. Mempunyai kadaluarsa yang panjang
5. Volume dan isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh di pasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok/Vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Ditjen
Yanfar dan Alkes Depkes.
Pengadaan
Pengadaan logistik laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stok. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah
barang/bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan
operasional normal sampai pengadaan berikutnya dari pembekal
atau ruang penyimpanan umum.
Safety stok adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada
untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat
diterima dari pemasok. Buffer stok adalah cadangan reagen/sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang
lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan
untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata-rata pemakaian bahan
untuk satu bulan perlu dicatat.
- 61 -
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan/barang
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai
bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan terutama untuk
bahan yang sulit didapat.
Tabel 5.1 Daftar Beberapa Bahan Kimia Yang Tidak Boleh Dicampur
- 65 -
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien/ Patient Safety adalah keadaan dimana pasien
bebas dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial, penderitaan,cacat, kematian, dan lain-lainnya yang
seharusnya tidak terjadi.
Di laboratorium, keselamatan pasien bearti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium
harus ditaati, tidak ada kesalahan sampling/spesimen, tidak ada
kesalahan analisa, tidak ada kesalahan pencetakan dan penyerahan
hasil, serta tidak ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai
kritis kepada dokter pengirim merupakan salah satu tindakan untuk
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, bearti juga semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar
bangunan, peralatan pengambilan spesimen sampai alat-alat analizer
yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
- 66 -
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium
2. Tujuan Khusus
3. Menurunkan angka kejadian Tidak Diharapkan di laboratorium
4. Mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi data dan
mengusulkan jalan keluar pemecahan KNC, KTD, dan Sentinel
Event yang terjadi yang berhubungan dengan laboratorium.
5. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di
Laboratorium.
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Tatalaksana di laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Mulai dengan menggunakan Standar Prosedur Operasional (SPO)
2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium.
3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bilaterjadi kejadian yang
tidak diharapkan.
4. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan
terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah sistem
sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, memngevaluasi
sistem baru tersebut.
5. Melaporkan Indikator Keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat
kerja bulanan dengan direksi yaitu :
a. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan identitas
pasien
b. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif
c. Kejadian pasien jatuh
d. Kejadian yang berhubungan dengan transfusi darah
e. Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi
(cuci tangan)
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
g. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien.
- 67 -
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia nomor 43 tahun 2013 Bab
VIII Menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia
maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak
dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi
infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas yang lainnya, atau
keluarganya dan masyarakat.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan
yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium,
mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol
bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanan dan keselamatan untuk menghindarkan
petugas dari berbagai bahaya infeksi atas segala tindakan dan kegiatan
yang telah dilakukan.
b. Tahap Analitik
1) Persiapan reagen dan bahan control
Persiapan reagen disesuaikan pada dasar pemilihan reagen
pada Bab V Logistik Laboratorium. Persiapan bahan control
- 83 -
harus memenuhi syarat yaitu harus mempunyai komposisi
yang sama atau mirip dengan spesimen, misalnya untuk
urinalisis digunakan bahan kontrol urin atau zat yang mirip
dengan urin.Komponen yang terdapat dalam dalam bahan
kontrol harus stabil, selama penyimpanan bahan tersebut
tidak boleh mengalami perubahan. Disertai dengan sertifikat
analisa yang dikeluarkan oleh pabrik.
2) Persiapan alat
Alat yang digunakan harus dipersiapkan sehingga bisa
dioperasikan secara baik. Persiapan alat harus sesuai dengan
perawatan atau maintenance yang diinstruksikan oleh pabrik.
3) Kalibrasi alat
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, oleh karena itu
perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala
4) Pelaksanaan pemeriksaan
Pelaksanaan setiap jenis pemeriksaan harus sesuai dengan
prosedur masing-masing pemeriksaan.
c. Tahap Post Analitik
1) Pencatatan dan pelaporan hasil
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien digabungkan
sesuai dengan formulir permintaannya. Kemudian hasil
diinput ke dalam sistem aplikasi laboratorium.
Hasil yang sudah di print akan diperiksa secara
administratif oleh koordinator laboratorium dengan
membubuhkan paraf. Kemudian hasil yang telah selesai
diperiksa akan diserahkan kepada dokter Penanggung jawab
untuk diverifikasi dan di ekspertise. Hasil pemeriksaan siap
untuk diserahkan kepada pasien.
2) Administrasi dan pengarsipkan
Administrasi hasil pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Persyaratan kleim biaya pemeriksaan dilampirkan bersama
dengan hasil pemeriksaan sesuai dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Arsip hasil pemeriksaan laboratorium disimpan
sesuai dengan prosedur penyimpanan arsip laboratorium.
2. Pemantapan mutu eksternal
Pemantapan mutu ekternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
- 84 -
laboratorium dalm bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan
kegiatan pemantapan mutu ekternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta, dan internasional.
Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti pemantapan
mutu eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur
dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pemantapan mutu eksternal ini
mengikutsertakan semua laboratorium, baik milik pemerintah
maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium
kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta. Karena di
Indonesia terdapat beraneka ragam jenis dan jenjang pelayanan
laboratorium serta mengingat luasnya wilayah Indonesia. Maka
F. Verifikasi
Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan
dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik
sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/proses
pemeriksaan.
Adapun verifikasi yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap pra analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan
1) Apakah identitas pasien, identitas pengirim (dokter, lab
pengirim, kontraktor, dll) tanggal pemeriksaan, permintaan
pemeriksaan sudah lengkap dan jelas.
2) Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai
- 88 -
b. Persiapan pasien
1) Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan
2) Pangambilan dan penerimaan spesimen
3) Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan
memperhatikan jenis spesimen
c. Penanganan spesimen
1) Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan
2) Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
3) Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus
4) Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat
d. Persiapan sampel untuk analisa
1) Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
2) Apakah volume sampel sudah cukup
3) Apakah identifikasi sampel sudah benar
2. Tahap analitik
a. Persiapan reagen/media
1) Apakah reagen /media memenuhi syarat
2) Apakah masa kadaluwarsa tidak terlampaui
3) Apakah cara pelarutan atau pencampurannya sudah benar
4) Apakah pengenceran sudah benar
5) Apakah pelarutnya( aquades) memenuhi syarat
b. Pipetasi reagen dan sampel
1) Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih,
memenuhi persyaratan?
2) Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi?
3) Apakah pipetasi dilakukan dengan benar?
4) Apakah urutan prosedur diikuti dengan benar?
c. Inkubasi
1) Apakah suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan?
2) Apakah waktu inkubasi tepat?
d. Pemeriksaan
Apakah alat/instrumen berfungsi dengan baik (dapat dipercaya)
hasil pemeriksaan, fungsi dan hasil perawatannya.
e. Pembacaan Hasil
Apakah penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian
sudah benar
3. Tahap pasca analitik
Pelaporan hasil :
- 89 -
a. Apakah form hasil bersih
b. Apakah tidak salah transkip
c. Apakah tulisan sudah jelas
d. Apakah terdapat kecendrungan hasil pemeriksaan atau hasil
abnormal
G. Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam laboratorium. Audit dibagi
menjadi audit internal dan audit eksternal.
Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang senior atau
yang diberi kewenangan. Penilaian yang dilakukan harus dapat
mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium misalnya
kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium
dan mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang
menyebabkan kesalahan sering terjadi.
Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak
lain di luar laboratorium atau pemakai jasa laboratorium terhadap
pelayanan dan mutu laboratorium. Pertemuan antara kepala-kepala
laboratorium untuk membahas dan membandingkan berbagai metode,
prosedur kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah satu bentuk dari
audit eksternal.
H. Validasi Hasil
Validasi hasil pemeriksaan laboratorium merupakan upaya untuk
memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui
pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan cara :
1. Laboratorium mengirim spesimen dan hasil pemeriksaan ke
laboratorium rujukan untuk diperiksa dan hasilnya dibandingkan
terhadap hasil pemeriksaan laboratorium pengirim.
2. Persentase tertentu dari hasil pemeriksaan positif dan negatif dikirim
ke laboratorium rujukan untuk diperiksa ulang.