Erli Mutiara
Adikahriani
Bisrul Hapis Tambunan
erli_mutiara@yahoo.co.id
Abstrak
The patners for this IbM’s activity are Female Cambodian Farmer Group and Female Farmer
Group in the village of Rengas Pulau, Marelan District of Medan. The location is about 20 km away
from Unimed. The objective of this activity is to provide katuk’s flour for the production of biscuit
with the application of appropriate technology to increase the farmer’s income. The implementation
method for this avtivity are education, business management training, the using of oven dryer and
mentoring. The output of this activity are to produce a) katuk’s flour; b) katuk’s biscuit for increasing
the production of breast milk; c) katuk oven dryer. The specification of katuk oven dryer are a) oven
40×50×120cm; b) Inside material : iron plate; outside material: tin plate; shelves: iron plate; frame:
iron; c)Nnumber of shelves: 6 pieces; d)Heat source : LPG (also available for electricity); e)
Climate control: Auto(design for LPG); f) Drying capacity : 50 kg/hour. Results of this activity is as
expected, it can be proved by the achievement of the target and the high interest and the
enthusiasm of the partners when they listen to the presentation session and pay attention of the
biscuit processing practices from the team leader. The production of katuk’s biscuit is ready for
market thus can increase IbM’s patners income.
daun katuk akan semakin meningkat masyarakatnya sebagai petani daun katuk.
dengan memperkenalkan berbagai khasiat Kelurahan Rengas Pulau terkenal dengan
yang terkandung didalamnya. Bagi ibu yang produksi sayurnya terutama produksi daun
sedang menyusui memerlukan makanan katuk.Hasil panen daun katuk biasanya di
tambahan yang dapat meningkatkan produk jual kepada pengumpul sayur. Berdasarkan
ASI setiap harinya, maka produk ini dapat wawancara dengan ketua kelompok tani,
digunakan oleh konsumen terutama ibu daun katuk ini biasanya di pasarkan oleh
menyusui sebagai makanan yang dapat pengumpul sayur ke berbagai daerah di
meningkatkan produksi ASI(Anonim, Sumatera Utara seperti pasar tradisional
2013e). Kota Medan, Kota Binjai, Kota Tebing
Lingkungan 8 dan Lingkungan 9 Tinggi, Kota Siantar dan Kabupaten
Kelurahan Rengas Pulau merupakan Langkat.
kelurahan yang terletak di Kecamatan
Medan Marelan Kota Medan,berjarak 30 km Informasi Kondisi Mitra Baik Secara
dari Unimed.Umumnya masyarakat bekerja Kualitatif Maupun Kuantitatif
sebagai petani sayuran, pedagang keliling, Penghasilan masyarakat setiap kali
pekerja harian, pengangguran dan sebagian panen adalah sebagai berikut :
kecil PNS, secara umum status sosial dan a. Masyarakat petani daun katuk memiliki
ekonomi rendah dengan penghasilan lahan pertanian antara 400m2-10 hektar
dibawah garis kemiskinan untuk Provinsi per keluarga.
Sumatera Utara daerah perkotaan yaitu Rp b. Lahan seluas 400 m2 biasanya di tanam
234.712.Kelurahan Rengas Pulau daun katuk dengan modal harga bibit Rp
merupakan daerah pertanian penghasil 25.000,- lalu ditanam di bedengan tanah
sayur-sayuran terutama daun katuk. Luas selama 3 bulan, saat panen pertama
lahan pertanian 80 hektar, sedangkan luas akan menghasilkan daun katuk
lahan khusus untuk tanaman sayuran dan sebanyak 20 bal (1 bal =20 ikat daun
palawija seluas 52 hektar, dengan masa katuk) selanjutnya seminggu sekali dapat
panen pertama 3 bulan, selanjutnya dapat di panen lagi. Lalu daun katuk di jual
di panen seminggu sekali. Masyarakat kepada pengumpul dengan harga 1 bal
petani daun katuk ingin Rp 5.000,- Sehingga total penghasilan
mengembangkanusahanya untuk petani setiap panen Rp100.000,-
meningkatkan penghasilan. Salah satu c. Pengumpul sayuran mampu
keinginan mereka menjadi pengolah biskuit mengumpulkan daun katuk sebanyak
daun katuk karena merupakan bisnis yang 26.000 bal setiap kali panen. Kemudian
sangat mudah sebagai pekerjaan daun katuk di jual kepada pedagang
sampingan selain sebagai petani, namun perantara dengan harga 1 bal Rp 7.000,-
karena keterbatasan pengetahuan dan lalu pedagang pengecer menjual kepada
teknologi tepat guna dalam pengolahan, hal konsumen dengan harga Rp 500,-
ini belum terlaksana dan mereka juga belum sampai dengan Rp 700,- per ikat.
pernah mendapat pengarahan ataupun Mengingat cukup besar potensi
pengetahuan tentang pengolahan daun masyarakat petani daun katuk dan
katuk baik dari pihak pemerintah dan pihak didukung dengan potensi sumberdaya
manapun. Masyarakat petani daun katuk alam seperti luasnya lahan pertanian di
belum pernah mengajukan permohonan Lingkungan 8 dan lingkungan 9 ini,
kredit ke lembaga perbankan manapun kiranya diperlukan suatu upaya untuk
dalam rangka ingin mengembangkan memberdayakannya. Salah satunya yaitu
usaha, hal ini karena keterbatasan memberikan pengetahuan dan teknologi
wawasan dan pengetahuan dan tepat guna, kegiatan yang
pengalaman masyarakat. mengaflikasikan pengolahan biskuit daun
Hasil suvey penulis (20 april 2012) di katuk tinggi pelancar ASI, pembuatan
Lingkungan 8 dan 9, sebagian besar tepung daun katuk dan alat untuk
PENERAPAN IPTEKS
pengering daun katuk, yang secara yang cukup baik untuk dikembangkan
langsung dapat dipasarkan, sehingga melalui pembuatan biskuit. Secara tidak
menjadi bekal dan sekaligus peluang langsung eksistensinya sangat
untuk berwirausaha dan mampu berpengaruh terhadap lingkungan
berkembang menjadi usaha bagi disekitarnya.
masyarakat petani daun katuk.
Berdasarkan kondisi mitra tersebut, Permasalahan Mitra
masyarakat petani daun katuk ingin Masalah yang umum muncul pada
mengembangkan usahanya dengan masyarakat petani daun katuk yaitu
mengoptimalkan daya guna daun katuk terbatasnya pengetahuan dan teknologi
sebagai biskuit serat tinggi, tepung daun tepat guna dalam hal pengolahan daun
katuk dan alat pengering daun katuk katuk. Hasil pengamatan penulis, usaha
dengan menggunakan teknologi tepat guna pertanian sudah dilakukan secara turun
yang sederhana, murah dan mudah untuk temurun, dari tahun ke tahun bahkan
melakukannya. sampai sekarang terus mengalami
perkembangan sesuai dengan permintaan
Eksistensi Mitra Terhadap Lingkungan pasar. Namun demikian karena
a. Dari segi IPTEKS, masyarakat akan keterbatasan pengetahuan dalam teknologi
memperoleh pengetahuan tentang zat pengolahan, perkembangan terbatas hanya
gizi daun katuk dan teknologi tepat guna sebagai sayuran.Keterbatasan
dalam hal pengolahan daun katuk. pengetahuan dan teknologi pengolahan
b. Dari segi ekonomi, melihat kondisi merupakan kendala dalam menghadapi
masyarakat saat ini terjadinya perubahan persaingan pasar dalam hal pengolahan
gaya hidup dan pola konsumsi pada biskuit.
sebagian masyarakat yang
mengakibatkan penurunan konsumsi
pangan dalam bentuk sayuran karena Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi
produk pangan instan (fas food) yang Mitra
lebih banyak mengandung karbohidrat, a. Masyarakat petani daun katuk belum
protein dan lemak, yang mengakibatkan pernah mengolah biskuit, hal ini karena
resiko terjadinya penyakit degeneratif. keterbatasan teknologi tepat guna dalam
Upaya untuk memperlancar ASI hal pengolahan dan keamanan pangan.
dibutuhkan alternatif sumber makanan b. Masyarakat petani daun katuk belum
yang mempunyai kandungan gizi tinggi pernah memanfaatkan daun katuk yang
salah satunya adalah daun katuk. Daun dapat diolah sebagai tepung daun katuk
katuk yang selama ini hanya di anggap karena keterbatasan teknologi tepat
sebagai sayur biasa, ternyata memiliki guna dalam hal pengolahan tepung daun
kandungan gizi yang tinggi dibanding katuk.
sayuran lainnya. Pengolahan biskuit c. Masyarakat petani daun katuk belum
daun katuk sangat menjajikan, sehingga memiliki alat pengering daun katuk.
menjadi usaha baru yang dapat Karena dengan alat ini daun katuk dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat dikeringkan lebih cepat, selanjutnya
petani daun katuk lainnya. dihaluskan dengan blender, sehingga
c. Eksisitensi mitra terhadap pemerintah dihasilkan tepung daun katuk yang akan
terutama Dinas pertanian, Badan diolah menjadi biskuit Pelancar ASI.
ketahanan Pangan dan Perindustrian
akan dapat membantu memanfaatkan Tujuan Kegiatan ini adalah memberi
hasil-hasil sumberdaya alam terutama solusi mengolah daun katuk yang cukup
daun katuk yang selama ini belum melimpah menjadi tepung yang selanjutnya
dimanfaatkan untuk diolah menjadi digunakan untuk produksi biskuit dengan
biskuit. Daun katuk memiliki prospek
PENERAPAN IPTEKS
penerapan teknologi tepat guna dan dapat pangan, sehingga dapat di jadikan
meningkatkan pendapatan keluarga petani. peluang pengembangan usaha.
Manfaat kegiatan ini adalah b. Memberikan alat pengering daun katuk
1. Ketersediaan tepung daun katuk dapat dengan metode pendampingan untuk
mengurangi penggunaan tepung terigu penggunaan alat pada masyarakat
yang harganya sangat komersial yang petani daun katuk. Daun katuk yang
dapat di gunakan sebagai olahan biskuit telah dikeringkan selanjutnya di haluskan
sehingga dapat mengurangi biaya lalu di olah menjadi biskuit.
produksi; c. Memberikan pelatihan manajemen
2. Sebagai peluang untuk pengembangan usaha, sehingga dapat meningkatkan
usaha ataupun untuk membuka usaha sosial ekonomi masyarakat petani daun
baru yaitu produksi tepung dan biskuit katuk.
daun katuk pelancar ASI.
Metode Pelaksanaan yang dilakukan HASIL DANPEMBAHASAN
dalam kegiatan IbM ini adalah metode Kegiatan IbM merupakan suatu
pendidikan, metode pelatihan produksi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
pelatihan manajemen usaha, penggunaan yang secara langsung bersama-sama mitra
alat dan pendampingan. menangani permasalah yang dihadapi
Kegiatan Program Iptek bagi serta membantu menyelesaikan persoalan
masyarakat bermitra dengan Kelompok mitra di kelurahan Rengas Pulau dengan
Wanita Tani.Mitra dalam kegiatan ini pendekatan multi disiplin ilmu. Salah
berjumlah 2 (dua) mitra yaitu mitra 1 satunya adalah kurang maksimalnya
Kelompok Wanita Tani Kamboja dan mitra 2 pemanfaatan daun katuk.Dalam hal ini,
Kelompok Wanita Tani Melati yang berada daun katuk tersebut diolah menjadi tepung
di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan selanjutnya dibuat menjadi biskuit yang
Medan Marelan Kota Medan.Berjarak 20 km dapat meningkatkan produksi ASI.Dalam
dari Unimed. kenyataannya, di wilayah tersebut daun
katuk mudah di peroleh karena sebagian
METODE besar merupakan hasil pertanian
Metode pendekatan yang digunakan masyarakat setempat. Oleh karena itu,
dalam kegiatan ini adalah metode kegiatan IbM ini dapat menyelesaikan
sosialisasi, metode pelatihan produksi, permasalahan yang ada di kelurahan
pelatihan manajemen usaha, penggunaan tersebut dengan memanfaatkan hasil
alat dan pendampingan. Untuk mencapai pertanian masyarakat semaksimal mungkin.
tujuan yang diharapkan, metode Kegiatan yang dilakukan diawali
pendekatan yang diberikan adalah sebagai dengan pertemuan tim pelaksanan untuk
berikut : pembagian tugas masing-masing tim
a. Memberikan teknologi pengolahan pelaksana. Kemudian penetapan jadwal
biskuit daun katuk dan keamanan pelaksanaan kegiatan baik dari LPM dan
pangan dengan metode sosialisasi dan mitra. Selanjutnya tim pelaksana melakukan
pelatihan produksi, karena makanan pengurusan perijinan.
yang diproduksi dengan tujuan untuk Dengan tersusunnya jadwal kegiatan
dijual kepada masyarakat umum, maka, tim pelaksana melaksanakan tugas
seharusnya dijamin mutunya baik serta sesuai dengan yang sudah disepakati.
aman untuk dikonsumsi. Tujuan Selanjutnya tim pelaksana melakukan
sosialisasi dan pelatihan produksi ini, pembelian bahan dan peralatan yang
memberikan pengetahuan kepada dibutuhkan untuk kegiatan IbM.
masyarakat teknik pengolahan biskuit, Pada gambar 1 dapat dilihat ketua
sanitasi dan higiene makanan untuk pelaksana sedang memberikan sosialosasi
meningkatkan mutu dan keamanan tentang biskuit daun katuk kepada mitra.
KegiatankoordinasidansosialisasiprogramIb
PENERAPAN IPTEKS
2. Saran
Setelah kegiatan ini terlaksana
dengan baik, maka yang perlu disarankan
yaitu kepada pihak LPM agar dapat
membina kegiatan ini dan dapat merangkul
peserta yang lebih banyak tidak hanya bagi
masyarakat setempat dan di wilayah
tertentu saja, tetapi juga dapat mencakup
wilayah dan peserta yang lebih luas, agar
tujuan dan manfaat dari pelaksanaan