NOMOR . 445t02.23tK8pt42910212022
TANGGAL '. 02 Februai 2022
BAB I
PENDAHULUAN
t.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan lnstalasi laboratorium dengan meningkatkan mutu
pelayanan dan profesionalisme pelayanan di laboratorium.
1.2.2 fquan Khusus
a) Standar ketenagaan
b) Standar fasilitas
c) Tata laksana pelayanan
d) Logistik
e) Keselamatan Pasien
f) Keselamatan kerja
g) .Pengendalian mutu
1
c. Tatalaksana pelayanan yang meliputi tatalaksana untuk spesimen (pendaftaran
dan pencatatan spesimen, pengelolaan spesimen, pemeriksaan spesimen dan
penanganan sampel rusak serta untuk pemeriksaan laboratorium).
d. Proses perencanaan dan pengadaan alat kesehatan.
e. Proses pengendalian keselamatan pasien dan petugas.
f. Proses keselamatan baik untuk pasien maupun staf di laboratorium Rumah sakit
2
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 755 Tahun 201 1 , Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit:
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
1 691 iM EN KES lPERNlll l2O1 1, Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
2052IMENKESlPERlXlzO11, Tentang lzin Praktik dan Pelaksanaan PraKik
Kedokteran;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 001 Tahun 2012, Tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.43 tahun 2013, Tentang
Cara Penyelenggaraan lnstalasi Laboratorium Klinik yang Baik;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 83 Tahun 2014, Tentang
Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit,dan jejaring Pelayanan
Transfusi Darah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.91 Tahun 2015, Tentang
Standar Pelayanan Transfusi Darah;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 8/MENKESlPERl2015,
Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 11 Tahun 2017, Tentang
Keselamatan Pasien;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 3 Tahun 2020, Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
364/MENKES/SKlllV2003, Tentang Laboratorium Kesehatan;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
241lMENKES/SKIV/2006, Tentang Standart Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Pemeriksaan HIV dan lnfeksi Oportunistik;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
370/MENKES/SI(1y2007, Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.432lMenkes/SIOV/2007,
Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
129/MENKES/Slfl l/2008, Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No. 17921
3
27. Keputusan Bupati Banyuwangi No. 188/156'|/KEPI 429.0'1112011, Tentang
Penetapan Penerapan Rumah Sakit Umum Daerah Genteng sebagai Badan
Layanan Umum Daerah;
28. Peraturan Bupati Banyuwangi No. 46 Tahun 2021, Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Organisasi
Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
TOTAL 18 18
J Dokter umum 1
ATLM hematologi 2
4
ATLM kimia klinik 2
5
ATLM imuno serologi 2
b
Pelaksana teknis mikrobiologi klinik 2
7
4
I Pelaksana Teknis BDRS
10 Administrasi 1
5
2.3 PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga ATLM bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan tenaga analis kesehatan / analis medis. Dalam
pengaturan jaga mempertimbangkan :
a) Usia
b) Kondisi kesehatan/kehamilan/post partus
c) Keterampilam khusus/ spesifik
Pengajuan cuti atau ijin laboratorium ;
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
15
I
14
13
1t
3 11
l0
I
I
5 6
Keterangan :
7
3.{.2 Denah Ruang Mikrobiologi Klinik
Keterangan :
1. Ruang dokumen
2. Ruang pemakaian alat perlindungan diri (APD)
3. Ruang penerimaan dan pemeriksaan sampel
4. Ruang Safety shower and eye wash statbn
5. Ruang media
6. Ruang sterilisasi dan pewarnaan
8
3.2.2 Fasilitas Penunjang
a) Tersedia 1 wc petugas.
b) Penampunganlimbah laboratorium.
c) Keselamatan dan keamanan kerja.
d) Penerangan cukup.
e) Adanya exhauser pada ruangan Patologi Anatomi.
f) Penanda suhu pada ruang hematologic, kimia klinik, m ikrobiologi,
penyimpanan reagensia.
g) Lemari imflamable.
3 Humastar 300 SR 1
4 Afias 6 bodytech 1
A Aries llab 1
b Gen Xpert 1
o l-Stat 1
12 Mikroskop Olympus CX 21 1
13 Centrifuge EBA 20 1
17 Cobas h 232 1
I Oven 1
10 Neraca Analog 1
11 Staining Jar 20
12 Microskop Binoculair (Olympus) 1
a
No. Alat-alat Medik Jumlah
14 Gelas Ukur 1000 ml (Pyrex) J
15 Camera 1
2 Phoenix Specnephelometer 1
a Vortex 1
4 Mikroskop Binokuler 1
5 Sentrifus EBA 20 1
6 BD Bactec I
7 Biological Safety Cabinet 1
8 GeneXpert Chepeid 1
I Sterilisator Kering 1
10 lnkubator 1
11 Neraca Analitik 1
14 Autoclave I
15 Autoclave 1
16 Micropipet 1
17 Refrigerator 1
tahun 2 kali.
b) Lembaga Pemantapan Mutu Laboratorium Kesehatan lndonesla (LPMLKI)
untuk pemeriksaan Koagulasi, Urinalisa dan NAPZA dengan siklus 1 tahun
2kali.
3.'f.3 Prosedur Operasional Alat
Prosedur operasional alat adalah urut-urutan pengoperasian alat yang
dimulai dari menghidupkan alat sampai mematikan alat. Prosedur ini akan
dibahas secara rinci pada SPO prosedur operasional masing - masing alat.
3.4.4 Trouble Shoting
Trouble shooting adalah tahapan - tahapan yang harus dilakukan apabila
timbul masalah ketika alat bermasalah baik ketika alat akan dihidupkan
maupun saat alat sedang dijalankan. Prosedur trouble shooting sederhana
secara rincii dapat dilihat pada buku manual masing - masing alat
3.4.5 Dasar Pemilihan Peralatan Laboratorium
a) Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan laboratorium.
b) Sesuai dengan fasilitas tempat yang tersedia.
c) Ada Tenaga yang dapat mengoperasionalkan alat tersebut dan mudah
pengoperasiannya.
d) Reagen yang dibutuhkan mudah didapatkan di pasaran dan mempunyai
stabilitas yang baik.
11
e) Performa alat menunjukkan akurasi dan presisi yang baik.
f) Pertimbangan analisis cost - benefit.
g) Tersedia instruksi dengan bahasa yang mudah dimengerti.
h) Terdaftardi Departemen Kesehatan.
3.4.6 Pemilihan Pemasok / Vendor
a) Mempunyai reputasi baik.
b) Memberikan fasilitas uji fungsi.
c) Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
d) Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasionalkan alat,
pemeliharaan dan perbaikan sederhana.
e) Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain mempunyai
teknisi yang handal, suku cadang yang mudah diperoleh.
f) Secara berkala mau melakukan kalibrasi terhadap alat dan refreshment
training alat.
g) Secara administrasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh rumah
sakit.
h) Mendaftar peralatan ke Departemen Kesehatan.
i) Memberikan informasi reagen yang mengandung bahan berbahaya (B3).
j) Melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai prosedur bahan dan
penggunaan bahan berbahaya (83) yang baru.
3.4.7 Pengadaan Peralatan Baru
a) Beli
Pembelian alat menggunakan anggaran yang tersedia dan sesuai dengan
peraturan pengadaan barang dan jasa.
b) KSO (Kerjasama Operasional)
Pengadaan alat dengan sistem kerjasama operasional dengan durasi
waktu tertentu, dimana pemilihan vendor menggunakan system beauty
contest minimal 3 penyedia.
c) Pinjam pakai adalah system dimana alat yang digunakan adalah pinjaman
dari vendor yang memproduksi reagen tersebut. Pemilihan vendor
menggunakan system beauu confest atau e-catalog.
3.4.8 Evaluasi Peralatan Baru
Evaluasi dilakukan sebelum alat digunakan rutin dilakukan di
laboratorium (baik alat yang dibeli maupun alat dengan sistem kerjasama
operasional). Tujuan evaluasi adalah untuk memeriksa kesesuaian spesifikasi
alat dengan brosur, kesesuaian alat dengan lingkungan dan hal-hal khusus
yang diperlukan bagi penggunaan secara rutin.
3.4.9 Permintaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
12
lnstalasi laboratorium mengusulkan rencana kebutuhan untuk
operasional dan pengembangan melalui Kepala Bidang Pelayanan. Untuk
kebutuhan operasional / rutin usulan direkap dan disusun oleh kepala instalasi
selanjutnya diserahkan ke bidang pelayanan
3.4.10 Alur Pengadaan Barang dan Jasa
a) Kepala lnstalasi membuat desain kebutuhan barang / jasa periode waktu
tertentu dengan nilai tertentu.
b) Desain yang berupa usulan tertulis berdasarkan kebutuhan saat ini dan
dengan memperhatikan jumlah pemeriksaan.
c) Usulan diserahkan kepada Kepala Bidang Pelayanan untuk ditindak lanjuti
3.4.1 1 lnventarisasi alat
Adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang
diperlukan mengenai barang-barang yang dimiliki dan diurus baik yang
diadakan melalui anggaran belanja, sumbangan maupun hibah untuk
diadministrasikan sebagaimana mestinya menurut ketentuan yang berlaku.
IJ
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.1 PATOLOGIKLINIK
4.1.1 Jam Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
a. Laboratorium Rawat lnap
Laboratorium buka setiap hari 24 jam
b. Laboratorium Rawat Jalan
Pengambilan spesimen dan pengambilan Hasil Pemeriksaan
Senin - Sabtu, jam : 07.00 - sampai pasien rawat jalan habis.
4.1 .2 Prosedur Pelayanan
a) Kualifikasi pasien / permintaan : Umum, JKN, JAMPERSAL,
b) Untuk permintaan pemeriksaan JKN dengan verifikasi tim Pendaftaran
pasien dengan penerbitan SEP
c) Spesimen pasien rawat jalan diambil oleh petugas laboratorium
d) Spesimen pasien rawat inap diambil oleh perawat ruangan kecuali untuk
pemeriksaan dengan pengambilan specimen khusus dilakukan oleh
petugas laboratorium
e) Laboratorium menerima sampel rujukan luar/rujukan parsial dari rumah
sakit sekitar
a) Hematologi klinik
Darah Lengkap, LED, Golongan Darah ABO, Gol. Darah Rhesus, Apus
Darah Tepi.
b) Koagulasi
Bleeding Time, Clotting Time, Prothrombine Time, Activated Partial
Thromboplastin Time (APTT), lntemational Normalized Ratio (lNR), D-
Dimer.
c) Kimia Klinik
SGOT, SGPT, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Albumin, Globuli, Protein
Total, Cholesterol, Trigliserida, HDL Kolesterol , LDL Kolesterol, Urea,
Creatinin, Uric Acid, Gula Darah Sewaktu, Gula Darah Puasa, Gula Darah
14
d) lmunoserologi
Anti HlV, HBsAg, HAV, Anti HCV, Wdal, Anti HBs, Tes Kehamilan, NS1 ,
20-25'C (24
o PT Darah min 1 cc Sitrat 3,8 % P
Jam)
20-25" C (24
I INR Darah min 1 cc Sitrat 3,8 % P
Jam)
KIMIA KLINIK
Aktifitas turun
10o/o 4"C (>3
hari)
10 SGOT Serum min 'l cc G/P Aktifitas turun
8%-20"C (7
hari)
20-25'C (>3 hr
aktifltas turun
1',! SGPT min 1 cc G/P 17o/o) 4"C (>3
hr aktifitas
|'*" turun 10%)
segera
12 Bilirubin Total Serum min 1 cc G/P mungkin
segera
13 Bilirubin Direk Serum min 1 cc G/P mungkin
20-25'C (6 h0
14 Albumin Serum min 1 cc G/P 4"C (6 hr) -
I
20"C (10 hr)
I
20-25'C (6 hr)
15 Globulin Serum min 1 cc G/P 4'c (6 h0 -
20"c (10 h0
20-25'C (6 h0
16 Protein Total Serum min 1 cc G/P 4'C (6 h0 -
20'C (10 hr)
I
20-25'C (6 hr)
17 Cholesterol Serum min '1 cc G/P 4"C (6 h0 -
I
20'c (10 hr)
20-25"C (6 hr)
18 Trigliserida Serum min I cc G/P 4"C (6 h0 -
20'c (10 h0
20-25'C (6 h0
19 HDL Kolesterol Serum min 1 cc G/P 4'c (6 hr) -
20'c (10 h0
2o-25'C (6 h0
20 LDL Kolesterol Serum min 1 cc G/P 4"C (6 h0 -
20"c (10 h0
20-25'C (6 hr)
21 Urea Serum min 1 cc G/P 4"C (6 h0 -
20'C (10 hr)
20-2s'c (6 h0
22 Creatinine Serum min 1 cc GIP 4'C (6 h0 -
20"c (10 h0
20-25'C (6 h0
23 Uric Acid Seru m min 'l cc G/P 4'C (6 h0 -
I
20'c (10 h0
20-25'C (3
Gula Darah hari) 4"C (7
24 Serum min 1 cc G/P hari) -20"C (3
Sewaktu I
Bulan)
16
2O-25"C (3
Gula Darah hari) 4"C (7
25 Serum min 1 cc G/P
Puasa hari) -20'C (3
Bulan)
20-25'C (3
Gula Darah hari) 4'C (7
to Serum min 1 cc G/P hari) -20"C (3
4arnPP
Bulan)
20-25'C (10
- / Lithium
27 Elektrolit Serum Min 2 cc HAR|) 4'C (10
Heparin hari)
Segera
28 Gas Darah Darah Min 2 cc Lithium Heparin mungkin
Suhu
K2lK3 EDTA 1- kamar Darah
29 HbAl c Darah min 1 cc
1,5 mg/ml darah (24 jam Lengkap
)
20-25"c (6 hr)
30 CRP Serum min 'l cc G/P 4"C (6 hr) -
20"C (10 hr)
BAKTERIOLOGI
32 TCM Dahak secukupnya G/P
Ritz
33 BTA Kusta secukupnya
Serum
34 BTA TB Paru Dahak secukupnya GIP
35 Gram Secret secukupnya
Feses
36 Feses lengkap secukupnya G/P
segar
K2lK3 EDTA 1. Suhu kamar
JT Malaria Darah min 1 cc G/P (24 iam)
1,5 mg/ml darah
IMUNOSEROLOGI
Serum/
I K2tK3
31 Anti - HIV min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Serum/
I l<2.tK3
32 HBsAg min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Serum/
I l<21K3
33 Anti HAV lgM min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Serum/
t t<2tK3
34 Anti HCV min 2cc EDTA 1-1,5 GIP
PIasma
mq/ml darah
Serum/
t ,<2.tK3
35 Widal min 2cc EDTA 1.1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Serum/
I K2-tK3
36 Anti HBs min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Suhu kamar
Urine '10 (segera),4-8'
37 Tes Kehamilan Min cc G/P
sewaktu
C (2 hari)
38 Troponin Darah Min 2 cc Lithium Heparin
Serum/
t l<2tK3
39 NS1 min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
Serum/
I l<2tK3
40 TPHA min 2cc EDTA 1.1,5 G/P
Plasma
mg/ml darah
17
Serum/
t t<2tK3
41 RPR min 2cc EDTA 1-1,5 G/P
Plasma I
mq/ml darah
20-25'C (6 hr)
Anti Dengue Serum /
42 min 'l cc G/P 4"c (6 hr) -
lgG/lgM Plasma
20'c (10 h0
I
HORMON
43 T3 Serum Min 2 cc G/P
44 r4 Serum Min 2 cc G/P
45 TSH I Serum Min 2 cc G/P
46 FT4 Serum Min 2 cc G/P
47 p-HcG I
Serum min 1 cc G/P
URINALISA
Urine
48 Urinalisa mid min 10 cc GIP
stream
SPERMA ANALISA
Semua
49 Sperma Analisa Sperma harus
tertampung
NAPZA
Urine
50 Amphetamin 10 cc G/P
sewaktu
Urine
51 Coccain 10 cc G/P
sewaktu
Urine
52 THC 10 cc G/P
sewaktu
Urine
53 Morphine 10 cc G/P
sewaktu
Methamphetami urine
54 10 cc G/P
ne sewaldu
Urine
55 Benzodiazepine 10 cc G/P
sewaktu
PENANDA TUMOR
20-25'c (6 hr)
56 PSA Serum min 1 cc G/P 4'c (6 hr) -
20'c (10 h0
20-25'C (6 h0
E'7 cA 125 Serum min 1cc G/P 4'C (6 h0 -
]
20'c (10 h0
19
5) Petugas laboratorium memeriksa keadaan sampel (tidak lisis, tidak
terdapat bekuan, tidak ikterik, dan volume yang dibutuhkan sesuai).
Jika terdapat sampel yang tidak layak diperiksa petugas laboratorium
menghubungi ruangan untuk meminta sampel baru dan mencatat di
buku penolakan sampel.
6) Setelah sesuai, petugas laboratorium/administrasi memasukkan data
pasien ke lembar checklist penerimaan sampel dan melakukan
registrasi di LlS, kemudian mencetiak label/barcode.
7) Kemudian petugas laboratorium mengolah sampel, dan membagikan
sampel pada ruang-ruang pemeriksaan (Hematologi, Kimia Klinik)
untuk dilakukan pemeriksaan.
8) Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke LIS dan diverifikasi oleh
analis.
9) Setelah semua hasil selesai, petugas administrasi/analis mencetak
hasil dan hasil diverivikasi kembali oleh dokter spesialis patologi klinik.
Dokter patologi klinik akan menginstruksikan untuk pengulangan
pemeriksaan jika ditemukan hasil yang meragukan.
10) Pada saat shift sore dan malam jika ditemukan hasil yang meragukan
petugas laboratorium melakukan konsultasi hasil ke dokter spesialis
patologi klinik sebelum hasil dikeluarkan.
1 1) Hasil yang sudah divalidasi akan ditanda tangani oleh analis
pemeriksa dan dokter spesialis patologi klinik selaku penanggung
jawab pelayanan kecuali pada saat shift sore dan malam, hasil
laboratorium ditandatangani oleh kepala shift dan analis pelaksana.
't2) Hasil yang diambil dicocokkan dengan identitas pasien dengan nomer
rekam medik pada kartu pendaftaran pasien.
c) Alur Pelayanan Laboratorium Dengan Permintaan Pemeriksaan Cito
1) Dokter di ruangan rawat inap menulis jenis pemeriksaan yang diminta
di formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan menuliskan
"C lTO" pada formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
2) Petugas ruang (perawat) mengambil darah pasien rawat inap setelah
mencocokkan identitas pasien meliputi nama, nomer rekam medik,
dan tanggal lahir yang tertera pada gelang pasien.
3) Setelah selesai mengambil spesimen, petugas ruangan/keluarga
pasien ke UPP untuk menyelesaikan administrasi, kemudian petugas
ruangan/keluarga pasien menuju ke laboratorium.
4) Petugas laboratorium/administrasi menerima sampel pasien dan
lembar permintaan laboratorium untuk di cocokkan identitas pasien
20
antara sampel dan lembar permintaan yang meliputi nama, nomor
rekam medic, dan tanggal lahir.
5) Petugas laboratorium memeriksa keadaan sampel (tidak lisis, tidak
terdapat bekuan, tidak iKerik, dan volume yang dibutuhkan sesuai).
Jika terdapat sampel yang tidak layak diperiksa petugas laboratorium
menghubungi ruangan untuk meminta sampel baru dan mencatat di
buku penolakan sampel.
6) Setelah sesuai, petugas laboratorium/administrasi memasukkan data
pasien ke lembar checklist penerimaan sampel dan melakukan
registrasi di LIS CITO, kemudian mencetak label/barcode.
7) Kemudian petugas laboratorium mengolah sampel, dan membagikan
sampel pada ruang-ruang pemeriksaan (Hematologi, Kimia Klinik)
untuk dilakukan pemeriksaan segera.
8) Hasil pemeriksaan yang keluar diinput ke LIS CITO dan diverifikasi
oleh petugas laboratorium.
9) Setelah semua hasil selesai, petugas administrasi/petugas
laboratorium mencetak hasil dan hasil diverifikasi kembali oleh dokter
spesialis patologi klinik. Dokter patologi klinik akan menginstruksikan
untuk pengulangan pemeriksaan jika ditemukan hasil yang
meragukan.
10) Pada saat shift sore dan malam jika ditemukan hasil yang meragukan
petugas laboratorium melakukan konsultasi hasil ke dokter spesialis
patologi klinik sebelum hasil dikeluarkan.
'll) Hasil yang sudah divalidasi akan ditanda tangani oleh petugas
laboratorium yang memeriksa dan dokter spesialis patologi klinik
selaku penanggung jawab pelayanan kecuali pada saat shift sore dan
malam, hasil laboratorium ditandatangani oleh kepala shift dan
petugas laboratorium pelaksana.
12) Petugas laboratorium menghubungi petugas ruangan unfuk
menginformasikan hasil CITO sudah selesai.
13) Hasil yang diambil dicocokkan dengan identitas pasien dengan nomer
rekam medik pada kartu pendaftaran pasien.
4.{.7 PELAYANAN RUJUKAN LABORATORIUM
Laboratorium RSUD Genteng merujuk sampel untuk permintaan
pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dilakukan di laboratorium RSUD
Genteng ke laboratorium rujukan yang telah terakreditasi dan memiliki
Perjanjian Kerjasama Operasional dengan RSUD Genteng. Seluruh sampel
permintaan pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa diperiksa di RSUD
21
Genteng, dikirim ke laboratorium rujukan oleh laboratorium RSUD Genteng
menggunakan surat permintaan pemeriksaan laboratorium RSUD Genteng.
Laboratorium RSUD Genteng menerima sampel rujukan dari luar RSUD
Genteng menggunakan surat permintaan pemeriksaan laboratorium dari
laboratorium / laboratorium Rumah Sakit yang merujuk.
4.1.8 Respon Time
Definisi respons frmelwaKu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan dari
sejak mulai spesimen diterima di laboratorium sampai hasil siap
dipublikasikan. Respons fime pelayanan laboratorium adalah :
a) Pemeriksaan Rawat Jalan : <2 jam (ika tidak perlu konfirmasi ulang
sampling).
a) Ruang perawatan.
b) lnstalasi Gawat darurat.
c) Perawatan intensif.
d) Perawatan lsolasi.
e) Perawatan Perinatologi.
22
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan POCT:
a) GIukosa.
b) HCG.
4.1.,I2 RENTANG NILAI NORMAL PEMERIKSAAN
a) Darah lengkap
Pemeriksaan Nilai ruiukan Satuan Metode
PT 10-1 5 Detik Foto Optikal
INR 0.8-1.3
APTT 23-33 Detik Foto Optikal
Masa Perdarahan (BT) 1-3 Menit
Masa Pembekuan (CT) 5-15 Menit
LED o-20 mm/iam Manual
c) Profil Lipid
Pemeriksaan Nilai ruiukan Satuan Metode
Kolesterol total <200 mg/dL CHOD-PAP
HDL Kolesterol >40 mg/dL Enzymatic
LDL Kolesterol < 100 mq/dL Enzymatic
Triqliserida <150 mg/dL GPO-PAP
e) Elektrolit
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan Metode
Natrium 135-150 mmol/L
Kalium 3.5-5.5 mmol/L
Klorida 98-106 mmol/L
Kalsium Total 2.12-2.62 mmol/L
23
g) Tes Faal Jantung
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan Metode
Troponin T <50 ng/L
h) Hormon
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan Metode
Total T3 0.92-2.76 nmol/L ELFA
Total T4 64.4-154.5 nmol/L ELFA
TSH 0.5-5.5 ulUimL ELFA
i) Penanda tumor
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan Metode
PSA <4.O nq/mL ELFA
k) Hepatitis Virus
Pemeriksaan Nilai ruiukan Satuan Metode
HBs Ag Non Reaktif Non Reaktif lmunokromatogafi
Anti HAV lsM Non Reaktif Non Reaktif lmunokromatoqafi
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif lmunokromatogafi
Anti-HBs Non Reaktif Non Reaktif lmunokromatoqafi
l) Urine Lengkap
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan iletode
Kejernihan Jernih Carik celup
Warna Kuning Carik celup
Berat Jenis 1.000-1 .030 Carik celup
PH 4.5-8.0 Carik celup
Lekosit Negatif Carik celup
Nitrit Neqatif Carik celup
Protein Neqatif Carik celup
Glukosa Negatif Carik celup
Keton Neqatif Carik celup
Urobilinogen Negatif Carik celup
Eritrosit Negatif Carik celup
Bilirubin Negatif Carik celup
Lekosit o-2 /LPB Mikroskopis
Eritrosit o-2 /LPB Mikroskopis
Epitel o-2 /LPK Mikroskopis
Lain - lain
m) Faeces Lengkap
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan Metode
Warna feses Kuning
Konsistensi Lembek
Darah Neqatif Visual
Telur cacinq Neqatif Mikroskopis
Lekosit Neqatif Mikroskopis
24
Eritrosit Negatif Mikroskopis
Lendir Negatif Visual
Cacing dewasa Nesatif
n) Widal
Pemeriksaan Nilai ruiukan Satuan Metode
Salmonella Typhi H Negatif Aqlutinasi
Salmonella Tvphi O Neqatif Aqlutinasi
Salmonella Paratyphi A Negatif Aglutinasi
Salmonella Paratyphi A Negatif Aglutinasi
a) Spesimen lisis;
b) Spesimen beku untuk pemeriksaan hematologic;
c) Spesimen tanpa identifikasi, atau identifikasi di tabung/wadah spesimen
dan formulir permintaan pemeriksaan tidak sesuai;
d) Perbandingan darah dengan antikoagulan tidak sesuai;
e) Penggunaan antikoagulan yang tidak sesuai dengan pemeriksaan;
f) Spesimen kurang.
4.1.14 Laporan Hasil
Hasil yang sudah dimasukkan oleh petugas laboratorium ke LIS
diverifikasi oleh dokter spesialis patologi klinik dan ditandatangani oleh doKer
spesialis patologi klinik dan petugas laboratorium pemeriksa
4,1.1 5 Prosedur Ketidaksesuaian Hasil
Validitas hasil pemeriksaan laboratorium dipengaruhi oleh berbagai hal
termasuk dalam proses preanalitik, analitik, dan paska analitik unfuk
mendapatkan kesesuaian hasil perlu komunikasi antara dokter penanggung
jawab laboratorium dan klinisi yang merawat pasien. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium. Tahapan prosedur adalah :
25
4.2 PATOLOGI ANATOMI
4.2.1 Jam Pelayanan Laboratorium Patologi Anatomi
Pengambilan, penerimaan spesimen dan hasil pemeriksaan :
26
c) Lokasi dan Volume
1) Pada pasien FNAB lokasi pengambilan pada lesi yang terlihat dengan
volume yang disesuaikan kebutuhan.
2) Penerimaan spesimen sitologi dan histopatologi sesuai dengan lokasi
pengambilan spesimen dan lokasi operasi
4.2.5 Pemerik8aan Patologi Anatomi
Pada laboratorium Patologi Anatomi specimen yang diambil akan
diproses sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) masing - masing
pemeriksaan hingga bias dilakukan penegakan diagnose.
4.2.6 Penyimpanan Dan Pengawetan Spesimen
NO JENIS ARSIP KONDISI PENYIMPANAN WAKTU PENYIMPANAN
A. Histopatologi
4 minggu setelah laporan
1 Spesimen basah Suhu ruangan
hasil akhir
Suhu ruangan 24oC dengan
2 Blok parafin kelembaban rendah dan bebas 10 tahun
hawa
Suhu ruangan 24oC dengan
3 Slaid mikroskop kelembaban rendah dan bebas 'l 0 tahun
hawa
Suhu ruangan dengan
Arsip laporan kertas '10
4 kelembaban rendah dan bebas tahun
& eleKronik
hawa
B. Sitologi
Spesimen 1 minggu setelah laporan
1 Suhu 2oC - 8oC
basah/cairan hasil akhir
Suhu ruang 24oC dengan Ginekologi: 5 tahun
2 Slaid mikroskop
kelembaban rendah Non Ginekologi: '10 tahun
Arsip laporan Kertas Suhu ruangan 24oC dengan '10 tahun
& elektronik kelemababan rendah
28
9) Jika hasil tidak sesuai klinis maka dokter ahli patologi
menginformasikan kepada klinisi untuk konfirmasi kondisi pasien dan
diagnose.
4.2.8 R*pon Time
a) Pemeriksaan Rawat Jalan :
1) Pemeriksaan FNAB
=2
jam (ika tidak perlu konfirmasi ulang
sampling).
2) Sitopatologi t 3 hari kerja (ika tidak perlu konfirmasi ulang specimen).
b) Pemeriksaan Rawat lnap :
29
,t,2.11 Penanganan Spesimen Rusak
Batasan operasional specimen rusak adalah :
30
t1.2.1 4 Pemusnahan Spesimen
a) Spesimen yang akan dimusnahkan sesuai standar pengelolaan limbah
rumah sakit adalah spesimen yang sudah melampaui batas penyimpanan
ataupun sudah tidak perlu adanya permintaan pengulangan pemeriksaan.
b) Pemusnahan specimen patologi anatomi akan diuraikan pada Standar
Prosedur Operasional (SPO).
4.2.15 Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap yaitu :
3'r
2) Permintaan darah di luar perencanaan rutin, misalnya permintaan
dalam bentuk komponen darah, rhesus negatif, darah langka dan
pada kejadian luar biasa.
3) Formulir permintaan darah diisi lengkap dan ditandatangani oleh
kepala lnstalasi, atau kepala BDRS atau petugas BDRS yang diberi
wewenang oleh kepala BDRS.
4) Permintaan darah dalam keadaan khusus akan diuraikan pada
St5ndar Prosedur Operasional (SPO).
c) Permintaan darah CITO
d) Bank darah rumah sakit melayani permintaan darah berdasarkan surat
permintaan darah dengan diberi kode'CITO" dan direspon segera setelah
spesimen darah pasien diterima Bank Darah Rumah Sakit.
4.3.5 Penerimaan Darah dari UDD PMI
a) BDRS menerima darah aman dari UDD PMI sesuai permintaan, bila tidak
sesuai dengan permintaan dicatat atau disesuaikan dengan kesepakatan
yang tertuang dalam ikatan kerjasama.
b) Pefugas pengantar darah dari UDD maupun petugas penerima darah di
BDRS bersama-sama menilai kondisi darah, dan mampu mengenali
tanda- tanda fisik darah aman dan st6ndar labeling.
1 ) Dibuat berita acara penerimaan darah dan ditandatanganl oleh
petugas dari UDD PMI dan BDRS.
2) Penerimaan Darah dari UDD PMI akan diuraikan pada St6ndar
Prosedur Operasional (SPO).
1.3.6 R*pon Time
Bank Darah : <2 jam ( compatible)
Pelayanan darah PONEK : < 1 Jam (compatible)
4.3.7 Penyimpanan Darah dan Komponen
Penyimpanan darah tranfusi dilakukan dalam tempat dan suhu optimal yaitu:
Keterangan :
4.3.9 Penyerahan Darah ke Dokter yang Meminta Melalui Perawat yang Diberi
Wewenang
a) Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter dengan
formulir permintaan.
b) Petugas BDRS meneliti formulir permintaan darah / pengeluaran darah
dan label kantong darah.
c) Penyerahan darah ke dokter yang meminta akan diuraikan pada StAndar
Prosedur Operasional (SPO).
4,3.'10 Prosedur Transfusi Darah Aman
Proses yang terjadi di Rumah Sakit dimulai dari penentuan indikasi yang
tepat oleh dokter, serta penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan.
DoKer akan mengisi formulir permintaan darah ke BDRS disertai dengan
spesimen darah resipien yang terbaru, selanjutnya petugas BDRS akan
melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rhesus) pasien dan
pemeriksaan konfirmasi golongan darah pada kantong darah donor yang ada
dalam stok. Selanjutnya dilakukan crossmatch antara darah pasien dan darah
donor dari darah yang akan diberikan. Darah tranfusi yang kompatibel
diserahkan oleh petugas BDRS kepada petugas ruangan / perawat dengan
memperhatikan prinsip rantai dingin darah (darah dijaga selalu berada di suhu
4'C) kecuali TC pada suhu 20'C suhu 24"C.
4.3.11 Pemusnahan Darah
a) Darah yang akan dimusnahkan sesuai standar pengelolaan limbah rumah
sakit adalah darah yang kadaluarsa atiau rusak.
b) Pemusnahan darah akan diuraikan pada St6ndar Prosedur Operasional
(sPo).
4.3.12 Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan secara lengkap, yaitu :
34
i) Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah.
j) Pengeluaran darah.
k) Jumlah kebutuhan darah yang tidak terpenuhi.
l) Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan suhu alat simpan darah.
m) Reaksi tranfusi.
4.3.13 Pelaporan
Laporan terdiri dari laporan harian, dan bulanan. Yang dillaporkan adalah
persedian darah, pelayanan permintaan darah yang diberikan, jenis darah,
pemgembalian darah dan alasannya serta darah kadaluarsa, beserta kejadian
reaksi tranfusi. Laporan dilakukan secara berjenjang BDRS-UDD dan RS-
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota.
4.3.14 Pembiayaan
a) Biaya pelayanan darah di RSUD Genteng terdiri dari komponen biaya
BPPD, bahan habis pakai dan jasa pelayanan dengan tidak untuk mencari
keuntungan (nirlaba).
b) Biaya pelayanan darah di rumah sakit ditetapkan oleh direktur Rumah
Sakit atau Pemda dengan tidak untuk mencari keuntungan.
c) BDRS mengganti biaya pengolahan di UDD PMI sebesar BPPD dikurangi
biaya uji silang serasi dan pemeriksaan golongan darah.
4.3.'l 5 Perianjian Kerjasama
Bank Darah Rumah sakit melakukan ikatan kerjasama dalam hal penyediaan
darah aman di Rumah sakit dengan UDD PMl. Perjanjian kerjasama
diperbarui setiap tahun.
4.4 MIKROBIOLOGIKLINIK
4.4.1 Jam Pelayanan Mikrobiologi Klinik
Pengambilan, penerimaan, pemeriksaan bahan periksa dan hasil
pemeriksaan :
36
b) Alur Pelayanan Rawat lnap
1) Dokter ruang rawat inap mengisi jenis pemeriksaan yang diminta di
formulir permintaan laboratorium mikrobiologi klinik.
2) Petugas ruang rawat inap menyerahkan formulir permintaan
pemeriksaan mikrobiologi kepada keluarga pasien untuk diserahkan
ke petugas unit pembayaran.
3) Petugas ruang rawat inap atau petugas laboratorium mikrobiologi
klinik menyiapkan pengambilan, pelabelan, dan pengemasan sampel
sesuai dengan jenis permintaan pemeriksaan mikrobiologi.
4) Sampel pasien diserahkan ke laboratorium mikrobiologi atau dibawa
oleh petugas laboratorium mikrobiologi.
5) Petugas laboratorium mikrobiologi atau dokter spesialis
menginfomasikan waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium
mikrobiologi klinik.
6) Petugas laboratorium melakukan pewarnaan preparat, uji identifikasi,
dan tes kepekaan antibiotika sesuai dengan formulir permintaan.
7) Jika ditemukan hasil pemeriksaan laboratorium dengan kategori kritis,
petugas laboratorium mikrobiologi menyampaikan kepada dokter
spesialis untuk dikonfimasi ulang sebelum hasil laboratorium
disampaikan kepada doKer ruang rawat inap.
8) Hasil laboratorium mikrobiologi kilnik harus dievaluasi dan diexpertise
oleh dokter spesialis sebelum dicetak.
9) Jika hasil tidak sesuai dengan diagnose klinis maka dokter spesialis
dapat melaporkan kepada dokter klinisi untuk dikonflrmasikan dengan
kondisi pasien dan diagnosa.
'10) Hasil laboratorium mikrobiologi klinik harus mendapat verifikasi dokter
37
Mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya
dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit, tanpa memandang
asal/jenis spesimen.
b) Jenis spesimen yang tepat untuk pemeriksaan :
39
b) Suhu ruang. Spesimen harus segera diolah dalam 3 hari
40
BAB V
LOGISTIK
41
c) Perkiraan waktu sejak dari pemesanan sampai bahan didapat terutama bagi
bahan-bahan yang sulit.
5.2.1 Permintaan reagensia dan bahan habis pakai dalam keadaan darurat
Batasan operasional keadaan darurat adalah terdapat lonjakan
penggunaan reagensia dan bahan habis pakai pada saat tertentu yang dapat
disebabkan karena ada lonjakan kasus penyakit tertentu pada masa tertentu
atau lonjakan karena ada permintaan medical check up mendadak, sehingga
stok reagensia dan bahan habis pakai yang tersedia tidak mencukupi. Pada
keadaan darurat, instalasi laboratorium berkoordinasi dengan Pejabat
pengadaan dan menjelaskan mengenai permintaan darurat tersebut.
5.2.2 Permintaan reagensia dan bahan habis pakai pada keadaan dimana stok
reagen tidak ada
Pada keadaan di mana stok reagensia dan bahan habis pakai tidak ada
dan stok pada perusahaan reagensia juga kosong, maka ada beberapa
alternative jalan keluar yang bisa dilakukan laboratorium yaitu :
a) Cek kesesuaian jumlah dan jenis barang yang datang sesuai dengan pesanan.
b) Cek masa kadaluwarsa reagensia.
c) Pastikan reagensia dikirim sesuai dengan stabilitas suhu penyimpanan.
d) Pastikan barang diterima dalam kondisi baiUtidak rusak.
e) Catat tanggal penerimaan barang, nama dan tandatangan penerimaan barang,
jumlah barang yang diterima dan satuan jumlah, pada lembar checklist
penerimaan barang.
42
jika terjadi keadaan dimana genset tidak berfungsi maka
kelaboratorium,
laboratorium menghubungi nomer telp 148 (lnstalasi Pemeliharaan
Sarana/IPSRS). Pada saat listrik mati, lemari pendingin reagen khusus reagen
dapat mempertahankan suhu 2-8' selama 6 jam. Apabila listrik mati tidak lebih dari
waktu tersebut, maka suhu masih stabil dan reagen tidak rusak.
5.5 PENYTMPANANREAGENSIA
Penyimpanan reagen harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
43
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.I PENGERTIAN
Menurut Permenkes no 1 691/MENKES/PERA/IIl/201 1, keselamatan pasien
rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
6.2 TUJUAN
Hasil laboratorium yang valid akan memberikan penanganan yang tepat untuk
pasien.
44
APD PETUGAS TERHADAP PASIEN TERHADAP PETUGAS
Semua petugas
Mengurangi
laboratorium yang Mencegah badan/ kulit
kemungkinan
melakukan petugas kesehatan kontak
terlcawanya
Jas pengambilan darah dengan percikan darah
mikroorganisme dari
dan pemeriksaan atau cairan tubuh
ruang lain atau luar
specimen di penderita
ruangan
laboratorium
Mencegah kontak tangan
Semua petugas
petugas dengan darah
laboratorium yang Mencegah kontak
dan cairan tubuh
melakukan mokroorganisme pada
Sarung penderita lainnya, selaput
pengambilan darah tangan petugas
tangan lendir, kulit yang tidak
dan pemeriksaan kesehatan kepada
utuh atau alat kesehatan
specimen di pasien
dan permukaan yang
laboratorium
telah terkontaminasi.
Melindungi kaki petugas
Semua petugas dari tumpahan / percikan
laboratorium yang darah / cairan tubuh lain,
Sandal melakukan mencegah kemungkinan
karet pemeriksaan tusukan benda tajam /
specimen di kejatuhan alat dan
laboratorium mencegah kontaminasi /
iritasi air kotor
Mencegah kontak
Semua petugas droplet dari mulut dan
Mencegah membrane
laboratorium yang hidung petugas
mukosa petugas
melakukan kesehatan yang
kesahatan (hidung dan
Masker pengambilan darah mengandung
mulut) kontak dengan
dan pemeriksaan mikroorganisme dan
percikan darah atau
specimen di terpercik saat
cairan tubuh penderita.
laboratorium bernafas, bicara, atau
batuk kepada pasien
Petugas laboratorium
Mencegah mata petugas
Patologi Anatomi
Mencegah kontak kesehatan kontak dengan
Kaca yang melakukan
droplet dan serpihan percikan cairan 83
mata pemrosesan atau
halus parafin masuk ataupun serpihan halus
google terkena kontak
ke mata hasil pemotongan mikros
langsung dengan
menggunakan parafin
banyak cairan 83
3) Kimia Klinik
PemEriksaan Critical low Critical High Unit
Glukosa (Neonatus) <30 > 325 mg/dl
Glukosa (Dewasa) <45 > 500 mg/dl
Urea > 214 mg/dl
Kreatinin >7.0 mg/dl
Asam urat > 13 mg/dl
Kalium < 2.5 > 6.0 mmol/ L
Natrium < 120 > 160 mmol/ L
Calsium < 0.80 > 1 .55 mmol/ L
Bilirubin total >12 mg/dl
Troponin T >50 ng/L
4) Analisa Gas Darah
Pemeriksaan Critical low Critical High Unit
pH Arteri 37,2 >7,6 mmHg
pCO2 arteri s20 >65 mmHg
poz s60 mmHg
HCO3 < 10 >65 mmol/L
46
BAB VlI
KESELAMATAN KERJA
7.1 PENGERTIAN
Keselamatan kerja menurut Undang undang no. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produkifltas nasional.
Menurut Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang keselamatan, pasal 23
dinyatakan bahwa upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang.
7.2 TUJUAN
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan rumah sakit pada
umumnya dan laboratorium pada khususnya.
47
2) Menggunakan jarum suntik hanya bila diperlukan.
3) Spuit dan jarum suntik harus dikumpulkan pada wadah khusus benda
tajam.
4) Bila tersedia pilih pipet yang terbuat dari plastik untuk menggantikan
pipet kaca.
b) Penggunaan pipet
1) Tidak diperbolehkan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Gunakan selalu sumbat kapas steril pada pangkal pipet untuk
mengurangi resiko kontaminasi bahan infeksius.
3) Dilarang meniupkan udara atau menelmpur bahan infeksius dengan
cara menghisap dan meniup cairan lewat pipet.
4) Jangan mengeluarkan cairan dalam pipet secara paksa.
5) Segera lakukan desinfeksi bila terdapat kontaminasi dari cairan
infeksius yang berasal dari pipet.
6) Rendam pipet setelah digunakan dalam cairan desinfektan selama 18-
24 jam sebelum disterilisasi.
7) Jangan menggunakan semprit dengan atau tanpa jarum suntik untuk
memipet
7.3.4 Pada Saat Akan Meninggalkan Tugas
a) Bahan/reagen, peralatan, disimpan pada tempatnya.
b) Penerangan ruangan dan air dimatikan.
c) Meja kerja dan tangan dibersihkan dengan disinfeKan.
d) Jas laboratorium dilepas dan dibawa pulang / di cuci di pencucian rumah
sakit.
7.3.5 Penatalaksanaan Kecelakaan Di Laboratorium
a) Bahan kimia/kebakaran tubuh
Tindakan pertama cuci dengan air, seterusnya untuk kasus ringan dibawa
ke IGD dan apabila perlu/ kasus berat panggil IGD
b) Mekanik / fisik
Dibawa langsung ke IGD
c) Listrik
Tindakan pertama putuskan aliran listrik, dan lepaskan dari aliran listrik
dengan menarik dan tidak langsung menyentuh tubuh tubuh atau ditarik
dengan bahan kain. Seterusnya untuk kasus ringan dibawa ke IGD dan
apabila perlu/kasus berat panggil IGD
7.3.6 Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3) Baru
Apabila ada prosedur bahan dan penggunaan bahan berbahaya (B3) yang
baru di laboratorium, maka dilakukan sosialisasi prosedur bahan dan
penggunaan bahan beracun dan berbahaya (83) yang baru
48
7.4 TATA I-AKSANA KESELAMATAN
7.4.1 Pencegahan Terkena Tusukan Jarum
a) Setelah selesai digunakan mengambil spesimen, jarum suntik dibuang
dalam wadah khusus sehingga petugas yang mengambil sampah
terhindar dari tusukan jarum.
b) Petugas kebersihan mengambil sampah dan dimusnahkan.
7,4.2 Penanganan Terkena Tusukan Jarum/Pecahan Kaca
a) Segera menekan luka dan mengelaurkan darah dibawah air mengalir.
b) Rawat luka dengan memberikan desinfeksi, tutup luka dengan plester atau
kasa steril.
c) Laporkan kejadian tersebut kepada Kepala lnstalasi untuk pemantauan
lebih lanjut.
d) Lakukan pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, dan anti HIV pada petugasyang
tertususk dan spesimen pasien.
e) Pemeriksaan ini dilakukan dua kali dengan selang waktu enam bulan.
7.4.3 Penanganan Terkena Percikan Darah Atau Cairan Tubuh
a) Jika percikan mengenai bagian muka, maka segera cuci mata dan bagian
muka menggunakan eye wash untuk menghilangkan darah atau cairan
tubuh.
b) Jika percikan mengenai tangan, segera cuci tangan menggunakan air dan
sabun atau larutan hypoklorit yang dienverkan 1 bagian bleach dengan 5
bagian air.
c) Jika percikan mengenai tubuh, guyur tubuh dengan safe$ shower untuk
menghilangkan darah atau cairan tubuh.
d) Setelah darah atau cairan tubuh bersih dari tubuh, lakukan pemantauan
dengan melakukan pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, dan anti HlV. Ulangi
pemeriksaan ini dua kali dengan selang waktu 6 bulan.
7.4.4 Penanganan Tumpahan Darah Ataupun Cairan Tubuh
1. Gunakan sarung tangan dan siapkan peralatan yang dibutuhkan (spill kit)
2. Jika tumpahan disertai dengan pecahan kaca, maka pecahan kaca diambil
dengan menggunakan serok, dan sapu kecil dahulu, letakkan pecahan
kaca dlam kantung plastic khusus beruvarna kuning.
3. Semprot dengan larutan hipoklorit 1:10 untuk darah dan 1:100 untuk
cairan tubuh lain.
4. Lap area dengan menggunakan kertas tissue, buang kertas tissue pada
plastic wama kuning.
5. Lap sekali lagi dengan menggunakan desinfeKan, buang tissue pada
plastic kuning.
49
7.4.5 Pembuangan Sampah Medis Jarum Suntik
Sampah medis jarum suntik adalah sampah yang berasal dari jarum
bekas yang digunakan mengambil spesimen yang dikategorikan bahan
infeksius. Sampah medis jarum suntik dikelola secara khusus sejak dari
laboratorium hingga pembuangan sampah medis. Tujuannya adalah
mencegah terjadinya pencemaran dan penyebarluasan penyakit serta
mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum yang habis
digunakan untuk mengambil spesimen.
Tata cara pembuangan sampah medis jarum suntik
1. Setelah selesai digunakan mengambil spesimen, jatum suntik dibuang
dalam wadah khusus.
2. Petugas kebersihan mengambil sampah dan dimusnahkan.
7.4.6 Tata Laksana Limbah Laboratorium
a) Pembuangan Limbah Laboratorium
Menurut PP No. 12 tahun 1995 limbah adalah bahan sisa suatu
kegiatan dan atau proses produksi. Limbah rumah sakit menurut
Permenkes Rl Nomor 12O4IMENKESISKIXI2OO4 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan
dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas
b) Prosedur Penanganan Bahan lnfeksius
1) Bahan infeksius padat tidak tajam (tabung, spesimen, tabung urin,
kapas, sisa specimen jaringan) dibuang pada tempat sampah khusus
medis (tempat sampah dengan plastic kuning). Sampah ini kemudian
akan diambil oleh petugas kebersihan dan dimusnahkan.
2) Bahan infeksius padat tajam dibuang dalam wadah khusus untuk
benda tajam dan kemudian diambil oleh petugas kebersihan untuk
dimusnahkan.
3) Bahan infeksius cair berupa limbah alat dan air bekas cucian dibuang
di wastafel yang terhubung dengan saluran IPAL, dimana limbah ini
nanti akan mendapat pengananan khusus sebelum dikeluarkan ke
saluran umum.
c) Penanganan Dan Pengolahan Limbah
Limbah dikatagorikan umum dan khusus
1) Umum
Limbah yang berasal dari sampah umum, kertas, daun, bekas
minuman dll. Ditempatkan pada tempat umum, diambil petugas dan
dibawa ke TPS.
50
2) Khusus
Semua yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dan
berhubungan dengan spesimen terbagi dalam bentuk padat dan cair.
a. Khusus padat berupa alat habis pakai, spuit injeksi, kapas, tip,
tabung reaksi, cup spesimen, setelah dipakai ditempatkan pada
tempat khusus, diambil petugas kebersihan dan dibawa ke unit
pengelola limbah.
b. Khusus cair berupa sisa spesimen, sisa spesimen / bahan kontrol
yang bercampur reagen, air bekas cucian dan zat pelarut
ditempatkan pada tempat khusus, dibuang lewat wastafel yang
sudah terhubung dengan IPAL.
51
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
a) Alat rusak
b) Homogenisasi sampel yang tidak baik
c) Tidak terdeteksi adanya kesalahan pada saat quality conkol
Ada 2 kesalahan dalam tahap analitik yaitu :
a) Kesalahan sistemik
Adalah kesalahan yang terjadi terus menerus dengan pola yang sama dan
mempengaruhi akurasi dari pemeriksaan. Kesalahan dapatberupa trend
(terjadi penurunan reabilitas pemeriksaan yang terjadi secara bertahap)
atau shlft (perubahan yang terjadi tiba-tiba pada pemeriksaan).
52
1) Trend
Disebabkan oleh kerusakan sumber cahaya pada alat, penumpukan
debris pada sampel/ reagent fubrng, penumpukan debris pada
electrode, reagen yang sudah lama, kerusakan bahan control,
kerusakan suhu inkubator (untuk pemeriksaan enzimatik), kerusakan
integritas filter sinar, kerusakan kalibrasi.
2) Shift
Disebabkan oleh Kerusakan tibatiba dari sumber cahaya, perubahan
formula reagen, perubahan lot reagen, perbaikan besar pada alat,
perubahan mendadak suhu inkubator, perubahan suhu dan
kelembaban ruangan, kerusakan pada sistem sampling (probe sampel
atau reagen), kalibrasi yang tidak akurat.
b) Kesalahan acak
Adalah kesalahan dengan pola yang tidak tetap. Penyebabnya adalah
ketidakstabilan, misalnya suhu water bath, reagen, pipet, voltage listrik
yang tidak stabil, kontaminasi, gelembung pada pemipetan, gelembung
pada reagen, dll. Berhubungan dengan presisi.
8.1.3 Paecaanalitik
a) Salah menvalidasi data.
b) Salah melaporkanatausalahalamat.
c) Terlalu lama waKu tunggu (TAT).
d) Salah memasukkan data secara manual.
e) Terlambat melaporkan hasil kritis.
8.1.4 Pasca - pascaanalitik
a) Terlambat menindaklanjuti hasil laboratorium.
b) Salah intepretasi.
c) Follow up yang tidaksesuai.
53
BAB IX
PENUTUP
Buku pedoman laboratorium klinik ini diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi
antara laboratorium dengan para klinisi, dan perawat. Pedoman ini bertujuan agar
masing-masing pihak memahami semua hal yang berhubungan dengan laboratorium
agar bisa didapatkan pemahaman yang sama antara laboratorium dan customer demi
lancarnya pelayanan dan menjaga mutu pelayanan untuk keselamatan pasien.
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GENTENG
KABUPATEN BANYUWANGI
F,.$'l$
lJ;\'
M
NI 2002122004
54