Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN

PELAYANAN
LABORATORIUM

RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN JOHAR


BARU

Jl. Tanah Tinggi XII, Johar Baru


Jakarta Pusat 10540
Telp (021) 4246359 Fax (021) 4246359
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUMPage 1
PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM
RSUK JOHAR BARU
T
A
H
U
N

2017

JAKARTA - INDONESIA

PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM RSUK JOHAR BARU

Jakarta, 06 April 2015

dr Weningtys Purnomorini,MARS
OMAN PELAYANAN NSTALAS LABORATORDirektur
UMPage 2

PED I I I
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUK JOHAR BARU

NOMOR :

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUMPage 3


PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN JOHAR

BARU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN JOHAR

BARU Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit diperlukan
adanya buku PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM di Rumah Sakit umum
kecamatan johar baru;
b. bahwa sesuai butir a tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Kecamatan Johar Baru.

Mengingat :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No………. Tentang Penyelenggaraan RSUK
JOHAR BARU;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES / PER / VIII / 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. Surat Keputusan ………………………………. tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit
Umum Kecamatan Johar Baru;
6. Surat Keputusan ……………… tentang Pengangkatan Direktur

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
KECAMATAN JOHAR BARU, TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM RSUK JOHAR BARU
Kedua : PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSUK JOHAR BARU
dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
Ketiga : PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSUK JOHAR
BARU sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan di RSUK JOHAR BARU
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

Tanggal 06 April 2015

Direktur,

Dr.Weningtyas Purnomorini,MARS

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..
1.2 Ruang Lingkup……………………………………………………………………………
1.3 Batasan Operasional…………………………………………………………………...
1.4 Landasan
Hukum………………………………………………………………
………..

BAB II. KETENAGAAN PELAYANAN LABORATORIUM


2.1 Kualifikasi tenaga unit Laboratorium………………………………………………..
2.2 Kebutuhan dan distribusi tenaga………………………………………………
2.3 Pembinaan tenaga…………………………………………………………………….

BAB III. STANDAR FASILITAS LABORATORIUM


3.1 Denah Laboratorium…………………………………………………………..
3.2 Fasilitas
Laboratorium…………………………………………………………
……………
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Penerimaan
Pasien…………………………………………………………………………….
4.2 Pendaftaran pemeriksaan…………………………………………………………
4.3 Jenis pemeriksaan…………………………………………………………………….
4.4 Informed Consen………………………………………………………………………
4.5 Pelaksanaan Pemeriksaan…………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4.6 Penyerahan Hasil ……………………………
4.7 Pelayanan Pemeriksaan Dengan Persyaratan…………………………..

BAB V. LOGISTIK

5.1 Obat – obatan dan bahan habis pakai…………………………………


5.2 Alat rumah tangga, alat tulis kantor dan linen…………………………

BAB VI. KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian……………………………………………………………………………….
6.2 Tujuan…………………………………………………………………………………
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien……………………………………….

BAB VII. KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian Keselamatan Kerja………………………………………………


7.2 Tujuan Keselamatan Kerja…………………………………………………..
7.3 Klasifikasi Kecelakaan
Kerja…………………………………………………..

BAB IX. PENGENDALIAN MUTU

9.1 Pengertian………………………………………………………………………………
9.2 Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit Laboratorium……

BAB X. PENUTUP…………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata – mata
merupakan tanggung jawab Departemen Kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari
seluruh sector, termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang
kondusif bagi terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan
pembangunan berwawasan kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh potensi
masyarakat sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam pembangunan
kesehatan yang tertuang dalam Undang – Undang No 23 tahun 1992, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tujuan dari
pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat di laksanakan di seluruh
sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah
mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat lajunya pembangunan,
semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang
lebih baik.

Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan


masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat.
Di lain pihak pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun
pengobatan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu, maka RSUK Johar Baru telah
menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis sebagai bentuk
pendukung dari pelayanan bermutu kepada masyarakat, salah satu diantaranya adalah
pelayanan Laboratorium. Oleh karena itu maka pelayanan diagnostik yang
diselenggarakan oleh Laboratorium Klinik Rumah Sakit sangat perlu untuk menerapkan
sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
Untuk mencapai hal – hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Instalasi
Laboratorium ini yang di susun dari berbagai buku acuan dan standar yang berlaku, yang
disesuaikan dengan kondisi RSUK Johar Baru sehingga dapat memberikan gambaran
Pelayanan Instalasi Laboratorium dari sisi landasan hukum. Mekanisme pelayananan,
sarana pendukung SDM, logistik dan fasilitas serta peralatan, sanitasi dan K3, dan tak
kalah penting pembiayaan dan pengawasan dan pengendalian mutu. Buku standar
pelayanan Instalasi Laboratorium ini juga merupakan acuan bagi pelaku pelayanan dalam
melaksanakan kegiatan sehari – hari.

1.2 Ruang Lingkup


Pelayanan Laboratorium di RSUK Johar Baru mempunyai ruang lingkup
pelayanan laboratorium patologi klinik ( Hematologi, Kimia darah, Urinalisa , Imunologi,
dan Microbiologi ) .

1.3 Batasan Operasional


a. Laboratorium Kesehatan
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat. Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya
pelayanan kesehatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan
promotif dan rehabilitative.
b. Laboratorium Klinik
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
a) Hematologi
Adalah cabang dari Ilmu kedokteran yang mempelajari darah. Organ
pembentuk darah dan penyakitnya.
b) Urinalisa
Adalah suatu metode analisa untuk mendapatkan bahan – bahan atau zat – zat
yang dimungkinkan terkandung di dalam urine dan juga untuk melihat adanya
kelainan pada urine.
c) Imunoserologi
Adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari identifikasi terhadap
antibody yaitu protein yang dibuat dari sel darah putih yang berespon terhadap
antigen, protein asing di dalam tubuh dengan sistem kekebalan tubuh seperti
penyakit autoimunitas yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berubah melawan
jaringan tubuh sendiri dan kelainan imunodefisiensi yaitu ketika sistem
kekebalan tubuh kurang aktif.
d) Kimia Darah
Adalah pemeriksaan yang digunakan untuk menganalisa zat – zat kima
organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan ini berfungsi untuk
mengetahui : Fungsi Hati, Profil Lemak, Fungsi Ginjal & Asam Urat, Gula
Darah, Parameter Jantung, Elektrolit , dan pemeriksaan kimia darah lainnya.

c. Standar Pelayanan Laboratorium


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium
tersebut.
d. Tenaga Profesional / formal Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : Dokter
spesialis Patologi Klinik, Tenaga Ahli Laboratorium Medik, Sarjana Kesehatan.
e. Standar Prosedur Operasional (SOP) adalah kumpulan instruksi/langkah-langkah
yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
f. Informed Concent
Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis.
g. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di unit
laboratorium
h. Instruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja teknis di Unit Laboratorium
1.4 Landasan Hukum

1. Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan


2. Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No. 04/MENKES/SK/I/2002, tentang Laboratorium Kesehatan
Swasta
4. Peraturan Pemerintah No. 411/ MENKES/PER/III/2010, Laboratorium Klinik
5. Peraturan MENKES No.366.MENKES/PER/V/1997, tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Lainnya
6. Peraturan Pemerintah No. 340/MENKES/PER/III/2010, Klasifikasi Rumah Sakit
7. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1992 tentang Tenaga Kese
BAB II

KETENAGAAN PELAYANAN LABORATORIUM

Untuk menjalankan pelayanan Laboratorium didukung oleh tenaga professional Laboratorium.

2.1 Kualifikasi Tenaga Unit Laboratorium

A. Kepala Instalasi Laboratorium

Nama Jabatan : Penanggung Jawab Laboratorium

Unit Kerja : Penunjang Medis

Ikhtisar Jabatan :

 Membuat dan mengevaluasi sistem, pedoman, SOP, juknis kegiatan pelayanan


Laboratorium, meliputi penerimaan pasien, penyelesaian administrasi, proses
pelayanan dan akhir pelayanan Laboratorium.
 Merencanakan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi kebutuhan
sumber daya yang dibutuhkan.
 Mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan tenaga dan
fasilitas unit kerja dengan berorientasi pada mutu pelayanan.
 Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pendayagunaan tenaga dan fasilitas unit
Laboratorium.
 Mengawasi perawatan dan izin penggunaan alat-alat laboratorium.
 Membuat, memeriksa, memparaf dan atau menandatangani surat, nota dinas.
 Menyusun program kerja dan anggaran unit laboratorium.
 Membuat dan mengatur jadwal dinas dokter spesialis Patologi Klinik.
 Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan Rumah Sakit

 Menangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain surat usulan,
laporan bulanan, permintaan fasiilitas rutin dan notulen rapat.
 Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit Laboratorium.

 Bertanggungjawab dan menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di Laboratorium.

Hasil Kerja :

 SOP, petunjuk teknis kegiatan pelayanan Laboratorium,


pedoman penggorganisasian.
 Petunjuk kerja bawahan

 Supervisi pelaksanaan Tugas bawahan.

 Jadwal dinas dokter Laboratorium.

 Rencana kerja dan anggaran kebutuhan Laboratorium.

 Program kerja tahunan dan anggaran kebutuhan unit kerja.

 Supervisi internal dan eksternal.

Uraian Tugas

 Melaksanakan Fungsi Perencanaan (P1), meliputi :

 Menyusun sistem kerja dan SOP.

 Mengevaluasi prosedur kerja.

 Membuat program pengembangan profesionalitas SDM Laboratorium.


 Membuat dan mengatur jadwal .

 Menyusun program kerja tahunan.


 Menyusun program orientasi bagi tenga baru.

 Menyusun dan mengadakann pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila


diperlukan
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi sesuai
kebutuhan.
 Menyusun rencana kebutuhan peralatan dari segi jumlah maupun jenis dan
kualitas alat.
 Menyusun program pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan yang berada
diwilayah tanggungjawabnya.

 Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :

 Menyampaikan dan menjelaskan kebijaksanaan pada staf yang berada di bawah


tanggungjawabnya.
 Memberi bimbingan pelaksanaan kepada seluruh tenaga dalam lingkup tugasnya
sesuai kebijakan.
 Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh manajer direksi.

 Mengadakan pertemuan secara berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan.

 Menerima laporan rutin dan berkala dari KARU Laboratorium tentang SDM
fasilitas, produktifitas dan mutu pelayanan.
 Membantu menyelesaikan masalah-masalah internal Laboratorium.

 Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan di unit Laboratorium sesuai


dengan kebutuhan dan kebijakan / ketentuan Rumah Sakit.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga baru.

 Memelihara suasana kerja harmonis di tempat kerja.

 Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan Lingkungan.


 Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan, cuti, pindah, berhenti dll dari
karyawan Laboratorium.

 Melaksanakan Fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),


meliputi :

 Mengendalikan pelaksanaan peraturan / tata tertib / SOP Instalasi Laboratorium


yang berlaku.

 Mengendalikan pendayagunaan peralatan, tenaga secara efektif dan efisien.

Tanggung Jawab :

 Mewujudkan terlaksananya SOP dan petunjuk teknis pelayanan Laboratorium.

 Ketepatan dan kesesuaian rencana pemenuhan kebutuhan SDM dengan realisasi

 Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan kepada manajemen.

 Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di Laboratorium.

 Bertanggung jawab terhadap seluruh pemeriksaan Laboratorium.

 Menjamin tidak ada masalah dalam jadwal praktek yang telah ditentukan.

 Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas semua tenaga dan menjaga


kepuasan pelanggan terhadap pelayanan unit Laboratorium.
 Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan dan pengaturan tenaga di unit
Laboratorium.
 Keobyektifan dan kebenaran penilaian kerja tenaga dan unit kerja.

Wewenang :

 Mengatur rencana kegiatan pelayanan instalasi Laboratorium.

 Memberikan ide/masukan kepada atasan mengenai pengembangan Laboratorium.

 Menilai, menegur dan memotivasi karyawan Laboratorium.


 Meminta masukan dari staf karyawan dan unit kerja lainnya.

 Meminta arahan dari atasan.

 Mengatur jadwal dinas Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM).

Syarat Jabatan :

N JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


O
1 Dokter spesialisasi Memiliki Surat Izin Praktek Pengalaman di
Patologi Klinik (SIP ) Laboratorium minimal 5
tahun

B. Penanggung Jawab Laboratorium (PJ)

Nama Jabatan : Koordinator Laboratorium

Unit Kerja : Laboratorium

Ikhtisar Jabatan :

 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana serta tenaga untuk operasional


pelayanan Laboratorium.
 Memotivasi semua petugas dipelayanan Laboratorium kearah produktivitas tinggi.

 Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan di Laboratorium.

 Mengawasi dan mengendalikan penggunaan dan pemeliharaan peralatan


Laboratorium.
 Melaksanakan program pengendalian dan peningkatan mutu hasil laboratorium.

 Membuat laporan :
o Rujukan ke rsud tarakan
o Rujukan ke pramitha
o Rujukan ke rs kramat 128
o Rujukan ke rs St.Carolus
 Evaluasi disiplin kerja

 Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi system, SOP,


Petunjuk teknis pelayanan Laboratorium.
 Mengevaluasi kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.

 Memberikan petunjuk, membagi tugas serta mengawasi pelaksanaan tugas staf,


mengatur shift dinas, jadwal cuti, libur, membuat permintaan kebutuhan sumber
daya, ATK, ART, kebutuhan lain untuk pelaksanaan kegiatan Instalasi
Laboratorium.

 Membuat laporan kinerja pelayanan Laboratorium sebagai dasar perencanaan,


penilaian sebagai penunjang pengambilan keputusan manajemen untuk
pengembangan Laboratorium.
 Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan alat-alat Laboratorium dan proses
pembuatan izin penggunaan alat-alat Laboratorium.
 Melaporkan adanya pelanggaran disiplin atau peraturan Rumah Sakit.

 Menandatangi dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain surat


usulan, laporan bulanan, permintaan fasilitas rutin dan notulen rapat.
 Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit kerja.

 Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen Rumah Sakit.

Hasil Kerja :

 SOP dan system kerja Laboratorium.

 Uraian tugas staf Laboratorium.

 Jadwal dinas shift, daftar cuti, libur.

 Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pelayanan Laboratorium.

 Jadwal rutin pemeliharaan alat-alat Laboratorium (kalibrasi).

 Dokumen nilai prestasi kerja (NPK).


 Laporan internal dan eksternal.

 Notulen rapat.

Uraian Tugas :

 Melaksanakan Fungsi Perencanaan (P1), meliputi :

 Menyusun program kerja tahunan.


 Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila di
perlukan.
 Menyusun program orientasi bagi karyawan baru.

 Melaksanakan Fungsi Penggerakan & Pelaksanaan (P2), meliputi :

 Mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan pelayanan.


 Membuat laporan kartu dosis dan partisipannya.
 Mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian, pemeliharaan peralatan
Laboratorium dan barang inventaris di Instalasi Laboratorium.
 Menentukan stock minimal dan efisiensi pemakaian alat – alat Kesehatan, reagen
- reagen serta bahan-bahan habis pakai di instalasi Laboratorium.
 Memberikan pelatihan di bidang Laboratorim kepada staf untuk peningkatan
profesionalitas.
 Membuat laporan kinerja Laboratorium yang digunakan sebagai dasar untuk
peningkatan pelayanan Laboratorium.
 Memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan pemeriksaan Laboratorium.
 Memberikan petunjuk dan mengawasi dalam pemberian pelayanan Laboratorium
 Melakukan penjadwalan kalibrasi dan service tahunan alat-alat Laboratorium.
 Melakukan pengawasan terhadap proses administrasi pembayaran pelayanan
Laboratorium.

 Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3),


meliputi :

 Memberikan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan system kerja dan SOP
di Instalasi Laboratorium.
 Mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian, pemeliharaan peralatan
Laboratorium dan barang inventaris di Instalasi Laboratorium.

Tanggung Jawab :

 Menjamin pelaksanaan pelayanan Laboratorium dapat berjalan sesuai dengan


SOP system kerja yang ada.

 Menjamin tidak adanya masalah dalam pemberian pelayanan Laboratorium.

 Adanya kebenaran dan ketepatan dalam pembuatan laporan rutin kinerja


Laboratorium.

 Menjamin tetap terjaganya Profesionalitas dalam bekerja.

 Menjamin adaya efisiensi dalam penggunaan bahan habis pakai.

 Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja dan unit kerja.

 Kebenaran dan ketepatan dan pemeliharaan peralatan di unit kerja.

Wewenang :

 Mengatur kegiatan pelayanan Laboratorium.

 Menilai, memotivasi dan menegur Staf Laboratorium untuk menjaga


keprofesionalitasan.

 Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan kinerja

 Memberi saran dan pengembangan kepada atasan.

 Meminta masukkan dari para karyawan Laboratorium dan unit kerja yang lain.

 Mengatur dan menjadwalkan check-up kesehatan tahunan karyawan


Laboratorium.
 Melakukan penjadwalan kalibrasi dan service tahunan alat-alat Laboratorium.
Syarat Jabatan :

NO JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN

1 Minimal DIII Tenaga Memiliki Surat Izin Pengalaman di


Laboratorium Medik Bekerja Laboratorium minimal
2 tahun

C. Penanggung Jawab Logistik

Nama Jabatan : Penanggung jawab Logistik

Unit Kerja : Laboratorium

Ikhtisar Jabatan :

 Melakukan tugas rutin sebagai Tenaga Laboratorium Medik

 Merencanakan kebutuhan pemakaian reagen dan alat-alat Laboratorium

 Membuat laporan kegiatan yang berhubungan dengan logistik

 Melakukan pengawasan terhadap keadaan stock barang-barang logistik dan masa


expirenya
 Membuat laporan bulanan pembelian alat dan reagen Laboratorium

Hasil Kerja :

 Laporan kegiatan harian dengan menuliskan kunjungan pasien Laboratorium baik


pasien rawat inap dan rawat jalan
 Laporan stock barang-barang logistik

 Laporan pembelian alat-alat dan reagen Laboratorium

Uraian Tugas :
 Membuat laporan harian Laboratorium.

 Mengawasi dan mencatat permintaan barang-barang logistic.

 Mengontrol alat-alat atau fasilitas yang berhubungan dengan aktifitas tulis


menulis.
 Mengawasi penggunaan reagen – reagen dan alat –alat kesehatan.

Tanggung Jawab :

 Kebenaran laporan kegiatan pelayanan Laboratorium.

 Kelancaran dan ketepatan dalam pengadaan barang-barang logistik.

 Kelancaran dalam pelayanan Laboratorium.

Wewenang :

 Meminta masukan dan arahan dari atasan.

 Mengontrol stock barang-barang logistik.

 Meminta stock barang-barang logistik

Syarat Jabatan :

N JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


O
1 D III Tenaga Laboratorium Pengalaman minimal satu
Medik tahun

C. Penanggung Jawab Administrasi


Nama Jabatan : Penanggung jawab administrasi

Unit Kerja : Laboratorium

Ikhtisar Jabatan :

 Menyusun langkah kegiatan penerimaan pendaftaran pasien dan kegiatan


pencatatan registrasi.

 Membuat laporan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi dan logistik

 Membuat laporan kegiatan pelayanan Laboratorium berupa kunjungan pasien


Laboratorium.

 Melakukan pengawasan terhadap keadaan stock barang-barang logistik dan masa


expirenya.

 Membuat dan mengatur pengarsipan surat menyurat Laboratorium.

Hasil Kerja :

 Pasien tercatat dalam pembukuan/registrasi laboratorium.

 Adanya bukti slip pembayaran pemeriksaan dari pasien.

 Laporan kunjungan pasien.


 Adanya uraian dan petunjuk kerja.

 Pencatatan surat-menyurat.

 Laporan stock barang-barang logistik

Uraian Tugas :

 Membuat laporan harian Laboratorium.

 Mengawasi dan mencatat surat masuk dan keluar.

 Mengawasi dan mencatat permintaan barang-barang logistic.


 Mengontrol alat-alat atau fasilitas yang berhubungan dengan aktifitas tulis
menulis.
 Mengawasi penggunaan reagen – reagen dan alat –alat kesehatan.

Tanggung Jawab :

 Kelancaran proses administrasi pasien.

 Kebenaran laporan kegiatan pelayanan Laboratorium.

 Kelancaran dan ketepatan dalam pengadaan barang-barang logistik.

 Kelancaran dalam pelayanan Laboratorium.

Wewenang :

 Mengawasi proses pembayaran administrasi pasien.

 Meminta masukan dan arahan dari atasan.

 Melakukan proses/complain jika proses adminstrasi pasien mengalami masalah.

 Membuat dan mengatur proses surat-menyurat dan pengarsipan.

Syarat Jabatan :

N JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


O
1 Minimal SMA Mempunyai Surat Pengalaman minimal satu
izin Bekerja tahun

D. Penanggung Jawab Maintenance Laboratorium

Nama Jabatan : Penanggungjawab Maintenance Alat

Unit Kerja : Instalasi Laboratorium


Ikhtisar Jabatan :

 Melakukan pengawasan terhadap kebersihan alat-alat Laboratorium.

 Membuat dan mengatur laporan jadwal kalibrasi alat Laboratorium.

 Memberi arahan pada pelaksana di ruang Laboratorium.

 Melaporkan pada unit terkait apabila ada kerusakan peralatan.

 Menjaga kelengkapan, kerapian, dan kebersihan peralatan yang ada di ruang


Laboratorium
 Melaksanakan tugas lain dari atasan.

Hasil Kerja :

 Jadwal kalibrasi alat-alat Laboratorium.

 Jadwal kebersihan alat-alat Laboratorium Harian.

 Pengaturan penggunaan alat-alat Laboratorium.

 Jadwal kebersihan alat-alat Laboratorium.

Uraian Tugas :

 Menjaga kebersihan alat-alat Laboratorium.

 Mengatur jadwal pemeriksaan khusus Laboratorium.

 Mengontrol keadaan alat-alat pendukung pemeriksaan Laboratorium.

 Mengontrol fungsi dan kerja alat-alat Laboratorium..

Tanggung Jawab :

 Terlaksananya aktifitas kebersihan alat-alat Laboratorium.

 Terlaksananya kalibrasi dan service alat-alat Laboratorium

 Tersedianya stock barang-barang logistik Laboratorium.


 Terjaga kerapihan ruangan.

 Tetap terjaga kualitas alat-alat Laboratorium.

Wewenang :

 Mengatur rencana pemeriksaan khusus.

 Membagi tugas kebersihan alat-alat.

 Memberi dan meminta saran kepada atasan berkenaan dengan alat-alat


Laboratorium.
 Meminta stock barang logistik Laboratorium.

Syarat Jabatan :

N JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN


O

1 DIII Tenaga Laboratorium Surat Izin Bekerja (SIB) Pengalaman minimal


Medik satu tahun

2.2 Kebutuhan dan Distribusi Tenaga

Rata-rata kunjungan pasien Laboratorium 30 orang/hari. Untuk menjangkau


pelayanan tersebut berdasarkan pola ketenagakerjaan diperlukan 1 dokter spesialis
Laboratorium dan 8 tenaga Laboratorium Medik.

Tabel 1. Pola dan kebutuhan Ketenagakerjaan


Pendidikan Pola Ketenagakerjaan Sumber Daya Kekurangan
Manusia Sekarang
Dokter Spesialis 1 orang
PAtologi Klinik 0 orang
D3 Tenaga 1. Dinas pagi : 3 1. Dinas pagi : 2 Karyawan
Laboratorium Orang (Staf : 2 orang, orang (Staf : 1 Laboratorium
Medik 17 orang KARU : 1 orang) orang, KaRu : 1 mengalami kekurangan
(termasuk 2. Dinas sore : 2 orang orang) sebanyak : 3 orang
KARU : 1 orang 3. Dinas malam : 1 orang 2. Dinas sore : 1
) 4. Libur Lepas Malam : orang
1 orang 3. Dinas malam :
1 orang
4. Libur Lepas
Malam : 1
orang.
Jumlah tenaga di Unit Laboratorium 5 orang terdiri dari 0 orang dokter spesialis
Patologi Klinik, 5 orang DIII Ahli Tenaga Laboratorium Medik ( ATLM ), . Berdasarkan
kebutuhan dan jumlah tenaga yang tersedia, agar terjadi efisiensi tenaga, SDM tersebut
didistribusikan sbb:

Tabel 2. Distribusi Tenaga Unit

N NAMA PENDIDIKAN DISTRIBUSI


O
1 Dr……………, SpPK Spesialis Patologi Klinik Ka.Instalasi Laboratorium

2 Atik Polantika Amd.Ak DIII Ahli Tenaga Penanggung Jawab


Laboratorium Medik Laboratorium

3 Sulastri Amd.Ak DIII Ahli Tenaga Penanggung jawab


Laboratorium Medik Administrasi

4 Kurniya Nur hidman, DIII Ahli Tenaga Penanggung Jawab Logistik


Amd.AK Laboratorium Medik & Penanggung Jawab
Quality Control
5 Ismail, Amd.AK DIII Ahli Tenaga Penanggung Jawab
Laboratorium Medik Maintenance
6 Dini Pratiwi, Amd.AK DIII Tenaga Laboratorium Pelaksana
Medik

2.3 Pembinaan Tenaga


Pembinaan tenaga dilakukan melalui penilaian kinerja, reward dan peningkatan
kompetensi. Penilaian kinerja dilakukan periode bulanan dan tiga bulanan. Unsur
penilaian tersebut meliputi: ketrampilan, inisiatif, kerajinan, dan kerjasama. Kinerja
dinilai berdasarkan uraian tugas sesuai jabatannya. Besarnya nilai menentukan besarnya
reward berupa jasa pelayanan.
Peningkatan kompetensi tenaga Laboratorium dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan dilaksanakan sesuai prioritas. Pelatihan untuk
peningkatan kompetensi tenaga Laboratorium bisa melalui inhouse training dan eksternal
course. Inhouse training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh internal
Laboratorium. Pelatihan yang dapat diikuti oleh SDM Laboratorium adalah: pelatihan
manajemen meliputi membangun team work, manjemen konflik, komunikasi organisasi,
manajemen perubahan, Problem Solving dan Pengendalian bahaya kebakaran. Pelatihan
perilaku berupa membangun komitmen dan service excellent.
Pelatihan teknis Laboratorium berupa pelatihan mengenai teknik pemeriksaan
Laboratorium, Pemeliharaan peralatan, penanganan kegawatdaruratan bagi petugas
Rumah Sakit, pencatatan rekam medic alat-alat baru, membangun team work dan
manajemen konflik.
Eksternal course, yaitu program pelatihan / seminar yang diselenggarakan diluar
rumah sakit yang diikuti sesuai dengan kebutuhan diantaranya PATELKI ( Persatuan
Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia) , IMATELKI ( Ikatan Mahasiswa
Tenaga Laboratorium Medik) , PBPK PDS Patklin ( Pendidikan Berkesinambungan
Patologi Klinik Persatuan Dokter Spesialis Patologi Klinik).
BAB III

STANDAR FASILITAS
LABORATORIUM

3.1 DENAH LABORATORIUM

RUANG LABORATORIUM

WASTAFEL
Centr ifug Ro tato Microsko Al at Al at
e r p
Kim ia Kim ia
(M icro lab (Randox)

AlAla
at
t
Microb i
Hem
lirub
a in
(Abx
Alat
60 )
Hem
a
RUNG (Abx
SAMPLIN
G
DEWASA
MEJA
Rua INPUT
ng HASIL &
Sam
plin
g File
Pintu Meja File
Lapor
an
Pendaftara Kepala
n

3.2 FASILITAS LABORATORIUM


Instalasi Laboratorium berdiri pada lahan seluas m2 . Instalasi Laboratorium
memiliki fasilitas ruang yang terdiri dari :

 1 Ruang Sampling anak dan dewasa


 1 Ruang Sampling bayi
 1 Meja Penanggung Jawab Laboratorium
 1 Meja Pembacaan Analisa Sampel
 1 Meja Administrasi / Ruang pengambilan hasil

1. Ruang Sampling Anak dan Dewasa.

Ruang sampling dengan ukuran 1.5 x 2.5 m. Meja ini digunakan untuk pengambilan
darah pasien anak dan dewasa.
Fasilitas yang tersedia pada ruangan Sampling Pasien Dewasa dan Anak :
 Kursi Sampling warna coklat sebagai tempat duduk untuk pasien
 Meja ATK dan Alkes
 Kursi sampling warna Coklat sebagai tempat duduk untuk petugas saat
mengambil darah
 Laci plastic kecil untuk tempat alkes
 Alkes : Torniquet (pembendung), spuit 1 cc, spuit 3 cc, wingset, alcohol swab,
micropore, sarung tangan, tissue, tube EDTA 3 ml, tube plain 4 ml, tube
microgard 0,5 ml, pot urine, pot faeces, pot steril.
 1 buah safety box warna kuning
 1 buah tempat sampah medis injak warna hitam
 1 buah tempat sampah non medis injak warna hitam

2. Ruang Sampling Bayi

Ruang Sampling bayi dengan ukuran 1.5 m x 1 m. Ruang ini digunakan untuk
pengambilan darah bayi.
Fasilitas yang tersedia pada ruang sampling bayi adalah :
 Tempat tidur untuk pengambilan darah bayi
 Bantal
 Perlak

Ruang sampling bayi bergabung dengan ruang Administrasi pendaftaran pasien

3. Ruang Administrasi Pendaftaran Pasien


Ruang Administrasi Pendaftaran Pasien dengan ukuran 1 m x 30cm. Ruang ini digunakan
mendaftar pasien.
Fasilitas yang terdapat pada ruang Administrasi adalah :
 1 Tempat Peletakan Form Lab & Hasil Lab
 1 Tempat Peletakan Sample ( darah , urine , Faeces , Sputum )

Ruang Administrasi bergabung dengan ruang sampling bayi

4. Ruang Analisa Sampel

Ruang Analisa Sampel bergabung dengan ruang pemberian hasil berukuran 4 x 6 m.


Fasilitas yang ada didalamnya adalah :
 1 unit computer 1 unit Mikroskop
 1 unit printer 1 unit alat Hematology Analyzer
 1 unit telepon 2 unit alat Analisa Kimia
 1 Almari dinding 1 unit alat Elektrolit
 2 unit AC 1 unit Alat Bilirubinmeter
 2 unit kulkas reagen 1 unit centrifuge kimia darah & Urine
 4 meja alat 1 unit rotator

 2 kursi
 1 kursi bulat
 1 meja wastafel
BAB IV

TATA LAKSANA
PELAYANAN

4.1PENDAFTARAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Laboratorium dapat berasal dari permintaan dokter, Bidan Luar dan atas
permintaan sendiri.
Untuk pasien yang berasal dari permintaan dokter sebagai berikut :

A. Dokter Internal Rsuk Johar Baru :


a. Dokter Pengirim dari Rsuk Johar Baru baik pasien rawat inap maupun rawat jalan
harus mengisi Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium di sertai klinisnya
sebelum dilakukan pemeriksaan Laboratorium.
b. Pasien Rawat Jalan : Perawat poli membawa formulir permintaan pemeriksaan
dari dokter pengirim ke unit Laboratorium. Jika pasien jaminan dilengkapi dengan
surat klaim jaminan.
c. Pasien Rawat Inap : Perawat ruangan mengantarkan formulir permintaan
pemeriksaan ke unit Laboratorium. Perawat ruangan menginput pemeriksaan ke
system/computer. Ahli Tenaga Laboratorium Medik ( ATLM ) mengkroscek
hasil
inputan dari perawat ruangan
B. Dokter Eksternal Rsuk Johar Baru / Bidan Luar / Laboratorium Lain / Klinik:
a. Pasien rawat jalan dari luar yang akan dilakukan pemeriksaan laboratorium
membawa surat pengantar pemeriksaan laboratorium dari dokter pengirimnya.
b. Petugas ATLM memeriksa formulir permintaan untuk melihat pemeriksaan
yang diminta, menginput ke dalam system.

Untuk pasien yang berasal Atas Permintaan Sendiri (APS ), sebagai berikut :

1. Petugas ATLM mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama, usia,


alamat, dan jenis pemeriksaan yang diinginkan kemudian membuat formulir
permintaan laboratorium.
2. Petugas ATLM menginput data pasien ke dalam system.
3. Petugas ATLM meminta pasien untuk ke kasir terlebih dahulu.
4. Petugas ATLM melakukan sampling terhadap pasien.

4.2JENIS PEMERIKSAAN

A. Pemeriksaan Rutin
A.1 Hematologi
a. Hematologi Rutin ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit )
b. Hematologi Lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit,
MCV/MCH/MCHC, Hitung Jenis ( Basofil, Eosinofil, N.Batang,
N.Segmen, Limfosit, Monosit , LED )
c. Golongan Darah
d. Hemostasis/koagulasi, terdiri dari : Bt , Ct
e. Gambaran Darah Tepi
f. Hematologi Lain

A.2 Kimia

a. Glukosa
b. Asam urat
c. Lemak Lengkap ( Cholesterol, HDL, LDL, Trigliseride )
d. Ureum
e. Cretinin
f. SGOT
g. SGPT
h. Protein Total/ Albumin / Globulin
i. Bilirubin Total/ Bilirubin Direk / bilirubin Indirek
j. Natrium / Kalium / Chlorida
k. Kimia darah lainnya

B. Pemeriksaan Khusus ( Persiapan )

Pemeriksaan Laboratorium yang memerlukan persiapan adalah :

1. Pemeriksaan GTT 3X ( Glukosa Toleransi Test )


2. Pemeriksaan gula darah puasa

Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan, persiapan pasien rawat inap dilakukan oleh

perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Laboratorium.

4.3INFORMED CONSENT

Semua pemeriksaan yang akan dilakukan di Laboratorium maka pasien atau keluarga
pasien menandatangani Formulir Persetujuan Tindakan Medis yang telah di sediakan.

4.4PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

a. Petugas Laboratorium membaca formulir pemeriksaan


b. Petugas Laboratorium menginput data dan pemeriksaan pada System
Laboratorium yang terdapat di Rsuk Johar Baru
c. Petugas Laboratorium mempersiapkan peralatan yang akan di pakai pada
pemeriksaan.
d. Petugas Laboratorium melakukan identifikasi pasien
e. Petugas Laboratorium memberi identitas ( Nama Lengkap, No Rekam Medis, dan
Tanggal Lahir )
f. Petugas Laboratorium melakukan sampling
g. Petugas Laboratorium menganalisa sampel
h. Petugas Laboratorium menginput hasil
i. Petugas Laboratorium mengeprint hasil
j. Petugas Laboratorium mengkroscek hasil

4.5PENGGUNAAN ALAT
Penggunaan alat-alat yang ada di Laboratorium di sesuaikan dengan mengikuti prosedur
kerja pada buku pedoman alat – alat Laboratorium. Saat ini alat – alat yang ada di
Laboratorium sebagian besar dimiliki Rsuk Johar Baru Rsuk Johar Baru, namun ada juga
yang Dengan system KSO.
Alat – alat yang dimiliki di Rsuk Johar Baru:
a. Hematology analyzer
b. Kimia Analyzer
c. Alat Bilirubinometer
d. Centrifuge 8 lubang untuk memisahkan darah
e. Alat rotator untuk aglutinasi
f. Mikroskop

Alat – alat yang dengan System KSO oleh RSUK Johar baru :

a. Alat Elektrolit

4.6TINDAKAN PEMERIKSAAN SAMPEL


Tindakan pemeriksaan analisa sampel dilakukan oleh Ahli Tenaga Laboratorium
Medik
sesuai dengan distribusi ketenagaan dimana ada 3 waktu shift ( pagi – sore – malam ),
khusus untuk pemeriksaan Gambaran Darah Tepi dilakukan oleh Dokter Spesialis Patologi
Klinik. Untuk hasil yang harus dikonsulkan kepada dokter spesialis maka akan dilakukan
dengan menghubungi dokter spesialis Patologi Klinik.

4.7PENYERAHAN HASIL
a. Pasien Rawat Jalan Luar dan Dalam
 Petugas Laboratorium menginput semua hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
 Pasien rawat jalan mengambil sendiri hasil pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan slip pengambilan hasil
 Ketika pasien mengambil hasil, pasien harus menulis nama dan tanda tangan
pada buku pemberian hasil
b. Pasien Rawat Inap
 Petugas ruangan atau perawat mengambil hasil pemeriksaan Laboratorium
dan mencatat pada Buku Pengambilan Hasil Laboratorium.
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan barang – barang logistik laboratorium terdiri dari :

1. Reagen dan bahan habis pakai (BHP)


2. Barang rumah tangga (RT) dan alat tulis kantor (ATK)
3. Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan, permintaan, penyimpanan,
penggunaan, pencatatan dan pelaporan adalah sebagai berikut :

5.1 Obat – Obatan dan Bahan Habis Pakai (BHP)


1. Alur
Pelaksana Ka. Unit Bag Logistik
Farmasi
Sarana

2. Perencanaan
Petugas laboratorium mendata kebutuhan reagen dan bahan habis pakai setiap tahun
dan mengajukan kebutuhan tersebut ke Bagian Farmasi. Rencana kebutuhan berdasar
pemakaian tahun lalu ditambah 10%.
3. Permintaan
Permintaan reagen dilakukan setiap 2 minggu sekali sesuai jadwal ke bagian Farmasi.
Apabila ada kebutuhan mendesak dan stock barang di laboratorium kosong maka
permintaan barang bisa dilakukan sewaktu –waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.

4. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di sesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan pada reagen dan
bahan habis pakai untuk pemakaian selama 2 minggu.
5. Penggunaan
Penggunaan reagen dan barang habis pakai dengan memperhatikan waktu kadaluarsa.
Barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan terlebih dulu.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan barang – barang logistik farmasi dilakukan setiap bulan, pada
saat memuat laporan bulanan.

5.2 Alat Rumah Tangga, Alat Tulis Kantor dan Linen


1. Alur

Pelaksana Ka. Unit Bag


Logistik
Sarana

2. Perencanaan
Petugas laboaratorium mendata kebutuhan barang – barang cetakan, alat tulis dan alat
rumah tangga setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke Bagian Rumah
Tangga. Rencana kebuthan berdasar pemakaian tahun lalu dan ditambah 10%.
3. Permintaan
Petugas laboratorium mengajukan permintaan alat tulis kantor / barang cetakan
berdasarkan kebutuhan tiap minggu.
4. Penyimpanan dan pemakaian
Penyimpanan dilakukan di lemari untuk pemakaian selama seminggu.
Pemakaian sesuai kebutuhan

BAB VI KESELAMATAN

PASIEN
6.1Pengertian

Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnyaa dilakukan.

6.2Tujuan

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

6.3Tatalaksana Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien merupakan salahsatu kegiatan rumah sakit yang dilakukan


melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di Rsuk Johar
baru kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring indicator mutu pelayananan tiap unit kerja
terutama yang terkait dengan pelaksanaan patien safety, tindakan preventif, pengendalian
proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal.

1. Monitoring indicator mutu pelayanan


Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indicator mutu pelayanan rumah
sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan, Pedoman
mutu pelayanan unit laboratorium secara rinci ada pada BAB XI Pengendalian Mutu.
Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patien safety secara rinci dapat dilhat
pada format indicator mutu pelayanan pada Pedoman Mutu Pelayanan. Indicator
tersebut merupakan milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data dan
analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak diinginkan
pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan
preventif.
2. Tindakan Preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan
preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang
memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali, rapat pagi,
evaluasi prosedur tiap 3 bulan dan audit internal.
3. Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien juga
merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai.
Identifikasinya melalui : audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh
manajemen, laporan pelanggaran. Laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti
melalui: rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala bidang melakukan
perbaikan sesuai dengan tindakan korektif.

4. Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam
pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil inspeksi
harus menunjukkan telah dilakukannya tindakan koreksi.
5. Audit mutu internal
Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu eksternal tiap tahun. Audit
mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu, termasuk didalamnya
pelaksanaan keselamatan pasien melalui indicator mutu pelayanan.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,alat kerja,


bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara – cara
melakukan pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang
yag berada di Rumah Sakit termasuk Laboratorium. Dengan demikian, keselamatan kerja
adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit
serta masyarakat di sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses
kerja. Dengan demikian jelas bahwa, keselamatan kerja adalah merupakan sarana utama
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa
luka/cidera, cacat/kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan
lingkungan secara luas.

7.2 Tujuan Keselamatan Kerja

 Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan.


 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis.
 Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
 Menerapkan ergonomic di tempat kerja
 Mengamankan dan memelihara alat – alat perlengkapan laboratorium
 Mencegah terkena aliran yang berbahaya
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
 Mensesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

7.3 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi secara acak dan tidak
terduga dan terjadi di luar prosedur atau rencana pekerjaan dan merupakan sesuatu yang tidk
diharapkan terjadi pada saat pekerjaan sedang berlangsung. Oleh Karena dalam peristiwa itu
tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan sebelumnya, kita diharapkan harus
lebih berhati – hati agar kejadian seperti ini tidak terjadi dalam sebuah pekerjaan.
Kecelakaan kerja memiliki resiko yang sangat berbahaya baik bagi petugas maupun
lingkungan sekitar.
Kecelakaan di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :

1. kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien

2. kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsufe condition), yaitu yang tidak aman dari :

a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain


b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja

2. Perbuatan berbahaya ( unsufe act ), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena :

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana


b. Cacat tubuh yang tidak kentara ( bodily defect )
c. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

3. Sumber Kecelakaan

a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan proses –


proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan
b. Petunjuk kegiatan laboratorium tidak jelas dan kurang pengawasan.
c. Tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan
d. Tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati
e. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan peralatan / bahan
tidak sesuai. Tidak berhati – hati dalam kegiatan

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

7.1Pengertian
Mutu pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indicator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standartnya.

7.2Indikator Mutu Pelayanan dan Standart Mutu Unit Laboratorium


Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka
saat ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di instalasi laboratorium harus dilakukan demi kepentingan dan
kepuasan dari pasien sehingga nantinya mendapat kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan di Instalasi Laboratorium pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit umum Kecamatan Johar Baru pada umumnya.
Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Laboratorium Rsuk Johar Baru mengacu pada
Pedoman Indikator Mutu Rsuk Johar Baru yaitu:

1. KESALAHAN PENYERAHAN HASIL

Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil


Ruang lingkup
Pemeriksaan Laboratorium

Dimensi mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium


Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah
Definisi operasional kesalahan penyerahan hasil laboratorium pada orang
lain.

Meliputi kesalahan memasukkan hasil pemeriksaan


laboratorium ke dalam amplop, kesalahan memberikan
Kriteria inklusi
hasil kepada orang lain, kesalahan memberikan hasil ke
unit lain

Kriteria eksklusi -

Numerator Jumlah pasien yang menerima hasil yang salah

Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam


Denominator bulan tersebut

Standar 0%
2. ANGKA KETIDAKTEPATAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Ruang lingkup Ketidaktepatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Angka yang menunjukkan ketidaktepatan hasil


Definisi operasional laboratorium berdasarkan jenis pemeriksaan
Hasil laboratorium tidak sesuai dengan klinis dan
Kriteria inklusi setelah konfirmasi ulang di laboratorium yang sama
didapatkan perbedaan hasil yang bermakna

Hasil pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan


Kriteria eksklusi pada hari yang sama

Jumlah ketidaktepatan hasil laboratorium berdasarkan


Numerator jenis pemeriksaan per bulan

Jumlah jenis pemeriksaan laboratorium dalam bulan


Denominator tersebut

Standar 0%

3. KERUSAKAN SAMPEL DARAH

Ruang lingkup Kerusakan Sample Darah

Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan laboratorium

Definisi operasional Terjadinya lisis atau pembekuan darah yang tidak


sesuai dengan syarat sample darah yang baik

Kriteria inklusi Semua darah yang lisis atau beku


Sample pasien dengan kelainan darah yang
menyebabkan lisinya eritrosit, contoh : AIHA (Auto
Imune Hemolitic Anemia ), PMN (Paroximal Nocturnal
Kriteria eksklusi
Hematuria), DIC, (Disseminated Intravascular
Coagulation), perdarahan dengan obat anti koagulan,
misalnya heparin post dialisa

Numerator Jumlah kerusakan sample darah pada bulan tersebut

Denominator Jumlah sample darah pada bulan tersebut

Standar 1%
BAB X

PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan teknologi disegala bidang,


termasuk bidang kesehatan. Pelayananan Laboratorium di Rsuk Johar Baru sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan rumah sakit tentunya senantiasa perlu penyesuaian mengikuti
perkembangan tersebut.
Pelayanan Laboratorium Rsuk Johar Baru merupakan bagian integral dari system
pelayanan Rsuk Johar Baru. Upaya peningkatan mutu pelayanan Laboratorium berarti
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan batasan
operasional, standart ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana, logistik. Hal tersebut
diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja agar dipeoleh mutu yang optimal.
Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan indicator mutu pelyanan. Pengukuran indicator
mutu dapat memberikan gambaran mutu Laboratorium. Standart Pelayanan Laboratorium ini di
susun untuk memberikan gambaran mutu Laboratorium. Standart Pelayanan Laboratorium ini di
susun memberikan informasi tentang hal –hal tersebut.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat dijaga.
Tidak lupa, sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala dievaluasi dan direvisi.

Anda mungkin juga menyukai