Abstrak
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu telinga luar, yang menerima gelombang suara, telinga tengah,
dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga
dalam, telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Untuk memeriksa
pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang dengan
memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara
menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan di telinga luar atau telinga tengah,
seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba eustachius
serta radang telinga tengah.
Abstract
Auditory and balance contained in the ear. The human ear consists of three parts, the
outer ear, which receives sound waves, the middle ear, where sound waves are
transferred from the air to the bone and by bone to the inner ear, the inner ear, where the
vibrations are transformed into nerve impulses that travel through nerve specific
acoustic to the central nervous system. To check the required examination hearing by air
conduction and bone by using a tuning fork or a pure tone audiometer. By air
conduction abnormalities causing conductive deafness, meaning there are abnormalities
in the outer ear or middle ear, such as ear canal atresia, eksostosis ear canal, wax,
eustachian tube obstruction and inflammation of the middle ear.
Keywords: sense, the listener, the waves, the sound, ears.
Pendahuluan
Pendengaran merupakan salah satu panca indera manusia yang terpenting di samping
penglihatan. Gangguan pendengaran bagi seseorang dapat sangat merugikan karena
menghambat komunikasi individu dengan sekelilingnya. Bagi bayi gangguan pendengaran akan
menghambat proses perkembangan bicara (dapat bisu) sehingga menghambat proses
pendidikannya. Peranan tes pendengaran saat ini makin penting, terutama dalam seleksi
penerimaan pegawai/murid, di dalam program kesehatan industri dan di samping itu pula untuk
membantu menentukan diagnosis dan prognosis penyakit pada telinga.
Untuk memeriksa
pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang dengan
memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara menyebabkan
tuli konduktif, berarti ada kelainan di telinga luar atau telinga tengah, seperti atresia liang
telinga, eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba Eustachius serta radang telinga
tengah.
Kelainan di telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural. Secara fisiologik telinga
dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling
efektif antara 500-2000 Hz.1 Oleh karena itu untuk memeriksa pendengaran dipakai garputala
512, 1024 dan 2048 Hz. Penggunaan ke tiga garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara
kualitatif. Bila salah satu frekuensi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan
pendengaran. Bila tidak mungkin menggunakan ketiga garpu tala itu, make diambil 512 Hz
karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya.
Pemeriksaan pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan mempergunakan garpu tala clan
kuantitatif dengan mempergunakan audiometer.1,2
Makroskopik Telinga1
Telinga luar atau auris externa terdiri dari daun telinga (auricula), liang telinga
(meatus acusticus externus), dan dibatasi oleh gendang telinga atau membrana tympani.
Auricula dibentuk oleh tulang rawan elastinyang melekat erat dengan kulit, tanpa
lapisan subcutis. Auricula ini berbentuk seperti cekungan dengan bagian terdalam
dinamakan concha dan pinggiran bebasnya dinamakan helix. Pada concha terdapat
lubang masuk liang telinga (meatus acusticus externus). Liang telinga ini melengkung
ke depan sehingga untuk dapat melihat gendang telinga, daun telinga perlu ditarik ke
belakang (untuk meluruskan liang ini). (lihat gambar 1).
Liang telinga yang panjangnya sekitar 2-3 cm mempunyai lapisan epitel dengan
bulu halus disertai kelenjar keringat dan lemak (sebum) yang menghasilkan cerumen
(wax). Bagian laur liang telinga dibentuk oleh tulang rawan sehingga bersifat mobile,
sedangkan bagian dalam dibentuk oleh tulang tengkorak.
Ruang telinga tengah atau auris media terdapat di sebelah dalam membrana
tympani dengan ukuran sekitar 3-6 mm. dindingnya dibatasi oleh gendang telinga
(membrana tympani) beserta tulang di sebelah atas dan bawahnya.
Dinding dalam auris media berbatasan dengan tulang pembatas telinga dalam.
Pada tulang ini terlihat penonjolan akibat keberadaan bangunan untuk penerima
rangsang keseimbangan bernama canalis semicircularis. Selain itu, terdapat tempat lekat
tulang pendengaran yaitu tulang sangurdi (os stapes). Di bawahnya terdapat lubang
bulat (foramen rotundum) yang tertutup membrana mucosa yang penting untuk
memelihara keseimbangan tekanan diruang telinga dalam. Selain itu, terdapat juga
penonjolan akibat rumah siput (cochlea) penerima rangsang pendengaran di telinga
dalam. Getaran suara yang diterima membrana tympani diteruskan melalui tulang
pendengaran di telinga tengah, yaitu os maleus (tukul), incus (landasan), dan stapes
(sanggurdi). Selanjutnya, tulang ini meneruskan getaran suara pada cairan endolymph
dan setelah melalui reseptor pendengaran getaran dinetralkan kembali melalui getaran
membran pada foramen rotundum.
Tuba auditiva (tuba eustachii) terdiri dari bagian tulang dan bagian tulang rawan
(dua pertiga depan), dengan penyempitan pada tempat peralihannya. Pada bayi dan anak
kecil, saluran ini pendek (10 mm) dan lurus, pada orang dewasa panjangnya sekitar 30-
40 mmdan melengkung. Pada posisi berbaring, tuba ini pada bayi dan anak kecil
berkedudukan tegak lurus sehingga memudahkan masuknya lendir (dan infeksi) dari
sekitar hidung ke tuba ini. Keadaan ini memudahkan terjadinya infeksi rongga telinga
tengah pada bayi dan anak kecil (otitis media acuta).(lihat gambar 2)