Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PAN-SHARPENING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SPASIAL

CITRA PENGINDERAAN JAUH DALAM KLASIFIKASI TATA GUNA TANAH


Iswari Nur Hidayati1, Eni Susanti2, Westi Utami3

Abstract: Pan-sharpened transformation methods improve the quality of spatial resolution remote sensing imagery. This
study used pan-sharpened analysis to improve the quality of image. Pan-sharpening method was used to increase spatial
quality of each research object. The aims of reserach were to study image sharpening using Quickbird imagery (multispectral
band and pancromatic band) and to calculate overall accuracy of land use classification base on pan-sharpened imagery
classification. This study used Brovey transformation and Gram-Schmidt transformation for pan-sharpened process. The
classification system used Suharyadi Classification scheme (2001) for urban areas. The results showed that Brovey transfor-
mation better than gram-schmidt transformation for the elements of texture, shape, pattern, height, and shading. Gram-
Schmidt method was more suitable for the analysis concerned to its original color combination associated with the color or
hue of the elements of visual interpretation. The accuracy of the study is 90.70%.
Key wor
wordsds
ds: pan-sharpening, brovey, gram-schmidt, image transformation

Intisari: Sebagian besar proses citra pan-sharpened yang diperoleh dengan formulasi berbagai algoritma yang sudah ditentukan
merupakan representasi antara hubungan karakteristik dari resolusi spektral untuk meningkatkan kualitas secara visual dari
citra itu sendiri. Hasil dari beberapa citra pan-sharpened tersebut menjadikan salah satu alternative untuk analisis visual citra
penginderaan jauh. Penelitian ini mencoba melakukan analisis pan-sharpened untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal
dalam berbagai kenampakan untuk setiap tata guna tanah perkotaan. Pemanfaatan pan-sharpening untuk meningkatkan
kualitas spasial dari tiap objek penelitian akan dikaji agar mendapatkan masukan dalam pengembangan metode pan-sharp-
ening untuk klasifikasi tata guna tanah di perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode transformasi Brovey dan Gram-
Schimdt untuk proses pan-sharpened. Sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem Klasifikasi Suharyadi (2001) untuk
daerah perkotaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Brovey lebih baik dalam penyajian untuk tekstur, bentuk,
pola, tinggi, dan bayangan. Metode Gram-Schimdt lebih cocok untuk analisis yang lebih mementingkan perpaduan warna
(komposit) aslinya terkait dengan warna ataupun rona dalam unsur interpretasi visual. Hasil akurasi penelitian penggunaan
tanah yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90,70%.
Kata K unci: pan-sharpening, brovey, gram-schmidt, transformasi citra penginderaan jauh
unci
Kunci

A. Pendahuluan pemetaan tata guna tanah. Dengan kenampakan


Proses fusi citra (penggabungan citra dengan resolusi spasial yang lebih baik berdasarkan fusi
berbagai resolusi) pada bidang penginderaan jauh citra, proses klasifikasi tata guna tanah diharapkan
bertujuan mempermudah langkah analisis untuk dapat menjadi lebih terbantu dalam interpretasi
ekstraksi obyek citra secara detail, antara lain visual dan mengelompokan objek-objek ke dalam
digunakan untuk analisis visual dan klasif ikasi kelas-kelas sesuai dengan kenampakan objek. Citra
1
resolusi tinggi yang digunakan seperti IKONOS,
Staf Pengajar Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada, Email: iswari@geo.ugm.ac.id. Quickbird, Worldview-2, dan Geoeye-1 mempunyai
2
Alumni Fakultas Geografi, Prodi Kartografi dan ketelitian spasial citra multispektral yang lebih
Penginderaan Jauh Universitas Gadjah Mada rendah dan panjang gelombang pankromatik yang
3
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Pertanahan
mempunyai resolusi spasial lebih tinggi.
Nasional, email: westiutami@yahoo.com

Diterima: 14 Maret 2017 Direview: 22 April 2017 Disetujui: 03 Mei 2017


Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 123
Meningkatnya kemampuan interpretasi visual 2004), analisis image fusion dengan pixel based tech-
dan pengkelasan objek akan menghasilkan nique (Al-wassai et al. 2011). Dengan berbagai
ketelitian klasif ikasi yang lebih baik jika diban- metode pan-sharpening yang dikembangkan baik
dingkan dengan menggunakan single band baik itu itu secara keilmuan maupun secara pengembangan
visible maupun infra merah dekat. Pada umumnya software (Helmy et al. 2010), penelitian ini mencoba
metode pan-sharpening bertujuan untuk mening- melakukan penelitian lebih tentang peranan pan-
katkan informasi spasial dari citra multispektral sharpening dalam peningkatan kualitas data spasial
yang asli dengan menggabungkan citra yang dan kualitas spektral. Tujuan penggunaan metode
mempunyai resolusi spasial lebih tinggi dengan citra pan-sharpening ini adalah untuk memudahkan
resolusi spektral yang lebih tinggi pula sehingga analisis visual dalam hal melakukan klasifikasi tata
kualitas data yang dihasilkan lebih maksimal. guna tanah di Indonesia dengan skala besar.
Penelitian pan-sharpening (Maglione et al. 2016) Keterbatasan resolusi spasial yang dimiliki oleh citra
menggunakan citra worldview 2 untuk melihat ke- resolusi tinggi akan diakomodir dengan pengga-
nampakan tata guna tanah dengan memban- bungan antara gelombang pankromatik dan
dingkan nilai indeks untuk membandingkan hasil multispektral yang dimiliki citra satelit pengin-
dari pan-sharpening dengan indeks yang dibuat. deraan jauh. Metode sederhana yang akan diguna-
Tu et al (2004) dan Maglione et al. (2016) meng- kan dalam penelitian ini adalah membandingkan
gunakan algoritma Intensity, Hue, Saturation (IHS) kenampakan visual Brovey transformation dan
dengan penyesuaian karakteristik spektral dengan Gram-Schmidth spectral sharpening.
berbagai algoritma yang digunakan dan Visualisasi citra dengan resolusi spasial tinggi
mengembangkan algoritma substitution-based hasil penggabungan antara gelombang pankro-
untuk memperkuat MRA (Multiresolution Analy- matik dan multispektral tentunya akan memper-
sis) untuk meningkatkan kualitas secara spasial dan mudah pengolah data dalam melakukan inter-
spektral. Gram-Schmidt spectral sharpening (GS) pretasi terhadap tutupan tanah yang informasinya
dalam metode penajaman citra yang dikembang- tersaji pada citra. Citra dengan resolusi spasial
kan sudah diimplementasikan dalam perangkat tinggi (quickbird, dimana resolusi spasial saluran
lunak ENVI, merupakan salah satu metode image multispektral yaitu 2,4 m dan saluran pankromatik
fusion paling sering digunakan dalam pan-sharp- 61 cm) tentunya akan sangat baik digunakan untuk
ening. Penelitian Palubinskas (2013) menyatakan klasifikasi tata guna tanah di Indonesia secara de-
bahwa GS menunjukkan kualitas lebih tinggi jika tail.
dibandingkan dengan Component Substitutions pan- Pemanfaatan interpretasi tutupan lahan/tanah
sharpening methods (CS). Aiazzi et al (2009) pada citra resolusi spasial tinggi sangat membantu
mengemukakan bahwa metode GS adaptive (GSA) Kementerian Agraria/Badan Pertanahan Nasional
metode menggunakan multiple regresi yang dirasa dalam mengemban tugasnya baik di bidang
lebih ef isien. Kombinasi antara beberapa metode agraria/pertanahan dan tata ruang. Berbagai man-
image fusion juga dikembangkan untuk mening- faat pengolahan citra untuk aplikasi pertanahan/
katkan kualitas data spasial yang ada diantaranya agraria dan tata ruang diantaranya adalah mem-
mengembangkan image fusion untuk memperoleh bantu dalam melakukan klasifikasi tata guna tanah
data indeks vegetasi (Hernández et al. 2014), klasi- dan lebih jauh lagi membantu dalam hal analisis
f ikasi berbasis tekstur dengan data image fusion perubahan penggunaan tanah, membantu dalam
(Singh et al. 2014), analisis perubahan penggunaan melakukan pengukuran dan pemetaan bidang
tanah dengan pan-sharpening (Narumalani et al. tanah, membantu dalam penyusunan rencana tata
124 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

ruang wilayah, membantu dalam penyusunan peta est neighbour sebab citra terkoreksi akan digunakan
zona nilai tanah, aplikasi penginderaan jauh dapat untuk klasif ikasi citra digital, analisis kuantitatif
pula dilakukan untuk monitoring dan indentifikasi sehingga diperlukan nilai piksel yang tidak besar
terhadap tanah terlantar. Pemanfaatan citra secara perubahannya.
temporal dapat digunakan untuk monitoring 2. Proses Pan-sharpening
penggunaan tanah, menyusun neraca penggunaan Penggabungan citra memberikan beberapa
tanah, dasar dalam memberikan pertimbangan keuntungan seperti pemeliharaan ruang penyim-
teknis ijin lokasi, dan dapat pula digunakan untuk panan komputer, peningkatan kualitas estetika dan
membantu penyelesaian masalah pertanahan dan kosmetik; peningkatan resolusi spasial, dan
tata ruang. perbaikan analitis (Ranchin et al., 2003). Ada
banyak metode pan-sharpening yang dapat
B. Metode
digunakan untuk menghasilkan gambar resolusi
Citra satelit yang pernah digunakan dalam tinggi multispektral dari citra pankromatik resolusi
metode pan-sharpening adalah citra ALOS tinggi dan citra multispektral resolusi rendah (Wang,
(Sitanggang 2006), Worldview (Belf iore et al. 2016; 2005; Han et al., 2008; Rajendran et al., 2012).
Maglione et al. 2016), DubaiSat-1 (Basaeed et al.
a. Metode Transformasi Brovey
n.d.). Pada penelitian ini citra yang digunakan
Metode transformasi Brovey merupakan
adalah citra Quickbird perekaman tanggal 19 Agus-
metode yang paling populer untuk memadukan
tus Tahun 2014 untuk daerah sebagian Yogyakarta.
dua macam citra yang berbeda resolusi spasial.
Lokasi ini dipilih karena terdapat variasi penggunaan
Transformasi brovey ini bertujuan untuk mengu-
tanah yang cukup lengkap dan beragam. Untuk
bah nilai spektral asli pada setiap saluran multi-
selanjutnya citra yang sudah dilakukan koreksi
spektral, Saluran Merah (M), Hijau (H), dan Biru
geometrik dilakukan penajaman citra (image en-
(B), menjadi saluran baru (MP, HP, BP), yang
hancement). Penajaman diharapkan mampu
masing-masing telah diperinci secara spasial oleh
mengubah nilai piksel secara sistematis sehingga
citra pankromatik (P) dinormalisasi nilai kece-
menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih
rahannya dengan mempertimbangkan nilai-nilai
ekspresif dan menghasilkan kesan kontras citra
pada saluran lainnya (Danoedoro, 2012). Rumus
yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan peng-
yang digunakan dalam transformasi ini adalah:
guna. Metode yang dilakukan untuk penajaman
citra melalui proses pan-sharpening dengan metode
transformasi Brovey dan metode Gram–Schmidt.
1. Koreksi Geometrik Citra
Fungsi dari koreksi geometrik citra adalah Melalui metode ini secara otomatis ketiga
menempatkan posisi piksel pada koordinat sebe- saluran spektral Merah, Hijau, dan Biru akan di
narnya. Koreksi geometrik citra dilakukan karena resample ke dalam ukuran piksel saluran P, baik
saat perekaman tidak sepenuhnya terbebas dari menggunakan nearest neighboor, bi-linear, ataupun
gangguan atau kesalahan geometrik. Transformasi cubic convolution.
yang paling dasar adalah menempatkan kembali
b. Metode Gram-Schimdt
piksel sedemikian rupa sehingga citra digital yang
Metode Gram-Schimdt dikembangkan berda-
tertransformasi dapat dilihat gambaran obyek di
sarkan alasan bahwa fusi citra multiresolusi, misal-
permukaan bumi yang terekam oleh sensor. Meto-
nya transformasi HIS (Hue-Intensity-Saturation)
de interpolasi nilai piksel yang digunakan yaitu near-
Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 125
dan Brovey dapat menyebabkan distorsi warna & Street 2013). Penajaman Citra normalisasi-Brovey
apabila julat spektral dari citra pengganti atau (Color Normalized-Brovey Sharpening) dilakukan
intensitas, yang biasanya diwakili oleh citra resolusi dengan cara mengaplikasikan suatu teknik pena-
tinggi, berbeda dari ketiga saluran multispektral jaman citra yang menggunakan suatu kombinasi
yang akan diperbaiki tampilan spasialnya. Masalah matematik dari citra warna dan data citra resolusi
semacam ini akan semakin menonjol jika kedua spasial tinggi. Fungsi tersebut secara automatik
macam citra tidak diperoleh pada tanggal yang melakukan resampling terhadap tiga kanal warna
sama. Tampilan yang sangat menganggu ini menjadi ukuran elemen citra resolusi spasial tinggi
biasanya muncul pada wilayah yang bervegetasi dengan menggunakan salah satu teknik yang kita
karena adanya perbedaan masa tanam di wilayah pilih. Penggunaan penajaman citra spektral dengan
pertanian. metode Gram-Schimdt adalah untuk mempertajam
data multispektral resolusi spasial rendah dengan
C. Hasil dan Pembahasan menggunakan data citra resolusi spasial tinggi.
1. Penajaman Citra dengan Fusi Data
2. Hasil Pan-Sharpening
(Image Sharpening)
Penajaman citra dengan metode fusi (image fu- Evaluasi untuk menilai kualitas citra hasil pan-
sion) digunakan untuk menggabungkan citra sharpening menggunakan pendekatan kualitatif
multispektral yang mempunyai resolusi spasial yang melibatkan perbandingan visual dari warna
rendah (2,4 m pada citra quickbird) dengan suatu antara citra Multispektral dengan citra pan-
citra yang mempunyai pankromatik yang sharpening dan detail spasial antara citra Pan origi-
mempunyai resolusi spasial lebih tinggi (0,6 m citra nal dengan citra pansharpening (Zhang, Yun., 2008).
quickbird) dengan melakukan resampling terhadap Untuk mengamati kenampakan visual hasil dari
ukuran piksel resolusi spasial tinggi tersebut. Pada pan-sharpening, penelitian ini mengambil beberapa
penelitian ini metode Pan-Sharpening difokuskan sampel untuk perbedaan kenampakan visual antara
pada metode brovey transform dan Gram-Schmidt citra multispektral, pansharpening metode Gram-
transform. Brovey transform merupakan metode Schimdt, dan metode Broovey. Adapun hasil penga-
numerik sederhana yang digunakan untuk meng- matan adalah sebagai berikut:
gabungkan dua citra digital yang berbeda resolusi
a. Kompleks Perumahan
spasial dan spektralnya. Algoritma berdasarkan
transformasi brovey menggunakan formula norma- Kompleks perumahan dapat dikenali dengan
lisasi band multispektral yang digunakan untuk mudah dari citra. Kompleks perumahan mem-
tampilan warna true color/red-green-blue (RGB) dan punyai bentuk persegi dan mengelompok. Peru-
mengalikan hasilnya dengan data resolusi tinggi mahan mempunyai pola yang teratur dibandingkan
untuk menambah intensitas atau kecerahan citra dengan permukiman desa, serta bentuk dan ukuran
(Vrabel, 1996). Secara garis besar Transformasi atap yang sama dan bidang tanah yang juga hampir
Gram-Schimdt dilandasi oleh radiasi matahari yang sama. Apabila dilihat dari citra perumahan memi-
melibatkan empat saluran yang digunakan. liki jaringan jalan yang teratur, lebih rapi dan lebih
Transformasi GS juga dapat digunakan dalam lebar. Perumahan umumnya mempunyai rona yang
perhitungan keofisien secara langsung dari metode cerah hingga gelap.
global menjadi metode lokal artinya GS ini dapat
digunakan pan-sharpening on the fly tanpa harus
memotong area yang kecil terlebih dahulu (Maurer
126 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

Tabel 1. Perbandingan Kenampakan Penggunaan b. Permukiman Desa


Lahan Kompleks Perumahan
Permukiman desa dapat dikenali dengan mudah
dari citra. Permukiman terdiri dari sekelompok
rumah yang mempunyai bentuk persegi maupun
persegi panjang. Permukiman desa lebih mem-
punyai pola yang acak dibandingkan dengan peru-
mahan, serta bentuk dan ukuran atap yang berbeda.
Umumnya mempunyai rona yang cerah hingga
gelap hal ini dipengaruhi oleh lama dan tidaknya
Berdasarkan gambar kenampakan perumahan
umur bangunan, atau dipengaruhi oleh jenis dan
di atas dapat dilihat bahwa pada gambar a, kenam-
warna genteng yang digunakan. Dikarenakan
pakan citra quickbird multispektral berupa peru-
mahan dapat diamati bahwa gambar bentuk dan pemukiman desa tumbuh secara alami maka
batas tidak terlalu jelas/kabur, namun untuk visuali- jaringan jalan tidak terstruktur dengan baik dan
sasi warna dikarenakan pada saluran ini meng- ketidakteraturan posisi rumah tampak pada citra.
gunakan kombinasi warna true color (red-green- Permukiman desa pada citra Quickbird multispek-
blue) maka visualisasi obyek di citra sesuai dengan tral lebih menunjukkan warna asli obyek serta
obyek di lapangan/kenampakan asli di permukaan dengan rona dan kontras yang tidak terlalu tinggi.
bumi). Pada gambar b, yaitu visualisasi citra Sebagaimana visulisasi citra pada perumahan
quickbird pansharpened menggunakan metode di atas, maka untuk pemukiman desa ketiga
gram schmidt mampu menampilkan gambar obyek kenampakan visulisasi dari citra Quickbird multi-
yang lebih jelas dengan menampilkan gambar spektral - citra Quickbird Pan-sharpened dengan
obyek sesuai gambar asli di lapangan, dimana hijau metode gram-schmidt dan citra Quickbird Pan-
untuk vegetasi, merah untuk perumahan. Hal ini sharpened dengan metode brovey dapat diamati
dikarenakan metode ini mampu memadukan melalui tabel 2 sebagai berikut.
gelombang red-green-blue dengan sangat baik dan
Tabel 2. Perbandingan Kenampakan Penggunaan
mampu menampilkan gambar dengan tajam dan
Lahan Permukiman Desa
lebih jelas. Dan untuk kenampakan gambar c yaitu
dengan metode color normalized brovey memiliki
keunggulan dalam hal visulisasi kejelasan terhadap
ukuran, bentuk, tekstur, pola dan asosiasi obyek
namun untuk kenampakan visual warna agak
kurang sama dengan obyek asli di lapangan. Bebe-
rapa kelebihan dan kekurangan dari dua metode
gram schmidt (GS) dan color normalized brovey Penajaman citra melalui dua metode sebagai-
(CNB) ini tentunya dapat dikombinasikan tergan- mana tersebut di atas dapat memperjelas kenam-
tung tujuan dan data/informasi apa yang dibutuh- pakan citra sehingga pengguna dapat melakukan
kan saat melakukan interpretasi. Dengan mengga- interpretasi dan menemukenali obyek di
bungkan dua metode ini tentunya saling meleng- permukaan bumi secara lebih detail. Kelebihan dari
kapi kekurangan dalam hal interpretasi sehingga metode color normalized brovey sebagaimana gam-
hasil akhir interpretasi yang didapat oleh pengguna bar c akan memudahkan pengguna untuk memi-
dapat lebih maksimal dan hasil akhirnya diharap- sahkan antara obyek satu dengan yang lain (rumah
kan jauh lebih akurat. dengan vegetasi dan jalan) serta mampu
Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 127
menyajikan kejelasan terhadap ukuran, bentuk, membentuk pola ‘U’. Selain itu, perkantoran
tekstur, pola dan asosiasi obyek. mempunyai ukuran bangunan yang lebih besar
dibandingkan dengan permukiman. Letak perkan-
c. Kawasan Pendidikan toran/kelembagaan biasanya berasosiasi dengan
Kawasan pendidikan merupakan kawasan yang jalan raya agar memudahkan pelayanannya.
difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar yang
berupa bangunan TK, SD, SMP, SMA, hingga pergu- Tabel 4. Perbandingan Kenampakan Penggunaan
ruan tinggi. Kawasan pendidikan mempunyai Lahan Kawasan Perkantoran
bentuk bangunan dengan ukuran lebih besar
menyerupai huruf U, I, L, atau segiempat. Namun
yang paling membedakannya dengan bangunan
lain adalah terdapatnya tiang bendera dengan ha-
laman yang lebih luas yang biasanya difungsikan
untuk lapangan upacara bendera atau lapangan
olahraga. Kenampakan penggunaan tanah berupa
sekolah tersaji pada tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Kenampakan Penggunaan


Tanah Kawasan Pendidikan

e. Perdagangan dan Jasa


Kawasan perdagangan dan jasa adalah kawasan
tempat pemusatan kegiatan jasa yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, dan utilitas penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan
kawasan perdagangan dan jasa. Pada beberapa
kasus, interpretasi kawasan perdagangan dan jasa
kurang dapat dibedakan dengan obyek permu-
kiman, karena rona pantulan atapnya hampir sama
dengan permukiman, serta ukurannya yang hampir
sama dengan atap permukiman. Kawasan perda-
d. Kawasan Perkantoran
gangan dan jasa biasanya berada di tepi jalan besar
Perkantoran merupakan bangunan yang difung- dengan pola linier mengikuti bentuk jalan, beragam,
sikan sebagai sarana pemusatan kegiatan-kegiatan dan kurang teratur. Namun ada beberapa bangunan
yang bersifat administratif atau tepatnya kegiatan- perdagangan dan jasa yang ukurannya besar dan
kegiatan yang bersifat manajerial dan fasilitatif. terlihat berbeda dengan bangunan di sekitarnya
Pada citra Quickbird multispektral maupun citra yang memudahkan mengenali bangunan tersebut.
Quickbird Pan-sharpened, interpretasi bangunan Sebagaimana yang tersaji pada tabel 5, kawasan
perkantoran hampir sama dengan kawasan pendi- perdagangan dan jasa nampak mudah dibedakan
dikan dan permukiman. Hal yang paling mem- karena bentuk atap yang memanjang, pola yang
bedakan adalah bentuk dan ukuran. Umumnya berdekatan dan mengompleks serta berada di tengah-
perkantoran/kelembagaan mempunyai bentuk tengah pemukiman memudahkan pengguna untuk
gedung yang memanjang dan tidak jarang pula menginterpretasi obyek yang tersaji berupa pasar.
128 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

Tabel 5. Perbandingan Kenampakan Penggunaan Sharpened metode CN Brovey yang mengakibatkan


Lahan Perdagangan dan Jasa sawah berubah menjadi warna biru muda. Hal ini
terjadi karena adanya normalisasi warna komposit
pada metode brovey yang meningkatkan presen-
tase warna biru dalam metode tersebut. Meskipun
warna kebiruan terlihat pada metode CN Brovey,
metode ini mampu menampilkan kejelasan batas
antara bidang satu dengan bidang sawah lainnya.

Tabel 7. Perbandingan Kenampakan Penggunaan


f. Industri
Lahan Sawah
Kawasan industri umumnya mempunyai atap
seng atau asbes, dan bentuk bangunan yang besar
dan memanjang. Atap berbahan seng atau asbes
tersebut memberikan pantulan yang penuh pada
citra sehingga pada citra Quickbird multispektral
maupun Pan-Sharpened terlihat warnya menjadi
putih. Ukuran bangunan industri lebih besar jika
dibandingkan permukiman dan perkantoran, serta h. Kebun Campuran
mempunyai bentuk bangunan yang panjang. Kebun campuran mempunyai asosiasi dan
lokasi yang dekat dengan areal persawahan. Kebun
Tabel 6. Perbandingan Kenampakan Penggunaan
campuran mudah dikenali dengan citra Quickbird.
Lahan Industri
Identif ikasi dengan mengenali bentuknya yang
kotak-kotak yang kurang teratur, dan bertekstur
kasar karena tanaman yang ditanam biasanya lebih
dari satu jenis dan berdaun lebar. Hampir sama
dengan area persawahan, dikarenakan semua
bagian area adalah vegetasi maka warna yang
dihasilkan akan lebih cenderung ke warna hijau.
g. Sawah Pada citra Quickbird multispektral warna kebun
Area persawahan sangat mudah dikenali dengan terlihat nyata yaitu berwarna hijau muda hingga
citra Quickbird. Identif ikasi dengan mengenali hijau tua. Namun presentase warna hijau terus
bentuknya yang kotak-kotak teratur, dan bertekstur menurun pada citra hasil proses pansharpening
halus. Pada citra Quickbird multispektral warna metode Gram-Schmidt dan metode CN Brovey
sawah terlihat nyata yaitu berwarna hijau muda dikarenakan adanya normalisasi warna komposit
hingga hijau tua. Namun presentase warna hijau pada metode brovey yang meningkatkan presen-
menurun pada citra hasil proses pansharpening. tase warna biru dalam metode tersebut. Identifikasi
Sawah pada citra Quickbird Pan-Sharpened metode area kebun bisa dilakukan dengan mudah pada
Gram-Schmidt mempunyai warna yang presentase citra Quickbird multispektral tanpa melakukan
hijaunya berkurang sekitar 10%, akibatnya rona proses pansharpening.
sawah terlihat lebih blue. Presentase warna hijau
lebih banyak berkurang pada citra Quickbird Pan-
Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 129
Tabel 8. Perbandingan Kenampakan Penggunaan Tabel 10. Perbandingan Kenampakan Penggunaan
Lahan Kebun Campuran Lahan Lahan Kosong

i. Ruang Terbuka Hijau


k. Sungai
Ruang terbuka hijau difungsikan sebagai
Sungai merupakan bagian dari alam yang
kawasan hijau pada suatu area yang berfungsi
mudah diidentif ikasi keberadaanya. Bentuknya
sebagai penahan radiasi matahari dan bisa menye-
yang panjang dan berkelok-kelok dengan ditum-
rap polusi udara. Dikarenakan sebagian besar area
buhi vegetasi di sepanjang sungai, tentunya memu-
berupa pepohonan maka interpretasi dilakukan
dahkan dalam interpretasi dari citra Quickbird.
dengan mengidentifikasi pepohonan tersebut dari
Pada citra Quickbird multipsektral dan Panshar-
citra Quickbird.
pened metode Gram-schmidt sungai mempunyai
Tabel 9. Perbandingan untuk Kenampakan warna abu-abu seperti keadaan sebenarnya di
Penggunaan Lahan Ruang Terbuka Hijau lapangan. Hal yang membedakan adalah batas
sungai dengan daratan yang lebih detail dan tegas
pada citra Quickbird Pansharpened. Sementara
pada citra metode pan-sharpened metode CN
Brovey kenampakan citra berwarna hitam, dan
vegetasi berwarna biru dikarenakan terjadi norma-
lisasi warna komposit pada metode ini.

j. Lahan Kosong Tabel 11. Perbandingan Kenampakan Penggunaan


Lahan kosong dapat berupa lapangan maupun Lahan Sungai
lahan sudah tidak difungsikan peruntukannya serta
biasanya tidak ada vegetasi di atasnya. Identifikasi
lahan kosong dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan citra Quickbird. Lahan kosong
mempunyai rona yang cerah, biasanya berwarna
coklat karena berupa tanah, bentuk kotak hingga
tidak teratur, serta berukuran kecil hingga besar.
3. Klasifikasi Penggunaan Tanah Secara
Kurang ada perbedaan yang signifikan antara lahan
Visual
kosong di citra Quickbird multispektral dan hasil
Penelitian kali ini menggunakan sistem klasi-
pansharpening. Hal ini dikarenakan obyek
fikasi Suharyadi (2001) untuk deteksi penggunaan
berukuran besar sehingga tidak ada bagian yang
tanah di daerah penelitian. Pendekatan yang
bersifat detail yang membutuhkan citra Quickbird
digunakan adalah pendekatan unsur-unsur inter-
Pansharpened. Jika dilihat dari warna yang
pretasi seperti rona, warna, bentuk, tekstur, aso-
dihasilkan, metode CN Brovey lebih menyajikan
siasi, bayangan, tinggi, dan lain sebagainya dalam
warna yang lebih kontras antar obyek.
130 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

pengamatan tata guna tanah secara visual. Adapun Oleh karena itu pengujian lapangan sangat diper-
hasil dari interpretasi visual penggunaan tanah yang lukan agar hasil interpretasi lebih akurat. Uji kete-
diperoleh adalah penggunaan tanah berupa litian interpretasi merupakan suatu proses yang
industri, jasa, kebun campuran, kompleks peru- perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kete-
mahan, perdagangan, perkantoran, permukiman litian peta yang dihasilkan dari proses interpretasi
desa, ruang terbuka hijau, rumput/lahan kosong, citra. Tahapan uji ketelitian interpretasi ini dila-
sawah, sekolah, stadiun, dan tambak. Secara de- kukan dengan melakukan survei lapangan untuk
tail disajikan dalam tabel 12 di bawah ini: mencocokkan hasil interpretasi dengan kondisi
aktual di lapangan. Uji ini dilakukan pada setiap
Tabel 12. Hasil Interpretasi Penggunaan Tanah titik sampel yang telah ditetapkan. Uji ketelitian
Daerah Penelitian serta cek kebenaran interpretasi di lapangan pada
Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (ha) Persentase (%) dasarnya perlu dilakukan mengingat bahwa data
Industri 3016879,00 301,68 5,54
Jalan 442864,02 44,28 0,81 yang disajikan dalam suatu citra dapat berubah
Jasa 521139,68 52,11 0,96
Kebun Campuran 1370822,60 137,08 2,52 dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat di-
Kompleks Perumahan 1905806,58 190,58 3,50
Perdagangan 1423448,90 142,34 2,61
pengaruhi oleh adanya aktivitas manusia yang
Perkantoran 562363,89 56,23 1,03
Permukiman Desa 13334907,40 1333,49 24,47
selalu dinamis dan juga adanya aktivitas pereko-
Ruang Terbuka Hija u 5048741,31 504,87 9,26 nomian yang banyak mengubah penggunaan tanah.
Rumput/Lahan Kosong 2195291,25 219,52 4,03
Sawah 23685762,49 2368,57 43,46 Perubahan-perubahan tersebut banyak mempenga-
Sekolah 670437,56 67,04 1,23
Stadion 149980,46 14,99 0,28 ruhi hasil interpretasi. Oleh karena itu pengujian
Stasiun 4799,77 0,47 0,01
Tambak 167141,10 16,71 0,31 lapangan sangat diperlukan agar hasil interpretasi
Luas Keseluruhan 54500386,01 5450,04 100,00
lebih akurat dan dapat digunakan untuk analisis lan-
Sumber: (Analisa pengolahan citra Quickbird jutan yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini.
multispectral, 2015)
Kesalahan interpretasi dimungkinkan terjadi
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa akibat adanya human error. Salah satu hal yang
penggunaan Tanah di daerah penelitian adalah menjadi faktor utama terjadinya human error
sawah sebesar 43,46% dan permukiman desa dalam interpretasi adalah keterbatasan untuk
sebesar 24,47%. Hal ini memperlihatkan bahwa klasifikasi penggunaan tanah yang lebih spesifik.
sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah Jenis penggunaan tanah yang ada di daerah pene-
penelitian adalah bermukim di wilayah pedesaan. litian sangatlah kompleks dan spesif ik, sehingga
untuk memperoleh hasil interpretasi citra yang
4. Hasil Uji Akurasi Klasif ikasi
maksimal dibutuhkan local knowledge yang baik
Penggunaan Lahan
tentang daerah tersebut. Salah satu bentuk human
Syarat utama penggunaan citra penginderaan error yang terjadi adalah bentuk penggunaan tanah
jauh adalah adanya uji akurasi atau cek lapangan yang lebih spesifik. Salah satu contohnya adalah
antara hasil penelitian (interpretasi) dengan objek perkantoran. Contoh kesalahan interpretasi
kenampakan di lapangan. Pengujian ketelitian serta adalah misalnya dari citra Quickbird dinilai sebagai
cek kebenaran interpretasi dilapangan dilakukan
permukiman akan tetapi ketika dilakukan penge-
mengingat bahwa data yang disajikan dalam suatu
cekan lapangan ternyata kawasan perdagangan.
citra dapat berubah dalam jangka waktu tertentu.
Hal ini merupakan perubahan penggunaan tanah
Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas
yang semula adalah permukiman kemudian men-
manusia yang selalu dinamis yang banyak mengu-
jadi permukiman perdagangan. Kesalahan
bah penggunaan tanah. Perubahan-perubahan
interpretasi yang lain adalah dari citra dikenali
tersebut banyak mempengaruhi hasil interpretasi.
Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 131
sebagai kompleks perumahan ternyata di lapangan sebesar 90%, industri sebesar 85,71%, sekolah
adalah perdagangan, permukiman non perumahan. sebesar 90,91%, perkantoran sebesar 75,00%,
Kawasan permukiman non perumahan yang dike- bandara dan stasiun serta RTH masing-masing
nali sebagai perumahan mempunyai keteraturan adalah 100%. Hal ini membuktikan bahwa masih
bentuk permukiman sehingga terjadi kesalahan ada beberapa kesalahan dalam melakukan inter-
persepsi dalam penafsiran penggunaan tanah. Dari pretasi. Hasil ketelitian interpretasi untuk penelitian
hasil lapangan diketahui bahwa user accuracy untuk ini sebesar 90,70% (tabel 13) dan citra hasil transfor-
Permukiman adalah 100%, kompleks perumahan masi Brovey dan Gram-Schimdth tertuang dalam
adalah 95,45%, Perdagangan adalah 76,12%, jasa gambar 1 dan gambar 2.

Tabel 13. Confusion Matrix Hasil Uji Akurasi

Akura
Lapangan
Tata si
Jum
Guna Pemb Komisi
lah
tanah A B C D E F G H I J K L M uat
(%)
A 80 10 2 1 93 86,02 13,98
B 21 1 22 95,45 4,55
C 51 1 2 54 94,44 5,56
D 2 27 1 1 31 87,10 12,90
E 3 1 24 28 85,71 14,29
F 1 1 20 2 24 83,33 16,67
G 1 1 18 20 90,00 10,00
H 1 1 100,00 0,00
I 1 1 100,00 0,00
J 13 1 14 92,86 7,14
K 1 22 23 95,65 4,35
L 27 27 100,00 0,00
m 1 2 46 49 93,88 6,12
Jumla
80 22 67 30 28 22 24 1 1 13 25 28 46 387
h
Akura
si
100, 95,4 76,1 90,0 85,7 90,9 75,0 100,0 100,0 100,0 88,0 100,0 Overall
Pengg 96,43 90,70
00 5 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 Acuraccy
una
(%)
23,8 10,0 14,2 25,0
Omisi 0,00 4,55 9,09 0,00 0,00 0,00 12,00 3,57 0,00
8 0 9 0

Keterangan:
A : Permukiman F : Sekolah J : RTH
B : Kompleks Perumahan G : Perkantoran K : Rumput/Lahan Kosong
C : Perdagangan H : Stasiun L : Kebun Campuran
D : Jasa I : Bandara M : Sawah
E : Industri
132 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

Gambar 1. Peta Citra Quickbird Pan-Sharpened Metode Brovey Daerah Penelitian


Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 133

Gambar 2. Peta Citra Quickbird Pan-Sharpened Metode Gram-Schimdt


134 Bhumi Vol. 3 No. 1 Mei 2017

D. Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

Kesimpulan Anderson, B.J.R. et al. 2001, A Land Use And Land


1. Metode pan-sharpening yang berkembang saat Cover Classif ication System For Use With
Remote Sensor Data.
ini sangat beragam. Dari penelitian ini dapat
Al-Wassai, F.A., Kalyankar, N.V., and Al-Zuky, A.A
dibuktikan bahwa transformasi Brovey mem-
2011, Aritmetic and Frequency Filtering Meth-
berikan solusi untuk digunakan jika ukuran, ods of Pixel-Based Image Fusion Techniques.
tekstur, bentuk, pola, tinggi, bayangan, situs, Computer Vision and Pattern Recognition.
dan asosiasi dalam usur interpretasi yang akan http://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1107/
ditonjolkan. 1107.3348.pdf
2. Transformasi Gram-Schimdt juga mempunyai B. Aiazzi, L. Alparone, S. Baronti, A. Garzelli, and
keunggulan untuk analisis visual citra dalam M. Selva, “MTFtailored multiscale fusion of
hal analisis citra asli (perpaduan gelombang Red, high-resolution MS and Pan imagery,” Photo-
Green, dan blue) pada saluran-saluran citra. grammetry. Engineering, Remote Sensing., vol.
72, no. 5, pp. 591–596, May 2006.
Kedua transformasi ini sangat mudah digu-
Basaeed, E., Bhaskar, H. & Al-mualla, M., Com-
nakan dan masih bisa dikembangkan dengan
parative Analysis of Pan-sharpening Tech-
perpaduan indeks misalnya seperti indeks niques on DubaiSat-1 images.
tanah, indeks vegetasi, ataupun yang lainnya. Belf iore, O.R. et al. 2016, Application of different
Melalui dua metode ini pengguna/pengolah pan-sharpening methods on worldview-3
data citra dapat menggabungkan kelebihan images. , 11 (1), hal. 490–496.
masing-masing metode yaitu metode brovey Danoedoro, P 2012, Pengantar Penginderaan Jauh
dan gram-schimdt untuk memperoleh akurasi Digital. Yogyakarta : ANDI
data dan informasi terhadap penggunaan tanah. Han, S.S., Li, H.T., Gu, H.Y 2008, The Study on
3. Citra Quickbird, dengan kemampuan resolusi Image Fusion for High Spatial Resolution Re-
mote Sensing Image. The International Ar-
spasial saluran multispektral yaitu 2,4 m dan
chives of the Photogrammetry. Remote Sens-
saluran pankromatik 61 cm sangat baik digu-
ing and Spatial Information Sciences. Vol.
nakan untuk klasifikasi visual tata guna tanah XXXVII. Part B7. Beijing.
di Indonesia secara detail. Dengan pengolahan Helmy, A.K., Nasr, A.H. & Sciences, S 2010,
pan-sharpening yang menghasilkan citra Assessment and Evaluation of Different Data
Quickbird mempunyai resolusi spasial 61 cm Fusion Techniques. , 4(4), hal.107–115.
dan variasi spektral (blue, green, red, dan near Hernández, C. et al. 2014, Data fusion for high spa-
infrared) sangat baik digunakan untuk tial resolution LAI estimation. Information
klasifikasi dengan hasil uji akurasi klasifikasi Fusion, 16, hal.59–67. Available at: http://
tata guna tanah dalam penelitian kali ini adalah dx.doi.org/10.1016/j.inffus.2012.04.001.
Maglione, P., Parente, C. & Vallario, A 2016, Pan-
90,37%. Anderson (1971) menyatakan bahwa
sharpening WorldView-2/: IHS, Broveyand Zhang
minimum ketelitian akurasi yang diterima
methods in comparison. , 8(2), hal.673–679.
untuk kelas tata guna tanah adalah 85%. Maurer, T 2013, How to Pan-Sharpen Image Using
Sehingga secara keseluruhan hasil uji akurasi The Gram-Schimdt Pan-Sharpen Method – A
melalui dua metode pada penelitian ini adalah Recipe. International Archives of the Photo-
baik. grammetry. Remote Sensing and Spatial In-
formation Sciences. Volume XL-1/W1. ISPRS
Hannover Workshop 2013. 21 – 24 May 2013.
Hannover. Germany.
Iswari NH, Eni Susanti, Westi Utami: Analisis Pan-Sharpening untuk ...: 122-135 135
Narumalani, S., Mishra, D.R. & Rothwell, R.G 2004, Sitanggang, G 2006, Teknik dan metode fusi
Change detection and landscape metrics for (pansharpening data alos (avnir-2 dan prism)
inferring anthropogenic processes in the untuk identif ikasi penutup lahan/tanaman
greater EFMO area. Remote Sensing of Envi- pertanian sawah., hal.33–49.
ronment, 91(3–4), hal.478–489. Suharyadi 2001, Bahan Ajar Penginderaan Jauh
Palubinskas, G 2016, Image fusion methods based Untuk Studi Kota, Fakultas Geograf i. Univer-
on a linear mixing model of multispectral re- sitas Gajah Mada, Yogyakarta.
mote sensing data. Imaging & Geospatial Tech- T. M. Tu, P. S. Huang, C. L. Hung, and C. P. Chang,
nology Forum. ASPRS 2016 Annual Conference. “A fast intensity–hue–saturation fusion tech-
Fort Worth, Texas USA nique with spectral adjustment for IKONOS
Ranchin, T., Aiazzi, B., Alperone, L., Baronti, S., imagery,” IEEE Geosci. Remote Sens. Lett., vol.
Wald, L 2003, Image fusion-the ARSIS con- 1, no. 4, pp. 309–312, Oct. 2004.
cept and successful implementation schemes. Vrabel, J 1996, Multispectral Imagery Band
ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sharpening Study. Photogrammetric Engineer-
Sensing. 58, pp. 4-18. ing Remote Sensing. 62(9).pp. 1075-1083.
Rajendran, V., Varghese, D., Annadurai, S., Wang, Z., D. Ziou, and C. Armenakis 2005, A Com-
Vaithiyanathan, V., and Thamotharan, B 2012, parative Analysis of Image Fusion Methods,
A Case Study on Satellite Image Fusion Tech- IEEE Transactions on Geoscience and Remote
niques. Research Journal of Information Tech- Sensing, vol. 43, no.6, pp. 1391–1402.
nology 4 (2):pp 71-78. Zhang, Y 2008, Methods for Image Fusion Quality
Singh, M., Singh, S. & Gupta, S 2014, An informa- Assessment – A Riview, Comparison and
tion fusion based method for liver classifica- Analysis. The International Archives of the Pho-
tion using texture analysis of ultrasound im- togrammetry. Remote Sensing and Spatial In-
ages. Information Fusion, 19, hal.91–96. Avail- formation Sciences. Vol. XXXVII. Part B7.
able at: http://dx.doi.org/10.1016/ Beijing.
j.inffus.2013.05.007.

Anda mungkin juga menyukai