ABSTARK
Kajian ini membahas tentang perspektif Islam terhadap etika kedokteran. Permasalahannya adalah
bagaimanakah konsep Islam berkaitan dengan etika kedokteran dengan kata lain, bagaimana peranan
Agama Islam terhadap pengaplikasian etika kedokteran. Kajian ini menghasilkan bahwa; penghayatan
dan ketaatan seorang dokter dalam melaksanakan ajaran agamanya adalah hal yang sangat menentukan
dalam pengaplikasian etika kedokteran. Sebagai suatu pendidikan profesi, pendidikan kedokteran
diharapkan dapat menghasilkan dokter yang –selain- menguasai ilmu teori dan praktik kedokteran, juga
memiliki perilaku dan etika yang mulia. Dalam praktek pengobatan dan perawatan pada pasien seorang
dokter perlu menerapkan prinsip-prinsip etika karena itu sangat berpengaruh pada keberhasilannya
dalam menyembuhkan pasien. Selain sikap itu khusus untuk menjaga nama baik atau keprofesionalan
seorang dokter, sikap-sikap etis dokter juga berkaitan dengan psikologi pasien. Seorang dokter, selain
memiliki potensi untuk menciptakan suasana, juga mampu membangun semangat untuk sembuh bagi
pasiennya.
Kata kunci:
Persspektif
Islam
Etika
kedokteran
PENDAHULUAN
Dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi dengan dampak positif dan negativenya. Di antara
dampak positif tersebut misalnya terbukanya berbagai kemudahan dan kenyamanan baik dalam
lingkungan kesehatan, ekonomi, informasi, teknologi, social dan psikologi. Sedangkan dampak
negatifnya antara lain terjadinya dislokasi, sekularisasi, dehumanisasi dan sebagainya.
Sejak kelahirannya belasan abad yang lalu, Islam telah tampil sebagi agama yang memberi perhatian
pada kaseimbangan hidup antara hubungan manusia dengan Tuhan, dan antara hubungan manusia
dengan manusia; antara urusan ibadah dengan urusan muamalah.
Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan sebagaimana tersebut diatas menjadi penting jika
dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Kita mengetahui bahwa dewasa ini manusia
menghadapi berbagai macam persoalan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera. Berbagai
kasus penyimpangan dalam berbagai sector dan lini kehidupan terjadi, termasuk misalnya
penyimpangan yang berkaitan dengan profesi kedokteran.
Pada jaman yang kian berkembang ini telah banyak terjadi berbagai macam kasus yang memperburuk
nama banyak dokter. Beberapa di antaranya mungkin dikarenakan oleh sikap dan perilaku seorang
Dokter dalam menghadapi dan melayani pasiennya. Oleh karena itu, dalam bertugas dan bekerja,
seorang dokter memerlukan suatu etika untuk menjalankan profesinya. Agar dapat tercapai suatu
keserasian, kecocokan dan komunikasi yang baik antara Dokter dengan pasien dan lingkungannya.
Untuk itu, dalam tulisan singkat ini akan dipaparkan bagaimana konsep Islam berkaitan dengan etika
kedokteran.
PENGERTIAN ETIKA
Secara etimologis, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
(Zubair, 1980:13). Dalam Bahasa Indonesia (1991), etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral). (Poewadarminta:1991:278). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa
etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Secara terminologis, para ahli memberi pengertian etika dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai
dengan sudut pandang masing-masing. Ahmad Amin (1983) misalnya mendefinisikan etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Selanjutnya, dalam encyclopedia Britanika, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang
sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan
sebagainya.
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1966) mengatakan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari soal
kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbanjgan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
dapat merupakan perbuatan.
Dari beberapa definisi etika tersebut dapat diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat
hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh
manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran
maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki
kekurangan, kelebuhan dsb.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,
mulia, terhormat, hina dan sebagainya.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan
zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.
PENUTUP.
Dari fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa, betapa pentingnya nilai-nilai agama Islam
menjiwai etika kedokteran yang selalu menjadi ikrar bagi para dokter kita. Hal ini memang berat,
makanya butuh perjuangan kearah lebih baik dan sempurnah, sebab pengabdi kemanusiaan adalah
sebuah prestise yang sangat mulia dan didambakan, dan prestise itulah yang mesti dimiliki oleh setiap
dokter kita. Wallahu a’lam bissawab.
Daftar Pustaka:
1. Akbar, Haji Ali, Peranan Kode Etik Kedokteran Dalam Kehidupan Professi Kedokteran, 1981.
2. Al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, Qairo: Mustafa al-Halaby, 1954.
3. Ramli, Med Ahmad, Peraturan-Peraturan Untuk Memelihara Kesehatan Dalam Hukum Syara’ Islam,
Jakarta: Balai Pustaka, 1968.
4. Sabiq, Sayyid, Fiqhussunnah, Qairo: Maktabah al-Adab, 1967.
5. Sina, Ibnu, al-Qanun fi al-Thib, Bayrut: Muassasah al-Ma’arif, 1993.
6. Suryadipura, R. Paryana, Manusia dengan Atomnya, Dalam Keadaan Sehat dan Sakit
(Anthtropobiologie berdasarkan Atomphysica), Semarang: Pt. Usaha Mahasiswa, 1958.