Anda di halaman 1dari 4

diupayakan dalam pendidikan yang merupakan bagian integral upaya membangun sumber daya manusia.

a. Landasan Filosofis

Salah satu tujuan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas dalam arti luas, bukan hanya
intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang didasari oleh Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila merupakan kekuatan
pemersatu dalam pembangunan karakter bangsa yang salah satunya ialah semangat kebangsaan atau semangat
persatuan yang multikultur dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Membangun semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan dalam segala aspek tidak mudah, ia
memerlukan penyadaran sikap hidup warga negara yang menghargai nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan,
keadilan sosial, cinta tanah air, memiliki kesadaran hukum, dan kemampuan bela negara. Nilai-nilai terebut harus
disemai, ditanam, dipupuk, dan dibesarkan secara terencana, teratur, dan terarah pada seluruh lapisan
masyarakat agar tumbuh warga negara yang cerdas menghadapi zamannya.

b. Landasan Sejarah

Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum didasarkan berbagai
pertimbangan. Dari sejarah kita telah mempelajari upaya Bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan serta
menegakkan Negara Indonesia.

Berturut-turut anda dapat catat:

a) Perjuangan Bangsa Indonesia melawan kolonial dengan penuh semangat walaupun dengan teknologi yang
sangat sederhana dan bersehaja. Sejak massa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7) dan kerajaan Majapahit (abad
ke-13). Upaya para pahlawan pada masa penjajahan Belanda seperti Cut Nyak Dien, Imam Bonjol,
Diponegoro, Pattimura dan sebagainya dalam upaya penyatuan wilayah nusantara. Belum berhasil karena
belum adanya pemahaman baru tentang konsep negara kesatuan (modern).
b) Adanya pemahaman baru tentang negara kesatuan lahirlah: Gerakan Pemuda dengan mendirikan Budi
Utomo pada tanggal 28 Mei 1908, yang bertujuan menyatukan Bangsa Indonesia melalui pendidikan dan
pengajaran, gerakan ini merupakan perwujudan Kebangkitan Nasional.
c) Ikrar para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang anda kenal sebagai Sumpah Pemuda mencerminkan
wawasan geografi (tanah air), Wawasan kebangsaan (bangsa) wawasan budaya (bahasa) yang hakekatnya
adalah awal tumbuhnya wawasan kebangsaan Indonesia.
d) Semangat pemuda yang memnucak pada zaman pemerintahan penjajahan Jepang dengan mempersiapkan
kemerdekaan tanah air Indonesia.
e) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 Perjuangan Bangsa pada awal masa
kemerdekaan untuk melawan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
f) Perjuangan Bangsa pada awal masa kemerdekaan untuk melawan Belanda yang ingin kembali menguasai
Indonesia.
g) Perjuangan Bangsa menghadapu pengkhianatan, pemeberontakan, dan penyelewengan.

Perjuangan keras yang menuntut pengorbanan besar telah mengantarkan Bangsa Indonesia kepada
keadaan yang lebih baik, yang memungkinkan untuk melakukan upaya pembangunan guna menjaga
kelangsungan hidup Bangsa dan Negara serta mencapai cita-cita bangsa.

Bamun pembangunan tidak mungkin berlangsung terus jika pemuda/mahasiswa sebagai generasi penerus
tidak berperan serta. Sehubungan dengan hal diatas sangat penting arti upaya pemuda/mahasiswa dalam
mempersiapkan diri untuk melanjutkan upaya pembangunan yang telah dilakukan oleh generasi yang lebih
tua. Dalam hal ini dengn mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan, kita sebagai calon pemimpin di masa
mendatang diharapkan dapat membentuk sikap positif, dengan penuh kesetiaan dan pengabdian ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara dan bangsa melalui karya dalam bidang profesi kita. Bangsa dan Negara
Indonesia adalah milik kita. Kitalah yang berhak dan berkewajban menjaga kelangsungan hidupnya.

c. Landasan Hukum

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memilik rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Rasa ini diwujudkan dalam bentuk bela negara, seperti yang tercantum dalam
UUD 1945 hasil amandemen yaitu pasal 27 ayat 3, Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.

Ditegaskan kembali pada pasal 30 ayat 1, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan keamanan negara.

1) Pendidikan Kewiraan berdasarkan SK Bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan, dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1973 merupakan realisasi pembelaan negara melalui jalur pengajaran
di PT sebagai Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira cadangan.
2) Undang-Undang Nomor 20 /1982 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Perahanan Keamanan Negara
menentukan Pendidikan Kewiraan adalah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) di PT yang tidak
terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional dan wajib di ikuti oleh setiap warga negara (mahasiswa).
3) Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa
Pendidikan Kewiraan termasuk Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kurikulum wajib pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (SK Dirjen Dikti) 1993 menyatakan bahwa Pendidikan
Kewiraan termasuk Mata Kuliah Dasar Umum bersama-sama dengan Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar bersifat wajib di PT.
5) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1994, menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata kuliah umum bersama dengan Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila.
6) Keputusan Dirjen Dikti Nomor 19/1997 menyatakan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk muatan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan komponen mata kuliah umum di PT yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa.
7) SK Dirjen Dikti Nomor 151/2000 menyatakan bahwa Pendidikan Kewiraan bermuatan Pendidikan
Kewarganegaraan termasuk Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Wajib ditempuh oleh
mahasiswa.
8) SK Dirjen Dikti Nomor 267/2000 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dan PPBN termasuk
MPK yang merupakan kurikulum inti di PT serta wajib diikuti oleh setiap mahasiswa.
9) SK Dirjen Dikti Nomot 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaianan Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
Sedangkan mata kuliah lain termasuk dalam Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah
Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKB), dan Mata Kuliah Kehidupan
Bermasyarakat (MKB).
10) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi yang mencantumkan mata kulaih Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegraan, dan Bahasa Indonesia.
11) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan nasional menyatakan bahwa kurikulum wajib
di PT ialah Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan. Dlaam hal ini Pendidikan
Pancasila termasuk dalam Pendidikan Kewarganegraan.
12) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.

d. Landasan Sosiologis

Bangsa Indonesia memiliki budaya yang beragam dan multikultur berdasarkan etnis dan bahasa.
Masyarakat Indonesia mengatur dan menghargai lintas budaya berapapun kecilnya. Perbedaan ini harus
dipandang sebagai poensi kekuatan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keragaman ini diikat
dalam norma dan aturan untuk menjaga harmoni kehidupan untuk mewujudkan kesadaran moral dan hukum.

Arus informasi yang berdampak pada goyahnya jati diri bangsa diperlukan komitmen kebangsaan untuk
mewujudkan cinta tanah air, kesadaran bela negara, persatuan nasional dalam suasanan saling menghargai
keberagaman. Persatan dalam keberagaman budaya, adat istiadat, tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara
demokrasi, terpola dan terus-menerus.
D. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pendahuluan

Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan keras penuh pengorbanan.
Selanjutnya harus diisi dengan upaya pembangunan. Untuk itu para pemuda sebagai generasi penerus yang
bertugas mengisi kemerdekaan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara perlu memiliki
apresiasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan oleh para penegak kemerdekaan. Apresiasi
itu hanya akan tumbuh jika para pemuda memahami dan menghayati sejarah perjuangan bangsa. Apresiasi
menmbulkan rasa senang sayang cinta, keiniginan untuk memelihara, melindungi, atau membela.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan tahap lanjut pendidikan bela negara. Pendidikan ini
diselenggarakaan untuk membekali para mahasiswa selaku calon pemimpin di masa depan dengan kesadaran
bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional.
Kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesediaan melakukan upaya untuk kelangsungan hidup
bangsa dan negara melalui bidang profesinya.

Kesadaran bela ngeara ini dengan demikian mengandung.

1) Kecintaan kepada tanah air


2) Kesadaran berbangsa dan bernegara
3) Keyakinan akan Pancasila dan UUD 1945
4) Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara, serta
5) Sikap dan perilaku awal bela negara, (yang diperoleh melalui pendidikan, pendahukluan bela negara dan
pendidikan kewarganegaraan)

Kemampuan berpikir secara komprehensif integral adalah kemampuan untuk beripikir tentang sesuatu
dalam kaitannya dengan keseluruhannya. Jika kita melihat suatu peristiwa di masyarakat, kita tidak memandang
peristiwa itu menurut pandangan individu/ golonga nada, melainkan berdasarkan pandangan/kepentingan
bersama yaitu kepentingan masyarakat/bangsa dari berbagai aspek.

2. Wawasan Nusantara

Dalam perjuangan mencapai cita-cita setiap bangsa perlu memiliki wawasan nasional, yaitu cara
pandang terhadap diri dan lingkungan tanah airnya. Wawasan ini berkembang berdasarkan sejarah budaya,
falsafah, undang-undang dasar, keadaan geografis, serta kepentingan bangsa yang bersangkutan. Bagi bangsa
Indonesia yang mendiami kawasan kepulauan yang terletak di antara dua samudera (pasifik dan hindia) serta
dua benua (asia dan australia), memiliki wawasan adalah “Wawasan Nusantara”.

Wawasan Nusantara ini bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi permasalahan
yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya. Tujuan Wawasan Nusantara adalah untuk
mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah (geografis, kekayaan alam,
keadaan dan kemampuan penduduk) maupun aspek sosoial (IPOLEKSOSBUDHANKAM) serta turut seta
mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia merupakan penjabaran tujuan nasional yang
telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi Indonesia dan merupakan pedoman pola pikir
serta pola tindak dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional. Oleh karena itu dalam penerapan peranannya,
Wawasan Nusantara menampakkan wajah atau dimensinya sebagai wawasan nasional yang melandasi konsepsi
ketahanan nasional, sebagai wawasan pembangunan nasional merupakan pola dasar pembangunan nasional,
sebagai wawasan pertahanan keamanan dan sebagai wawasam kewilayahan.

Bentuk Indoensia sebagai negara Nusantara yang berada di daerah khatulistiwa dengan wilayah GSO
(Geostationar Satelite Orbit) diangkasanya yang terdiri dari ribuan pulau dengan laut di antara dan di sekitar
pulau-pulau itu. Lebih dari dua pertiga luas seluruh wilayah Indonesia yang berupa laut atau perairan itu
memberikan nilai dan arti yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam rangka mencapai tujuan
nasional. Sejak tahun 1973 wawasan tersebut memperoleh kekuatan hukum dengan dicantumkannya sebagai
TAP MPR No. IV/MPR/1973) tanggal 22 Maret 1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), selanjutnya
dalam GBHN tahun 1983, 1988 dan 1993. Dalam GBHN tersebut Wawasan Nusantara ditetapkan sebagai
wawasan pembangunan yang mencakupi perwujudan kepulauan nusantara sebagai :

a. Satu kesatuan politik


b. Satu kesatuan sosial budaya
c. Satu kesatuan ekonomi
d. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan

Anda mungkin juga menyukai