Pengantar
KUBA
Kuba memberikan pelajaran yang penting untuk
penelitian sistem perekonomian komparatif pada
umumnya dan sistem perekonomian komunis pada
khususnya.
Hal yang penting Kuba memperlihatkan banyak
persamaan dengan Cina komunis daripada dengan
Eropa Timur dan USSR.
Dalam pembahasan ini adalah organisasi ekonomi
dan lembaga ekonomi yang penting, sifat dari
perencanaan dan pasar, pertanyaan yang
berhubungan dengan manajemen dan keuangan,
dan metode khusus kuba untuk mendapatkan
kepatuhan dan komitmen perorangan.
Rezim Kuba memusatkan perhatian untuk
membangun suatu jenis masyarakat sama rata yang
baru dan jenis baru manusia yang tidak serakah,
memperhatikan industrialisasi dan pembangunan
perekonomian. Kedua sasaran ini sering
bertentangan satu sama lain.
Fidel Castro dan pengikutnya merebut kekuasaan
pada permulaan tahun 1959.
Akhir tahun 1960:
semua pertanian besar dan semua perusahaan non
pertanian yang penting, baik milik dalam negeri
maupun milik asing, diambil alih oleh Negara.
perusahaan yang dinasionalisir dilebur untuk
membentuk perusahaan konsolidasi yang besar
yang menggabungkan perusahaan dengan jenis
produksi yang hampir sama.
Belakangan perusahaan yang besar juga dibentuk
dalam pola vertikal dan bukannya horizontal,
dengan kata lain, perusahaan dalam tahap produksi
yang berurutan digabungkan.
Mekanisme pasar sudah dihancurkan, tapi tak ada
lembaga yang dibentuk untuk menggantikannya.
Apa yang dilihat Kuba di USSR tidak sejalan dengan
konsepsi mereka baik mengenai masyarakat sosialis
dan manusia sosialis.
Sentralisasi
Oposisi terhadap insentif materi kelihatannya telah
menjadi motif utama di belakang perkembangan
struktur ekonomi sentralisasi, yang dinamakan
sistem anggaran keuangan.
Dalam pengertian Kuba, anggaran keuangan
merupakan lawan anggaran perorangan.
Seluruh sektor yang dinasionalisasi dianggap
sebagai sebuah perusahaan raksasa dijalankan dari
pusat.
Semua uang yang diterima dari masing2
perusahaan diserahkan pada Bank nasional untuk
perkiraan anggaran nasional.
Semua kebutuhan keuangan perusahaan, apakah
pengeluaran modal atau rutin, disalurkan padanya
melalui anggaran.
Perusahaan menukarkan barang dengan uang,
hanya untuk keperluan pembukuan saja; uang
tersebut tidak “aktif” untuk dipakai sebagai pedoman
pengambilan keputusan.
Harga ditetapkan dan didasarkan pada biaya
produksi, dengan sedikit sekali pada permintaan.
Harga tidak merupakan informasi penting.
Perusahaan menerima petunjuk mengenai output
dan input dalam ukuran fisik, dan terutama dinilai
atas dasar kriteria teknis.
Sistem pembelanjaan anggaran didorong oleh
keyakinan terhadap perencanaan sentral yang
didasarkan pada pertimbangan teknis, diperkuat
oleh pelemahan pasar, uang dan keuangan sebagai
peninggalan kapitalis.
Sistem sentralisasi yang menolak insentif materi
manajemen, kebebasan dari manajemen untuk
mengambil keputusan, memerlukan suatu alat untuk
menjamin bahwa manajemen akan benar2
mengambil dan menjalankan keputusan yang tepat.
Sistem belanja anggaran, di mana otonomi
manajemen sangat minimum, kelihatannya mungkin
untuk mengandalkan terutama kesadaran komunis
pada manajemen dan pekerja, dilengkapi oleh
insentif moral.
Karena kekecewaan dalam tahun 1964
pembelanjaan anggaran banyak digantikan dalam
berbagai sektor perekonomian dengan sistem yang
berlawanan, yaitu sistem pembiayaan sendiri.
Pada saat yang sama, untuk kepentingan efisiensi,
sistem ini sedikit diubah dalam pelaksanaan yang
lebih besar oleh perusahaan atas modal kerja
mereka sendiri. Tapi pada dasarnya tingkat
sentralisasi yang tinggi terus berlangsung.
Seperti halnya insentif moral, sistem pembelanjaan
anggaran hanya mendapat sedikit restu dari pihak
Soviet.
Bahwa keputusan untuk berbalik meninggalkan
kebijaksanaan ekonomi Guevara baik dalam hal
insentif dan organisasi perekonomian – telah
diambil. Insentif materi telah dijalankan kembali,
sementara manajemen dan pengawasan keuangan
yang lebih rasional muncul kembali. Suatu
peningkatan produktivitas yang tinggi merupakan
sasarannya. Ini memperbaharui pertentangan antara
nilai revolusioner dan keharusan ekonomi dalam
suatu masyarakat untuk “membangun sosialisme
dan komunisme sepenuhnya pada saat yang
bersamaan.
CINA
Rezim yang merebut kekuasaan sebagai hasil
perang gerilya tanpa bantuan dari Moskow.
Kenyataan ini menimbulkan kemerdekaan politik
dan keyakinan pada ideologi sendiri.
Cina dan Kuba mengkritik Soviet atas ketidakrataan
distribusi pendapatan dan birokrasi yang berebihan
di USSR.
Mereka cenderung mengembangkan lembaga
mereka sendiri yang berbeda, diantaranya suatu
penekanan yang lebih besar pada insentif moral dan
mobilisasi tenaga kerja, dan tekanan yang lebih kecil
pada insentif materi.
Walaupun keduanya mempunyai sejarah dengan
status setengah jajahan, tapi latar belakang sejarah,
politik dan kebudayaan sangat berbeda.
Dalam hal wilayah dan penduduk hampir seratus
kali sebesar Kuba, sumber alam yang jauh lebih
besar dan banyak jenisnya.
Kuba secara relatif sudah lebih maju dan cukup
modern daripada saat pengambilalihan kekuasaan
oleh komunis. Cina merupakan Negara besar yang
paling miskin dan paling terbelakang industrinya.
Membandingkan perekonomian Cina dan Soviet
saat mulai melakukan repelitanya, Cina mulai
melakukan repelitanya tahun 1952 dan Soviet tahun
1928.
Cina penduduknya empat kali penduduk Soviet, tapi
angkatan kerja non pertanian dan penduduk kotanya
2,5 kali lebih banyak.
Jumlah penduduk yang terlatih dalam ilmu
pengetahuan dan teknik sangat kecil di Cina.
Atas dasar per kapita, produksi bijian dan kapal
hanya setengahnya, dan produk ternak hanya
sekitar sepertiga USSR.
Output listrik per kapita di Cina hanya 37%, output
per kapita dari bahan industri yang penting dan
barang konsumen buatan pabrik berkisar dari
sepersepuluh Soviet dalam tahun 1928.
Produksi mesin dan peralatan hampir tak ada
artinya.
Singkatnya, Soviet sudah memasuki tahun take-off
industri beberapa dekade sebelum komunis
mengambilalih kekuasaan.
Jelaslah, maka jauh lebih sulit untuk melakukan
industrialisasi besar-besaran di Cina dari pada Uni
Soviet.
Tujuan
Industrialisasi yang cepat merupakan kebijaksaan
utama rezim komunis di Cina sejak permulaan.
Tujuan ini disebabkan oleh berbagai sebab,
pembangunan suatu masyarakat sosialis yang
produktif, menaikan tingkat hidup penduduk,
kebanggaan nasional dan kekuatan militer.
Kedua tujuan terakhir tak boleh diabaikan. Selalu
terdapat unsur nasionalis yang sangat kuat dalam
ideologi komunis Cina, yang sangat memperbesar
daya tariknya terhadap masa petani selama zaman
perang gerilya, terutama selama perang melawan
Jepang.
Daya tarik nasional juga menjadi sangat penting
dalam pertentangan dengan Uni Soviet, suatu
konflik yang secara kebetulan sangat memperkuat
perlunya untuk membangun kapasitas industri untuk
tujuan pertahanan.
Pengembangan kemampuan yang relatif cepat
untuk membuat senjata nuklir berarti membangun
dasar industri dan pengetahuan yang maju.
Pertimbangan yang sama mengenai kebanggaan
nasional dan kebutuhan militer telah, mendorong
Cina kearah berdikari dalam industri, yang hanya
dapat dicapai dengan usaha besar.
Dalam kasus Cina, dorongan untuk pertumbuhan
industri yang cepat dijalankan bersama2 dengan
tujuan sosial yang revolusioner, seperti pendidikan
kembali rakyat dalam arah kesadaran sosial yang
lebih besar dan mendahulukan kepentingan umum
dari kepentingan pribadi, suatu pembagian
pendapatan yang lebih merata.
Kebijaksanaan ini adalah pengurangan dari peranan
pengawasan numeratif (insentif material) dan suatu
peningkatan peranan pengawasan normatif,
pemaksaan dan insentif moral.
Tujuan kembar industrialisasi yang cepat dan tujuan
sosial, dalam beberapa hal saling bertentangan.
Tetapi bagaimana antara kedua tujuan ini dapat
saling membantu dalam suatu waktu tertentu.
Hasil
Bahwa pertumbuhan perekonomian secara
keseluruhan, diukur dengan tingkat kenaikan
produksi nasional rata2. Karena penduduk mungkin
bertambah dengan sangat cepat, tingkat
pertumbuhan produksi nasional per kapita sangat
sedikit, walaupun cukup berarti.
Pada satu pihak, produksi pertanian hanya tumbuh
sebesar pertumbuhan penduduk, menyebabkan
konsumsi per kapita yang sangat rendah. Pada
pihak lain, produksi industri mungkin meningkat
dengan suatu tingkat yang cukup baik dan terutama
terbukti dalam bidang militer dan angkasa luar, tapi
juga bisa diamati dalam banyak industri sipil,
digunakan baik untuk investasi dan konsumsi.
Suatu usaha riset dan pengembangan kelihatannya
berlangsung, sebagian tentu saja dihubungkan
dengan rencana militer.
Yang terakhir, Cina juga ikut memberikan bantuan
luar negeri bentuk proyek pembangunan yang besar
di berbagai negeri yang kurang berkembang.
CATATAN PENUTUP
Dua jenis usaha yang berlainan untuk mengubah
perekonomian jenis Soviet yang tradisional.
pertama adalah usaha Uni Soviet dan beberapa
negara Eropa Timur untuk membuat perekonomian
mereka lebih tanggap terhadap permintaan, baik
dari luar negeri maupun dari dalam negeri, dan lebih
terbuka terhadap inovasi, dengan mengurangi
tingkat sentralisasi yang tinggi dalam pembuatan
keputusan ekonomi, dan tetap mempertahankan
prinsip komando.
Sebagai bagian dari reformasi minor terdapat
penegasan kembali dari peranan dominan insentif
materi untuk merangsang perorangan untuk
melakukan pekerjaan ekonomi.
kedua, Walaupun jauh dari penghapusan sama
sekali insentif materi, dikombinasikan dengan lebih
banyak sentralisasi keputusan ekonomi.
Pengurangan insentif materi disertai indoktrinasi
politik dan pengawasan administratif yang luas
terhadap tenaga kerja yang diperlukan. Suatu tujuan
utama kebijaksanaan ini adalah untuk memperkecil
perbedaan pendapatan dan untuk mengurangi
perbedaan sosial.
Kedua reformasi ini terdapat penggeseran kembali
pada sistem Soviet yang tradisional.
Reformasi minor di Eropa Timur telah mengalami
pembalikan sedikit demi sedikit kepada sentralisasi,
karena kebutuhan untuk mengatur sumber yang
langka oleh penguasa pusat.
Dalam hal Cina dan Kuba, untuk mengatur sumber2
juga merupakan alasan meningkatkan pengawasan
normatif terhadap produsen dan memberikan ruang
gerak yang lebih besar pada insentif materi dan
pada cara Soviet dalam mengatur berbagai hal pada
umumnya.