KARAKTERISTIK KONSELI SD
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Pribadi
Disusun Oleh :
3D
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia,serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berisikan tentang pembahasan-pembahasan singkat mengenai karakteristik konseli SD.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua pihak. Serta pembaca
dapat mengambil hikmah- hikmah dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian karakteristik..............................................................................................4
B. Faktor yang mempengaruhi karakteristik konseli SD.....................................
C. Kebutuhan karakteristik konseli SD. …………………………………………
D. Karakteristik belajar konseli SD ……………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................7
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseli/peserta didik adalah subjek utama layanan bimbingan konseling di
sekolah. Seorang konselor perlu memahami karakteristik setiap peserta didik/konseli
sebagai dasar pertimbangan dalam merancang dan melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Oleh karena itu, pemahaman guru bimbingan dan konseling atau
konselor, guru kelas dan guru mata pelajaran secara mendalam terhadap karakteristik
peserta didik/konseli merupakan syarat yang harus dipenuhi guru bimbingan dan
konseling atau konselor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik?
2. Faktor yang mempengaruhi karakteristik konseli SD?
3. Kebutuhan karakteristik konseli SD.
4. Karakteristik belajar konseli SD.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karakteristik.
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik konseli SD.
3. Untuk mengetahui kebutuhan karakteristik konseli SD
4. Untuk mengetahui karakteristik belajar konseli SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakteristik
Istilah “karakter” sering sekali didengar dan diucapkan. Kata “karakter” biasanya
diucapkan untuk membedakan sesuatu yang khas antara manusia satu dengan yang lain.
Hal tersebut dikarenakan karakter setiap orang pasti berbeda-beda atau ciri-ciri yang
dimiliki setiap orang itu tidak sama.
Istilah karakter dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mempunyai arti sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain,
tabiat, watak.
Pengertian karakter diungkapkan oleh Thomas Lickona (1992:22), “karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu
dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,
bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain”. Sedangkan KI Hadjar
Dewantara (2011:25), “memandang karakter sebagai watak atau budi pekerti”.
2. Faktor Eksternal
Factor external ini bisa berupa stimuli dari luar dirinya. “Menurut Bandura, anak
usia tingkat MI cenderung belajar dengan cara modeling, yaitu mencontoh perilaku orang
lain. Melalui interaksi social anak dapat belajar melalui pengamatan (observation
learning).”Maka teori ini dikenal dengan nama Operant Conditioning
Ada empat elemen penting yang menurut Bandura perlu diperhatikan dalam
pembelajaran melalui pengamatan yaitu:
Atensi
Retensi
Reproduksi
Motivasi
1. Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya . Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan
jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
2. Senang bergerak.
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk
duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting
dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar
setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar
menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif) ,
mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok,
serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil
dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.
4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional
konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-
konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan
sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami
jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih
memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas,
kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan
lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
A. KESIMPULAN
Karakteristik umum anak SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, serta senang merasakan/melakukan secara langsung. Oleh karena itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
memungkinkan siswa untuk bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Karakteristik peserta didik beserta dengan keseragaman dan keragaman baik ditinjau dari
sisi psikologi, sosial, dan neurofisik menuntut adanya pola baru dalam pembelajaran.
Tuntutan itu mulai dari perubahan paradigma pendidikan dari teacher centered ke learner
centered, yaitu penempatan peserta didik sebagai pusat orbit pembelajaran.Oleh karena itu,
guru yang harus proaktif dan kreatif menyesuaikan diri dengan anak didiknya. Perubahan
paradigma ini tidak mengurangi peran guru dalam pembelajaran. Bahkan peran guru bisa
bertambah besar tanpa mengurangi aktivitas peserta didik di kelas. Guru tidak lagi hanya
menyampaikan materi beserta maknanya kepada peserta didik tetapi dia meminta peserta
didik untuk terlibat aktif menentukan makna dari yang mereka pelajari sesuai
dengan perkembangan intelektual, emosional, dan sosial mereka.
B. SARAN
Dengan mengetahui dan memahami karakteristik baik dari segi gaya belajar serta
kebutuhan belajar peserta didik khususnya anak usia SD, hendaknya guru bisa memilih dan
memilah dalam menentukan strategi metode maupun model pembelajaran yang tepat agar
proses belajar mengajar menjadi efektif dan efesien serta menyenangkan bagi
siswa,khususnya dalam mata pelajaran di SD, karena setiap karakteristik individu maupun
peserta didik berpengaruh sangat besar terhadap tercapainya tujuan suatu pembelajaran .
DAFTAR PUSTAKA
Burhaein, Erick. 2017. “Aktivitas Fisik dan Olahraga untuk Pertumbuhan dan perkembangan
Siswa SD;.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
(Diakses pada 2 Oktober 2019)
Sari, Novika. 2016. “Pola Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Untuk Mengoptimalkan
Kemampuan Anak Autis di Sekolahan”.
https://media.neliti.com/media/publications/181344-ID-pola-pelaksanaan-bimbingan-
dan-konseling.pdf (Diakses pada 2 Oktober 2019)
http://digilib.unila.ac.id/17971/15/BAB%20II.pdf (Diakses pada 2 Oktober 2019)