Anda di halaman 1dari 10

MODUL IV

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN OSTWALD VISCOMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Faradillah Hamid Bayagub 12217047

Kelompok :1

Tanggal Praktikum : 23 Oktober 2018

Tanggal Penyerahan : 29 Oktober 2018

Dosen : Zuher Syihab, ST, Ph.D

Asisten Modul : 1. Rizky Arif Putra 12215065

2. Dean Ananta Wirya 12215068

LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan


Judul dari percobaan Modul IV yaitu “Pengukuran Viskositas dengan Ostwald Viscometer”

1.2 Tujuan Percobaan


Mengetahui pemakaian Ostwald Viscometer untuk :
1. Menentukan konstanta (C) alat Ostwald Viscometer
2. Menentukan viskositas fluida yang mengalir melalui pipa kapiler
3. Menentukan hubungan viskositas dan temperatur

1.3 Teori Dasar


Viskositas merupakan salah satu sifat yang biasanya dimiliki oleh fluida. Beberapa fluida
rata rata memiliki viskositas yang berbeda antara viskositas fluida yang satu dengan yang
lainnya. Viskositas sendiri berarti pengukuran ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan, atau biasanya sering disebut sebagai keengganan fluida untuk
mengalir. Viskositas jika ditinjau dari pengaruh luar dibagi menjadi dua, yaitu Viskositas
kinematik dan dinamik. Viskositas kinematik merupakan ukuran keengganan aliran suatu fluida
di bawah pengaruh gaya gravitasi dan beban tekanan yang proposional terhadap rapat massa
fluida. Viskositas kinematik dinyatakan dalam centistoke, dan dapat ditentukan berdasarkan
dimensi viscometer dengan persamaan berikut :
𝜏𝑑 2 ℎ𝑡 𝐸
𝑣= −
128𝑉𝐼 𝑡 2

𝑣 = viskositas kinematik (cSt)


d = diameter pipa kapiler (cm)
l = panjang pipa kapiler (cm)
h = jarak vertical Antara atas dan bawah meniscus (cm)
𝑉 = volume cairan yang melalui pipa kapiler (𝑐𝑚2 )
E = koreksi energi kinetic (cSt/𝑠 2 )
t = waktu alir (s)
Jika waktu alir lebih dari 200 detik, maka koreksi energi kinetik bisa diabaikan sehingga
persamaan dapat diubah menjadi :
𝑣=𝐶𝑥𝑡
dengan C dapat ditentukan dari viscometer standar dengan persamaan sebagai berikut:
𝐶1 𝑡1
=
𝐶2 𝑡2
𝐶1 = konstanta C dari viscometer yang dikalibrasi
𝑡1 = waktu alir dari viscometer yang dikalibrasi
𝐶2 = konstanta C dari viscometer standar
𝑡2 = waktu alir dari viscometer

Viskositas dinamik adalah gaya tangensial per satuan luas yang dibutuhkan untuk
memindahkan suatu bidang horizontal terhadap lainnya, dalam unit velocity, ketika
mempertahankan jarak dalam cairan, yang dapat dihitung dengan;
𝜏𝑟 4 𝑡∆𝑝
𝜇=
8𝑉𝐼
𝜇 = viskositas dinamik (poise)
r = jari-jari pipa kapiler (cm)
∆p = selisih tekanan (dyne/𝑐𝑚2 )

Dalam percobaan dapat juga ditentukan dengan menggunakan persamaan :


𝜇=𝜌𝑥𝑣
ρ = densitas pada temperature pengukuran (gr/cc)
BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1 Data Percobaan


Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan waktu alir dari fluida yang
berbeda serta pada temperatur yang berbeda pula.

Fluida Temperatur Waktu Alir


(⁰C) (s)
Air 40 8,53
Crude 50 77,6
Oil 60 62,71

Tabel 2.1 Data Waktu Alir Fluida

Serta didapatkan data dari picnometer yang akan digunakan untuk mengukur densitas dari fluida

Massa Picnometer : 21,2 gram


Massa Picnometer + air: 48 gram
Massa Picnometer + crude oil: 44,9 gram
𝜌 𝑎𝑖𝑟 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

2.2 Menentukan Densitas Fluida


Densitas masing masing fluida didapatkan dengan cara menimbang picnometer kosong,
dan picnometer yang telah terisi fluida, kemudian dikurangkan. Lalu, akan ditemukan
volume dan massa, sehingga Densitas bisa dicari dengan rumus pada umumnya, yaitu:
𝜌 = 𝑚⁄𝑣

Volume picno didapatkan dari kalibrasi picnometer. Dimana saat penimbangan


diketahui massa fluida 26,8 g, sehingga ditentukan bahwa volume picnometer adalah 26.6
ml (asumsi densitas air yaitu 1 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )

Keterangan Air Minyak


Massa picnometer + fluida (g) 48 44,9
Massa picnometer kosong (g) 21,2 21,2
Massa fluida (g) 26,8 23,7
Volume Picnometer (ml) 26.8
Densitas (g/ml) 1 0.8843
Specific Gravity 0.8843

Tabel 2.2 Pengolahan Data

2.3 Menentukan Viskositas Kinematik dan Dinamik Fluida


Dari data viskositas kinematik dan viskositas dinamik air terhadap temperature,
didapatkan viskositas kinematik air pada 40oC ialah 0.658 x 10-6. Dengan rumus
viskositas kinematik:
𝑣=𝐶𝑥𝑡
Sehingga dapat dicari nilai konstanta alat dengan data waktu alir yang telah didapatkan pada
percobaan
𝑣 0.658 x 10−6
𝐶= = = 7,71 𝑥 10−8 𝑚2 ⁄𝑠 2
𝑡 8,53

Dengan diketahui nilai konstanta alat, maka dapat dihitung viskositas kinematik dengan rumus
yang sama menggunakan data waktu alir berdasarkan pratikum
𝑣=𝐶𝑥𝑡
Dan dapat dihitung nilai dari viskositas dinamik dengan hubungan

𝜇=𝜌𝑥𝑣

Sehingga didapat hasil sebagai berikut:

Viskositas Kinematik Viskositas Dinamik


Fluida Temperatur (⁰C)
(cSt) (cP)
Air 40 0,658 0,653
50 5,9829 5,2906
Minyak
60 4,8355 4,2755
Tabel 2.3 Viskositas Kinematik dan Dinamik Fluida

Untuk viskositas kinematik dan dinamik air terhadap temperatur didapat dari data yang sudah
ada dan dijadikan sebagai referensi
BAB III
ANALISIS

3.1 Asumsi Percobaan


Pada praktikum ini diambil beberapa asumsi percobaan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Semua alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan baik
2. Selama percobaan berlangsung, kondisi P dan T tetap (T = 25 oC, P = 1 atm)
3. Penimbangan picnometer kosong diasumsikan benar benar massa keringnya
4. Densitas aquades 1 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3
5. Panas air dan minyak tersebar secara merata
6. Temperatur pada constant temperature bath sama dengan dalam fluida
7. Tidak ada perubahan massa saat terjadi pemanasan
8. Densitas crude oil konstan untuk setiap temperature
9. Viskositas kinematik air pada 40oC dianggap sama dengan acuan

3.2 Analisis Keberjalanan Praktikum

Praktikum diawali dengan alat yang sudah tersedia lengkap dalam keadaan bersih dan baik
sehingga saya dna teman-teman tidak perlu untuk membersihkannya lagi. Yang pertama kami
lakukan adalah menentukan konstanta dari Ostwald Viscometer itu sendiri yang diperlukan data
waktu alir bagi tiap fluida. Langkah pertama, kami memasang bola karet dan memasukan air ke
dalam viscometer. Lalu kami memasang rubber penjepit pada viscometer dan memasukkan
viscometer ke dalam water bed. Air kemudian dipanaskan di dalam water bed hingga temperatur
tertentu. Setelah itu kami melakukan pengambilan data berupa waktu pengaliran air dengan
melepaskan bola karet yang sebelumnya terpasang pada viscometer.
Tetapi pada praktikum kali ini, kami hanya dapat mengambil data percobaan
menggunakan air, tidak dapat menggunakan crude oil karena keterbatasan waktu, sehingga data
yang lain kami dapatkan dari asisten praktikum dan teman-teman yang mengambil data pada
percobaan sebelumnya.
Selanjutnya, kami melakukan percobaan dengan picnometer untuk menentukan densitas
dari fluida yang nantinya digunakan untuk menghitung viskositas dinamik. Dengan cara
menimbang picnometer kosong, dan picnometer yang telah terisi fluida, kemudian
dikurangkan dan akan diketahui massa dari fluida tersebut. Lalu, akan ditemukan volume hasil
kalibrasi picnometer, sehingga densitas cairan bisa dicari
3.3 Analisis Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum modul IV kali ini mempunyai beberapa prinsip
dan kegunaan alatnya masing – masing, antara lain :

- Ostwald Viscometer. Kondisi alat ini cukup baik karena masih dapat bekerja walaupun
kerjanya kurang optimal. Ostwald viscometer ini mengalirkan cairan/fluida dan kami
pun mendapat waktu alir dari fluida tersebut dengan berbagai macam suhu untuk
kemudian dikonversi dalam viskositas kinematik dan nantinya mendapatkan viskositas
dinamik.

Viskometer yang dipakai merupakan Ostwald-cannon fenske viscometer. Sebenarnya


alat viscometer Cannon-Fenske dengan Ostwald ialah alat yang sama, namun Cannon Fenske
merupakan pengembangan dari Ostwald Viscometer. Berikut gambarnya :

Gambar 3.3 Ostwald-cannon fenske viscometer

- Constant Temperature Bath. Alat ini berfungsi dengan baik.


- Termometer. Termometer tersebut bekerja dengan baik, yaitu menghitung temperatur
dari sampel fluida.
- Stopwatch. Stopwatch tersebut bekerja dengan baik, yaitu menghitung waktu alir fluida.
- Gelas ukur. Alat ini berfungsi dengan baik dalam mengukur volume fluida yang akan
digunakan dalam praktikum.
- Neraca analitis. Alat ini berfungsi dengan baik dalam mengukur massa picnometer
dan fluida yang akan digunakan dalam praktikum.
- Picnometer. Picnometer yang kami gunakan bekerja dengan baik, hanya saja terdapat
tumpahan sampel crude oil yang masih menempel di dinding luar picnometer.
Picnometer sendiri berfungsi untuk menghitung nilai specific gravity sebuah fluida
dengan menghitung densitas sebuah fluida (melalui perbandingan massa dan volume
fluida yang telah didapatkan dari percobaan) dan dibandingkan dengan densitas
referensi yang dalam percobaan ini adalah air.

3.4 Analisis Hasil Percobaan

Kami menghitung konstanta alat yang ada dengan menggunakan fluida referensi yang air
pada praktikum kali ini. Kami menghitung berlandaskan data viskositas kinematik dan
viskositas air terhadap suhu yang sudah ada. Kami mengasumsikan bahwa data viskositas
kinematik tersebut sesuai dengan viskositas yang coba kami lakukan percobaannya dalam
praktikum kali ini.

Kemudian nilai dari viskositas kinematik dan dinamik yang didapatkan dalam percobaan
sesuai dengan referensi dimana semakin besar T nilai kekentalan suatu fluida akan mengecil.
Hal ini terjadi karena gerakan-gerakan partikel yang semakin cepat saat suhu naik. Dengan
demikian, saat suhu tinggi akan mengakibatkan jarak antar-molekul yang besar atau dalam kata
lain jarak antar molekul semakin renggang, sehingga molekul leluasa bergerak yang dapat
menurunkan viskositas fluida tersebut. Meskipun masih ada kesalahan paralaks dalam
pengambilan waktu alir ataupun kesalahan paralaks baik dalam penglihatan air turun ataupun
alat yang kurang bersih.

Percobaan selanjutnya adalah mengukur densitas dari picnometer. Dalam percobaan kali
ini, volume kalibrasi picnometer didapat dari massa air dan asumsi air yang dipakai. Dari situ,
bisa didapatkan densitas crude oil. Mungkin hasil densitas crude oil yang didapat masih kurang
teliti karena asumsi air yang digunakan bisa saja tidak sesuai. Serta, densitas yang dihitung ini
akan dianggap sama pada suhu yang digunakan pada percobaan untuk mempersingkat waktu.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Konstanta (C) dari alat Ostwald Viscometer yang digunakan dalam praktikum adalah :
7,71 𝑥 10−8 𝑚2 ⁄𝑠 2
2. Nilai viskositas minyak ditunjukkan pada Tabel 2.3 Viskositas Kinematik dan Dinamik
fluida
3. Hubungan antara viskositas dan temperatur yang didapatkan adalah semakin tinggi
temperatur suatu fluida, dalam hal ini adalah crude oil,maka akan semakin rendah
viskositasnya, yang disebabkan oleh gerakan antar partikel yang semakin cepat dan
membuat jarak antar partikel semakin renggang sehingga viskositas menurun.

Anda mungkin juga menyukai