Anda di halaman 1dari 14

MODUL II

EMULSI

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Faradillah Hamid Bayagub 12217047

Kelompok :1

Tanggal Praktikum : 2 Oktober 2018

Tanggal Penyerahan : 8 Oktober 2018

Dosen : Zuher Syihab, ST, Ph.D

Asisten Modul : 1. Andrian Putra Wardana 12215035

2. Fajar Khamim Mustafa 12215060

LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.………………………………………………………………………………….2
DAFTAR GAMBAR.………………………………………………………………………....3
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………..4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Judul Percobaan..…………………………………………………………………..5
1.2 Tujuan Percobaan...………………………………………………………………..5
1.3 Teori Dasar.....……………………………………………………………………..5
BAB II PENGOLAHAN DATA.…...…………………………………………………………7
BAB III ANALISIS
3.1 Asumsi Percobaan………..………………………………………………………10
3.2 Analisis Alat. .……………………………………………………………………10
3.3 Analisis Hasil Percobaan.........……...……………………………………………10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.…………………………………………………………………..…..12
4.2 Saran…...…………………………………………………………………………12
BAB V KESAN DAN PESAN
5.1 Kesan………………..……………………………………………………………13
5.2 Pesan…...…………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………14

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tipe emulsi (a) M/A; (b) A/M; (c) A/M/A; (d) M/A/M.........................................6
Grafik 1. Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Cara Gravity Settling.. ........8
Grafik 2. Perbandingan Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Pemanasan dan
Penambahan Demulsifier…………………….........................................................................9

3
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1 Hubungan waktu dan volume air kumulatif pada 200 RPM...................................7

Tabel 2.1.2 Hubungan waktu dan volume air kumulatif pada 400 RPM...................................7

Tabel 2.1.3 Hubungan waktu dan volume air kumulatif pada 650 RPM...................................7

Tabel 2.2 Hubungan waktu dan volume air kumulatif pada penambahan
demulsifier................ ................................ ................................ ...............................................9
Tabel 2.3 Hubungan waktu terhadap volume air kumulatif dengan cara pemanasan................9

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan


Judul dari percobaan Modul II yaitu “Emulsi”

1.2 Tujuan Percobaan


1. Memahami bagaimana dan mengapa emulsi terbentuk
2. Memahami proses pemecahan emulsi

1.3 Teori Dasar


Emulsi merupakan kombinasi dua jenis cairan yang immiscible atau cairan yang pada
kondisi normal tidak dapat bercampur. Salah satu cairan tersebut akan tersebar atau
terdispersi sebagai droplets pada cairan lainnya. Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak
stabil secara termodinamika. Ketidakstabilan kedua fase ini dapat dikendalikan menggunakan
suatu emulsifier atau emulgator.
Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terbentuknya emulsi, dimana salah
satunya yaitu teori penurunan tegangan permukaan. Menurut teori penurunan tegangan
permukaan, surfaktan atau surface active agent dapat menurunkan tegangan antarmuka dari
kedua cairan yang tidak saling bercampur. Surfaktan dapat mengurangi tegangan antarmuka
karena teradsorpsi pada antar muka air minyak dan membentuk lapisan film monomolekuler.
Surfaktan yang digunakan dalam bidang pangan disebut dengan emulsifier. Emulsifier
merupakan surfaktan yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus hidrofilik dan gugus lipofilik.
Gugus hidrofilik bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air, sedangkan gugus lipofilik
bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Emulsifier sendiri merupakan
suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) suatu medium dan menurunkan tegangan antarmuka (interface tension) antar dua
fase yang berbeda polaritasnya.
Emulsi terbagi menjadi dua tipe, yaitu emulsi sederhana atau emulsi ganda. Emulsi
sederhana dapat berbentuk emulsi air dalam minyak (A/M) atau emulsi minyak dalam air
(M/A). Emulsi ganda dapat berbentuk emulsi air dalam minyak dalam air (A/M/A) atau
emulsi minyak dalam air dalam minyak (M/A/M). Sistem emulsi minyak dalam air (M/A)
atau oil in water (O/W) adalah sistem emulsi dengan minyak sebagai fase terdispersi dan air
sebagai fase pendispersi. Emulsi tersebut dapat ditemukan dalam beberapa bahan pangan
5
yaitu mayonnaise, susu, krim dan adonan roti. Berkebalikan dengan M/A, emulsi air dalam
minyak (A/M) atau water in oil (W/O) adalah emulsi dengan air sebagai fase terdispersi dan
minyak sebagai fase pendispersi. Jenis emulsi ini dapat ditemukan dalam produk margarin
dan mentega.

Gambar 1. Tipe emulsi (a) M/A; (b) A/M; (c) A/M/A; (d) M/A/M

Formulasi emulsi W/O/W melibatkan dua tahapan utama yaitu pembuatan emulsi air dalam
minyak (W/O) dan dilanjutkan dengan memasukkan minyak ke dalam fase air eksternal (W).
Tahapan tersebut membutuhkan bantuan emulsifier, baik alami, sintetik, ataupun kombinasi
keduanya untuk menyatukan fase minyak dengan air.
Demulsifier adalah anti emulsi tergolong dalam oil field chemicals digunakan untuk
memisahkan air dari minyak. Umumnya digunakan pada proses minyak mentah untuk
menghasilkan kualitas minyak mentah yang lebih baik dan biaya produksi yang efisien.
Demulsifer memiliki beberapa karakteristik khusus, yaitu dapat bereaksi dengan cepat
memutuskan rantai emulsi (penetrasi dengan cepat untuk memisahkan air dari minyak), dapat
mempercepat proses aglomerasi yaitu pengumpulan kotoran dan butir-butir air atau molekul
air menjadi lebih besar sehingga cepat memisah dari minyak, dapat mempercepat
penumpukan atau pengkosentrasian kotoran dan molekul air sehingga cepat memisah dari
minyak, dapat memisahkan partikel-partikel kotoran dari minyak seperti; besi sulphide,
lumpur, parafin, alphalt, dan garam-garam organik lainnya

6
BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1 Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Cara Gravity Settling dengan
Agitasi 200,400, dan 650 RPM

Volume Total = 100 mL

Menit ke- Volume Air Volume Air


Menit ke-
(mL) (mL)
1 1 1 0
2 3 2 0
Volume Air 3 0
3 4 Menit ke-
(mL)
4 5 4 0.5
1 0
5 6 5 0.8
2 0
6 8 6 0.95
3 1
7 10 7 1
4 1.5
8 11 8 1.2
9 13 5 2
9 1.3
10 14 6 2.5
10 1.46
11 16 7 2.8
11 1.57
12 17 8 3
13 18 12 1.65
9 3.4
14 19 13 1.72
10 3.75
15 20 14 1.8
11 4.5
15 2.05
12 5.5
Tabel 2.1.1 Hubungan waktu 13 6.1 Tabel 2.1.3 Hubungan waktu
dan volume air kumulatif pada dan volume air kumulatif pada
200 RPM 14 7.5
650 RPM
15 8

Tabel 2.1.2 Hubungan waktu


dan volume air kumulatif pada
400 RPM

7
20

Volume Air Komulatif (mL)

15

10 200 RPM
400 RPM
750 RPM
5

0
1 3 5 7 9 11 13 15
Waktu (menit)

Grafik 1. Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Cara Gravity Settling

2.2 Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Cara Kimia (Penambahan
Demulsifier)

Menit Volume Air


ke- (mL)
0.5 0
1 0
1.5 0
2 0
2.5 0
3 0
3.5 0
4 0
4.5 0
5 0
5.5 0
6 0.1
6.5 0.1
7 0.1
7.5 0.1
8 0.2
8.5 0.2
9 0.2
8
9.5 0.2
10 0.3

Tabel 2.2 Hubungan waktu dan


volume air kumulatif pada
penambahan demulsifier

2.2 Hubungan Waktu dan Volume Air Kumulatif dengan Cara Pemanasan

Menit Volume Air


ke- (mL)
0.5 0
1 0
1.5 0
2 2
2.5 3
3 4
3.5 5
4 6
4.5 6
5 7
Tabel 2.3 Hubungan waktu dan
5.5 7 volume air kumulatif dengan
cara pemanasan
6 10
6.5 10
7 10
7.5 11
8 12
8.5 13
9 14
9.5 14
10 15

16
14
Volume kumulatif air(mL)

12
10
Grafik 2. Perbandingan Hubungan
8 Waktu dan Volume Air Kumulatif
pemanas dengan Pemanasan dan Penambahan
6 Demulsifier
demulsifier
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 9
Waktu (menit)
BAB III
ANALISIS

3.1 Asumsi Percobaan


Pada praktikum ini diambil beberapa asumsi percobaan. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Semua alat yang digunakan dalam kondisi bersih dan baik
2. Tidak terdapat kesalahan paralaks saat pengamatan percobaan Emulsi
3. Tidak terdapat zat lain yang terdispersi di dalam air formasi maupun sampel crude oil
4. Tidak ada gaya tarik-menarik antara fluida dan dinding gelas
5. Tidak ada gesekan antara mixer dan gelas kimia
6. Mixer berputar sesuai dengan kecepatan yang telah diset (tanpa galat)
7. Tekanan dan temperatur tidak mempengaruhi hasil pengamatan yang dilakukan secara
signifikan, dianggap hanya berpengaruh pada temperatur tingkat didih air, dimana air
mendidih disaat temperatur tidak mencapai tepat 100 derajat celcius. Air mendidih pada
derajat sekitar 90 derajat celcius, sedangkan air mendidih tepat pada 100 derajat celcius
pada saat kondisi ruangan dan tekanan normal.

3.2 Analisis Alat


3.2.1 Mixer
Mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk minyak untuk mendapatkan
emulsi minyak dan air. Penggunaan mixer dilakukan dengan menempatkan gelas kimia yang
mengandung minyak dalam pengaduk untuk agitasi, kemudian putar mixer dengan
menyesuaikan kisaran yang sesuai dengan kecepatan dengan menyesuaikan tingkat putaran
yang diinginkan sesuai dengan tabel yang ditunjukkan di samping alat. Untuk mematikan
mixer, rangkaian kecepatan pencampuran mixer harus diminimalkan terlebih dahulu,
kemudian matikan dengan memutar power mixer. Serta, mixer menggunakan sumber daya
dengan tegangan 220 V.
3.2.2 Heater
Heater adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air yang berguna dalam
percobaan emulsi dengan proses pemanasan. Heater menggunakan sumber listrik dengan
tegangan 220 V.

3.3 Analisis Hasil


10
3.3.1 Perbedaan Perlakuan Agitasi dengan RPM yang Berbeda
Agitasi memiliki pengaruh terhadap kestabilan emulsi. Agitasi dilakukan dengan
cara pengadukan sampel crude oil murni dengan air formasi menggunakan mixer dengan
skala agitasi rotation per minute (RPM) yang berbeda, yaitu 200, 400, dan 650. Berdasarkan
studi dari beberapa literatur, agitasi memiliki hubungan berbanding lurus dengan kestabilan
emulsi, sehingga semakin sulit untuk memisahkan zat yang terdispersi dari fasa kontinu.
Kestabilan dari emulsi dilihat dari volume air kumulatif yang diamati pada proses
pendiaman (gravity settling). Berdasarkan percobaan, emulsi yang dibentuk pada skala RPM
lebih tinggi akan memiliki volume air kumulatif yang lebih kecil daripada emulsi yang
dibentuk pada skala RPM lebih rendah karena ketika emulsi diaduk sangat cepat, ukuran
droplets menjadi lebih kecil daripada emulsi yang diaduk lebih lambat. Ketika droplets
menjadi lebih kecil, maka air akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk berflokulasi dan
akhirnya terpisah dari emulsi.
3.3.2 Pemecahan Emulsi dengan Cara Kimia
Penambahan demulsifier menyebabkan tegangan permukaan pada sistem emulsi
menurun karena demulsifier menetralkan emulsi yang terbentuk dengan cara melarutkan
emulsifier yang membentuk film di permukaan tegangan dua zat dalam emulsi, yang akan
mengurangi kestabilan dari emulsi sehingga emulsi akan menjadi tidak stabil dan terjadi
separasi antara minyak dan air.. Hal ini dibuktikan dengan volume air kumulatif yang
terbentuk pada emulsi yang ditambahkan demulsifier ternyata lebih besar daripada emulsi
dengan cara pendiaman (gravity settling).
3.3.3 Pemecahan Emulsi dengan Cara Pemanasan
Volume air kumulatif yang terbentuk pada proses pemanasan lebih besar daripada
proses gravity settling. Hal ini terjadi karena ketika dipanaskan, energi kinetik di antara
partikel dalam emulsi meningkat, sehingga ada lebih banyak tabrakan daripada saat suhu
yang lebih rendah. Selain itu, suhu mempengaruhi viskositas dari emulsi itu sendiri. Ketika
suhu lebih tinggi, viskositas menjadi lebih rendah sehingga air bisa bergerak ke dasar gelas.

Berdasarkan hasil percobaan, pemecahan emulsi dengan demulsifier membutuhkan


waktu yang lama. Namun, untuk hasilnya,pemecahan menggunakan demulsifier memberikan
efek yang lebih lama dibandingkan dengan cara pemanasan. Akan tetapi, pemecahan emulsi
dengan pemanas tetap lebih efektif dibanding gravity settling dan demulsifier karena
membutuhkan waktu yang relatif cepat.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Emulsi terbentuk karena adanya dua zat yang immiscible yang diberikan perlakuan khusus
sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur karena terjadi penurunan tegangan
permukaan. Dalam percobaan ini, dilakukan dengan cara agitasi dengan menggunakan
mixer dan kestabilan dari emulsi berbanding lurus dengan skala agitasi yang diberikan
2. Emulsi dapat dipisahkan dengan beberapa cara: pemanasan, pendiaman (gravity settling),
dan menambahkan demulsifier. Perlakuan pemanasan sangat efektif dalam menurunkan
viskositas minyak sehingga terdapat lebih banyak volume kumulatif air yang terbentuk
dan merupakan cara yang paling efektif dalam demulsifikasi berdasarkan data percobaan.

4.2 Saran
Mungkin saran saya untuk modul ini adalah mengganti gelas ukur yang ada dengan skala
yang lebih kecil karena agitasi dengan RPM yang besar akan menghasilkan volume kumulatif
air yang sangat kecil sehingga tidak bisa diketahui berapa volume pasti yang dihasilkan.

12
BAB V
KESAN DAN PESAN

5.1 Kesan
Kesan saya terhadap modul ini adalah abang-abang asistennya baik, meskipun saat tes
alat terlampau kreatif saat memberi pertanyaan. Namun, pada saat praktikum kami benar-
benar dibantu dan diberi tahu mengenai jawaban-jawaban dari tes alat. Serta, soal dari tes
awalnya gampang sehingga banyak dari kelompok kami yang mendapat nilai bagus dan tidak
dikick dari praktikum modul ini. Makasih abang-abang.

5.2 Pesan
Pesan saya untuk modul ini mungkin pada tes awal jangan diberi soal yang perlu jawaban
banyak sekali karena waktu yang diberikan sangat sedikit.

13
DAFTAR PUSTAKA

McCain, William D.Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition. Oklahoma:
Pen Well Publishing Co.

Laboratorium Analisa Fluida Reservoir. 2015. Buku Petunjuk Praktikum Fluida Reservoir.
Bandung: TM ITB. TAKA

14

Anda mungkin juga menyukai