Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM ISLAM DI SINGAPURA

DOSEN PEMBIMBING :

JASMIATI,S. Sy. MH

Di susun oleh :

ABDULLAH ALI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU TAMBUSAI


PASIR PANGARAIAN KABUPATEN ROHUL
( ROKAN HULU ), RIAU
TAHUN AJARAN
2019

. 0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih masih banyak kesalahan oleh kaena itu kami sangat mengharapkan saran
dari saidara maupun saudari, yang di tuakan atau yg lebih mengetahui dari kami
dan terutama kepada bapak atau ibuk dosen kami yang sangat kami bangga-
banggakan.

. 1
( DAFTAR ISI )

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum Islam Di Singapura........................................................................4


B. Hukum Islam Di Singapura Pada Masa Kesultanan…….........................6
C. Hukum Islam Di Singapura Pada Masa Kemerdekaan……………………7

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

. 2
BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah masuk, tumbuh dan berkembangnya Islma di Asia Tenggara,


khususnya aspek kebudayaan dan peradaban, masih belum tersingkap seluruhnya.
Penyebabnya antara lain kajian sejarah Islam dengan berbagai aspeknya di Asia
Tenggara oleh kalangan sejarawan asing maupun pribumi, belum mampu
merumuskan suatu paradigma historis yang dapat di jadikan pegangan bersama
yang kadang-kadang sulit di pertemukan satu sama yang lain.

Mengenai tempat asal datangnya Islam ke Asia Tenggara saja, sedikitnya


ada tiga teori besar. Pertama teori yang menyatakan Islam datang langsung dari
Arab. Kedua teori yang menyatakan Islam datang dari India. Teori ketiga ada
yang mengatakan Islam datang dari Bangladesh.

Singapuran adalah subuah negara kota kecil yang terletak di Semenanjung


tanah melayu. Penduduknya terdiri dari berbagai ras dan penganut berbagai
macam agama. Penduduknya berjumkah 4.4250 jiwa.

Hampir 77% warga singapura adalah China, dengan minoritas suku


melayu, yaitu 14% dari seluruh total. Berikutnya di susul oleh India, Pakistan dan
Arab. Sebagian besar etnis melayu menganut mazhab Hanafi, sementara Saudi
Arabia menganut Mazhab Hanbali.

Dikelilingi oleh negara muslim terbesar, Malaysia dan Indonesia.


Singapura selalu sensitif dalam mengelola hubungan etnis dan agamanya.
Pemerintah memperlihatkan reputasi yang sangat baik dalam memerintah
Singapura adalah sebuah masyarakat yang kaya, yang berfungsi sebagai
transportasi utama dan offshore-finance hubungan bagi Asia Tenggara.

Dalam perjalanan sejarahnya, Singapura menjadi satu diantara pusat Islam


paling penting di Asia Tenggara.

. 3
BAB II

PEMBAHASAN

D. Hukum Islam Di Singapura

Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan,


baik dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah
penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam. Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada
± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS
(majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas
keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan
kebudayaan Islam. Singapura menganut sistem sekuler, di mana pemerintah
menerapkan netralitas terhadap semua agama yang ada. Berdasarkan hasil sensus
tahun 2000, diketahui bahwa penduduk singapura yang berumur di atas 15 tahun
menganut beberapa agama, yaitu Budha 42.5%. Islam 14.9%, Kristen 14.6%, Tao
8.5%, Hindu 4.0% dan Agama lain (Yahudi, Zoroaster,dll 0.6%). Kecuali itu,
masih ada sekitar 14.8% yang tidak memiliki atau menganut agama tertentu.

Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara
lebih kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura
juga tidak terlepas dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata
sangat diminati oleh ulama-ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan
tarekat sufi terbesar di Singapura yamg masih ada sampai sekarang ialah Tariqah
„Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba‟lawi. Tarekat ini dipimpin oleh Syed
Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas. Selain tarekat itu juga dijumpai tarekat
Al-Qadiriyyah Wa al Naqshabandiyyah yang berpusat di Geylang Road yang
dikelola oleh organisasi PERPTAPIS (Persatuan Taman Pengajian Islam).

Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat Singapura selalu berupaya


untuk memajukan diri mereka seiring dengan kemajuan negaranya. Pemodernan
pemikiran umat Islam Singapura berpengaruh pula terhadap berkurangnya mitos
dan kepercayaan kepada Khufarat, sehingga semakin mulai menuju kepada cara
beragama yang lebih rasional.

. 4
Lembaga-lembaga Islam di Singapura diantaranya adalah, Majelis Ugama
Islam Singapura (MUIS), Himpunan Dakwah Islamiyah Singapura (JAMIYAH)
dan Majelis Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Berkenaan dengan
MUIS, Pada bulan agustus 1966, parlemen singapura mengeluarkan pengaturan
pelaksanaan hukum Islam (administration of Islam law act) atau biasa disingkat
AMLA. Yang mengantar pada suatu tahap baru dalam sejarah perundangan dan
administrasi Islam di negara ini. MUIS yang berada dibawah undang-undang
tersebut, dibentuk pada tahun 1968.

MUIS ini, merupakan suatu badan hukum yang mengurusi hal-hal yang
berkenaan dengan agama Islam di Singapura. Antara lain memusatkan terhadap
pengumpulan zakat, yang pada awalnya ditangani oleh masjid-masjid lokal, selain
itu juga mengambil alih administrasi wakaf. Kemudian, MUIS juga brtanggung
jawab untuk komite fatwa dan menjadi panitia haji.

Kemudian, lembaga Islam JAMIYAH. Lembaga ini didirikan oleh


Maulana Muhammad Abdul Sidiiqui. Ia merupakan seorang sufi yanga sangat
kahrismatik, seorang mujaddid (refomer, pembaru) atau muballigh (pendakwah).
Lembaga ini mendirikan lembaga wakaf, membuka rumah sakit, membangun
masjid atau madrasah serta menyumbangkan uang dan fasilitas untuk hari-hari
besar Islam seperti maulid nabi.

Selain itu aktivitas dari lembaga ini, termasuk pula memberikan kebutuhan
orang-orang yang ada dirumah sakit atau dipenjara, dan mengajari mereka
pengajaran agama (Islam). Pengajaran ini, juga diberikan pada orang-orang yang
baru masuk Islam Yang terakhir adalah lembaga Islam MENDAKI. Lembaga ini,
didirikan pada tahun 1981, yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang
menangani permasalahan pendidikan anak muslim. Lembaga ini memperoleh
dukungan yang luar biasa, baik dari etnis Melayu Muslim sendirimaupun dari
pemerintah, sehingga pada tahun 1982 status lembaga ini meningkat menjadi
yayasan setelah sukses menyelenggarakan kongres tentang pendidikan anak-anak
Muslim. Dan keberadaan MENDAKI ini, juga memepercepat lahirnya publikasi

. 5
bahan-bahan dan karya yang terkait dengan pendidikan bagi minoritas muslim di
Singapura. Walaupun, pada masa-masa awal masih berbentuk makalah dan belum
berbentuk buku. Akan tetapi, MENDAKI dan organisasi muslim lainnya yaitu
JAMIYAH dan MUIS tetap menerbikan artikel dan makalah yang disampaikan
dalam beberapa seminar dan konferensi.

Sementara, untuk penerapan hukum Islam di Singapura dapat dilihat


antara lain dalam upacara penikahan. AMLA, menggariskan bahwa orang yang
ingin menikah harus mencapai umur 16 tahun. Namun, meskipun demikian
apabila ada permohonan kawin oleh orang yang belum mencapai usia 16 tahun,
pengadilan agama dalam situasi tertentu dapat mengabulkan permohonan tersebut
bila memang yang memohon sudah “dewasa”.

Selain itu, AMLA, juga mengharuskan suami yang ingin menikah lagi atau
beristri lebih dari satu untuk membuat permohonan khusus yang menyatakan
alasan-alasannya serta membuat pernyataan yang menunjukkan kesanggupannya
untuk menghidupi dua istri atau lebih. Sementara, untuk kepentingan
administratif, AMLA meminta agar melaporkan setiap setiap talak yang
dijatuhkan dalam jangka waktu seminngu untuk dicatat pasangan suami istri
tersebut juga harus mengisi lembaran yang sudah ditentukan.

E. Hukum Islam Di Singapura Pada Masa Kesultanan

Eksistensi Islam di Singapura. Dari hasil penelitian Asep Saefullah, Islam


sudah eksis di Singapura (dulu Tumasik) antara abad 8 M dan 11 M. Sejak masa
kuno, Tumasik telah menjadi kota pelabuhan yang ramai disinggahi kapal-kapal
para pedagang dari berbagai belahan dunia, India, Persia, Arab, dan termasuk
Eropa. Bahkan sejak pertengahan abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20,
Singapura menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, melalui
produksi, reproduksi, dan distribusi kitab-kitab cetak keagamaan, dari wilayah
Asia Tenggara maupun Timur Tengah dan Eropa (Lihat Makalah Asep Saefullah,
Tumasik: Sejarah Islam Awal di Singapura 1200-1511 M, hal 21).

. 6
F. Hukum Islam Di Singapura Pada Masa Kemerdekaan

Di era modern, pemeluk Islam di Singapura posisinya minoritas. Yakni sekitar


15% dari total keseluruhan penduduk Singapura. Dengan komposisi 14% ras
melayu dan sisanya dari Arab, Pakistan dan India. Selain ketiga ras tersebut, di
Singapura juga ditemukan orang Cina yang beragama Islam. Menurut Prof Hussin
Mutalib dari National University of Singapore (NUS), orang Cina yang memeluk
agama Islam makin meningkat, namun jumlahnya terbilang masih kecil.

Singapura tentunya dikenal sebagai negara sekuler. Meskipun begitu,


menjalankan syariat Islam di Negeri Singa bagi umat Islam bukanlah hal yang
sulit. Demikian disampaikan Ketua Indonesian Muslim Association In Singapore
(IMAS) Imanuddin Amril dalam pertemuan dengan Perhimpunan Baitul Maal
Wat Tamwil Indonesia. “Alhamdulillah kita bisa menjalankan syariat,” ujar
Imanuddin. Singapura, kata Imanuddin, juga mendukung keberadaan komunitas
muslim di sana. Bentuk konkretnya adalah banyaknya masjid yang dikelola
secara profesional. “Kebanyakan muslim berasal dari penduduk lokal hingga
pendatang, termasuk dari Indonesia,” kata Imanuddin.

Pandangan Lee Terhadap Islam sepanjang hidupnya mendiang Lee Kuan


Yew tercatat pernah memberikan sumbangsih terhadap komunitas Muslim di
Singapura. Pertama, Lee membentuk MUIS pada tahun 1968. Ini semacam
Majelis ulamanya untuk menaungi Muslim Singapura. Kedua, Lee dikenang
pernah memberikan dukungan kuat atas skema dana pembangunan Masjid pada
tahun 1975.

Selain sumbangsihnya di atas, di sisi lain, ternyata Lee punya pandangan


yang tidak mengenakkan terkait agama Islam. Pertama, dalam bukunya yang
berjudul, “Lee Kuan Yew: Hard Truths to Keep Singapore Going” (Straits Times
Press, 2011), Lee menyatakan “kami dapat mengintegrasikan semua agama dan
ras kecuali Islam”. Lee juga menyerukan agar Muslim setempat sedikit lebih
longgar dalam menjalankan agama mereka agar mereka dapat berintegrasi dengan
warga Singapura lainnya. Pandangan Lee soal integrasi ini direspon oleh mantan

. 7
PM Malaysia, Dr Mahathir Mohammad, “Saya tidak terkejut atas pernyataannya
karena menurut dia agama tidaklah penting. Baginya yang terpenting ialah
menghalalkan segala cara, jadi jika dia ingin integrasi rasial di Singapura, ia tidak
akan membiarkan Islam mencapai tujuannya”.

Kedua, dalam bocoran dokumen yang dirilis oleh Wikileaks, Lee


menyebut Islam sebagai „agama yang beracun‟ (venomous religion). Dia
menyampaikan hal itu sewaktu bertemu senator AS Hillary Clinton pada tahun
2005. Akan tetapi Lee menyangkal dengan memperjelas bahwa yang dimaksud
ketika itu kelompok teroris seperti Jamaah Islamiyah dan penyeru jihad yang
menyebarkan ajaran Islam versi mereka.

Ketiga, Saat Lee menjadi menteri Senior Singapura, dia berani menuding
pimpinan Abu Bakar Ba`asyir sebagai pimpinan Jamaah Islamiyah untuk
Singapura dan Malaysia. Selain itu, menurut Lee, masih banyak lagi kelompok
Islam radikal di Tanah Air. Dan, mereka membahayakan Singapura. Bagi Gus
Sholah, tudingan tersebut hanya bentuk ketakutan Singapura karena negeri singa
itu dikelilingi negara Muslim besar, seperti Indonesia dan Malaysia.

Sebelum menutup tulisan ini, belajar dari sosok Lee Kuan Yew, kita bisa
mengetahui bahwa seorang pemimpin non Muslim seperti dia tetap saja mengidap
islamo-phobia. Pada hakekatnya, Lee khawatir dengan pesatnya pertumbuhan
agama ini di negaranya. Terbukti banyak pernyataannya yang tendensius terhadap
Islam. Wallahu‟allam bishowwab

G. Piagam Wanita

Piagam wanita adalah suatu akta untuk mengadakan peruntukan bagi


perkawinan monogami dan bagi perlangsungan dan pendaftaran perkawinan
tersebut; untuk meminda dan menyatukan undang-undang berkenaan perceraian,
hak-hak dan kewajiban orang yang berkahwin, perlindungan keluarga, nafkah
isteri dan anak-anak dan hukuman kesalahan terhadap wanita dan gadis, dan untuk
mengadakan peruntukan bagi perkara yang bersampingan dengannya.

. 8
Piagam wanita merupakan sebuah aktayang telah di luluskan oelh
Parlemen Singapura pada tahun 1961. Akta ini dibentuk bagi meningkatkan dan
melindungi hak-hak wanita di Singapura serta menjamin kesaksamaan undang-
undang yang lebih besar kepada golongan ini dalam suatu perhubungan yang
dibenarkan dibawah undang-undang (kecuali dalam hal ehwal perkawinan orang
Islam dimana ia ditadbir secara berasingan di bawah pentadbiran Akta Undang-
undang Islam. Dalam perkara-perkara lain, akta ini juga merangkumi institusi
perkawinan monogami, hak suami dan istri dalam perkahwinan, perlindungan
keluarga serta kepontesian undang-undang berkenaan perceraian dan perpisahan.

Pindaan terakhir Piagam ini adalah pada bulan Januari 2011. Pindaan
tersebut memperkenalkan peruntukan bagi memudahkan perkawinan di
Singapura, menangani percerain dan kesannay serta mengukuhkan penguatkan
perintah penyelenggaraan.

. 9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan.

Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara
lebih kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura
juga tidak terlepas dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata
sangat diminati oleh ulama-ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan
tarekat sufi terbesar di Singapura yamg masih ada sampai sekarang ialah Tariqah
„Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba‟lawi. Tarekat ini dipimpin oleh Syed
Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas. Selain tarekat itu juga dijumpai tarekat
Al-Qadiriyyah Wa al Naqshabandiyyah yang berpusat di Geylang Road yang
dikelola oleh organisasi PERPTAPIS (Persatuan Taman Pengajian Islam).

Eksistensi Islam di Singapura. Dari hasil penelitian Asep Saefullah, Islam


sudah eksis di Singapura (dulu Tumasik) antara abad 8 M dan 11 M. Sejak masa
kuno, Tumasik telah menjadi kota pelabuhan yang ramai disinggahi kapal-kapal
para pedagang dari berbagai belahan dunia, India, Persia, Arab, dan termasuk
Eropa. Bahkan sejak pertengahan abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20,
Singapura menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, melalui
produksi, reproduksi, dan distribusi kitab-kitab cetak keagamaan, dari wilayah
Asia Tenggara maupun Timur Tengah dan Eropa (Lihat Makalah Asep Saefullah,
Tumasik: Sejarah Islam Awal di Singapura 1200-1511 M, hal 21).

. 10
DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT Raja


Grafindo, 2004

John. O. Voll, dkk, Asia Tenggara: Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam.


Bandung: Fokus Media. 2003

Suhaimi, Cahaya Islam Diufuk Asia Tenggara. Suska Press : 2006

Taufik Abdullah dan Sharon Siddique. Tradisi dan Kebangkitan Islam Di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES. 1988

. 11

Anda mungkin juga menyukai