DOSEN PEMBIMBING :
JASMIATI,S. Sy. MH
Di susun oleh :
ABDULLAH ALI
. 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
. 1
( DAFTAR ISI )
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
. 2
BAB I
PENDAHULUAN
. 3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara
lebih kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura
juga tidak terlepas dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata
sangat diminati oleh ulama-ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan
tarekat sufi terbesar di Singapura yamg masih ada sampai sekarang ialah Tariqah
„Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba‟lawi. Tarekat ini dipimpin oleh Syed
Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas. Selain tarekat itu juga dijumpai tarekat
Al-Qadiriyyah Wa al Naqshabandiyyah yang berpusat di Geylang Road yang
dikelola oleh organisasi PERPTAPIS (Persatuan Taman Pengajian Islam).
. 4
Lembaga-lembaga Islam di Singapura diantaranya adalah, Majelis Ugama
Islam Singapura (MUIS), Himpunan Dakwah Islamiyah Singapura (JAMIYAH)
dan Majelis Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Berkenaan dengan
MUIS, Pada bulan agustus 1966, parlemen singapura mengeluarkan pengaturan
pelaksanaan hukum Islam (administration of Islam law act) atau biasa disingkat
AMLA. Yang mengantar pada suatu tahap baru dalam sejarah perundangan dan
administrasi Islam di negara ini. MUIS yang berada dibawah undang-undang
tersebut, dibentuk pada tahun 1968.
MUIS ini, merupakan suatu badan hukum yang mengurusi hal-hal yang
berkenaan dengan agama Islam di Singapura. Antara lain memusatkan terhadap
pengumpulan zakat, yang pada awalnya ditangani oleh masjid-masjid lokal, selain
itu juga mengambil alih administrasi wakaf. Kemudian, MUIS juga brtanggung
jawab untuk komite fatwa dan menjadi panitia haji.
Selain itu aktivitas dari lembaga ini, termasuk pula memberikan kebutuhan
orang-orang yang ada dirumah sakit atau dipenjara, dan mengajari mereka
pengajaran agama (Islam). Pengajaran ini, juga diberikan pada orang-orang yang
baru masuk Islam Yang terakhir adalah lembaga Islam MENDAKI. Lembaga ini,
didirikan pada tahun 1981, yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang
menangani permasalahan pendidikan anak muslim. Lembaga ini memperoleh
dukungan yang luar biasa, baik dari etnis Melayu Muslim sendirimaupun dari
pemerintah, sehingga pada tahun 1982 status lembaga ini meningkat menjadi
yayasan setelah sukses menyelenggarakan kongres tentang pendidikan anak-anak
Muslim. Dan keberadaan MENDAKI ini, juga memepercepat lahirnya publikasi
. 5
bahan-bahan dan karya yang terkait dengan pendidikan bagi minoritas muslim di
Singapura. Walaupun, pada masa-masa awal masih berbentuk makalah dan belum
berbentuk buku. Akan tetapi, MENDAKI dan organisasi muslim lainnya yaitu
JAMIYAH dan MUIS tetap menerbikan artikel dan makalah yang disampaikan
dalam beberapa seminar dan konferensi.
Selain itu, AMLA, juga mengharuskan suami yang ingin menikah lagi atau
beristri lebih dari satu untuk membuat permohonan khusus yang menyatakan
alasan-alasannya serta membuat pernyataan yang menunjukkan kesanggupannya
untuk menghidupi dua istri atau lebih. Sementara, untuk kepentingan
administratif, AMLA meminta agar melaporkan setiap setiap talak yang
dijatuhkan dalam jangka waktu seminngu untuk dicatat pasangan suami istri
tersebut juga harus mengisi lembaran yang sudah ditentukan.
. 6
F. Hukum Islam Di Singapura Pada Masa Kemerdekaan
. 7
PM Malaysia, Dr Mahathir Mohammad, “Saya tidak terkejut atas pernyataannya
karena menurut dia agama tidaklah penting. Baginya yang terpenting ialah
menghalalkan segala cara, jadi jika dia ingin integrasi rasial di Singapura, ia tidak
akan membiarkan Islam mencapai tujuannya”.
Ketiga, Saat Lee menjadi menteri Senior Singapura, dia berani menuding
pimpinan Abu Bakar Ba`asyir sebagai pimpinan Jamaah Islamiyah untuk
Singapura dan Malaysia. Selain itu, menurut Lee, masih banyak lagi kelompok
Islam radikal di Tanah Air. Dan, mereka membahayakan Singapura. Bagi Gus
Sholah, tudingan tersebut hanya bentuk ketakutan Singapura karena negeri singa
itu dikelilingi negara Muslim besar, seperti Indonesia dan Malaysia.
Sebelum menutup tulisan ini, belajar dari sosok Lee Kuan Yew, kita bisa
mengetahui bahwa seorang pemimpin non Muslim seperti dia tetap saja mengidap
islamo-phobia. Pada hakekatnya, Lee khawatir dengan pesatnya pertumbuhan
agama ini di negaranya. Terbukti banyak pernyataannya yang tendensius terhadap
Islam. Wallahu‟allam bishowwab
G. Piagam Wanita
. 8
Piagam wanita merupakan sebuah aktayang telah di luluskan oelh
Parlemen Singapura pada tahun 1961. Akta ini dibentuk bagi meningkatkan dan
melindungi hak-hak wanita di Singapura serta menjamin kesaksamaan undang-
undang yang lebih besar kepada golongan ini dalam suatu perhubungan yang
dibenarkan dibawah undang-undang (kecuali dalam hal ehwal perkawinan orang
Islam dimana ia ditadbir secara berasingan di bawah pentadbiran Akta Undang-
undang Islam. Dalam perkara-perkara lain, akta ini juga merangkumi institusi
perkawinan monogami, hak suami dan istri dalam perkahwinan, perlindungan
keluarga serta kepontesian undang-undang berkenaan perceraian dan perpisahan.
Pindaan terakhir Piagam ini adalah pada bulan Januari 2011. Pindaan
tersebut memperkenalkan peruntukan bagi memudahkan perkawinan di
Singapura, menangani percerain dan kesannay serta mengukuhkan penguatkan
perintah penyelenggaraan.
. 9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara
lebih kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura
juga tidak terlepas dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata
sangat diminati oleh ulama-ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan
tarekat sufi terbesar di Singapura yamg masih ada sampai sekarang ialah Tariqah
„Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba‟lawi. Tarekat ini dipimpin oleh Syed
Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas. Selain tarekat itu juga dijumpai tarekat
Al-Qadiriyyah Wa al Naqshabandiyyah yang berpusat di Geylang Road yang
dikelola oleh organisasi PERPTAPIS (Persatuan Taman Pengajian Islam).
. 10
DAFTAR PUSTAKA
Taufik Abdullah dan Sharon Siddique. Tradisi dan Kebangkitan Islam Di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES. 1988
. 11