Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih
membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data dapat berwujud suatu
kondisi/keadaan, suara, huruf, simbol, gambar, angka, ataupun bahasa lainnya yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat objek, lingkungan, kejadian ataupun
suatu konsep. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari sebuah formasi,
model, organisasi ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang mempunyai
keterangan tertentu dan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang
menerimanya. Dengan demikian, data dapat dianggap sebagai objek dan informasi
adalah suatu subjek yang bermanfaat bagi penerimanya. Selain itu, informasi dapat
dikatakan sebagai pemrosesan atau hasil pengolahan data.
Untuk itu dibawah ini saya akan menjelaskan pengertian jenis-jenis statistika
yang benar beserta definisinya.
.
Berdasarkan orientasi pembahasannya maka statistika dibedakan menjadi:
1. Statistika Matematik (mathematical statistic)
Statistika matematik atau lebih dikenal dengan statistika teoritis yang lebih
berorientasi pada pemahaman model dan teknik-teknik statistika secara
matematis-teoriti.
2. Statistika Terapan (applied statistic)
Statistika terapan lebih menekankan pembahasannya pada pemahaman
intuitif atas konsep dan teknik-teknik statistika serta penggunaannya pada
berbagai bidang ilmu.
Populasi
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
Sample
Sample adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar
dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
3. Harus up to date
4. Batas-batasnya harus jelas
5. Harus dapat dilacak dilapangan
Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi) Ciri-ciri sample yang
ideal adalah:
dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti
Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan
penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh
Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.
Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel,
antara lain:
1. Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi makin sedikit
jumlah sampel yang diambil
2. Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki
makin banyak jumlah sampel yang diambil
3. Rencana analisa
4. Tenaga biaya dan waktu
Beberapa Teknik dalam Pengambilan Sample
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
b. Non-Probability Sampling.
Non probability sampling terdiri dari:
1. Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar
menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20
dst)
2. Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada
terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan)
3. Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang
kebetulan ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui
dijalan…untuk meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako
4. Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan
tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai
sampel)
5. Sampling jenuh (sensus),
6. Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk
menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan tersebut diminta
untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya.
Teknik Penentuan Jumlah Sampel
Salah satu cara untuk menentukan jumlah sample adalah dengan menggunakan rumus
dari Taro Yamane:
n = Jumlah sample,
N = Jumlah Populasi,
d² = Presisi yang inginkan (misal 5 % atau 10 %)
Sensus VS Sampling
perbandingan sensus dengan sampling
No Perbandingan Sensus Sampling
Kurang akurat jika
Lebih akurat. Kayak contoh diatas yang
dibandingin ama
1 Keakuratan data 100 lelaki jomblo diatas. Gue rasa udah
sensus. Gue rasa
jelas kali ya.
juga udah jelas.
Lebih sedikit
Lebih banyak. Kalo lu mau neliti 100 lelaki
timbang sensus. Ya
jomblo mungkin masih bisa lu kerjain
iyalah semisal dari
sendirian atau bareng tim kecil lu. Kalo
2 Kebutuhan tenaga 1000 itu lu ambil
1000 lelaki jomblo. Gempor gempor tuh
sampling 50 orang
badan.Makanya biar gak gempor perlu tim
udah bisa tu lu
yang lebih banyak.
handle sendiri.
Tambah tenaga — > tambah uang Lebih irit. Lha wong
3 Kebutuhan dana makanTambah data — > nambah lu Cuma fotokopi 50
fotokopian, kertas dll lembar doang haha.
Lebih cepat.
Contoh nya hasil
Lebih lama. Udah jelas. Contoh lain
quick count
pengumpulan data pemilu oleh KPU.
Waktu yang pemilu. Selang
4 Meskipun agak beda intinya sama gan,
dibutuhkan beberapa jam lu
sama-sama mencari data personally semua
orang bisa tau
penduduk indonesia. Lama bet kan ya.
siapa pemenang
pemilu.
Lu kudu mikir siapa
yang lu sampling.
Apa secara random
atau dengan
pertimbangan.
Kalo sensus lu gak perlu pusing mikirin
Misalnya lelaki
5 Kesulitan metode siapa yang lu ambil datanya karena
jomblo yang lu
SEMUA lu tanyain satu-satu.
sampling disebar
tiap interval umur
dan atau dari jenis
kendaraan yang
dipakainya
mungkin.Teknik
sampling ini sangat
penting gan. Biar
gak bias dan
menggambarkan
keadaan yang
sebenarnya.
Sensus atau pendataan menyeluruh Kalo sampling biasa
biasanya dilakukan oleh : dilakukan oleh :
Akademisi yang bikin penelitian (U Akademisi (U
don’t say -.-‘’) don’t say).
Instansi pemerintahan Metode ini
Banyak kita jumpai sensus yang dilakukan merupakan
pemerintah seperti Sensus barang milik metode yang
daerah, Sensus penduduk, sensus pajak paling sering
dan lain sebagainya. Biasanya sensus ini digunakan
digunakan untuk kegiatan dan untuk laporan
pengendalian internal dari instansi PKL, Skripsi,
tersebut. Thesis,
Termasuk didalamnya inventarisasi maupun
barang (sama dan hampir serupa ama penelitian
sensus barang) lain. Data
Perusahaan ribuan mau
6 Praktisi
Mungkin lebih tepat di bilang sensus, ya
inventarisasi kali ya ketimbang kali.
sensus (meskipun prinsipnya hampir Auditor
sama yaitu pengumpulan data eksternal
secara menyeluruh). Jadi dalam Baik auditor
suatu waktu perusahaan membuat eksternal
inventarisasi barang. Mereka pemerintah (BPK)
mendata satu persatu barang yang maupun auditor
dimilikinya, baik itu aset maupun swasta (KAP) gak
inventory. Untuk perusahaan yang bakal sanggup dan
punya inventory sering diadakan mau meriksa satu-
stock opname internal atau satu kalo
pemeriksaan fisik secara populasinya
menyeluruh inventory satu persatu. berjibun. Selain
Auditor eksternal tidak efektif dan
Dalam ruang lingkup pemeriksaan metode efisien, Auditor
pemeriksaan menyeluruh dengan (sensus) kerjaannya
diterapkan untuk inventory yang material banyak!!!! Bukan
(stock opname) hanya satu atau dua
perusahaan doang.
Hiks. Makanya
metode sampling ini
paling favorit
digunakan disetiap
prosedur audit.
Misalnya pengadaan
aset tetap, kan
banyak banget
pengadaan barang
dalam setahun,
schedule penjualan
dan pembelian yang
ribuan jumlahnya
dengan voucher
yang disusun di
puluhan ordner file
untuk masing-
masing akun.
Haissshhhh bisa
habis waktu buat
ngecek vocher
doang tuh.
Lembaga
survey
Contohnya pas
pemilu presiden
lalu. Dalam
beberapa jam udah
ketauan tuh siapa
presiden baru kite.
Pemgambilan Sample
Ada Beberapa Teknik Pengambilan Sample, yaitu:
1. Teknik sampling secara probabilitas
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling
yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh
anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh
diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling
populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian.
b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa
penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang
kesekian dari daftar populasi.
c. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling).
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis.
d. Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi
sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik
sampling secara proportional.
e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak
tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian
karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya
dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan
secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster
sampling atau multi-stage sampling.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
Biro Pusat Statistik (BPS)
Rumah sakit
Lembaga atau institusi