PEMODELAN DAN SIMULASI PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT PADA
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RUMAH SAKIT
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit - Pasal 1 Ayat 1 dikatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit merupakan salah satu pilihan tempat berobat bagi seseorang dengan kondisi kesehatan yang sedang terganggu (sakit). Pasien akan dikategorikan dengan menggunakan prosedur Triase. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan, Triase adalah pemberlakuan sistem prioritas dengan penentuan/penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan, yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Konsep ini membagi pasien menjadi tiga kategori, yaitu immediate, urgent, dan non-urgent. Pasien dengan kategori urgent akan langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, IGD adalah bagian dari rumah sakit yang menampung dan melayani pasien yang sangat gawat. Pasien dengan kategori darurat harus segera menerima penanganan dengan response time yang cepat dari tenaga medis agar tidak terjadi hal-hal yang dapat berakibat fatal. Hal ini karena response time yang memanjang dalam penanganan pasien gawat darurat dapat menurunkan usaha penyelamatan pasien (Maatilu, 2014). Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan sistem yang benar-benar efektif dan efisien pada IGD agar pasien dapat menerima tindakan langsung tanpa harus menunggu lama dikarenakan adanya antrian yang panjang. Dengan menciptakan model simulasi, kita dapat mengetahui tingkat keefektifan dari suatu sistem. Seperti pada Tugas Akhir (skripsi) oleh Deary Previanto mengenai Pemodelan dan Simulasi Pelayanan Gawat Darurat Pada IGD RSU Haji Surabaya yang menggunakan model antrian single channel multi-phase dan disiplin antrian First Come First Serve (FCFS). Single channel multi-phase artinya memiliki satu antrian tetapi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan lebih dari satu. Semantara FCFS adalah sistem antrian dengan melayani pasien yang datang terlebih dahulu. Data yang dibutuhkan pada simulasi adalah data jumlah pasien, waktu masuk dan keluar pasien, waktu tindakan 1 dan 2, dan waktu pengambilan obat. Proses awal yang dilakukan adalah memodelkan distribusi probabilitas dari antrian data yang sudah tersedia. Setelah dimodelkan, maka dibangkitkan bilangan random dengan menggunakan model distribusi probabilitas diantaranya distribusi Normal, distribusi Lognormal, distribusi Weibull, dan distribusi Gamma. Proses selanjutnya adalah melakukan simulasi menggunakan data yang sudah dimodelkan sehingga akan dihasilkan informasi untuk menganalisa tingkat efisiensi pelayanan pada IGD rumah sakit. Parameter keluaran yang dihasilkan berupa jumlah pasien yang dapat dilayani dalam sehari dan nilai utilisasi dari semua tahapan pelayanan, sehingga dapat memberikan informasi berupa kinerja dari setiap proses pada IGD dalam waktu 30 hari. Hasil didapatkan bahwa semakin besar quantity maka utilisasi akan menurun, sedangkan semakin lama waktu pelayanan maka utilisasi akan semakin bertambah. Semakin besar utilisasi menyebabkan staf medis sibuk dan sulit untuk berkonsentrasi. Kelalaian ini dapat berakibat fatal sehingga lebih baik dihindari. Sistem yang efektif adalah apabila setiap staf medis melayani lebih dari 1 orang dan waktu pelayanan dilakukan lebih cepat dari waktu pelayanan yang terukur tanpa melupakan faktor keselamatan pasien. Dengan adanya simulasi seperti yang telah dijelaskan di atas didapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan sistem yang efektif dan efisien. Keunggulan simulasi adalah dapat menggambarkan dengan detail jumlah pasien yang seharusnya dilayani dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pelayanan medis. Selain itu, dengan simulasi di atas juga dapat menjelaskan hubungan antara kenaikan besaran quantity yang dalam simulasi ini merupakan jumlah pasien dengan besaran utilisasi, serta hubungan antara besaran utilisasi dengan kondisi staf medis. Hal ini sudah sesuai dengan konsep simulasi yaitu dapat terjadi banyak kemungkinan yang akan memengaruhi sistem sehingga dibutuhkan adanya hubungan antara variabel yang digunakan. Apabila menelisik lebih dalam, terdapat beberapa kekurangan pada simulasi yang diterangkan. Data yang digunakan hanya data yang dimiliki oleh entitas luar rumah sakit, yaitu pasien. Padahal kemungkinan yang memengaruhi juga dapat berasal dari entitas yang berasal dari rumah sakit, yaitu pelayanan staf medis. Simulasi dapat dilakukan dengan menambah kemungkinan pelayanan staf medis yang ada, sehingga jumlah pasien yang dilayani akan lebih banyak tanpa mengurang tingkat keefektifan sistem yang digunakan. Kekurangan di atas dapat diatasi dengan simulasi yang dilakukan pada jurnal Pengembangan Model Simulasi untuk Perencanaan Kapasitas Unit Perawatan Intensif (ICU) oleh Abdurrozzaq Hasibuan dan Muthi Bintang (2005). Kita dapat melakukan metode simulasi dengan sumber input pasien dan pelayanan rumah sakit. Keputusan diambil dengan metode tingkat aspirasi (aspiration level method) dan analisis benefit cost ratio. Tingkat aspirasi yang ditetapkan adalah rata-rata waktu tunggu pasien dan % pelayanan rumah sakit. Dengan metode simulasi ini dapat diputuskan jumlah penambahan pelayanan rumah sakit agar sistem lebih efisien dan efektif. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Abdurrozzaq dan Bintang, Muthi. 2005. Perkembangan Model Simulasi Untuk Perencanaan Kapasitas Unit Perawatan Intensif (ICU) Vol 6. Maatilu, V., Mulyadi., Malara, R. T. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan respon time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado. E-jurnal Keperawatan (e-Kep) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 Pelayanan Kegawatdaruratan. 11 November 2018. Lembar Negara Republik Indonesi Tahun 2018. Jakarta. Previanto, Deary. 2018. Pemodelan dan Simulasi Pelayanan Gawat Darurat Pada IGD RSU Haji Surabaya. Skripsi. Program Studi Sistem Informasi Institut Bisnis dan Informatika Surabaya. Surabaya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Rumah Sakit. 28 Oktober 2009. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009. Jakarta.