Anda di halaman 1dari 2

Simulasi Genangan Banjir

Di Indonesia banyak bencana alam salah satunya bencana banjir. Banjir merupakan
bencana yang dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun korban jiwa. Banjir
terjadi akibat dari meningkatnya debit air yang terjadi di badan sungai. Jika debit air sungai
semakin meningkat dan badan sungai tidak mampu lagi menampung debit air, maka air sungai itu
akan melimpah keluar badan sungai. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab
terjadinya banjir dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-
sebab alamiah dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Banjir yang disebabkan oleh
sebab-sebab alamiah diantaranya curah hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas
sungai, kapasitas drainase yang tidak memadai dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir yang
disebabkan oleh tindakan manusia adalah perubahan kondisi DAS, kawasan kumuh, sampah,
kerusakan bangunan pengendali banjir dan perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat.

Dalam rangka penanganan dan pencegahan bencana banjir dapat dilakukan simulasi
genangan banjir, agar dapat memitigasi dan memprediksi lokasi yang terindikasi banjir, baik luas
area yang tergenang maupun tinggi genangan sehingga dapat dilakukanya pemetaan jalur evakuasi
yang efisien, menjadi acuan dan bahan pembelajaran untuk pembuatan sistem drainase, untuk
pembuatan peta bahaya banjir sehingga dengan diketahuinya daerah yang rentan terhadap banjir
dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap kondisi daerah yang ditempati. Untuk
melakukan simulasi dibutuhkan data berupa lokasi/peta topografi, tata guna lahan, data aliran,
batas sungai, potongan melintang sungai, dan data penguapan.

Skenario simulasi dilakukan dengan mengunakan parameter ketinggian dan kemiringan


permukaan tanah dari peta topografi dan peta tata guna lahan, data aliran yang diperoleh dari
stasiun pencatat aliran yang dikelola oleh Dinas Pengairan, curah hujan, batas sungai, potongan
melintang sungai dan data penguapan. Setelah parameter terpenuhi model dapat disimulasikan.
Simulasi terbagi menjadi dua yang pertama terdapat pemodelan hidrologi, pemodelan hidrologi
daerah aliran sungai dimaksudkan untuk melakukan transformasi data hujan menjadi limpasan.
Kedua degan melakukan pemodelan hidraulik untuk mengetahui kapasitas tampung alur sungai
dan profil muka air banjir rencana pada periode ulang tertentu berdasarkan debit banjir rencana.

Hasil dari simulasi ini dapat digunakan sebagai salah satu peta bahaya banjir yang
digunakan oleh masyarakat sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam meningkatkan
ketahanan masyarakat terhadap banjir serta digunakan untuk memetakan resiko banjir. Kita dapat
memprediksi area yang terkena banjir dan untuk pengambilan keputusan dalam rangka untuk
mencari alternatif solusi pengendalian banjir. Hasil prediksi debit banjir dalam melakukan simulasi
banjir menunjukkan kesesuaian yang cukup bagus dalam hal besaran debit banjir maupun durasi
kejadian banjir

simulasi banjir umumnya masih dilakukan pemodelan secara terpisah antara simulasi
hidrologi dan hidraulik. Padahal suatu objek yang menjadi permasalahan, kadang sangat
dipengaruhi oleh sekitarnya sehingga tidak dapat terlepas dengan wilayah lainnya, apalagi
permasalahan tersebut berkaitan dengan banjir yang terkait dengan ruang dan waktu. Dalam
melakukan simulasi ini dibutuhkan banyak data, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki
ketersediaan data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi ini.

Referensi
Ginting, S., Farid, M., & Kusuma, S. B. (2015). Pengembangan Peta Bahaya Banjir Berdasarkan
Model Matematik Quasi 2 Dimensi . Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
.
Putuhena, W. M., & Ginting, S. (2013). PENGEMBANGAN MODEL BANJIR JAKARTA .
Pengembangan Model Banjir Jakarta .
YUSRI, O. A. (2009). Aplikasi GIS dan Simulasi Banjir Sungai Siak Pekanbaru Menggunakan
XP-SWMM . JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA .

Anda mungkin juga menyukai