Anda di halaman 1dari 45

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No. dokumen
No. Revisi
Puskesmas Basse Sangtempe Utara Tanggal Terbit
Desa pantilang SPO Halaman
Kecamatan Basse Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

KEPALA PUSKESMAS
BASSE SANGTEMPE UTARA
Puskesmas
Basse Sangtempe Utara
A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007
Pemeriksaan golongan darah adalah merupakan cara menetapkan
PENGERTIAN golongan darah dengan mengunakan kaca objek dan menetapkan jenis
aglutinogen yang ada dalam sel sehingga akan di capai aglutinasi.

TUJUAN Untuk mengetahui golongan darah seseorang

KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas /PKM-BSU/TU/I/2019

REFERENSI
Penuntun Lab Klinik PT. Dian Rakyat / R. Ganda Soebrata

A. Alat :
- Kaca objek
- Lancet
- Kapas alkohol / tissue
B. Reagen :
- Serum anti A, anti B, anti AB, anti O
ALAT DAN BAHAN C. Bahan :
- Darah
LANGKAH-LANGKAH BAGAN ALIR

Cuci Tangan
1. Petugas mencuci tangan

2. Petugas memakai jas lab / Memakai jas lab+sarung


sarung tangan dan masker tgn+masker

3. Mempersiapkan alat reagen Mempersiapkan alat &


reagen
sesuai pemeriksaan

4. Memberikan penjelasan kepada


pasien / keluarga Memberi penjelasan ttg
cara pengambilan sampel
5. Sampling darah kapiler
Cara kerja :
a. Bersihkan dengan kapas
alcohol 70% bagian yang akan Pengambilan sampel darah
secukupnya pada bagian
ditusuk, biarkan kering dengan ujung jari dan kemudian
sendirinya. menutup jari dengan kapas
b. Bagian jari yang akan kering
ditusuk dipegang agar tidak
bergerak dan jangan diremas.
c. Tusuk dengan cepat
memakai lancet steril dengan
posisi lancet tegak lurus.
d. Tetes darah pertama dilap
dengan tissue, tetes berikutnya
diperlukan sebagian sampel
sesuai keperluan pemeriksaan
e. Setelah selesai diambil
darahnya, bekas tusukan tutup
dengan kapas kering Melakukan pemeriksaan
darah dengan menggunakan
6. Cara kerja pemeriksaan sistem ABO
golongan darah
a. Teteskan darah pada kartu
golongan darah sesuai
kolomnya yang 4 bagian.
b. Teteskan 1 tetes serum anti
A.
c. Teteskan 1 tetes serum anti
B.
d. Teteskan 1 tetes serum anti
Lihat hasil aglutinasi
AB.
e. Teteskan 1 tetes serum anti
O.
f. Campur dengan ujung lidi
(satu lidi untuk satu macam
Intrepetasi hasil
campuran). pemeriksaan dan
g. Goyangkan kartu golongan menetapkan golongan darah
darah dengan gerakan sesuai nilai baku
melingkar selama 4 menit.
h. Lihat hasil aglutinasinya
i. Penilaian hasil untuk
menetapkan golongan darah
GOL. DARAH A
- Anti A ada aqlutinasi
- Anti B tidak ada
aqlutinasi
- Anti AB ada aqlutinasi
- Anti O ada aqlutinasi

GOL. DARAH B
- Anti A tidak aqlutinasi
- Anti B ada aqlutinasi
- Anti AB ada aqlutinasi
- Anti O ada aqlutinasi

GOL. DARAH AB
- Anti A ada aqlutinasi
- Anti B a ada aqlutinasi
- Anti AB ada aqlutinasi
- Anti O ada aqlutinasi

GOL. DARAH O
- Anti A tidak ada
aqlutinasi
- Anti B tidak tidak ada
aqlutinasi
- Anti AB tidak ada
aqlutinasi
- Anti O tidak ada
aglutinasi

7.Memberi tahu pasien tentang Memberi tahu hasil ke Pasien


hasil pemeriksaan

8.Membuang sampah medis Membuang sampah medis pd tempatnya

9.mencatat di buku register


Mencatat hasil pada buku register
laboratorium
Mencatat hasil pada blanko
10.Mencatat di blanko hasil dan
memberikannya kepada pasien

11.Merapikan alat dan bahan Mencuci/ Merapikan alat dan bahan

12. Mencuci tangan


Cuci Tangan kembali

Poli Umum
Poli KIA
UGD
Unit terkait Rawat Inap
Puskesmas Pembantu
1.Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium
Dokumen terkait
2.Buku register laboratorium
3.Rekam medis

PEMERIKSAAN TEST KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse 0 1/1
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007
PENGERTIAN Pemeriksaan test kehamilan

TUJUAN Untuk mengetahui hasil urine negatif atau positif

RUANG LINGKUP Pasien

KEBIJAKAN Seluruh Analis (Petugas Lab)


DOKUMEN TERKAIT

Persiapan
A. Alat :
- Wadah urine
B. Bahan :
- Urine

Penatalaksanaan
1. Memakai jas lab / sarung tangan dan masker
PROSEDUR 2. Mempersiapkan alat reagen sesuai pemeriksaan
3. Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga
4. Cara kerja pemeriksaan
a. Ditampung sejumlah urine dalam pot urine (wadah).
b. Celupkan test kehaliman.
c. Tunggu 5 detik, perhatikan timbulnya garis.
d. Jika garis I menunjukkan hasil negatif.
e. Jika garis II menunjukkan hasil positif.

UNIT TERKAIT Poli KIA, Poli Umum

PEMERIKSAAN ANALISIS URINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007
Pemeriksaan analisis urine
PENGERTIAN
Untuk mengetahui bau, warna, kekeruhan, keasaman, dan berat jenis dan mencari
TUJUAN
unsur-unsur sedimen urine.

RUANG LINGKUP Pasien

KEBIJAKAN Analisis (Petugas Lab)

DOKUMEN TERKAIT

Persiapan
A. Alat :
- Pot urine
- Centrifuga
- Tabung centrifuga
- Mikroskop
- Kaca objek dan penutupnya
- Tissue
B. Bahan :
- Urine
C. Reagen :
- Strip combu 10prm

Penatalaksanaan
1. Memakai jas lab / sarung tangan dan masker
2. Mempersiapkan alat reagen sesuai pemeriksaan
3. Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga
4. Cara kerja pemeriksaan urine
a. Ditampung sejumlah urine dalam pot urine (wadah) jumlah minimal
PROSEDUR 10ml.
b. Warna dan kejernihan dilihat secara visual.
c. Urine dikocok kemudian dituangkan ± 50ml kedalam tabung sentifuga,.
d. Dicelup reagen strip combur 10 parameter kedalam tabung sentrifuga
yang berisi urine tersebut sampai seluruh darah reagen tercelup.
e. Reagen strip segera diangkap, tiriskan pada kertas tissue dengan posisi
vertikal.
f. Dibaca reagent paper dengan membandingkan warnanya dengan warna
yang ada pada kemasan botol secara horizontal.
g. Diputar tabung yang berisi urine tersebut dengan kecepatan 3000-
4000rpm selama 10 menit.
h. Dibuat cairan superatannya sisakan, kemudian dikocok sampai homogen
dan ditetesan pada kaca objek serta tutup dengan kaca penutup (deck
glass).
i. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa 0 objektif 10x
(untuk silinder ephitel dan kristal) objektif 40x (untuk leukosit dan
eritrosit).
j. Makroskopis urine
Warna dilaporkan sesuai dengan warna urine (kuning, merah, kuning tua,
dll) sedangkan kejernihan dilaporkan dalam (jernih, agak keruh, keruh).
k. Kimia urine
Protein, elukosa, blirubin, urobilinogen, keton nitrit.
l. Mikroskop urine (sidimen)
Leukosit, eritrosit dihitung jumlah rata-rata pada 5 lapangan pandang
besar (LPB) ephitel, kristal, selinder dihitung jumlah rata-rata pada 5
lapangan pandang kecil (PKK) dan disebut jenisnya, dilaporkan (-), (+)
atau (++).

UNIT TERKAIT Poli Umum

TATA LAKSANA LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse
Sangtempe Utara 0 1/4
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda – benda yang menghasilkan panas (misal : api, air
panas, listrik) atau zat- zat yang bersifat membakar ( misal : asam
kuat,basa kuat)

Pemeriksaan fisik
 Tentukan luas dan dalamnya luka bakar
 Nilai ada / tidaknya trauma lain
 Timbang pasiennya

Kedalaman luka bakar/derajat luka bakar


1. Tanda-tanda luka bakar superfisial = derajat 1
 Seperti luka bakar karena matahari
 Kerusakan jaringan minimal,terbatas pada epidermis
 Eritema yang ringan
 Nyeri yang hilang dalam 48-72 jam
 Epidermis mengelupas dan tidak ada parut
2. Sebagian ketebalan kulit = derajat 2
 Mengenai seluruh epidermis & berbagai ketebalan
dermis,terdiri dari :
 Superfisial : nyeri,oedema ,pink bula.sembuh spontan <2-3
minggu
 Dalam : merah/bercak merah & putih,seringkali
kering,tusukan jarum lebih dirasakan sebagai tekanan daripada
nyeri,bula. Penyembuhan lama tanpa eksisi dan
tandur,biasanya terbentuk parut.
3. Seluruh ketebalan = derajat 3
 Seluruh epidermis dan dermis rusak
 Relatif tak nyeri
 Seperti kulit lilin,terbakar dan hitam
 Kadang tampak pembuluh darah yang mengalami trombosis
 Tidak akan sembuh tanpa eksisi dan tandur

TUJUAN Sebagai acuan dalam pengobatan luka bakar

RUANG LINGKUP Pasien yang mengalami luka bakar

KEBIJAKAN Perawat yang terampil

DOKUMEN TERKAIT a. Kepustakaan


b. Literature
c. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat steril
1. Pinset anatomis
2. Pinset cirurgis
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Handscoen
8. Spuit
9. NaCl

Pelaksanaan
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perwat memakai handscoen)
4. Perawat membersihkan luka bakar

Pengelolaan inisial luka bakar


 Cuci dengan NaCl 0,9 %
 Buang semua kulit yang lepas
 Obat topikal hanya diberikan bila ada keterlambatan dalam
rujukan,karena membersihkan obat ini di rumah sakit rujukan
membuang waktu
 Tutup luka bakar dengan pembalut steril kering
 Pencegahan tetanus
 Bula jangan dipecahkan

Obat topikal
 Silver sulfadiazin 1% cream . merupakan obat topikal spektrum
luas,bakteriostatik,tidak nyeri,dan biasanya memberi rasa
nyaman,anti jamur
 Mafenide acetat cream at sol 5% . menembus eskar,bersifat nyeri
 Bacitrasin ointment

Luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas


 Buka semua perhiasan
 Periksa sirkulasi distal,apakah ada sianosis,capillary
refiling,parestesi

Perawatan luka
 Luka bakar derajat 2 : atasi nyeri
 Tutup luka dengan linen bersih
 Jangan pecahkan bula
 Jangan diberikan kompres dingin karena dapat menyebabkan
hipotermi
 Antibiotika hanya untuk terapi infeksi
 Pencegahan tetanus

Pengelolaan luka bakar listrik


 Airway-breathing
 Circulatio : kateter iv pada ekstremitas yang sehat,monitor EKG
dan kateter urine
 Fibrilasi ventrikel berikan lidokain

Penanganan Luka bakar kimia


 Buka pakaian
 Sapu bubuk bahan kimia
 Irigasi dengan air hangat yang mengalir
 Menetralisir zat kimia adalah kontra indikasi

KRITERIA RUJUKAN LUKA BAKAR


 Luka bakar derajat 2 dan 3 > 10% luas penampang tubuh pada
pasien berumur < 10 tahun atau > 50 tahun
 Luka bakar derajat 2 dan 3 > 20% luas penampang tubuh pada
golongan unur lainnya
 Luka bakar derajat 2 dan 3 yang mengenai wajah,mata
telinga,tangan,kaki genital,perineum atau yang mengenai kulit
diatas sendi-sendi besar
 Luka bakar derajat 3 >5% luas penampang tubuh pada tiap
golongan umur
 Luka bakar listrik yang bermakna,termasuk karena kilat
 Luka bakar kimiawi yang bermakna
 Trauma inhalasi
 Luka bakar pada pasien yang sudah mempunyaipenyakit
sebelumnya yang dapat menyulitkan pengelolaan,memperlambat
penyembuhan & mempengaruhi mortalitas
 Setiap pasien luka bakar yang disertai trauma lain yang
mempunyai resiko morbiditas atau mortalitas yang meningkat
 Anak-anak dengan luka bakar yang di rawat di rumah sakit tanpa
personil ataualat yang tidak memadai
 Luka bakar pada pasien yang memerlukan bantuan sosial dan
emosional khusus atau memerlukan rehabilitasi dalam waktu
yang lama,seperti kekerasan pada anak atau anak yang di
telantarkan
 Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD,Rawat inap


TATA LAKSANA LUKA TUSUK PAKU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse
Sangtempe Utara 0 1/2
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN
Tatacara mengobati luka tusuk paku
TUJUAN 1. Memberi rasa aman
2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial

RUANG LINGKUP Pasien yang tertusuk paku

KEBIJAKAN Perawat yang terampil

DOKUMEN TERKAIT a. Kepustakaan


b. Literature
c. Alamat web/ internet

PROSEDUR Alat dan Bahan


Persiapan alat steril
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Hand scoen
9. Spuit NaCl

Baki berisi alat non steril


1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine)
5. Tempat sampah
6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi

PELAKSANAAN
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cross incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan di bersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
10. Berikan ATS
11. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
12. Klien di rapikan
13. Alat dibereskan dan di bersihkan
14. Perawat cuci tangan
15. Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD


NEBULIZER

Puskesmas Basse No. Dokumen No. Revisi Halaman


Sangtempe Utara 0 1/2
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan


dahak dan melonggarkan jalan nafas

TUJUAN Sebagai acuan tindakan nebulizer

RUANG LINGKUP Pasien yang memerlukan tindakan nebulizer

KEBIJAKAN Petugas kesehatan yang terampil dan di bawah pengawasan dokter

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Alat dan Bahan
Persiapan alat
1. Tabung O2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain :
Ventolin,NaCl,dexamethason
3. Masker oksigen
4. Nebulizer

Persiapan pasien
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
2. Pasien di atur sesuai kebutuhan

Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Mengisi ventolin pada nebulizer
3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator
4. Memasang masker pada pasien
5. Nebulizer dinyalakan
6. Observasi pasien
7. Selesai dilakukan tindakan pasien di rapikan
8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
9. Perawat cuci tangan
10. Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD


SYOK DAN PENANGANANNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Syok adalah sindroma klinis akibat disfungsi system kardiovaskuler


yang menyebabkan ketidakmampuan sistem sirkulasi untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sel sehingga suplai aliran darah ke jaringan
inadekuat dan kebutuhan nutrient tidak terpenuhi mengakibatkan hasil
metabolisme tidak dapat dikeluarkan

Kriteria diagnosis syok hemoragik


Klasifikasi syok

1. Klas 1 : kehilangan volume darah < 15%


2. Klas II : kehilangan volume darah 15-30%
3. Klas III : kehilangan volume darah 30-40%
4. Klas IV : kehilangan volume darah >40%

Type syok
1. Syok hipovolemik
2. Syok obstruktif
3. Syok vasogenik

Gejala dan tanda syok


1. Ansietas
2. Penurunan kesadaran
3. Hipotensi
4. Oliguri

Syok hipovolemik
 Ekstremitas dingin & pucat
 Takikardi dan takipnu
 ‘ capillary refill’ jelek
 Tekanan nadi turun
 Vena leher kolaps

Syok obstruktif
Yang bisa disebabkan oleh tamponade jantung,kontusio jantung,dan
tension pneumothorax
 Tekanan nadi sempit
 Diaforesis
 Distensi v.jugularis
 Ekstremitas dingin dan pucat
 Rales

Syok vasogenik
Yang bisa disebabkan oleh karena proses infeksi yang berlanjut
 Flushing
 Tekanan nadi lebar
 Sepsis
 Syok anafilaktik
 Neurogenik

TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas dalam


penanganan syok

RUANG LINGKUP Pasien yang mengalami syok

KEBIJAKAN Seluruh petugas kesehatan yang terampil pada puskesmas di bawah


tanggung jawab UGD

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat
 Tensimeter
 Stetoskop
 Tabung oksigen
 Adrenalin 1 : 1000

Out put ; gejala syok teratasi

Penatalaksanaan
 Baringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala
 Longgarkan pakaian
 Usahakan pasien nafas lega
 Suntikkan adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 – 0,40 ml IM
Dapat di ulang setiap 10 menit. Bila tekanan darah sistolik belum
sampai 90-100 mmHg atau frekuensi jantung belum sampai 90 x
/menit
 Observasi 5-10 menit
 Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD , rawat inap,dan rawat jalan

PEMASANGAN KATETER URINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Tata cara melakukan pemasangan kateter urine untuk mengeluarkan


air kencing

TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air


kencing

RUANG LINGKUP Pasien yang tidak dapat mengeluarkan air kencing


KEBIJAKAN Seluruh perawat yang terampil di puskesmas di bawah tanggung jawab
UGD

DOKUMEN 1. Kepustakaan
TERKAIT 2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat
1. slang kateter
2. aqua jelly
3. sarung tangan
4. aquadest dalam kom
5. spuit 5 cc
6. plester
7. gunting
8. kasa dalam tempatnya
9. betadine
10. urobag
11. urinal
12. pinset
13. bengkok
14. perlak

Penatalaksanaan ;
1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. mendekatkan peralatan di samping pasien
3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. memakai sarung tangan
5. mengatur posisi pasien
6. Kebijakan

Pada laki-laki :
1. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
2. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 600
3. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar

Pada wanita
1. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
2. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar
3. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine
bak
4. kunci kateter dengan larutan aqua/NS 20-30 cc
5. mengobservasi respon pasien
6. menggantungkan urobag di sisi tempat tidur pasien
7. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
8. klien di rapihkan
9. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
10. perawat cuci tangan
11. mencatat kegiatan respon pasien
UNIT TERKAIT UGD,Rawat inap

PEMASANGAN NGT

Puskesmas Basse No. Dokumen No. Revisi Halaman


Sangtempe Utara 0 1/2
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Memasukkan NGT melali hidung ke lambung


- memberikan makanan dan obat-obatan
- membilas atau mengumbah lambung

TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan NGT

RUANG LINGKUP Pasien yang memerlukan tindakan NGT

KEBIJAKAN Perawat yang terampil dan tersedia alat yang lengkap

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat
- NGT
- Plester
- Gunting
- Bengkok
- Sarung tangan aqua jelly
- Perlak+pengalas
- Alat tulis
- Stetoscope
- Spuit 10 cc
- Aquades dalam kom
- Obat-obatan atau makanan yang akan dimasukkan
- Corong
- Kassa
- Spatel

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak dan pengalas pada daerah dada
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan di pasang
lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dari dahi s/d proc.
Xypoideus)
7. Mengolesi NGT dengan aqua jelly sepanjang 15 cm dari ujung
NGT
8. Memasukkan NGT melalui lubang hidung dan pasien dianjurkan
untuk menelan ( jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan
spatel) masukkan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien
9. Cek posisi NGT apakah masuk lambung atau paru-paru dengan
cara
- Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc,jika cairan
bercampur isi lambung berarti sudah masuk lambung
- Memasukkan ujung NGT yang di hidung ke dalam air dalam
kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
- Petugas memasukkan gelembung udara melalui spuit
bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop
untuk mendengarkan gelembung udara di lambung
- Memasang corong ( yang sudah di bilas dengan air
hangat),kemudian masukkan obat-obatan atau makanan
- Melepas corong,menutup NGT dengan spuit 10 cc
- Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan di
lepas
- Mendokumentasikan
10. Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD,Rawat inap


MENERIMA PASIEN BARU
DI RUANG RAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse
Sangtempe Utara 0 1/1
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Penerimaan pasien baru yang datang di ruang rawat darurat baik yang
rujukan atau yang datang atas keinginan sendiri.biasanya pasien-
pasien yang membutuhkan pelayanan cepat ataupun darurat

TUJUAN Memberikan pelayanan secara cepat dan tepat sesuai dengan


kebutuhan pasien

RUANG LINGKUP Seluruh pasien yang datang ke UGD dengan kasus apapun

KEBIJAKAN Semua perawat yang melakukan tindakan keperawatan harus sesuai


dengan standar prosedur yang berlaku
DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan
2. Literature
3. Alamat web/ internet

PROSEDUR Ada dua cara pasien datang ke ruang rawat darurat


1. Pasien dari luar puskesmas
2. Pasien dari dalam puskesmas
Penerimaan pasien dari luar puskesmas
1. Pasien diterima oleh perawat untuk triage
2. Pasien atau keluarga pasien menghubungi bagian administrasi
3. Bagi pasien lama ,pasien atau keluarga menunjukkan kartu
berobat
4. Kebijakan

UNIT TERKAIT Rawat inap

PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM DI TELINGA DAN


HIDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau


binatang yang masuk kedalam telinga atau hidung
TUJUAN 1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut

2. Mengembalikan fungsi indera

RUANG LINGKUP Pasien yang telinga atau hidung terdapat corpus alianum

KEBIJAKAN Petugas kesehatan yang terampil di puskesmas

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat
Steril
 Bak instument,berisi spuit irigasi 50 cc,pinset anatomis,pinset
cirurgis,arteri klem
 THT set
 Kassa dan depres dalam tromol
 Handscoen
 Neerbeken
 Lampu kepala
 Kom kecil/sedang
 Tetes telinga
 Cairan pencuci luka dan desinfektan (cairan NS)

Non steril
 Schort/gown
 Perlak+ alas perlak
 Handscoen
 Tirai
 Neerbeken

Penatalaksanaan
1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga
menandatangani informed concern
2. Perawat menyiapkan alat dan di dekatkan ke pasien.Perawat
memeriksa lokasi corpus alienum ditelinga baik langsung atau
memakai lampu kepala
3. Perawat menentukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
letak dan jenis benda yang masuk antara lain :
 Benda padat atau binatang
a) Perawat memakai alat sonde telinga/hidung
b) Perawat memasukkan sonde ke dalam telinga/hidung
c) Setelah sonde masuk ke dalam telinga/hidung posisi
sonde sudah lebih dalam dari posisi benda
padat/binatang
d) Bila benda / binatang padat belum keluar dilakukan
pengulangan mulai dari awal
4. Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD


DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse
Sangtempe Utara 0 1/3
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007
PENGERTIAN Pengertian ;Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan virus dengue
yang termasuk famili flaviviridae dan diketahui terbagi atas 4 serotipe
yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3,DEN 4.
Menurut WHO SEARO 2011 manifestasi infeksi virus dengue terbagi
atas
1. Asimptomatik
2. Simptomatik
 Undifferentiated fever (viral syndrome)
 Demam dengue
. tanpa perdarahan
. dengan perdarahan tidak lazim
 Demam berdarah dengue (DBD)
. DBD tanpa syok
. DBD dengan syok (DSS)
 Expanded dengue syndrome/isolated organopathy (unusual
manifestation)
Manifestasi klinik
1. Demam : onset akut,tinggi dan kontinua,berlangsung 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan termasuk tes torniquet positif, petekie,
purpura, ekimosis,perdarahan gusi,dan hematemesis dan /atau
melena
3. Hepatomegali yang di jumpai pada 90-98 % kasus anak
4. Shock,dimanifestasikan oleh takikardi,perburukan perfusi
jaringan dengan nadi yang lemah dan tekanan nadi menyempit
(20 mmHg atau kurang)atau hipotensi di tandai dengan kulit yang
dingin,lembab dan/atau lemah.

Temuan laboratorium
1. Tombositopenia (100000/mm atau kurang)
2. Hemokonsentrasi : kenaikan hematokrit >20% dari baseline atau
populasi seusia

DIAGNOSIS
1. Demam dengue
- Kasus probable
Demam akut disertai dua atau lebih hal berikut
Nyeri kepala,nyeri retroorbital,mialgia,nyeri
tulang,ruam,manifestasi perdarahan,lekopeni
(<5000/mm),trombositopenia (<150000/mm),kenaikan hematokrit
5-10%

2. Demam Berdarah Dengue


Semua hal berikut ditemukan yaitu
- Demam akut selama 2-7 hari
- Manifestasi perdarahan,ditunjukkan oleh salah satu dari uji
torniqut positif,petekie,ekimosis,atau perdarahan mukosa GIT
- Hitung trombosit <100.000/mm
- Bukti kebocoran plasma seperti kenaikan hematokrit,efusi
pleura,asites,hipoalbuminemia

3. Syndrome Syok Dengue (DSS)


Kriteria untuk DBD di atas terpenuhi disertai tanda syok termasuk
- Takikardi,ekstremitas dingin,capillary refill melambat,nadi
lemh,letargi,lelah
- Tekanan nadi <20 mmHg dengan peningkatan tekanan
diastolik
- Hipotensi sesuai usia

TUJUAN Memberikan kemudahan atau sebagai acuan bagi tenaga kesehatan


dalam penanganan demam dengue

RUANG LINGKUP Pasien demam yang diduga menderita virus dengue

KEBIJAKAN Petugas kesehatan yang terampil di puskesmas

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
PROSEDUR Persiapan alat
 Tensimeter
 Termometer
 Infus set,cairan kristaloid isotonik

Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium : pemeriksaan hematokrit serial

Penatalaksanaan
Terapi cairan intravena pada penderita DBD adalah :
 Cairan kristaloid isotonik harus diberikan selama fase kritis
berlangsung kecuali pada bayi < 6 bulan dapat dipergunakan
NaCl 0,45%
 Cairan koloid hiperonkotik
 Cairan sebanyak kebutuhan rumatan ditambah jumlah cairan
 Terapi cairan intravena pada penderita syok tidak lebih lama
dari24-48 jam.sedangkan pada yang tanpa syok dapat sampai 60-
72 jam
 Pada penderita obesitas,pergunakan berat badan ideal untuk
perhitungan cairan.
 Kebijakan

UNIT TERKAIT UGD,Rawat inap


PEMBERIAN TABLET BESI
PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Puskesmas Basse
0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN - Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada
ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.

RUANG LINGKUP
Semua Ibu hamil yang berkunjung ke unit pelayanan Kesehatan
Ibu dan Rumah Bersalin UPT Puskesmas Sitiung I meliputi
pasien baru, ibu hamil 28 minggu dan pasien – pasien yang
anemis.

KEBIJAKAN
1. Bidan terlatih.

2. Dokter

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet

PROSEDUR
Alat dan Bahan

1 . Alat : Alat tulis, Form Pemeriksaan Laboratorium

2. Bahan: Tablet Zat besi, vitamin C

Instruksi Kerja

1. Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis


atau tidak.

2 .Catat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu hamil.

3 . Isi form pemeriksaan laboratorium.

4 . Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan.

5 . Jelaskan pada pasiensetelah selesai pemeriksaan membawa


hasil pemeriksaan kembali ke poli KIA.

6. Rujuk ke unit pelayanan gizi, jika hasil pemeriksaan Hb < 11


gr %

7. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet /
hari, selama 30 hari berturut-turut untuk pasien hamil pada
trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia
diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet
perhari ( 3 X 1 ) , hal ini sangat tergantung dengan
persediaan obat yang ada

8 .Jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan


resep luar

9 . Beri penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap


kunjungan ANC, tentang perlunya minum tablet zat besi dan
vitamin C, serta menghindari minum teh /kopi / susu dalam 1
jam sebelum / sesudah makan, karena dapat mengganggu
penyerapan zat besi.

UNIT TERKAIT Poli KIA


PENGISIAN KARTU ANAK

Puskesmas Basse
Sangtempe Utara No. Dokumen No. Revisi Halaman
Desa pantilang 0 1/2
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN Pengisian Kartu Anak

TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengisian kartu status anak secara lengkap dan
benar.

RUANG LINGKUP Kartu Anak untuk anak yang datang ke unit pelayanan KIA

KEBIJAKAN
1. Bidan

2. Petugas terlatih

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
Alat
PROSEDUR
1. Ballpoint

2. Kartu status anak

3. Timbangan berat badan

Instruksi Kerja

1. Tulis dengan ballpoint warna hitam dengan rapih dan jelas

2. Tulis nomor register pasien pada kolom bagian kanan atas.

3. Tulis nama Puskesmas/ Pustu tempat pelayanan pada sudut kiri


atas

4. Tulis identitas pasien di halaman depan pada kolom yang


tersedia

 Nama anak
 Tanggal lahir, jenis kelamin, tempat lahir
 Berat badan waktu lahir (dalam gram)

5. Tulis identitas orang tua

 Nama dan ibu, pekerjaan ayah


 Umur ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu
 Alamat anak

6. Isi tanggal pemberian imunisasi pada kolom pelayanan


imunisasi bayi.Tanggal pemberian imunisasi hepatitis B I/II/III, BCG,
DPT I/II/III, Polio I/II/III/IV dan Campak sesuai tanggal pemberian.

7. Isi pada kolom pelayanan Vit. A dosis tinggi . Tanggal


pemberian Vit. A dosis tinggi sesuai tanggal

8. Isi kolom Deteksi Dini Perkembangan anak. Tulis hasil


pemeriksaan aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus,
gangguan bicara, gangguan sosialisasi dan kemandirian, pendengaran
dan penglihatan ( ditulis normal atau tidak normal) pada kolom sesuai
umur kunjungan.

9. Isi dan tulis pada halaman pemeriksaan kesehatan anak

Tanggal, umur, berat badan/status gizi, pertumbuhan gigi/


makanan anak, keluhan anak, diagnosa medis/keperawatan,
pengobatan /tindakan /rujukan, tanda tangan petugas.

UNIT TERKAIT Poli KIA


Penentuan Faktor Resiko Tinggi Untuk Ibu Hamil
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN
Faktor Resti Untuk Ibu Hamil

TUJUAN
Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko dan resiko
tinggi pada ibu hamil

RUANG LINGKUP Semua ibu hamil yang datang berobat ke UPTD Puskesmas
Bassesang Tempe Utara

KEBIJAKAN
1. Dokter

2. Bidan

DOKUMEN TERKAIT 1. Kepustakaan


2. Literature
3. Alamat web/ internet
Alat
PROSEDUR
 Timbangan Berat badan
 Pita pengukur lingkar lengan
 Pengukur Tinggi Badan
 Tensi Meter
 Buku KIA ( Score Poedji Rochjati)

Instruksi Kerja

Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya


 .Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16
tahun
 . Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35
tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1 kawin
lebih dari 4 tahun.
 Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
 Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
 Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
 Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
 Tinggi badan kurang dari 145 cm
 Pernah gagal kehamilan
 Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum
 Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
 Pernah melahirkan dengan diberi
infuse/transfusi.
 Pernah operasi seksio
 Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang darah,
Malaria, TBC paru, Payah jantung, kencing
manis dan penyakit menular seksual.
 Adanya bengkak pada muka/tungkai dan
tekanan darah tinggi.
 Hamil kembar 2 atau lebih.
 Hamil kembar air (Hydramnion)
 Bayi mati dalam kandungan.
 Kehamilan lebih bulan.
 Hamil letak sungsang.
 Hamil letak lintang.
 Hamil dengan perdarahan.
 Pre eklamsi berat (kejang)

Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya


 HB kurang dari 8 gr %
 Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90
mmHg)
 Eklampsia
 Oedema yang nyata
 Perdarahan pervaginam
 Ketuban pecah dini
 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
 Letak sungsang pada primigravida
 Infeksi berat / sepsis
 Persalinan premature
 Kehamilan ganda
 Janin yang besar
 Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru, ginjal, dll
 Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah sesar dan
komplikasi kehamilan .

Penatalaksanaan sesuai kelompok Resiko :


1. Jumlah skor 2, termasuk kelompok Bumil resiko rendah
(KRR), pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak
perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di polindes, penolong
bisa bidan.
2. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok Bumil resiko Tinggi
(KRT), pemeriksaan kehamilan dilakukan bidan atau
dokter, rujukan ke bidan dan puskesmas, penolong
persalinan bidan atau dokter.
3. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk kelompok Resiko
Sangat Tinggi (KRST), pemeriksaan kehamilan harus oleh
dokter, penolong harus dokter

7 Indikator Kinerja
Faktor resti dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga
dapat mengatasi akibat dari resti itu sendiri dan
menurunkan angka kematian ibu.

8 Catatan mutu
 Register Kohort Ibu Hamil
 Register KIA
 Status Ibu
 Buku KIA
 Laporan AMP

UNIT TERKAIT Poli KIA

ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Puskesmas Basse 0 1/2
Sangtempe Utara
Desa pantilang
Kecamatan Basse
Sangtempe Utara
Kabupaten Luwu

Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS


PROSEDUR TETAP BASSE SANGTEMPE UTARA

A R I F, S.Kep, Ns
NIP. 19792172007011007

PENGERTIAN
Pemeriksaan Antenatal Care pada Ibu Hamil

TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (
ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik,
melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang
optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan
benar.

RUANG LINGKUP
Pemeriksaan Ibu hamil di unit pelayanan KIA dan RB

KEBIJAKAN
1. Dokter

2. Bidan

URAIAN UMUM
4.1 ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu
hamil dan selama kehamilannya.

4.2 Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan


kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.

4.3 Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut


secara dini.

.1 Alat
PROSEDUR
6.1.1 Leanec

6.1.2 Doppler / spekulum corong

6.1.3 Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri

6.1.4 Meteran pengukur LILA

6.1.5 Selimut

6.1.6 Reflex Hammer

6.1.7 Jarum suntik disposibel 2,5 ml

6.1.8 Air hangat

6.1.9 Timbangan Berat Badan dewasa

6.1.10 Tensimeter Air Raksa

6.1.11 Stetoscope

6.1.12 Bed Obstetric

6.1.13 Spekulum gynec

6.1.14 Lampu halogen / senter

6.1.15 Kalender kehamilan

.2 Bahan

6.2.1 Sarung tangan

6.2.2 Kapas steril

6.2.3 Kassa ste6.2.4 Alkohol 70 %

6.2.5 Jelly

6.2.6 Sabun antiseptik

6.2.7 Wastafel dengan air mengalir

6.2.8 Vaksin TT
7.1 PERSIAPAN.

7.1.1.Mempersiapkan alat dan bahan medis yang


diperlukan.

7.1.2.Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung


kemih.

7.1.3.Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan


bilas dengan air mengalir dan keringkan.

7.2 PELAKSANAAN:

7.2.1 Anamnesa:

7.2.1.1 Riwayat perkawinan.


7.2.1.2 Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
7.2.1.3 Status wayat Haid, HPHT.
7.2.1.4 Riwayat imunisasi Ibu saat ini
7.2.1.5 Kebiasaan ibu.
7.2.1.6 Riwayat persalinan terdahulu

Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan


buat taksiran persalinan.

7.2.2 Pemeriksaan

7.2.2.1 Pemeriksaan Umum.

Keadaan umum Bumil

Ukur TB, BB, Lila.

Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR

Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala


sampai ekstremitas).

Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi ,

Kaki :Oedema kaki , dst.

7.2.2.2 Pemeriksaan khusus.

UMUR KEHAMILAN <20 mgg :

a). Inspeksi.

1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae,
Linea nigra).

3. Striae.

b) Palpasi.

1. Tinggi fundus uteri

2. Keadaan perut

c) Auskultasi.

UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:

a). Inspeksi.

1. Tinggi fundus uteri

2. Hypergigmentasi dan striae

3. Keadaan dinding perut

b). Palpasi.

Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya


sbb :

Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap


bagian lateral kanan.

a. Leopold 1.

1. Letakkan sisi lateral telunjuk


kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar
jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi
tepi atas simfisis)

b) Palpasi.

1. Tinggi fundus uteri

2. Keadaan perut
c) Auskultasi.

UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:

a). Inspeksi.

1. Tinggi fundus uteri

2. Hypergigmentasi dan striae

3. Keadaan dinding perut

b). Palpasi.

Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya


sbb :

Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap


bagian lateral kanan.

a. Leopold 1.

1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada


puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu
jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral
depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis)

2 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang


memfiksasi uterus bawah) kemudian atur
posisi pemeriksa sehingga menghadap
kebagian kepala ibu.

3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan


pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi
yang ada pada bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian

b. Leopold 2.

1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding


perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan
pada ketinggian yang sama.

2. Mulai dari bagian atas, tekan secara


bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri
dan kanan kemudian geser kearah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang
kecil (ekstremitas).

c. Leopold 3.

1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan


menghadap kebagian kaki ibu.

2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada


dinding lateral kiri bawah, telapak tangan
kanan pada dinding lateral kanan bawah perut
ibu, tekan secara lembut bersamaan atau
bergantian untuk menentukan bagian bawah
bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen
adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong).

d. Leopold 4.

1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan


pada dinding lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis.

2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian


rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang
meraba dinding bawah uterus.

3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari


kiri dan kanan (konvergen/divergen)

4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri


pada bagian terbawah bayi (bila presentasi
kepala, upayakan memegang bagian kepala
didekat leher dan bila presentasi bokong,
upayakan untuk memegang pinggang bayi)

5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas


panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan
kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk
menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

c). Auskultasi.

- Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.


d). Pemeriksaan Tambahan.

- Laboratorium rutin : Hb, Albumin

- USG

7.2.3 Akhir pemeriksaan :

7.2.3.1 . Buat kesimpulan hasil pemeriksaan


7.2.3.2 . Buat prognosa dan rencana
penatalaksanaan.
7.2.3.3 . Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA
dan status pasien.
7.2.3.4 . Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil
yang meliputi : usia kehamilan, letak
janin, posisi janin, Tafsiran persalinan,
Resiko yang ditemukan atau adanya
penyakit lain.
7.2.3.5 . Jelaskan untuk melakukan kunjungan
ulang.
7.2.3.6 Jelaskan rencananasuhan ANCberkaitan
dengan hasil pemeriksaan
7.2.3.7 . Jelaskan pentingnya imunisasi
7.2.3.8 . Jelaskan menjadi akseptor KB setelah
melahirkan
7.2.3.9 . Beri alasan bila pasien dirujuk ke
Rumash Sakit

8. Indikator Kinerja

8.1 Kehamilan terutama kesehatan ibu dan janin dapat


dipantau

9. Catatan Mutu

9.1 Kartu status ibu hamil

9.2 Buku register kohort ibu hamil

9.3 Buku register ibu hamil

9.4 Buku KIA

10. KONTRA INDIKASI

Tidak ada

UNIT TERKAIT Poli KIA

Anda mungkin juga menyukai