Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki sifat archipelago dan terkenal
dengan negara maritim yang berbasis bahari dimana memiliki Lautan yang
lebih luas dibandingkan daratan.. Total keseluruhan dengan luas sekitar 3,1
juta km2 merupakan bagian dari perairan teritorial, selain itu pula Indonesia
memiliki hak pengelolaan dan pemanfaatan ikan di daerah Zone Ekonomi
Ekslusif (ZEE) sekitar 2,7 juta km2 berkisar antara 12 hingga 200 mil dari
garis pantai titik-titik terluar kepulauan Indonesia sehingga melihat kondisi
geografis negara Indonesia yang sering disebut sebagai negara kepulauan
yang memiliki garis pantai yang panjangnya sekitar 81.000km2 , maka sangat
diperlukan sekali untuk dapat mengoptimalkan hasil-hasil laut khususnya
ikan oleh masyarakat Indonesia.(Nikijuluw, 2003)
Kalimantan Barat adalah Provinsi yang terletak di bagian barat pulau
Kalimantan. Sama Halnya dengan Provinsi Kalimantan lainnya, Kalimantan
Barat juga memiliki potensi pengembngan perikanan budidaya utamanya air
tawar, potensi perikanan air laut dan potensi perikanan air payaunya. Salah
satu derah yang memiliki potensi cukup besar berada di Kabupaten Kubu
Raya, tepatnya berada diwilayah perairan Sungai Kakap. Perasarana
pendukung kegiatan perikanan tangkap yang ada di Kecamatan Sungai Kakap
adalah 1 (satu) unit Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang merupakan
fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah dalam menunjang aktivitas kegiatan
perikanan tangkap antara lain sebagai tempat tambat labuh kapal perikanan,
pendaratan dan pengangkutan hasil tangkapan nelayan. Salaah satu hasil
tangkap dari nelayan di Kecamatan Sungai Kakap adalah ikan puput.
Potensi ikan yang ada banyak dimanfaatkan salah satunya untuk
dikonsumsi secara langsung maupun di olah secara tradisional maupun
modern. salah satunya ikan puput di olah secara tradisional yaitu dijadikan
ikan asin. Jenis ikan asin yang di olah di sungai kakap tepatnya home industri
ibu Romlah ialah ikan asin puput, ikan asin buntal, ikan asin kacang-kacang
dan ikan asin ruca.

1
Berdasarkan Latar belakang di atas maka dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini kami mengambil judul Pembuatn Ikan
Asin Puput ( Ilisha Elongata ) di Home Industri Ibu Romlah di Kecamatan
Sungai Kakap.

1.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2 ini di Home
Industri pembuatan ikan asin puput ini ialah :
1. Untuk mengetahui alur proses pembuatan ikan asin puput di Home
Industri ibu Romlah
2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam alur proses pembuatan ikan asin
puput maupun saat proses pemasarannya.

1.3.Batasan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan ikan asin puput di home industri ibu
Romlah?
2. Apa saja hambatan dalam pembuatan dalam pemasaran ikan asin puput di
home industri ibu Romlah?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Marfologi Ikan Puput (Ilisha Elongata),


Klasifikasi ikan puput (Ilisha elongata),menurut Saanin (1984) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Subordo : Pristigasteroidea
Famili : Pristigasteridae
Genus : Ilisha
Spesies : Ilisha elongat
Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut
(V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). Ikan ini memiliki ciri-ciri yaitu
memiliki sirip Pectoral (P) sebanyak 16 jari-jari sirip ventral (V) sebanyak 5
jari-jari, sirip Caudal (C) sebanyak 21 jari-jari, memiliki sirip Analnya (A)
terdapat 37 jari-jari, awal sirip anal sedikit di belakang sirip pangkal sirip
punggung / dorsal (D) terdapat 16 jari-jari, rahang bawah meruncing, lebar
badan 27–31% dari panjang standar. Panjang tubuh maksimal yang tercatat
adalah 41,7 cm . Ikan puput (Ilisha elongata) Biasanya masyarakat setempat
menyebutkan nama ikan ini dengan sebutan ikan Gemprang (kemprit), Ilisha
elongata (Clupeidae). Ikan puput ini hidupnya bergerombol selain itu pula
jumlahnya pun tidak terlalu banyak, dilihat dari segi morfometri biasanya
panjang ikan ini dapat mencapai + 40 cm namun umumnya panjang ikan ini
sekitar + 30 cm . Rata-rata panjang ikan ini di daerah Perairan Juata Tarakan
untuk ikan jantan sebesar 28,7cm dan ikan betina sebesar 29,1cm
Ikan Puput (Ilisha elongata) termasuk dari kategori golongan ikan pelagis.
Namun kekurangan ikan ini adalah durinya yang sangat banyak dan hampir

3
terdapat di semua bagian tubuhnya. Masyarakat kota Tarakan sering
menganggap ikan puput ini sebagai ikan yang tidak memiliki nilai ekonomis
(low-ekonomis) dengan harga yang tergolong lumayan terjangkau. Ikan
Puput (Ilisha elongata) merupakan salah satu komoditi yang memiliki potensi
low-ekonomis dari hasil laut yang terdapat di wilayah perairan pulau
Tarakan. Selain itu kelebihan ikan ini memiliki cita rasa yang lezat, serta
mempunyai kandungan gizi yang penting dalam mencukupi kebutuhan akan
protein bagi tubuh sehingga banyak di gemari oleh masyarakat khususnya
warga masyarakat Kota Tarakan dikarenakan harganya yang cukup
terjangkau. Ikan puput (Ilisha elongata) merupakan salah satu sumberdaya
ikan komersial dan penting di negara Jepang dan China. Umur ikan ini adalah
sekitar 1 hingga 6 tahun baik jantan ataupun betina. Suhu perairan sebagai
habitat ikan tidak menjadi faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
(morfometri maupun reproduksi) ikan Puput. Ikan puput ini tergolong ikan
pelagis kecil dimana penangkapan biasanya dilakukan dengan menggunakan
purse seine, jaring insang, bagan, pukat tepi sero, jermal, trawl, payang.
Selain itu pula ikan ini juga dapat di pasarkan dalam bentuk asin kering,
daging banyak mengandung duri.

2.2 Kandungan Gizi Ikan Asin


Didalam ikan asin juga terdapat beberapa kandungan gizi. Berikut isi
kandungan gizi yang terdapat pada ikan asin menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia serta sumber lainnya:
Ikan Asin Kering mengandung energi sebesar 193 kilokalori, protein 42
gram, karbohidrat 0 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 200 miligram, fosfor 300
miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam Ikan Asin Kering juga
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin
C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100
gram Ikan Asin Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 70 %.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Ikan Asin
Kering
 Banyaknya Ikan Asin Kering yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
 Bagian Ikan Asin Kering yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible)= 7

4
 Jumlah Kandungan Energi Ikan Asin Kering = 193 kkal
 Jumlah Kandungan Protein Ikan Asin Kering = 42 gr
 Jumlah Kandungan Lemak Ikan Asin Kering = 1,5 gr
 Jumlah Kandungan Karbohidrat Ikan Asin Kering = 0 gr
 Jumlah Kandungan Kalsium Ikan Asin Kering = 200 m
 Jumlah Kandungan Fosfor Ikan Asin Kering = 300 mg
 Jumlah Kandungan Zat Besi Ikan Asin Kering = 3 mg
 Jumlah Kandungan Vitamin A Ikan Asin Kering = 0 IU
 Jumlah Kandungan Vitamin B1 Ikan Asin Kering = 0,01 mg
 Jumlah Kandungan Vitamin C Ikan Asin Kering = 0 mg

2.3 Pengawetan Ikan Dengan Pengeringan


Pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi kadar
air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air,
jika kandungan air ini dikurangi, maka metabolisme bakteri terganggu dan
akhirnya mati. Pada kadar air 40% bakteri sudah tidak dapat aktif, bahkan
sebagian mati, namun sporanya masih tetap hidup. Spora ini akan tumbuh dan
aktif kembali jika kadar air meningkat. Oleh karena itu, ikan hampir selalu
digarami sebelum dilakukan pengeringan.
Kecepatan pengeringan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Prasetyo dan Sunarwo, 2008) :
a. Kecepatan udara, makin cepat udara di atas ikan, makin cepat ikan
menjadi kering.
b. Suhu udara, makin tinggi suhu, makin cepat ikan menjadi kering
c. Kelembaban udara, makin lembab udara, makin lambat ikan menjadi
kering.
d. Ukuran dan tebal ikan, makin tebal ikan, makin lambat kering. Makin
luas permukaan ikan, makin cepat ikan menjadi kering.
e. Arah aliran udara terhadap ikan, makin kecil sudutnya, makin cepat ikan
menjadi kering.
f. Sifat ikan, ikan berlemak lebih sulit dikeringkan

5
Cara pengeringan terbagi dua golongan yaitu pengeringan alami dan
buatan. Pada pengeringan alami, ikan dijemur di atas rak-rak yang dipasang
agak miring (+15°) ke arah datangnya angin, dan diletakkan di bawah sinar
matahari tempat angin bebas bertiup Lamanya penjemuran 8 jam/hari selama
3 hari di daerah dengan intensitas sinar matahari tinggi. Pekerjaan
penjemuran harus disertai 5 pembalikkan 2-3 kali setiap hari. Untuk
mengukur tingkat kekeringan ikan, dengan cara menekan tubuh ikan
menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan. Pada ikan kering tekanan jari
tidak akan menimbulkan bekas. Cara lain dengan melipat tubuh ikan. Ikan
kering tidak akan patah jika tubuhnya dilipatkan. (Prasetyo dan Sunarwo,
2008)
Pengeringan buatan dilakukan secara mekanis. Keuntungan pengeringan
secara mekanis antara lain suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat
diatur. Selain itu sanitasi dan hihiene lebih mudah dikendalikan. Namun cara
ini belum memasyarakat sebab biaya alat mekanis relatif lebih mahal jika
dibandingkan pengeringan alami (Masyamsir, 2001).

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktek KerjaLapangan (PKL) 2 ini di salah satu Home Industri
Pembuatan ikn asin puput yang dilaksanakan padatanggal 22 Juli 2019 s/d
tanggal 2 Agustus 2019 di Jalan Raya Sungai Kakap

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat Pembuatan Ikan Asin Puput
 Talenan
 Pisau
 Baskom
 Batu Asah
 Gayung
 Keranjang
 Timbangan
 Para-para penjemura ikan

3.2.2 Bahan
 Garam
 Air
 Es Batu

3.3 Prosedur Kerja Pengolahan


Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap
demi tahap dan jalan yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu
bidang tugas.
Prosedur kerja dalam pembuatan ikan asin puput ini adalah pertama,ikan
yang di tangkap dikeluarkan dari viber kemudian di bawa ke tempat
pengolahan untuk di sortir dan ditimbang,dan ikan disiangi setelah itu
dilakukan pencucian, di timbang kembali untuk mengetahui berat ikan
setelah di siangi kemudian dilakukan perendaman air garam dan di beri es
batu selama satu malam selanjutnya penjemuran di bawah sinar matahari
untuk mendapatkan hasil ikan asin yang kering kemudian masuk pada proses

7
akhir yaitu penimbangan akhir untuk hasil ikan asin yang sudah kering dan
siap untuk di pasarkan.

3.4 MetodePengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Menurut
Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data pada praktek kerja lapangan 2
ini dilakukan dengan cara interview atau wawancara, observasi, dokumentasi,
maupun praktek langsung.

3.4.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dari lingkungan fisik atau
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berlangsung yang
mencakup semua kegiatan perhatian keobjek dengan menggunakan alat
penilaian sensorik, atau suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja
dan sadar untuk mengumpulkan data dan melaksanakan prosedur yang
sistematis dan tepat (Arikunto,2013). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditunjukkan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak
terlalu besar. Observasi pada Praktek kerja lapangan ini dilakukan
dengan melakukan pengamatan terhadap tempat dilaksanakannya
praktek berdasarkan lingkungan sekitarnya. Data yang dapat
dikumpulkan dalam observasi ini antara lain terdiri dari Gambaran
umum mengenai tempat praktek.
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai
dari pengumpulan data hingga pengolahan data yang menghasilkan
kumpulan dokumen. Dokumentasi dibutuhkan untuk mendapatkan data
yang diperlukan untuk beberapa keterangan dan hal-hal lain yang
memerlukana dan suatu dukumentasi kegiatan. Ada pun contoh
dokumetasinya adalah :

8
 Dokumentasi tentang foto-foto proses pengolahan pembuatan ikan
asin puput
 Dokumentasi sarana dan prasarana.
3.4.3 PraktekLangsung
Metode ini merupakan metode yang didapatkan dengan cara
melakukan praktek langsung kelapangan, tanpa ada perantara. Metode
ini sering digunakan di lingkungan sekitar tanpa menggunakan bahasa
yang harus formal baik tertulis maupun tidak tertulis.
3.4.4 Penelusuran Data, Dokumentasidan Pustaka
Penelusuran dari berbagai data dan dokumentasi dan pustaka pada
Praktek Kerja Lapangan 2 dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Melakukan penelusuran data di tempat praktek
 Penelusuran dari berbagai referensi di internet maupun jurnal.
3.4.5 MetodeAnalisa Data
Metode analisa data merupakan suatu metode atau cara untuk
mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk
menemukan solusi permasalahan yang terutama adalah masalah tentang
sebuah penelitian. Secara umum ada dua macam metode analisa data
yang digunakan yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Metode
analisa kualitatif tidak menggunakan pendekatan statistik, namun
dilakukan dengan menginterpretasi tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-
angka yang kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Metode analisa
kuantitatif harus menggunkan akatstatistik artinyaanalisa data dilakukan
menurut dasar-dasar statistik. Teknikanalisa data biasa yang digunakan
dalam praktek kerja lapangan adalah dengan metode analisa kualitatif.
3.4.6 Teknik Analisa Kualitatif
Teknik analisa kualitatif yang digunakan berupa analisa deskriptif
dari keadaan, objek tempat pengolahan, sarana, dan prasarana. Setelah
data dikumpulkan selanjutnya mengolah data yang terkumpul dengan
cara menganalisa data, mendeskrisikan data, serta mengambil

9
kesimpulan. Analisa data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung. Contoh darianalisa data yang dilakukan adalah :
 Reduksi data artinya memilih, .memisahkan ,menyederhanakan data
kasar dari catatan-catatan tertulis yang kemudian dituangkan dalam
bentuk laporana taupun uraian yang lengkap dan terperinci .
 Penyajian data, setelah data di reduksi kemudian menyajikan data
untuk memudahkan apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut, misalnya
dengan menyajikan sebuah bentuk uraian, foto atau gambar dan
sejenisnya.
 Penarikan kesimpulan, yaitu melakukan verifikasi secara terus
menerus sepanjang proses penyusunan data.

10
BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI UKM

4.1 Sejarah Berdirinya Home Industri


Awal sejarah berdirinya home industri ikan asin puput berawal dari tahun
2004 bulan 8, dimana awalnya ibu Romlah hanya mendapatkan penghasilan
dari suaminya yang bekerja menangkap ikan di laut mengunakan kapal
pribadi mereka , namun penghasilan yang di dapatkan dari hasil tangkapan
itu tidak mencukupi kehidupan mereka akhirnya bu Romlah memutuskan
untuk memproduksi ikan yang kurang peminatnya untuk di jadikan ikan asin
dari hasil tangakapan suaminya. Dari tahun 2004 hingga saat ini ibu Romlah
tetap memproduksi ikan asin.

4.2 Sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan ikan asin puput
di home industri Ibu Romlah adalah sebagai berikut :
a. Tempat Pengolahan, pengolahan ikan asin puput ini berada tepat di
rumah pemilik home industri ibu romlah sendiri.
b. Kapal, home industri ini memiliki kapal penangkapan ikan sendiri dengan
kapasitas ikan yang didapatkan per hari sebanyak ±100 kg.

Gambar 1 : Kapal penangkapan ikan


c. Viber, tempat penyimpanan ikan di kapal ini menggunakan viber dengan
kapasitas satu viber dapat memuat ±20 kg.
d. Kendaran, kendaraan yang digunakan di home industri ini ialah motor
pribadi yang digunakan untuk mengangkut ikan dari kapal ke tempat
pengolahan.

11
BAB V
HASIL PRAKTEK

5.1 Asal Bahan Baku


Bahan baku adalah bahan mentah utama yang diperlukan untuk membuat
barang hasil produksi. Bahan mentah ini kemudian akan diolah melalui
proses tertentu untuk dijadikan ke bentuk lain, lalu kemudian dijual untuk
memenuhi kebutuhan manusia. bahan baku untuk memproduksi ikan asin
puput ini didapatkan dari hasil tangkap sendiri. Ikan yang di produksi dalan
kedaan segar karna dari proses penangkapan hingga ke tempat produksi ikan
selalu di beri es sehingga ikan tetap dalam keadaan segar. Bahan baku yang
diginakan dalam satu kali produksi sebanyak 10 kg.

5.2. Alur Proses Pembuatan Ikan Asin Puput


Adapun alur proses pembuatan Ikan Asin Puput antara lain dari persiapan
bahan baku, sortir, penimbangan, penyiangan, pencucian, penimbangan 2,
perendaman dengan air garam, pemberian es batu, penjemuran, penimbangan
3, adalah sebgaai berikut :
5.2.1. Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum melakukan produksi sebelumnyamenyiapkan alat-alat
terlebih dahulu yang akan digunakan saat produksi dan menyiapkan bahan
baku.

Gambar 2 : Persiapan alat dan bahan


5.2.2. Sortir
Ikan yang di bawa dari kapal langngsung di sortir untuk memisahkan
jenis-jeni ikan yang akan di olah. Pensortiran ini dilakukan sendiri oleh
Ibu Romlah, ikan di pilih sesuai jenis-jenis ikan yang diterima kemudian
dilakukan proses penimbangan.

12
Gambar 3 : Sortir
5.2.3.Penimbangan 1
Ikan yang sudah disortir dimasukan kedalam wadah penimbangn lalu
di timbang untuk menentukan berat awalnya, timbangan yang digunakan
adalah timbangan duduk dengan kapasitas 5kg, setelah proses
penimbangan dilakukan proses penyiangan

Gambar 4 : Penimbangan
5.2.4. Penyiangan
Ikan yang telah di ketahui berat awalnya kemudian dilakukan proses
penyiangan dengan cara di buang kepalanya terlebih dahulu lalu bagian
badannya di belah menjadi 3 bagian menggunakan pisau yang tajam.

Gambar 5:Penyiangan

13
5.2.5 Pencucian
Ikan yang telah disiangi di buang isi perutnya kemidian dilakukan
pencucian dengan cara ikan dicelupkan kedalam air kemudian di aduk-
aduk untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada daging ikan,
pencucian ini dilakukan sebanyak dua kali.

Gambar 6 : Pencucian
5.2.6 Penimbangan 2
Ikan sebelum ditimbang, ditiriskan terlebih dahulu di dalam
keranjang lalu ditimbang untuk mengetahui berat ikan yang sudah di
siangi dan di buang isi perutnya.

Gambar 7: Penimbaangan 2
5.2.7. Perendaman Air Gram
Setelah ikan di cuci bersih kemudian ikan dicelupkan dalam
larutan air garam yang sudah disediakan, dengan perbandingan 500 g
garam dalam 1 liter air, garam yang digunakan adalah garam keristal yang
didapat dari pasar terdekat. Selama perendaman ikan diberi es batu

14
sebanyak satu kantong dengan tujuan agar ikan tetap segar dan terlihat
putih saat dijemur.

Gambar 8: Pemberian Es Batu

5.2.8. Penjemuran
Ikan yang sudah direndam air garam selama satu malam, lalu di
jemur selama ± 1-2 hari hingga ikan menjadi kering merata. Ikan dijemur
di atas para-para dengan daging ikan menghadap ke atas dibawah terik
sinar matahari dengan tujuan agar ikan cepat kering, jika ikan tidak kering
dalam satu hari maka ikan dilakukan penjemuran di hari berikutnya
sampai ikan kering dengan ciri-ciri ikan berwarna agak coklat.

Gambar 9 : Penjemuran
5.2.9. Penimbangan 3
Ikan yang sudah kering lalu di timbang untuk mengetahui timbangan
akhir dan mendapatkan berat akhir dari ikan kering tersebut. Kemudian
ikn dikemas dengan kantong plastik hitam dan disimpan.

15
Gambar 11 : Penimbangan 3
5.3 Pemasaran
Ikan yang sudah dikemas kemudian pemasaran, pemasaran
dilakukan dengan cara menjual sendiri langsung ke konsumen disekitar
lingkungan tempat tinggalnya selain itu ibu romlah juga menjual ikan
asinya dengan pengepul jika hasil olahan ikan asinnya banyak, harga jual
ikan asin puput per kilogram adalah Rp 55.00
5.4 Rendemen

Dari hasil praktikum dapat dibahas, mengenai perbandingan berat


awal dan berat akhir dari bahan atau sampel dalam hal ini pengamatan
terhadap rendemen ikan asin puput. Ikan asin puput yang berat awalnya 1
kg atau 1000 gram dan setelah mengalami penyiangan dan pengeringan
beratnya berukurang menjadi 350 gram. Hal ini menunjukan bahwa
banyaknya berat pada ikan terbuang sehingga mengalami pengurangan
berat.
Maka dari sini kita dapat mengetahui kehilangan berat ketika
mengalami proses penyiangan dan penjemuran. Dari hasil yang di bahas,
diketahui bahwa berat hitungan rendemen sebagai berikut :

Diketahui : berat akhir = 350 gr


: berat awal = 1000 gr
berat akhir(gr)
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
berat awal(gr)
350 gr
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
1000 gr
=35 gr

16
5.5 Hambatan
Hambatan yang terjadi di home industri Ibu Romlah ini salah satunya
adalah perubahan musim yang tidak menentu sehingg kapal tidak dapat melaut
untuk menangkap ikan, kemudian hambatan selanjutnya adalah keterbatasan
sarana dan prasarana seperti terjadi kerusakan pada mesin yang memerlukan
waktu perbaikan yang cukup lama sehinga bahan baku yang di butuhkan
menghambat produksi ikan asin tersebut.

17
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ada pun kesimpulan dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2
antara lain sebagai berikut.
1. Ikan asin adalah olahan trdisional yang diolah dengan cara penjemuran
yang melewati alur proses persiapan alat dan bahan, pensortiran,
penimbangan 1, penyiangan, pencucian, penimbangan 2, perendaman air
garam, penjemuran dan penimbangan 3.
2. Hambatan yang terjadi dihome industri ibu romlah ini adalah perubahan
musim yang tidak menentu sehingga kapal tidak dapat melaut untuk
menangkap ikan serta keterbatasan sarana dan prasarana seperti terjadi
kerusakan pada mesin

6.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dari kegiatan di atas adalah adanya
karyawan untuk mempercepat proses pembuatan ikan asin puput saat bahan
baku yang di dapatkan lebih banyak dari pada biasanya serta perlunya bantuan
sarana dan perasarana dari pemerintah untuk menguraangi hambatan pada saat
produksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2013. Perosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta
Nikijuluw , V.P.H. 2003. Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Dan Setrategi
Pemerdyan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Secara
Terpadu : Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997-2003 ( Knight, M Dan S.
Tighe, Editor)
Saanin.H.1984.Toksonomi Dan Kunci Klasifikasi Ikn Jilit I. Binacipta. Bndung
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantittif Kualitatif ,
Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Penerbit PT. Gramedia Pustak Umum.
Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai