Anda di halaman 1dari 138

PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG


KOPERASI PADA SISWA KELAS IV MI NURUL ISTIQOMAH
KARANGBOLONG TAHUN AJARAN 2015/2016

Disusun dan diajukan sebagai salah satu tugas akhir dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S1 PGSD BI
FKIP Universitas Terbuka

Oleh :
TRIASIH
NIM 836555811

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
PURWOKERTO
2016
PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG
KOPERASI PADA SISWA KELAS IV MI NURUL ISTIQOMAH
KARANGBOLONG TAHUN AJARAN 2015/2016

Disusun dan diajukan sebagai salah satu tugas akhir dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S1 PGSD BI
FKIP Universitas Terbuka

Oleh :
TRIASIH
NIM 836555811

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
PURWOKERTO
2016

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : Triasih


NIM : 836555811
Program Studi : S1-PGSD BI
Tempat Mengajar : MI Nurul Istiqomah Karangbolong
Jumlah Siklus : 2 Siklus
Pembelajaran
Hari dan Tanggal : Siklus I
Pelaksanaan a. Pertemuan I : Kamis, 03 Maret 2016
b. Pertemuan II : Kamis , 10 Maret 2016
Siklus II
a. Pertemuan I : Kamis, 17 Maret 2016
b. Pertemuan II: Kamis, 24 Maret 2016
Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

a. Rendahnya Hasil belajar IPS


b. Peningkatan pembelajaran IPS

Kebumen, April 2016


Menyetujui,
Supervisor 1 Mahasiswa

Drs.IMAM SUYANTO, M.Pd TRIASIH


ID.41002861 NIM. 836555811

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD BI Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Kebumen, April 2016


Yang membuat pernyataan,

Triasih
NIM. 836555811

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran dalam usaha peningkatan prestasi belajar siswa dan menyelesaikan
laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya.

Atas kehendaknya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan laporan


Pemantapan Kemampuan Profesional yang berjudul ” Penerapan Model CTL dan
Pengguanaan Media Gambar dalanm Meningkatkan Hasil Belajar IPS tentang
Koperasi pada Siswa Kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran
2015/2016.

Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, pemberian


motivasi dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Terbuka, yang telah memberi kesempatan untuk


menempuh pendidikan program SI PGSD BI.
2. Dekan FKIP Universitas Terbuka yang telah memberi kesempatan untuk
menempuh pendidikan program SI PGSD BI.
3. Bapak Imam Suyanto selaku supervisor I yang telah membimbing dalam
pelaksanaan penelitian ini.
4. Kepala MI Nurul Istiqomah Karangbolong, Bapak Maksudi, S. Pd.I yang telah
mengijinkan peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai
supervisor 2 dalam penelitian ini.
5. Ibu Tati Murni, S. Pd.I, selaku penilai 2.
6. Teman sejawat yang telah memberi bantuan, masukan dan dukungan dalam
proses pembelajaran.
7. Rekan-rekan guru MI Nurul Istiqomah Karangbolong yang banyak membantu
pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

iv
8. Suami dan orang tua yang selalu memberi motivasi.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga dengan bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah Bapak,
Ibu serta teman-teman berikan kepada peneliti dapat menjadi amal ibadah
serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya peneliti berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.

Kebumen, April 2016

Peneliti
Triasih

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
2. Analisis Masalah .......................................................................................... 5
3. Alternatif dan Priorias Pemecahan Masalah ............................................... 5
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................................ 6
D. Manfaat Penelitian Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Kajian Teori ....................................................................................... 8
1. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD ....................... 8
a. Karakteristik Siswa SD.............................................................. 8
b. Hasil Belajar IPS ....................................................................... 11
c. Peningkatan .............................................................................. 21
2. Penerapan Model CTL dan Penggunaaan Media Gambar ............. 21
a. Model CTL................................................................................. 21
1) Pengertian Model CTL ......................................................... 21
2) Karakteristik Model CTL ..................................................... 21
3) Komponen Model CTL ........................................................ 22
4) Langkah-Langkah Model CTL ............................................. 22

vi
5) Kelebihan dan Kekurangan Model CTL ............................. 23
b. Penggunaan Media Gambar ...................................................... 24
1) Pengertian Media Gambar.................................................... 28
2) Manfaat Media Gambar ....................................................... 25
3) Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar .................... 28
4) Kelebihan dan kekurangan Media Gambar ......................... 28
c. Penerapan Model CTL dan Penggunaan Media Gambar .......... 28
1) Pengertian Penerapan ........................................................... 28
2) Langkah-langkah Penerapan Model CTL dan Penggunaan
Media Gambar ..................................................................... 29
3. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 30
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 30
C.Hipotesis Tindakan ........................................................................... 30
D. Indikator Kinerja ............................................................................. 32
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN .......................................................................................... 33
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu ...... 33
B. Desain Prosedur Penelitian ............................................................... 35
C. Teknik Analisis Data.......................................................................... 35
1.Sumber Data ................................................................................... 38
2. Teknik dan Alat Pengumpul Data ................................................. 39
a. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39
b. Alat Pengumpul Data ............................................................... 40
3. Analisis Data ................................................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................ 47
1. Deskripsi Prasiklus......................................................................... S47
2. Deskripsi Antar Siklus ................................................................... 48
a. Siklus I ....................................................................................... 48
b. Siklus II ..................................................................................... 60
c. Perbandingan Antar Siklus ........................................................ 71

vii
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................ 73

1. Penerapan Model CTL dan Penggunaan Media Gambar.......... 73


2. Hasil Belajar IPS tentang Koperasi ......................................... 75
3. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Model CTL dan
Penggunaan Media Gambar ........................................................ 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ............................. 78
A. Simpulan .................................................................................... 78
B. Saran Tindak Lanjut .................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
2.1. Indikator Kinerja ....................................................................................... 32
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 34
3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi untuk Guru dan Siswa .................................. 42
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes ............................................................................. 44
4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Pada Kondisi Awal ....................................... 47
4.2 Hasil Observasi terhadap guru pada Siklus I pertemuan kesatu ................ 50
4.3 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I pertemuan Kesatu ........... 51
4.4 Hasil Evaluasi Siswa Pada Siklus I pertemuan Kesatu .............................. 52
4.5 Kendala dan Solusi Pada Siklus I pertemuan Kesatu................................. 53
4.6 Hasil Observasi terhadap guru pada siklus I pertemuan Kedua ................. 55
4.7 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada siklus I pertemuan Kedua ............. 56
4.8 Hasil Evaluasi Siswa Pada Siklus I pertemuan Kedua............................... 57
4.9 Kendala dan Solusi Pada Siklus I pertemuan Kesatu ................................ 58
4.10 Analisis Hasil Observasi Pada Siklus I ................................................. 58
4.11 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus I ................................................ 59
4.12 Hasil Observasi terhadap guru pada siklus II pertemuan kesatu ............. 61
4.13 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada siklus II pertemuan Kesatu ......... 63
4.14 Hasil Evaluasi Siswa Pada Siklus II pertemuan Kesatu .......................... 64
4.15 Kendala dan Solusi Pada Siklus II pertemuan Kesatu ............................ 65
4.16 Hasil Observasi terhadap guru pada siklus II pertemuan Kedua ............. 67
4.17 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada siklus II pertemuan Kedua ......... 68
4.18 Hasil Evaluasi Siswa Pada Siklus II pertemuan Kedua .......................... 69
4.19 Analisis Hasil Observasi Pada Siklus II ................................................... 70
4.20 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus II.............................................. 71
4.21 Perbandingan Hasil Observasi pada Siklus I dan II ................................. 72
4.22 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II ............................................. 73

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir .................................................................................... 31
3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 34

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing PKP
2. Perencanaan PTK
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II
4. Lembar observasi
5. Kartu kendali
6. Jurnal pembimbingan supervisor 2 PKP
7. Hasil belajar terbaik dan terburuk tiap pertemuan
8. Foto dokumentasi

xi
ABSTRAK

Triasih, 836555811,” Penerapan Model CTL dan Penggunaan Media


Gambar dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS tentang Koperasi Pada
siswa Kelas IV MI Nurul Istiqomah Tahun Ajaran 2015/2016”,Program
Studi S1 PGSD BI Universitas Terbuka UPBJJ-Purwokerto.2016
Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yang terjadi pada
siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah tahun ajaran 2015/2016 serta penggunaan
model dan media pembelajaran yang kurang tepat membuat siswa pasif dalam
mengikuti pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan
penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan
media gambar dalam meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi pada
siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016, (2)
meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi melalui penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar pada
siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016, (3)
mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar dalam
meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI
Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus. Sebelum tindakan perbaikan pembelajaran,
ketuntasan belajar siswa sebesar 54%. Pada siklus I, ketuntasan belajar siswa
naik menjadi 77% dan pada siklus II naik lagi menjadi 92,3%. Kesimpulan
penelitian ini adalah penerapan model CTL dan penggunaan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI
Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016.

Kata kunci : Model model Contextual Teaching and Learning (CTL),


media gambar, pembelajaran IPS.

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses
pembangunan keseluruhan system penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
tujuan nasional. Dengan perkataan lain pembangunan nasional merupakan
rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara untuk melaksanakan
mewujudkan tujuan nasional. Adapun tujuan nasional negara Republik
Indonesia dinyatakan secara tegas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea IV yaitu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pelaksanaan pembangunan nasional mencakup segala aspek kehidupan
bangsa dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain yang lebih maju. Oleh karena itu sesungguhnya
pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Salah satu bidang yang tercakup dalam pelaksanaan pembangunan nasional
adalah bidang pendidikan. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam
pelaksanaan pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan nasional yang
terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
1
2

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu bentuk pendidikan formal di Indonesia adalah Sekolah Dasar.
Berdasarkan pada amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang dimaksud dengan
pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan
mencetak kehidupan bangsa yang bertakwa, cinta dan bangga terhadap bangsa
dan negara, trampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta mampu
menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan dasar merupakan
pendidikan anak yang berusia 7 sampai dengan 13 tahun sebagai pendidikan di
tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat siswa. Di sinilah
siswa Sekolah Dasar ditempa berbagai bidang studi yang kesemuanya harus
mampu dikuasai siswa.
Di sekolah terjadi proses pembelajaran. Pembelajaran merupkan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar, pada suatu
lingkungan belajar. Kegiatan pembelajaran ini merupakan bantuan atau
bimbingan pendidik kepada siswa atau peserta didik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik atau siswa.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matri yang diajarkan,
guru harus senantiasa berupaya memperbaiki cara penyampaian materi
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan berbagai
strategi antara lain dengan merubah dengan memanfaatkan media pembelajaran
dan model pembelajaran yang tepat.
Media dan model pembelajaran merupakan inovasi guru untuk
mempermudah proses penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Model
dan media pembelajaran harus efektif dan sesuai dengan materi pembelajaran
guna mempermudah pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Penggunaan
model dan media pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih
termotivasi, lebih aktif, lebih mudah mencerna materi yang diberikan oleh guru
3

selama proses pembelajaran, serta membuat proses pembelajaran menjadi lebih


menyenangkan dan lebih bermakna.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar adalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi
yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi (Kasim, 2008:4)
Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun masyarakat. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di
Sekolah dasar meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan,
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pada dasarnya materi pelajaran IPS merupakan materi yang sangat penting
untuk diajarkan kepada siswa sekolah dasar, karena materi yang diajarkan
menyangkut berbagai hal yang menyangkut kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, maka pembelajaran
IPS harus dilaksanakan secara kreatif, dengan memanfaatkan berbagai media
yang sesuai dengan materi pembelajaran, serta model pembelajaran yang dapat
lebih mengajak siswa berpikir kritis dan kreatif.
Kebanyakan, pembelajaran pada mata pelajaran ini biasa diajarkan secara
konvensional hampir di setiap sekolah dasar, dengan metode klasik seperti
ceramah. Sebenarnya model pembelajaran yang seperti ini dapat menimbulkan
kebosanan pada siswa, karena siswa hanya sebagai pendengar dan kurang
dilibatkan dalam proses pembelajaran, selain itu siswa kurang dapat berpikir
kreatif dan kritis karena dalam metode ceramah siswa hanya “menerima” dan
tidak menuntut siswa berpikir kritis dan kreatif. Dampak lain yang tumbul
4

akibat hal ini adalah pada prestasi atau hasil belajar siswa yang cenderung
menurun.
Akhir-akhir ini telah berkembang berbagai model pembelajaran. Dari sekian
banyak model pembelajaran yang ada guru dapat memilih model yang tepat
atau sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam memilih
model pembelajaran, guru hendaknya dapat memilih model yang sesuai dengan
materi pembelajaran, serta sifatnya tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi
juga berusaha membangun struktur kognitif siswa dan dapat memotivasi siswa
untuk berfikir kritis dan kreatif. Selain penggunaan model pembelajaran yang
tepat, dalam menyampaikan materi juga perlu didukung dengan media yang
tepat. Penggunaan bantuan media juga sangat membantu siswa dalam
memahami materi yang disampaikan guru.
Sebagai contoh yang terjadi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong pada pembelajaran IPS tentang koperasi. Dapat dikatakan
bahwa pemahaman siswa terhadap materi tersebut masih rendah. Hal ini dapat
diketahui dari nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPS tentang
koperasi yaitu 62. Nilai rata-rata tersebut belum mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 70. Sedangkan jika dilihat dari perolehan nilai, dari 13 siswa,
hanya 7 orang atau 54% yang mendapat nilai 70 ke atas.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, nampak bahwa hasil belajar siswa
kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong pada pembelajaran IPS tentang
koperasi masih rendah. Setelah ditemukan beberapa faktor yang
kemungkinan menyebabkan hal tersebut, antara lain :
1. Pembelajaran yang masih terpusat pada guru dan kurang melibatkan
siswa dalam pembelajaran
2. Kebiasaan guru mengajar tanpa media
3. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan
materi
4. Siswa yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5

2. Analisis Masalah
Setelah dianalisis dan didiskusikan dengan teman sejawat diketahui
beberapa penyebab maslah tersebut yang perlu ditindaklanjuti antara lain :
a. Guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata di
lingkungan sekitar siswa
b. Seringnya guru mengajar tanpa media
c. Rendahnya hasil belajar siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan suatu tindakan perbaika
pembelajaran melelui penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis mengajukan
alternatif dalam perbaikan pembelajaran IPS tentang koperasi di kelas IV
MI Nurul Istiqomah Karangbolong, yakni melalui model CTL (Contextual
Teaching and Learning) dan pemanfaatan media gambar.
Adapun judul yang dipilih adalah Penerapan Model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan pemanfaatan media gambar dalam Meningkatkan
Hasil Belajar IPS tentang Koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar IPS tentang
koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun
ajaran 2015/2016?
2. Apakah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang
koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun
ajaran 2015/2016?
6

3. Apakah kendala dan solusi dalam penerapan model Contextual Teaching


and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar untuk meningkatkan
hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong tahun ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan penerapan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar IPS
tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong
tahun ajaran 2015/2016.
2. Meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi melalui penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar
pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran
2015/2016.
3. Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang
koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun
ajaran 2015/2016.

D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran


1. Bagi siswa
a. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
b. Meningkatkan prestasi belajar
2. Bagi guru
a. Sebagai masukan dalam upaya memperbaiki model pembelajaran
b. Untuk meningkatkan profesionalisme guru
c. Meningkatkan rasa percaya diri
7

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkan mutu, isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
b. Menumbuhkembangkan budaya ilmiah di sekolah
c. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah
4. Bagi institusi pendidikan secara umum
Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
a) Pembetulan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) hanya dapat
dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan
inforasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Peningkatan Hasil belajar Siswa kelas IV SD
a. Karakteristik Siswa SD
Secara umum karakteristik mengacu kepada karakter dan gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan. Dahlan
(1994:156) berpendapat bahwa karakteristik berasal dari kata karakter
yang berarti tabiat, watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh
individu yang relatif tetap. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka
yang dimaksud denga karakteristik adalah suatu hal yang mengacu pada
tabiat, watak, pembawaan, maupun kebiasaan atau gaya hidup seseorang
atau individu yang relatif tetap sehingga menjadi ciri khas dari individu
tersebut.
Menurut Undang-Undang N0 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan
pada jalur dan jenjang serta jenis pendidikan tertentu. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa siswa, murid atau peserta
didik adalah orang atau anak yang sedang berguru, belajar, atau
bersekolah.
Sedangkan Arifin (2000) berpendapat bahwa murid adalah manusia
didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan
atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
yakni kemampuan fitrahnya.

8
9

Sementara itu, Sumantri dan Syaodih (2016) mengemukakan


karakteristik anak ussia SD sebagai berikut :
(1) Senang bermain, terutama kelas-kelas rendah
(2) Senang bergerak
(3) Senang bekerja dalam kelompok
(4) Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka secara umum
karakteristik siswa SD adalah senang bermain, mempunyai rasa ingin
tahu yang tinggi, suka bekerja kelompok, dan senang melakukan sesuatu
secara langsung
b. Hasil Belajar IPS
1) Hasil belajar
a) Pengertian hasil belajar
Menurut Sudjana (2009:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas, mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2008:2) menyatakan
bahwa terdapat 5 kemampuan yang diperoleh dari proses belajar
mengajar yang dapat diamati tentang hasil belajar yaitu (1)
kemampuan intelektual, (2) kemampuan penguasaan strategi
kognitif, (3) kemampuan informasi verbal, (4) kemampuan yang
berhubungan dengan sikap (afektif), dan (5) kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan kerja.
Sedangkan Kingsley dalam Sudjana (2008:22) mengemukakan
bahwa hasil belajar dibedakan dalam 3 kelompok yaitu : (1)
keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, dan
(3) sikap dan cita-cita.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka yang dimaksud
dengan hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
10

siswa setelah proses atau kegiatan belajar mengajar yang mencakup


aspekkognitif, afektif dan psikomotorik.
b.) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi 2
yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang sedang belajar, yang meliputi:
(1)Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh
(2)Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan
(3)Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani
Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu yang
meliputi
(1) Faktor keluarga
(2) Faktor sekolah misalnya metode belajar, kurikulum, relasi siswa
dengan guru dan lain-lain
(3) Faktor masyarakat yaitu berupa kegiatan siswa dalam
masyarakat, massmedia, teman bergaul, dan pola kehidupan
masyarakat
Sedangkan Suryabrata (2010:233) mengatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi :
(1) Faktor fisiologis yaitu tonus jasmani pada umumnya dan keadaan
fungsi-fungsi fisiologis tertentu
(2) Faktor psikologis atau kejiwaan,
Faktor eksternal meliputi :
(1) Faktor nonsosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara,
cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar
(2) Faktor sosial yaitu faktor hubungan dengan sesama manusia
11

Faktor-faktor yang dikemukakan oleh para ahli tersebut akan


sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Secara umum
menurunnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh faktor-faktor
antara lain sebagai berikut :
(1) Semangat belajar yang rendah
(2) Sarana belajar yang kurang memadai
(3) Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat
(4) Guru yang kurang semangat dalam mengajar

c.) Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


a). Pengertian IPS
Menurut Kasim (2008:4) IPS adalah suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi,
dan ekonomi.
Sumaatmadja dalam Supriatna (2008:1) mengemukakan
bahwa secara mendasar pelasaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya.
Sedangkan Leonard dalam Kasim (2008:4) berpendapat
bahwa IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam
masyarakat baikdalam lingkungan mulai dari lingkungan yang
terkecil misalkan keluarga, tetangga, RT, RW, desa atau kelurahan,
kecamatan, kabupaten, provinsi, negra dan dunia.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan IPS
adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis
gejala dan masalah-masalah sosial di masyarakat, atau dengan kata
lain IPS merupakan suatu bidang studi yang mempelajari manusia
dan kehidupannya dalam masyarakat.
12

b). Tujuan Pendidikan IPS


Adapun tujuan pendidikan IPS menurut Sardjiyo dkk (2014:1.28)
adalah sebagai berikut :
(1) Membekali anak didik dengan pengetahuan yang berguna dalam
kehidupnnya kelak di masyarakat
(2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan maslah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat
(3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta keahlian
(4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup
yang menjadibagian darikehidupan tersebut
(5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
(1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan
(2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial
(3) Memiliki komitmendan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan
(4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional dan global
13

c). Ruang lingkup IPS


Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
materi, budaya, kejiwaan, pemanfaatan sumber daya yang ada di
permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan kebutuhan lainnya dalam
kehidupan manusia sebagai warga masyarakat.
Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, menganalisis dan mengkaji
sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosial
sebagai anggota masyarakat.
Mengingat bahwa manusia dalm konteks sosial meliputi cakupan yang
luas, maka pengajaran IPS di setiap jenjang pendidikan harus dibuat
batasan-batasan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada masing-
masing jenjang.
Pada jenjang pendidikan dasar, pengajaran IPS di batasi sampai pada
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau atau masalah sosial
dalam kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar kehidupan
peserta didik.
Menurut Sardjiyo dkk (2014:1.29) ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
(1). Manusia, tempat dan lingkungan
(2). Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
(3). Sistem sosial,dan budaya
(4). Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Tasrif (2008:4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek
yaitu :
(1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial,
hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan
sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik
(2)Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun
tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
14

(3)Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global


(4)Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan
ekonomi
Pada bagian penjelasan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal
27 disebutkan bahwa bahan kajian IPS antara lain ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, kesehatan,dan sebagainya dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
c). Materi IPS
1) Silabus
(a) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan
ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kbupaten atau
kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar : mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
(b) Indikator
(1) Menjelaskan pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
(2) Menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi bagi anggota
(3) Menjelaskan jenis-jenis koperasi
(4) Menunjukkan berbagai barang yang diperjualbelikan dalam
koperasi
(5) Membedakan koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara
(c) Materi pembelajaran IPS
Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
 Pengertian koperasi
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 disebutkan “
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan” . berdasarkan ayat tersebut, maka
lembaga perekonomian yang paling cocok adalah koperasi.
15

Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan


usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi
dengan melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip koperasi
Dari asal katanya, koperasi berasal dari kata co yang berarti
bersama, dan operare yang berarti bekerja atau berkarya. Jadi,
koperasi berarti kelompok atau perkumpulan orang atau badan
yang bersatu dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dan
gotong royong untuk mewujudkan kemakmuran bersama.
Koperasi pertama didirikan tanggal 12 Juli 1967 oleh
Drs. Moh.Hatta, oleh karena itu tanggal 12 Juli ditetapkan
sebagai hari koperasi Indonesia dan Drs. Moh.Hatta ditetapkan
sebagai Bapak koperasi Indonesia. Adapun sifat-sifat koperasi
adalah sebagai berikut :
(a) Koperasi merupakan organisasi perekonomian
(b) Anggota koperasi memiliki cita-cita dasar yang sama yaitu
mencapai kemakmuran atau kesejahteraan
(c) Cita-cita ini ingin diwujudkan secara bersama-sama.
(d) Koperasi memiliki watak sosial, yaitu membantu anggota
yang lemah
(a) Arti lambang koperasi
1. Arti lambang lama
(a) Gerigi roda menunjukkan kerja atau usaha yang terus
menerus
(b) Pohon beringin menunjukkan sifat kemayarakatan dan
persatuan yang kokoh
(c) Bintang dan perisai menunjukkan Pancasila sebagai
landasan idiil
(d) Timbangan menunjukkan sifat adil
(e) Padi dan kapas menunjukkan kemakmuran yang hendak
dicapai
16

(f) Rantai menunjukkan persahabatan dan persatuan yang


kuat
(g) Warna merah putih menunjukkan sifat nasional koperasi
(h) Tulisan “koperasi Indonesia “ menunjukkan kepribadian
koperasi rakyat Indonesia
Arti lambang koperasi baru :
(a) Gambar bunga koperasi Indonesia harus senantiasa
berkembang mengikuti jama, dinamis, dan berwawasan,
variatif, inovatif, sekaligus produktif dalam kegiatannya
serta berorientasi pada keunggulan dan teknologi
(b) Gambar 4 sudut pandang menunjukkan arah mata angin,
artinya koperasi harus dapat sebagai organisasi penyalur
aspirasi, berlandaskan sifat kerakyatan, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasim serta siap menuju persaingan global
(c) Teks Koperasi Indonesia artinya harus senantiasa maju
sesuai kebutuhan jaman. Teks yang ditulis berjejer rapi
mempunyai arti bahwa ikatan antar anggota dan pengurus
yang kuat.
(d) Warna pastel menunjukkan sikap berwibawa, ketabahan,
kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian
yang kuat.
(e) Empat kuncup bunga digambarkan saling bertautan
membentuk lingkaran artinya bahwa setiap pengurus dan
anggota saling bekerjasama membutuhkan satu dengan
yang lain
(b) Tujuan dan Manfaat koperasi bagi anggota
(1) Meningkatkan kesejahteraan anggota
(2) Menyediakan kebutuhan pokok anggota
(3) Mempermudah anggota koperasi untuk memperoleh modal
usaha
17

(4) Mengembangkan usaha para anggota koperasi


(5) Menghindarkan anggota koperasi dari praktek rentenir
(c) Jenis-jenis koperasi
(1) Berdasarkan jenis usaha
 Koperasi konsumsi yaitu koperasi yang menyediakan
kebutuhan pokok para anggota misalnya beras, gul,
tepung, kopi dan sebagainya
 Koperasi kredit atau simpan pinjam yaitu koperasi yang
membantu anggotanya untuk memperoleh kredit atau
pinjaman uang
 Koperasi produksi yaitu koperasi yang membantu usaha
anggota koperasi, juga menampung hasil usaha
anggotanya
(2) Berdasarkan keanggotaan
 Koperasi pertanian yaitu koperasi yang beranggotakan
para petani, buruh tani, dan orang-orang yang terlibat
dalam usaha pertanian
 Koperasi pensiunan yaitu koperasi yang beranggotakan
pensiunan PNS
 Koperasi pegawai negeri yaitu koperasi yantg
beranggotakan para pegawai negeri
 Koperasi sekolah yaitu koperasi yang beranggotakan para
warga satu sekolah.
 Koperasi Unit Desa (KUD) yang beranggotakan
masyarakat pedesaan, melakukan usaha di bidang
ekonomi
(3) Landasan koperasi Indonesia
 Landasan idiil : Pancasila
 Landasan Struktural : UUD 1945 Khususnya pasal 33
ayat 1
18

 Landasan operasional : UU No. 17 tahun 2012 tentang


perkoperasian dan AD/ART koperasi
(4) Perbedaan koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan BUMS
 Bidang permodalan
 Koperasi : dari simpanan anggota sifatnya berubah-ubah
 BUMN : kekayaan negara yang dipisahkan, sifatnya tetap
 BUMS : dari perseoranagan atau dari para pemegang
saham dan penjualan obligasi sifatnya tetap
 Bidang tujuan usaha
 Koperasi : meningkatkan kesejahteraan anggota yang
berwatak sosial yang berusaha untuk meningkatkan SHU
(Sisa Hasil Usaha) dari tahun ke tahun
 BUMN : melayani kepentingan umum dan untuk
memperoleh keuntungan
 BUMS : umumnya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang berwatak ekonomi (profit motif)
 Bidang hubungan usaha
 Koperasi : senantiasa mengadakan koordinasi kerja sama
antara koperasi yang satu dengan yang lainnya
 BUMN : berusaha mengadakan hubungan usaha, baik
dengan Koperasi maupun BUMS
 BUMS : adakalanya di antara BUMS terjadi persaingan
 Bidang organisasi
 Koperasi : organisasi yang mempunyai kepentingan yang
sama antara para anggotanya
 BUMN : dikelola oleh negara
 BUMS : anggotanya terbatas, kepada orang-orang yang
memilki modal
 Bidang kekuasaan tertinggi
 Koperasi : Rapat Anggota
19

 BUMN : Pemerintah
 BUMS : Pemegang saham dan nama pemilik
c. Peningkatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa peningkatan
merupakan proses, cara, perbuatan meningkatkan, (usaha, kegiatan dan
sebagainya). Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan peningkatan
hasil belajar siswa adalah proses maupun upaya yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL)dan


penggunaan media gambar
a. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
1) Pengertian model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Mulyasa (2006:102) yang dimaksud dengan model CTL
(Contextual teaching and learning) merupakan konsep pembelajaran
yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan
dunia kehidupan siswa secara nyata sehingga siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Jhonson (2007:14) pembelajaran kontekstual merupakan satu
konsepsi pengajaran dan pembelajaran yang membatu guru mengaitkan
bahan subyek yang dipelajari dengan situasi dunia sebenarnya dan
memotivasikan pembelajaran untuk membuat kaitan antara pengetahuan
dan aplikasinya dalam kehidupan harian mereka sebagai ahli keluarga,
warga masyarakat dan pekerja.
2) Karakteristik model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Muslich (2011:42) karakteristik pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai berikut :
a) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan
20

dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang


dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah learning real life
setting)
b) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning)
c) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing)
d) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, diskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in a gruoup)
e) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerjasama, saling memahami satu dengan yang
lain secara mendalam (learning to know each other deeply)
f) Pembelajaran dilaksanakan aktif, kreatif, mementingkan kerja
sama (learning to ask, to inquiry, to work together)
g) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
learning as enjoy activity)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik model Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik dengan menggali
pengetahuan siswa, memberikan tugas-tugas yang bermakna,
membentuk kelompok untuk menciptakan kerjasama antar siswa, dan
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan
pengalaman yang bermakna.
3) Komponen model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Trianto (2009:107) pembelajaran kontekstual melibatkan
7 komponen utama yaitu (1) konstruksivisme (constuctivism) (2)
bertanya questioning), (3) inquiry (inquiry),(4) masyarakat belajar,
(learning community), (5) permodelan (modeling), (6) refleksi
(reflection), dan (7) penilaian autentik (authentic assessment).
4) Langkah-langkah model Contextual Teaching and Learning (CTL)
21

Pelaksanaan pembelajaran dengan model Contextual Teaching


and Learning (CTL) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila
dilaksanakan dengan langkah-langkah yang tepat. Trianto (2009:107)
mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut :
a) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang dipilih secara
acak dengan menciptakan masyarakat belajar serta menemukan
sendiri dan mendapatkan keterampilan baru dan pengetahuan baru.
b) Siswa membaca dan mengidentifikasi LKS serta media yang
diberikan oleh guru untuk menemukan pengetahuan baru dan
pengalaman siswa.
c) Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok lain
diberi kesempatan mengomentari
d) Guru memberikan tes formatif secara individual yan mencakup
semua materi yang telah dipelajari
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Menurut Anisa (2009) ada beberapa kelebihan dalam
pembelajaran (CTL) yaitu sebagai berikut
(a) Pembelajaran lebih bermakna,artinya siswa melakukan sendiri
kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa
dapat memahaminya sendiri
(b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa
menemukan sendiri bukan hafalan
(c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat
tentang materi yang dipelajari
(d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan
bertanya kepada guru
(e) Menumbuhkan kemampuan dalam bekerja sama dengan teman yang
lain untuk memecahkan masalah yang ada.
22

(f) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.


Menurut Dzaki (2009) kelemahan pembelajaran CTL yaitu :
(a) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman
lainnya karena siswa tidak mengalami sendiri
(b) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya
karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya
(c) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan
lainnya karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa
yang lain dalam kelompoknya.
b. Penggunaan Media Gambar
1) Pengertian media gambar
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu media yang digunakan. Kata media berasal
dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2011:3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dalam pengertian ini, maka yang dimaksud dengan media pembelajaran
adalah guru, buku dan lingkungan sekolah.Menurut Gagne dan Reiser
media pendidikan atau pengajaran yaitu alat-alat fisik seperti instruktur,
buku cetak, tape recorder dan lain-lain yang digunakan untuk
penyampaian pesan pendidikan.
Borman dalam Sumantri dan Permana (2001:152-153) mendefinisikan
media pembelajaran sebagai alat baik hardware maupun software yang
dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya untuk
meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
Dari definisi-definisi tersebut, maka yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah semua alat, sarana baik manusia, materi, kejadian,
baik hardware maupun software yang digunakan untuk menyampaikan
23

pesan atau materi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan


efektivitas kegiatan belajar mengajar.
2) Manfaat Media
Menurut Sudjana dan Rivai (2002:2) manfaat media dalam proses
belajar siswa yaitu
a) Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran
akan lebih menarik perhatian mereka
b) Makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami
siswa dan memungkinkan siswa lebih banyak melakukan terjadinya
penguasaan serta pencapaian tujuan pembelajaran
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi
d) Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan
pembelajaran, tidak hanya mendengarkan tetapi mengamati,
mendemonstrasikan, melakukan langsung dan memerankan
Hamalik dalam Arsyad (2009:15) mengemukakan bahwa pemanfaatan
media pembelajaran dapat :
a) Membangkitkan keinginan dan minat yang baru
b) Membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
c) Bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa
3) Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Herry (20076.31) ada 3 jenis media pembelajaran yang
dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah yaitu :
a) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan, terdiri dari media yang dapat
diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat
diproyeksikan (nonprojected visual)
b) Media Audio yaitu media yang mengandung pesandalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
24

c) Media audio visual yang merupakan kombinasi dari media audi


dan media visual atau media pandang dengar.
Menurut Heinich dan Molenda (2009) terdapat enam jenis
dasar dari media pembelajaran yaitu :
a) Teks, yang merupakan elemen dasar dalam penyampaian suatu
informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan
yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian
informasi
b) Media audio, misalnya suara latar, music atau rekaman suara
dan lainnya.
c) Media visual yaitu media yang dapat memberikan rangsangan-
rangsangan visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan,
grafik, kartun, poster papan buletin, dan lainnya.
d) Media proyeksi gerak, termasuk di dalamnya film gerak,
program tv, video kaset, (CD,VCD, atau DVD)
e) Benda-benda tiruan/miniature, termasuk di dalamnya benda-
benda 3 dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa.
Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek
maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan
dengan baik
f) Manusia, termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli
dibidang atau materi tertentu
Berdasarkan uraian di atas, media yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah media gambar.
Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran
yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang mudah
dimengerti dan dinikmati di mana-mana.
Menurut Sudjana (2007:68) pengertian media gambar adalah
media visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan
sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan
25

secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan


kata-kata dan gambar-gambar.
Arsyad (1995:83) berpendapat bahwa media gambar adalah
berbagai peristiwa atau kejadian, obyek yang dituangkan dalam
bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun
gambaran.
Menurut Sadiman (2003:25) ada 6 syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu media gambar, yaitu :
a) Harus autentik, artinya dapat melukiskan situasi atau
menyampaikan suatu kejadian sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya
b) Sederhana artinya bahwa komposisinya harus jelas,
menunjukkan pola-pola pokok dalam gambar, jangan sampai
berlebihan sehingga siswa sulit untuk memahaminya.
c) Ukuran relatif, yaitu dalam gambar tersebut terdapat sesuatu
yang telah dikenal siswa sehingga dapat membantu
membayangkan gambar dan isinya.
d) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran
e) Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan pembelajaran
f) Gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4) Langkah-langkah penggunaan media gambar
Kosasih (2007:28) menjelaskan langkah-langkah penggunaan
media gambar sebagai berikut :
a) Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan siswa
b) Guru memperlihatkan gambar pada siswa di depan kelas
c) Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
26

d) Guru mengarahkan perhatian siswa kepada sebuah gambar


sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu
e) Guru memberikan tugas kepada siswa
5) Kelebihan dan Kekurangan media gambar
Daryanto (2013:90) mengemukakan kelebihan media gambar
yaitu :
a) Ukuran tampilan gambar sangat fleksibel, dan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan
b) Gambar merupakan bahan ajar yang kaya informasi dan lugas
karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung
c) Gambar menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran
Sedangkan kekurangan media gambar yaitu :
a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata
b) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran
c. Penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
Penggunaan media Gambar
1) Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
menerapkan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut Ali
(1995:1044) penerapan adalah mempraktekkan. Berdasarkan
kedua pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan penerapan
adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Dengan demikian dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
tindakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang mengaitkan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata sehingga siswa akan
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.
27

Sedangkan penggunaan merupakan proses, kegiatan, cara


menggunakan sesuatu, sehingga dalam penelitian ini penggunaan
media gambar merupakan kegiatan pembelajaran dengan
mediagambar untuk memperjelas penyampaian materi, sehingga
siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
2) Langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan penggunaan media gambar
Adapun langkah-langkah dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media
gambar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran
b) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
c) Guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
d) Guru menjelaskan gambar
e) Guru memberikan soal untuk diskusi kelompok
f) Membahas hasil diskusi
g) Guru mengajak siswa untuk mengunjungi koperasi sekolah
h) Guru menerangkan tentang koperasi sekolah
i) Guru memberikan tugas untuk evaluasi
j) Guru menutup pembelajaran

3) Penelitian yang Relevan


a. Penelitian yang dilakukan oleh Sanuwiyah (2011) FIP Bumi Siliwangi
dengan judul penerapan model kontekstual dalam meningkatkan hasil
belajar Siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan pada
siswa kelas IV SDN Sukaluyu I. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
prestasi belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah
65,33 dan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 70,87. Hal ini
28

menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan


hasil belajar IPS.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Mijil Widianingtyas (2013) dari Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Menggunakan Media Gambar Bagi Siswa Kelas IV MI Al Fatah
Kemutug, Wonosobo Jawa Tengah Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum tindakan yaitu 65,76. Pada
siklus I menjadi 71,92 dan pada siklus II naik lagi menjadi 76,90. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
B. Kerangka berpikir
Pendidikan di SD merupakan hal yang sangat penting, di sini bukan
hanya memberi bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung
melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar peserta
didik secara optimal. Karakteristik siswa kelas IV SD menurut teori Piaget
berada pada masa operasional konkret yang mempunyai ciri-ciri : siswa
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, suka bereksplorasi, senang bermain
dan lebih menyukai sesuatu yang menyenangkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka guru hendaknya menggunakan model
yang sesuai dengan karakteristik siswanya, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dari berbagai model pembelajaran yang ada, peneliti memilih model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media
gambar.Model ini merupakan model pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata sehingga dapat memotivasi siswa
membuat hubungan antarapengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan
nyata mereka. Sedangkan media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru
kepada siswa.
29

Guru
masih
Dengan menggunakan model
Contextual cara Teaching
konvensional
and Learning (CTL) (ceramah) dan
penggunaan media gambar diharapkan hasil belajar siswa
khususnya mata pelajaran IPS dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka berpikir
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kondisi awal Dengan


penerapan
model ctl dan
penggunaan Siswa
media cenderung
gambar dapat pasif,
meningkatkan hasil
hasil belajar belajar
siswa rendah

Siswa
Tindakan Penerap
menjadi aktif,
an model
siswa tidak
CTL dan
bosan,
penggunaan
pembelajaran
media
bermakna
gambar
Hasil Akhir
Hasil
belajar
meningkat
Gambar 2.1. Kerangka berpikir penelitian

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori di atas, maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah : jika penerapan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar dilaksanakan dengan
langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPS
tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong
tahun ajaran 2015/2016.
30

D. Indikator Kinerja
Ada dua indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu penggunaan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar dan
hasil belajar IPS siswa. Selanjutnya indikator kinerja penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator kinerja penelitian

No Aspek yang diukur Target Cara mengukur

1 Penerapan model ctl dan 85% - observasi


penggunaan media gambar
- wawancara

2 Hasil belajar IPS tentang 85% Tes tertulis (KKM ≥ 70)


koperasi
31

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul
Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016.Jumlah siswanya yaitu
13 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 3 perempuan.Mereka memiliki
kemampuan akademik dan latar belakang kehidupan yang berbeda-
beda.Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga ekonomi menengah
ke bawah.Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan orang tua mereka yang
bermatapencaharian sebagai petani dan buruh.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Nurul Istiqomah
Karangbolong. Pada tahun ajaran 2015/2016 MI Nurul Istiqomah memiliki
93 siswa, 6 tenaga pengajar dan satu kepala sekolah. Secara geografis, MI
Nurul Istiqomah terletak di Jalan Karangbolong –Gombong KM
19.Letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau karena berada di tepi
jalan.MI Nurul Istiqomah Karangbolong berada di tempat yang tidak
terlalu ramai sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih
efektif.
MI Nurul Istiqomah memiliki sarana dan prasarana belajar yang cukup
baik, antara lain 6 ruang kelas, 1 ruang guru bergabung dengan ruang
kepala Madrasah, 1 ruang musik, koperasi sekolah, dan 2 ruang toilet.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang dilaksanakan pada
bulan Februari Minggu ke 4 sampai awal bulan April. Pembuatan jadwal
waktu penelitian bertujuan untuk memudahkan penelitian agar penelitian
yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis, efektif dan
efisien.Penjelasan jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

31
32

Table 3.1 Jadwal Penelitian tindakan Kelas


Kegiatan Bulan

Februari Maret 2016 April


2016 2016

3 4 1 2 3 4 1 2

1. Persiapan
a. Ijin penelitian
b. Diskusi dengan guru untuk
identifikasi masalah
c. Menyusun RPP Prasiklus

d. Konsultasi dengan penilai 1 dan


2
e. Revisi RPP
2. Pelaksanaan
a. Prasiklus
b. Siklus I

c. Siklus II
3. Analisis data dan pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan 2
siklus)
b. Penyusunan laporan PKP
c. Penggandaan dan pengumpulan
laporan
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian perbaikan pembelajaran ini, peneliti dibantu
oleh 2 orang observer yang sekaligus menjadi penilai dalam proses pembelajaran.
Observer terdiri dari seorang guru senior yang menjadi supervisor 2 dan teman
sejawat yang akan menjadi penilai.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan kelas
Suharsimi Arikunto, yaitu menggunakan sistem model spiral refleksi yang
dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan
observasi dan refleksi.
33

1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
(Arikunto, 2008:17). Dalam tahap ini, peneliti menentukan titik fokus
peristiwa yang diamati, kemudian membuat instrumen dan lain-lain.
Rencana merupakan tindakan yang tersusun untuk memperbaiki situasi,
mengubah atau meningkatkan yang dilaksanakan secara khas yang
mempunyai prospektif dan memandang ke depan. Langkah-langkah
direncanakan dengan rinci sebagai pegangan dalam melaksanakan
tindakan.
2. Tindakan
Arikunto (2008:18) berpendapat bahwa tindakan yaitu pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu
mengenai tindakan kelas. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berusaha
untuk mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan atau
skenario pembelajaran tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-
buat. Hal ini sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk
menghasilkan suatu peningkatan atau perbaikan dalam proses
pembelajaran.
3. Observasi
Tahap observasi yaitu kegiatan pengumpulan data tentang proses
perubahan kinerja, pembelajaran pada waktu tindakan sedang dilakukan,
yang dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan
untuk langkah-langkah yang akandatang. Observasi dilakukan terhadap isi
tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan
tersebut.Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan merupakan bahan
untuk mengadakan refleksi untuk menyusun rencana tindakan berikutnya.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan
penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan.Tahap refleksi
merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk
34

mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan yang dilakukan.Pada


tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum dilakukan
tindakan dan kondisi setelah dilakukan tindakan.Refleksi
mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi
sosial dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu
(Arikunto, 2008:19).
Dari beberapa penjelasan di atas maka model penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan sebagaiberikut :

Kondisi awal Perencanaan

Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan

Pengamatan

?
Gambar 3.1. Bagan Model Penelitian
Tindakan Kelas menurut
Suharsimi Arikunto (2008:16)
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan.Tahapan dalam setiap siklus ada empat yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dalam
penelitian. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalm tahap
perencanaan yaitu (a) membuat skenario pembelajaran, (2)
mengkoordinasikan dengan guru pelaksana dan observer, (c)
mempersiapkan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran,
35

(d) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses


danhasil tindakan, dan (e) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai skenario yang dibuat.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap di mana peneliti menerapkan apa yang
sudah dirancang. Dalam penelitian ini tindajkan yang dilakukan adalah
menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS tentang koperasi
pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran
2015/2016. Tahap pelaksanaan ini merupakan inti dari kegiatan penelitian
tindakan kelas.Pada tahap ini juga berlangsung kegiatan observasi yang
dilaksanakan oleh observer.
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.Pengamatan merupakan tahap di mana peneliti melakukan
pengamatan atau pengambilan data untuk melihat sejauhmana efek
tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan pengamatan ini meliputi proses
tindakan yang terwujud melalui aktivitas pembelajaran, dampak atau
pengaruh tindakan, perubahan yang terjadi dan kendala yang muncul
dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan berdasarkan
lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil observasi ini
nantinya akan menjadi bahan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan memproses data yang telah diperoleh
selama pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas. Guru dan
peneliti menganalisis kelebihan dan kekurangan saat pembelajaran,
kemudian mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara
memperbaiki kekurangan yang ada. Pada tahap refleksi peneliti dapat
membandingkan hasil tindakan pada masing-masing siklus.Hasil refleksi
dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam merencanakan perbaikan
pada siklus berikutnya.
36

C. Teknik Analisis Data


1. Sumber Data
Sumber data dapat dilihat dari subyek di mana data itu diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa
Data diperoleh dari siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong
tahun ajaran 2015/2016. Data yang diperoleh berupa data penerapan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar yang diperoleh
melalui lembar observasi siswa, wawancara siswa, dan tes hasil belajar
IPS tentang koperasi.
b. Observer
Observer dalam penelitian ini adalah peneliti, rekan guru, dan
teman sejawat. Data yang diperoleh berasal dari data hasil pengamatan
tentang penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan penggunaan media gambar dalam peningkatan hasil belajar IPS
tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong.
c. Dokumen
Dokumen dalam penelitian ini adalah catatan peristiwa yang
digunakan peneliti untuk mengetahui latar belakang siswa kelas IV MI
Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016, serta dokume
daftar nilai siswa atau catatan lain yang mendukung penelitian ini..
Dokumen digunakan sebagai pelengkap dan penguat data yang lain.
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini berupa teknik observasi,
dokumentasi dan tes.
1. Teknik Observasi
Menurut Arifin (2011:153) observasi adalah suatu proses pengamatan
dan pencatatan secara sitematis, logis, obyektif, dan rasional mengenai
37

berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun


dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan observasi
dalam penelitian ini, yaitui untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran denagn menerapkan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar.
Pelaksanaan observasi melibatkan observer.Kegiatan
observasi dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi
yang telah dibuat oleh peneliti.
2. Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012:239) dokumen adalah catatan peristiwa
yang telah berlalu.Dokumen dapat berupa tulisan atau
gambar.Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang terkait siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong.Dengan dokumen tersebut, peneliti dapat mengetahui
perkembangan hasil belajar siswa kelas IV sehingga dapat dijadikan
acuan dalam melaksanakan penelitian.
3. Teknik Tes
Menurut Sanjaya (2008:187) te adalah teknik penilaian yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian
suatu kompetensi. Tujuan dari kegiatan pengukuran ini adalah untuk
mengetahui perkembangan aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku
peserta didik.
Teknik pengumpulan data berupa tes dalam penelitian ini dilakukan
melalui tes tertulis.Tes ini diberikan pada asetiap akhir pertemuan
untuk mengukur hasil pembelajaran pada setiap pertemuan.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Lembar tes tertulis
38

Lembar tes tertulis digunakan untuk mengetahui sejauhmana


hasil belajar yang dicapai siswa baik sebelum maupun sesudah
diadakan tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar tes
tertulis.Soal yangdiberikan dalam bentuk soal jawaban singkat dan
pilihan ganda.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauhmana
keberhasilan yang dicapai dalam proses pembelajaran. Lembar
observasi berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan. Lembar observasi didisi oleh
observer untuk mengamati proses pembelajaran dengan
menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
menggunakan media gambar. Lembar observasi dalam penelitian
ini ada 2 yaitu lembar observasi untuk guru dan lembar observasi
untuk siswa.
c. Penyusunan instrumen
1) Instrumen Penerapan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan menggunakan media gambar
a. Definisi Koseptual
Penerapan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan menggunakan media gambar adalah suatu desain
pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan media
gambar dalam penyampaian materi dan mengaitkan materi
pembelajaran dengan ksituasi nyata yang ada di sekitar
lingkungan siswa sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang disampaikan.
b. Definisi operasional
Tingkat keberhasilan penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan menggunakan media
39

gambar dapat terlihat dari hasil nilai dan deskripsi yang didapat
dari observasi dan wawancara.
c. Kisi-kisi lembar observasi
Adapun aspek-aspek yang diamati dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan
media gambar dapat dilihat pada tabel berikut.
40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penerapan model


Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
menggunakan media gambar terhadap guru dan siswa
Variabel Langkah Nomor butir Jumlah butir

Penerapan - Penyampaian 1 1
model kompetensi
Contextual - Guru membagi 2 1
siswa menjadi
Teaching and
beberapa
Learning (CTL) kelompok
dan - Pembagian 3 1
menggunakan LKS dan
media gambar penyajian
materi dengan
media gambar
- Bersama siswa
4 1
mengunjungi
koperasi
sekolah
- Guru 5 1
menerangkan
tentang
koperasi
sekolah
6 1
- Pembagian
lembar diskusi
- Pembacaan 7 1
soal dan
diskusi soal
- Pembahasan 8 1
soal
- Guru
memberikan 9 1
evaluasi
- Penutup 10 1

Jumlah 10 10

2. Instrumen Peningkatan hasil Belajar IPS tentang Koperasi


a. Definisi konseptual
41

Peningkatan hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV SD


merupakan suatu proses pengembangan kemampuan siswa kea rah yang
lenih baik untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Proses
belajar bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang ada dalam diri siswa. Sedangkan hasil belajar adalah
perubahan pola perilaku dan perbuatan yang mencerminkan kemampuan
siswa baik berupa aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
dalam satu kompetensi dasar.
b. Definisi operasional
Peningkatan hasil belajar IPS tentang koperasi dapat dilihat dari hasil
belajar siswa setelah proses pembelajaran. Untuk mengetahui hasil
tersebut, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar kerja
siswa yang diberikan pada awal (pretest) dan tes pada akhir
pembelajaran.
c. Adapun kisi- kisi soal yang akan diberikan pada siklus I dan II dapat
dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen tes
No Indikator Bentuk Jumlah

1 Siklus I
2.2.1 Menjelaskan Isian 5
pengertian koperasi
dan arti lambang
koperasi
2.2.2 Menjelaskan tujuan
dan manfaat koperasi
Isian 5

2 Siklus II Pilihan 5
Menyebutkan jenis-jenis ganda
koperasi
i. Menyebutkan perbedaan Pilihan 5
koperasi dengan badan ganda
usaha lainnya
Jumlah 20
42

D. Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2012:334) analisis data adalah
suatu proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain dngan cara yang
sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain.
Analisis data merupakan proses menyeleksi, mengurutkan dan
mengorganisasikan data yang diperoleh selama proses penelitian yang
disusun secara sistematis sehingga hasil penelitian mudah dipahami orang
lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berasal dari hasil belajar siswa, dan data
kualitatif berasal dari proses analisis penerapanmodel Contextual Teaching
and Learning (CTL)dan menggunakan media gambar. Menurut Miles dan
Hubberman dalam Sugiyono (2012:337) ada 3 langkah pengolahan data
yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data dengan cara
menyeleksi, memilih, memfokuskan, dan mengabstraksikan data.
Reduksi data dapat memberikan gambaran data penelitian yang lebih
jelas kepada peneliti sehingga dapat mempermudah peneliti dalam
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian data
Tahap selanjutnya setelah reduksi data adalah pnyajian data. Penyajian
data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang
diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dengan
penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang
penyajian data.
3. Penarikan kesimpulan atau Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan atua
verifikasi.Kesimpulan berisi tentang intisari dari data yang disajikan
43

secara sistematis dengan pemaparan yang singkat dan padat tetapi


mengandung makna yang luas.Penarikan kesimpulan pada setiap akhir
penelitian dilakukan sebagai patokan untuk membuat perencanaan
tindakan selanjutnya.
4. Validitas data
Validitas digunakan agar diperoleh data yang valid dari suatu
penelitian.Data yang valid dalam suatu penelitian merupakan data
yang sesuai dengan kenyataan tentang hal yang diteliti.Agar diperoleh
data yang valid instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus
valid.Untuk memperoleh data yang valid diperlukan
triangulasi.Menurut Sugiyono (2012:330) triangulasi merupakan
teknik pengumpulan daa yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data yang ada.Triangulasi dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber.
Sumber yang dimaksud meliputi siswa, guru, observer, dan
dokumen.Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali
data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber tersebut untuk
menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan.
44

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Prasiklus
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong Kecamatan Buayan tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 13 orang. Sebelum diadakan penelitian, hasil belajar siswa
dapat dikatakan masih rendah. Berikut tabel nilai ulangan harian siswa
kelas IV MI Nurul Istiqomah pada kondisi awal.
Tabel 4.1.Nilai ulangan harian siswa pada kondisi awal
Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1 Nur Hidayah 70 20 Belum tuntas

2 Muhamad Miftahudin 70 70 Tuntas

3 Agus Nandi Barokah 70 40 Belum tuntas

4 Akhmad Ikhwanul 70 70 Tuntas


Fahmi
5 Berlian Aulia 70 82 Tuntas

6 Dhimas Arianto 70 70 Tuntas

7 Doni Refaldi 70 72 Tuntas

8 Ilham Fajar Fatoni 70 42 Belum tuntas

9 Muhammad Maqbul 70 60 Belum tuntas

10 Satria Aji Nugroho 70 60 Belum tuntas

11 Dirga Riski Fadilah 70 80 Tuntas

12 Alfin Puryadi 70 100 Tuntas

13 Nadiatu Rohmah 70 40 Belum tuntas

44
45

Jumlah siswa 13
Jumlah nilai 806
Rata-rata 62
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 20
Persentase tuntas 54%
Persentase belum tuntas 46%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil


belajar siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong pada pelajaran
IPS tentang Koperasi adalah 62. Adapun jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 7 orang atau 54% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 orang
atau 46%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah siswa yang tuntas belum
mencapai 85% seperti yang ditargetkan dalam penelitian ini.
Setelah dilakukan refleksi, faktor yang mungkin menjadi penyebab
banyak siswa yang belum tuntas KKM karena siswa belum memahami
materi tentang koperasi. Model pembelajaran yang digunakan yang belum
tepat serta belum digunakannya media pembelajaran juga menjadi
penyebab hal tersebut.
Untuk itu guru perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

2. Deskripsi Antar siklus


a. Siklus I
1) Pertemuan kesatu
a) Perencanaan
Dalam tahap perencanan ini, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. Pada
siklus I, peneliti menyiapkan (a) skenario pembelajaran, (b)
menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran), (c)
46

menentukan waktu penelitian, (d) menyiapkan media


pembelajaran, yang berupa gambar lambang koperasi lama dan
baru (e) menyiapkan sarana pembelajaran yang mendukung
terlaksananya tindakan perbaikan pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Siklus I Pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 3 Maret 2016 jam 10.00 sampai 11.10 WIB. Jumlah
siswa yang hadir pada pertemuan kesatu ini sebanyak 13 orang.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan yakni
dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan menggunakan media gambar. Kegiatan awal sekitar
10 menit diawali dengan salam, absensi, acuan dan apersepsi.
Kegiatan inti sekitar 45 menit disesuaikan dengan langkah-
langkah model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar yaitu (a) Guru menyampaikan
materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran, (b) Siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok, (c) guru menampilkan gambar
yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (d) guru
menjelaskan gambar, (e) guru memberikan soal untuk diskusi
kelompok, (f) membahas hasil diskusi, (g) guru mengajak siswa
mengunjungi koperasi sekolah, (h) guru menerangkan tentang
koperasi sekolah. Kegiatan akhir sekitar 15 menit. Dalam
kegiatan akhir yang dilakukan adalah menyimpulkan materi,
mencatat hal-hal penting, mengerjakan evaluasi, dan salam
penutup.
c) Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Observer dalam penelitian ini ada 2
yaitu Ibu Tati Murni S.Pd. I sebagai observer I dan Bapak
47

Maksudi S.Pd.I sebagai observer 2. Berikut hasil observasi


pada pembelajaran siklus I pertemuan kesatu.
Tabel 4.2. Hasil observasi penerapan model CTL dan
penggunaan media gambar terhadap guru siklus
I pertemuan kesatu
No Langkah Pembelajaran Observer Skor %
1 2 rata-
rata
1 Penyampaian kompetensi 3 3 3 75

2 Guru membagi siswa menjadi 3 3 3 75


beberapa kelompok
3 Guru menampilkan gambar 3 3 3 75
yang berkaitan dengan materi
4 Menjelaskan materi dengan 3 3 3 75
gambar
5 Guru memberikan soal untuk 3 3 3 75
diskusi kelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Guru mengajak siswa 3 3 3 75
mengunjungi koperasi
sekolah
8 Guru menjelaskan tentang 4 3 3,5 87
koperasi sekolah
9 Guru memberikan soal untuk 3 3 3 75
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 3 4 3,5 87
dengan baik
Skor total 3 3
1 1
Skor rata-rata 3,1 3 77
keseluruhan , ,4 3
1 ,
1
Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69 = Cukup
48

4. < 59 = Kurang
Berdasarkan tabel tersebut, maka pada pembelajaran pada siklus I
pertemuan kesatu mendapat skor 77,4% atau dalam kategori baik.
Adapun hasil observasi pada siswa dalam pembelajaran pada siklus I
pertemuan kesatu dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut
Tabel 4.3. Hasil observasi penerapan model CTL dan
penggunaan media gambar terhadap siswa siklus I pertemuan kesatu
No Langkah Observer Skor %
1 2 rata-rata

1 Siswa memperhatikan 3 3 3,5 87


penyampaian kompetensi
2 Guru membagi siswa 3 4 3 75
menjadi beberapa kelompok
3 Memperhatikan gambar 3 4 3,5 87
yang ditampilkan oleh guru
4 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
menjelaskan
materi dengan gambar
5 Siswa mengerjakan soal 3 3 3 75
soal secara berkelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Bersama guru mengunjungi 3 3 3 75
koperasi sekolah
8 Memperhatikan guru yang 3 3 3 75
sedang menjelaskan tentang
koperasi sekolah
9 Mengerjakan soal untuk 3 3 3 75
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 4 3 3,5 87
dengan baik, siswa
menjawab salam
Skor total 3 3
1 3 3
2
Skor rata-rata 3,3 3 7
, 9
1 , ,
2 8
49

Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69 % = Cukup
4. < 59 % = Kurang

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa


hasil dari penilaian proses siklus I pertemuan kesatu adalah
sebesar 79,8% atau termasuk dalam kategori baik.
Selain penilaian proses, pada setiap pertemuan juga diadakan evaluasi. Adapun hasil
evaluasi pada siklus I pertemuan kesatu dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4.Hasil evaluasi siswa pada siklus I pertemuan kesatu
Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1 Nur Hidayah 70 0 Belum tuntas

2 Muhamad Miftahudin 70 70 Tuntas

3 Agus Nandi Barokah 70 60 Belum tuntas

4 Akhmad Ikhwanul Fahmi 70 70 Tuntas

5 Berlian Aulia 70 100 Tuntas

6 Dhimas Arianto 70 70 Tuntas

7 Doni Refaldi 70 80 Tuntas

8 Ilham Fajar Fatoni 70 80 Tuntas

9 Muhammad Maqbul 70 60 Belum tuntas

10 Satria Aji Nugroho 70 80 Tuntas

11 Dirga Riski Fadilah 70 80 Tuntas

12 Alfin Puryadi 70 100 Tuntas

13 Nadiatu Rohmah 70 60 Belum tuntas


50

Jumlah siswa 13
Jumlah nilai 910
Rata-rata 70
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
Persentase tuntas 69%
Persentase belum tuntas 31%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I


pertemuan kesatu mengalami peningkatan persentase tuntas, dari kondisi
awal yaitu sebesar 54% menjadi 69%, demikian juga dengan nilai rata-
rata yang tadinya 62 naik menjadi 70.
51

d) Refleksi
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I pertemuan kesatu, peneliti
melakukan refleksi. Dalam kegiatan refleksi ini ditemukan kendala dan
solusi dari kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan kesatu.
Adapun kendala dan solusi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I
pertemuan kesatu dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5. Kendala dan solusi pada siklus I pertemuan kesatu
No Kendala Solusi

1 Guru belum Guru harus dapat


memanfaatkan waktu memanfaatkan waktu yang
secara efektif dan efisien. tersedia secara efektif agar
waktu yang tersedia tidak
terbuang sia-sia

2 Siswa dengan intelegensi Perlu bimbingan khusus dari


rendah belum dapat guru kepada siswa dengan
mengikuti pembelajaran intelegensi rendah
dengan baik
3 Siswa kurang percaya diri Guru harus dapat memberikan
dalam mempresentasikan motivasi untuk
hasil diskusi membangkitkan keberanian
siswa mempresentasikan hasil
diskusi

1) Pertemuan kedua
a) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. Pada
siklus I, peneliti menyiapkan (a) skenario pembelajaran, (b)
menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran), (c)
menentukan waktu penelitian, (d) menyiapkan media
pembelajaran, yang berupa gambar lambang koperasi lama dan
52

baru (e) menyiapkan sarana pembelajaran yang mendukung


terlaksananya tindakan perbaikan pembelajaran
b) Pelaksanaan
Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis tanggal
10 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pembelajaran
dilaksanakan mulai pukul 10.00-11.10WIB.
Kegiatan awal sekitar 10 menit dimulai dengan salam,
berdoa, absensi, dan review materi pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 45 menit dengan menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan pengginaan media gambar yaitu : (a) Guru menyampaikan
materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran, (b) Siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok, (c) guru menampilkan gambar
yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (d) guru
menjelaskan gambar, (e) guru memberikan soal untuk diskusi
kelompok, (f) membahas hasil diskusi, (g) guru mengajak siswa
mengunjungi koperasi sekolah, (h) guru menerangkan tentang
koperasi sekolah, (i) guru memberikan tugas untuk evaluasi.
Kegiatan akhir sekitar 15 menit. Dalam kegiatan akhir yang
dilakukan adalah menyimpulkan materi, mencatat hal-hal
penting, mengerjakan evaluasi, dan salam penutup.
c) Observasi
Pada tahap ini, observer melakukan observasi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti, yang meliputi
lembar observasi untuk guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan
pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua dengan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pengginaan
media gambar dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
53

Tabel 4.6 Hasil observasi penerapan model CTL dan penggunaan


media gambar terhadap guru siklus I pertemuan kedua
No Langkah Observer Skor %
1 2 rata-
rata
1 Penyampaian kompetensi 4 3 3,5 87

2 Guru membagi siswa menjadi 3 3 3 75


beberapa kelompok
3 Guru menampilkan gambar 4 3 3,5 87
yang berkaitan dengan materi
4 Menjelaskan materi dengan 3 4 3,5 87
gambar
5 Guru memberikan soal untuk 3 4 4 87
diskusi kelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Guru mengajak siswa 3 4 3,5 87
mengunjungi koperasi
sekolah
8 Guru menjelaskan tentang 4 3 3,5 87
koperasi sekolah
9 Guru memberikan soal untuk 3 3 3 75
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 3 4 3,5 87
dengan baik
Skor total 33
Skor rata-rata 3,3
Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59% = Kurang
54

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, penerapan model Contextual Teaching and


Learning (CTL) dan penggunaan media gambar mendapat skor 83,4% dan
termasuk pada kategori baik.
Adapun hasil observasi terhadap siswa pada pelaksanaan siklus I pertemuan
kedua dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil observasi penerapan model CTL dan penggunaan
media gambar terhadap siswa siklus I pertemuan kedua
No Langkah Observer Skor %
1 2 rata-rata
1 Siswa memperhatikan 3 3 3,5 87
penyampaian kompetensi
2 Guru membagi siswa 3 4 3 75
menjadi beberapa kelompok
3 Memperhatikan gambar 3 4 3,5 87
yang ditampilkan oleh guru
4 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
menjelaskan
materi dengan gambar
5 Siswa mengerjakan soal 3 3 3 75
soal secara berkelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Bersama guru mengunjungi 3 3 3 75
koperasi sekolah
8 Memperhatikan guru yang 3 3 3,5 87
sedang menjelaskan tentang
koperasi sekolah
9 Mengerjakan soal untuk 3 3 3 75
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 4 3 3,5 87
dengan baik, siswa
menjawab salam
Skor total
Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69 % = Cukup
4. < 59 % = Kurang
55

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa hasil observasi pada siswa


dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar sebesar 81% dan berada pada kategori baik.
Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan kedua juga dilaksanakan evaluasi.
Adapun hasil evaluasi pada siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada
tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8.hasil evaluasi pada siklus I pertemuan kedua
Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1 Nur Hidayah 70 0 Belum tuntas

2 Muhamad Miftahudin 70 80 Tuntas

3 Agus Nandi Barokah 70 60 Belum tuntas

4 Akhmad Ikhwanul Fahmi 70 70 Tuntas

5 Berlian Aulia 70 100 Tuntas

6 Dhimas Arianto 70 70 Tuntas

7 Doni Refaldi 70 100 Tuntas

8 Ilham Fajar Fatoni 70 80 Tuntas

9 Muhammad Maqbul 70 80 Tuntas

10 Satria Aji Nugroho 70 80 Tuntas

11 Dirga Riski Fadilah 70 80 Tuntas

12 Alfin Puryadi 70 100 Tuntas

13 Nadiatu Rohmah 70 60 Belum tuntas

Jumlah siswa 13
Jumlah nilai 960
Rata-rata 73,8
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
Persentase tuntas 77%
Persentase belum tuntas 23%
56

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan


siklus I Pertemuan kedua hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan
persentase ketuntasan siswa juga mengalami kenaikan dari 69% pada siklus
I pertemuan kesatu, naik menjadi 77% pada pertemuan kedua.
d. Refleksi
Tahap selanjutnya peneliti melakukan refleksi atas pelaksanan
pertemuan kedua. Berdasarkan hasil evaluasi dan hasil observasi pada
pertemuan kedua ditemukan factor yang menjadi kendala dan solusi
dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar, yaitu seperti yang terlihat pada tabel 4.9
berikut ini.
Tabel 4.9 Kendala dan solusi pada siklus I pertemuan kedua
No Kendala Solusi

1 Guru kurang optimal Guru hendaknya


dalam memberikan membimbing siswa secara
bimbingan dalam kegiatan intensif dalam kegiatan
diskusi diskusi

2 Siswa dengan intelegensi Guru memberikan


rendah masih sulit dalam bimbingan secara khusus
mengikuti kegiatan kepada siswa tersebut agar
pembelajaran dapat menyesuaikan diri

3. Analisis Antar Pertemuan pada Siklus I


Untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus I, dilakukan analisis proses pembelajaran dan hasil belajar dengan
menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar.
Analisis proses pembelajaran meliputi analisis hasil observasi
proses pelaksanaan pembelajaran terhadap siswa dan guru. Hasil observasi
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
57

Tabel 4.10 Analisis Hasil Observasi Penerapan Model CTL dan


penggunaan media gambar ada siklus I

Penerapan Model CTL dan Pertemuan Rata-rata


penggunaan media gambar
1 2
Guru Rata-rata 3,1 3,35 3,22

Persentase (%) 77,4 83,4 80,4

Siswa Rata-rata 3,2 3,25 3,22

Persentase (%) 79,8 81 80,4

Kategori penilaian :

1. 85-100% = Sangat Baik


2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59% = Kurang

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, hasil observasi pelaksanaan


pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan penggunaan media gambar pada siklus I untuk
guru maupun siswa sama-sama memperoleh persentase sebesar
80,4%. Hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 85%.
Analisis hasil belajar siklus I diperoleh dengan
menghitung nilai rata-rata evaluasi pada pertemuan kesatu dan
kedua, kemudian dianalisis berdasarkan KKM yang ditetapkan
yaitu sebesar 70. Selain itu juga dihitung melalui persentase
ketuntasan yang didapat dari proses pembelajaran siklus I
pertemuan kesatu dan kedua. Adapun perbandingan hasil belajar
pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
58

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus I


Hasil evaluasi pada pembelajaran Pertemuan
siklus I
1 2

Nilai rata-rata 70 73,8

Jumlah siswa tuntas 9 10

Jumlah siswa yang belum tuntas 4 3

Persentase siswa yang tuntas 69% 77%

Persentase siswa yang belum tuntas 31% 23%

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, nilai rata-rata pada siklus I mengalami


kenaikan, dari 70 pada pertemuan kesatu, naik menjadi 73,8 pada
pertemuan kedua. Demikian juga pada jumlah siswa yang tuntas, dari 9
orang atau 69% pada pertemuan kesatu, naik menjadi 10 orang atau 77%
pada pertemuan kedua.
Penilaian proses maupun hasil belajar siswa di atas belum mencapai
hasil maksimal seperti yang ditargetkan dalam penelitian ini yakni 85%.
Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II.
b. Siklus 2
1) Pertemuan kesatu
a) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. Peneliti menyiapkan
(a) skenario pembelajaran, (b) menyusun RPP (Rencana Perbaikan
Pembelajaran), (c) menentukan waktu penelitian, (d) menyiapkan media
pembelajaran, yang berupa gambar jenis-jenis koperasi (e) menyiapkan
sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan
perbaikan pembelajaran.
59

b) Pelaksanaan
Siklus II pertemuan kesatu dilaksanakan hari Kamis, tanggal 17
Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran dimulai
pukul 10.00-11.10 WIB.
Kegiatan awal dimulai dengan salam, absensi, review materi
pertemuan sebelumnya, serta menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai pada pertemuan tersebut.
Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. yaitu
: (a) Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran, (b) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, (c) guru
menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (d)
guru menjelaskan gambar, (e) guru memberikan soal untuk diskusi
kelompok, (f) membahas hasil diskusi, (g) guru mengajak siswa
mengunjungi koperasi sekolah, (h) guru menerangkan tentang
koperasi sekolah. Kegiatan akhir sekitar 15 menit. Dalam kegiatan
akhir yang dilakukan adalah menyimpulkan materi, mencatat hal-hal
penting, mengerjakan evaluasi, dan salam penutup.
c) Observasi
Pada tahap ini observer melakukan observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti. Observasi dilakukan kepada siswa maupun
guru dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan menggunakan media gambar.
Hasil observasi terhadap guru pada siklus II pertemuan kesatu
dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
60

Tabel 4.12 Hasil observasi terhadap guru pada Siklus II pertemuan


kesatu
No Langkah Pembelajaran Observer Skor %
1 2 rata-
rata
1 Penyampaian kompetensi 4 3 3,5 87

2 Guru membagi siswa menjadi 3 4 3,5 87


beberapa kelompok
3 Guru menampilkan gambar 4 3 3,5 87
yang berkaitan dengan materi
4 Menjelaskan materi dengan 3 3 3 75
gambar
5 Guru memberikan soal untuk 3 4 3,5 87
diskusi kelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Guru mengajak siswa 3 4 3,5 87
mengunjungi koperasi
sekolah
8 Guru menjelaskan tentang 4 3 3,5 87
koperasi sekolah
9 Guru memberikan soal untuk 4 3 3,5 87
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 3 4 3,5 87
dengan baik
Skor total 3 3
4 4 3
4
Skor rata-rata 3 3 8
,4 , 3 4
4 , ,
4 6

Kategori Penilaian :

1. 85-100% = Sangat Baik


2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59 % = Kurang
61

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, hasil observasi terhadap guru


dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan menggunakan media gambar mendapat nilai dalam persentase
84,6 dan termasuk dalam kategori baik.
Selain melakukan observasi terhadap guru dalam penerapan
model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan menggunakan
media gambar, observer juga melakukan observasi terhadap siswa.
Adapun hasil observasi terhadap siswa pada siklus II pertemuan
kesatu dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Hasil Observasi terhadap siswa pada siklus II
pertemuan kesatu
No Langkah pembelajaran Observer Skor %
1 2 rata-rata
1 Siswa memperhatikan 4 3 3,5 87
penyampaian kompetensi
2 Guru membagi siswa 3 4 3,5 87
menjadi beberapa kelompok
3 Memperhatikan gambar 3 4 3,5 87
yang ditampilkan oleh guru
4 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
menjelaskan
materi dengan gambar
5 Siswa mengerjakan soal 4 3 3,5 87
soal secara berkelompok
6 Bersama siswa membahas 3 3 3 75
hasil diskusi
7 Bersama guru mengunjungi 3 3 3 75
koperasi sekolah
8 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
sedang menjelaskan tentang
koperasi sekolah
9 Mengerjakan soal untuk 3 3 3 75
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 4 3 3,5 87
dengan baik, siswa
menjawab salam
Skor total
Skor rata-rata keseluruhan
62

Kategori Penilaian :

1. 85-100% = Sangat Baik


2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59 % = Kurang

Berdasarkan tabel 4. 13 di atas diketahui bahwa hasil observasi


terhadap siswa pada siklus II pertemuan kesatu adalah sebesar 83,4%
dan termasuk dalam kategori baik.
Dalam siklus II pertemuan kesatu juga dilaksanakan evaluasi.
Adapun hasil evaluasi pembelajaran pada siklus II pertemuan kesatu
dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4. 14 Hasil Evaluasi pada siklus II pertemuan kesatu
Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1 Nur Hidayah 70 20 Belum tuntas

2 Muhamad Miftahudin 70 80 Tuntas

3 Agus Nandi Barokah 70 80 Tuntas

4 Akhmad Ikhwanul Fahmi 70 80 Tuntas

5 Berlian Aulia 70 100 Tuntas

6 Dhimas Arianto 70 100 Tuntas

7 Doni Refaldi 70 80 Tuntas

8 Ilham Fajar Fatoni 70 80 Tuntas

9 Muhammad Maqbul 70 80 Tuntas

10 Satria Aji Nugroho 70 80 Tuntas

11 Dirga Riski Fadilah 70 80 Tuntas

12 Alfin Puryadi 70 100 Tuntas

13 Nadiatu Rohmah 70 60 Belum Tuntas


63

Jumlah siswa 13
Jumlah nilai 1020
Rata-rata 78,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 20
Persentase tuntas 84,6 %
Persentase belum tuntas 15,4%

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa pada pelaskanaan siklus II pertemuan kesatu mengalami
peningkatan nilai dan persentase tuntas, dari yang semula 77%
naik menjadi 84,6%.
d) Refleksi
Tahap selanjutnya peneliti melakukan refleksi atas
pelaksanan pertemuan kedua. Berdasarkan hasil evaluasi dan
hasil observasi pada pertemuan kedua ditemukan faktor yang
menjadi kendala dan solusi dalam penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar,
yaitu seperti yang terlihat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Kendala dan solusi pada siklus II pertemuan kesatu
No Kendala Solusi

1 Guru kurang optimal Guru hendaknya


dalam memberikan membimbing siswa secara
bimbingan dalam kegiatan intensif dalam kegiatan
diskusi diskusi

2 Siswa dengan intelegensi Guru memberikan


rendah masih sulit dalam bimbingan secara khusus
mengikuti kegiatan kepada siswa tersebut agar
pembelajaran dapat menyesuaikan diri
64

2) Pertemuan Kedua
a) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. Peneliti menyiapkan
(a) skenario pembelajaran, (b) menyusun RPP (Rencana Perbaikan
Pembelajaran),(c) menyiapkan media pembelajaran, yang berupa
gambar jenis-jenis koperasi (d) menyiapkan sarana pembelajaran yang
mendukung terlaksananya tindakan perbaikan pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, tanggal 24 Maret
2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran dimulai pukul
07.15-08.25 WIB.
Kegiatan awal dimulai dengan salam, absensi, review materi pertemuan
sebelumnya, serta menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut.
Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar. yaitu : (a) Guru
menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran, (b) Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok, (c) guru menampilkan gambar
yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (d) guru menjelaskan
gambar, (e) guru memberikan soal untuk diskusi kelompok, (f)
membahas hasil diskusi, (g) guru mengajak siswa mengunjungi koperasi
sekolah, (h) guru menerangkan tentang koperasi sekolah, (i) guru
memberikan tugas untuk evaluasi. Kegiatan akhir sekitar 15 menit.
Dalam kegiatan akhir yang dilakukan adalah menyimpulkan materi,
mencatat hal-hal penting, mengerjakan evaluasi, dan salam penutup.
c) Observasi
Pada tahap ini observer melakukan observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti. Observasi dilakukan kepada siswa maupun
65

guru dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning


(CTL) dan menggunakan media gambar.
Hasil observasi terhadap guru pada siklus II pertemuan
kedua dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut
Tabel 4.16 Hasil observasi terhadap guru pada Siklus II pertemuan
kedua

No Langkah Pembelajaran Observer Skor %


1 2 rata-
rata
1 Penyampaian kompetensi 4 3 3,5 87

2 Guru membagi siswa menjadi 3 4 3,5 87


beberapa kelompok
3 Guru menampilkan gambar 4 3 3,5 87
yang berkaitan dengan materi
4 Menjelaskan materi dengan 4 3 3,5 87
gambar
5 Guru memberikan soal untuk 3 4 3,5 87
diskusi kelompok
6 Bersama siswa membahas 4 3 3,5 87
hasil diskusi
7 Guru mengajak siswa 4 4 4 100
mengunjungi koperasi
sekolah
8 Guru menjelaskan tentang 4 3 3,5 87
koperasi sekolah
9 Guru memberikan soal untuk 4 3 3,5 87
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 3 4 3,5 87
dengan baik
Skor total 37
Skor rata-rata 3,7
Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59 % = Kurang
66

Berdasarkan tabel 4. 16 di atas diketahui bahwa hasil observasi terhadap


guru pada siklus II pertemuan kedua adalah sebesar 88,3% dan termasuk
dalam kategori sangat baik.
Selain melakukan observasi terhadap guru dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan menggunakan media gambar,
observer juga melakukan observasi terhadap siswa. Adapun hasil observasi
terhadap siswa pada siklus II pertemuan kesatu dapat dilihat pada tabel 4.17
berikut.
Tabel 4.17 Hasil Observasi terhadap siswa pada siklus II pertemuan kedua
No Langkah pembelajaran Observer Skor %
1 2 rata-rata
1 Siswa memperhatikan 4 3 3,5 87
penyampaian kompetensi
2 Guru membagi siswa 3 4 3,5 87
menjadi beberapa kelompok
3 Memperhatikan gambar 4 4 4 100
yang ditampilkan oleh guru
4 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
menjelaskan
materi dengan gambar
5 Siswa mengerjakan soal 4 3 3,5 87
soal secara berkelompok
6 Membahas hasil diskusi 3 4 3,5 87

7 Bersama guru mengunjungi 4 3 3,5 87


koperasi sekolah
8 Memperhatikan guru yang 3 4 3,5 87
sedang menjelaskan tentang
koperasi sekolah
9 Mengerjakan soal untuk 4 3 3,5 87
evaluasi
10 Guru menutup pembelajaran 4 3 3,5 87
dengan baik, siswa
menjawab salam
Skor total
Skor rata-rata
keseluruhan
67

Kategori Penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59 % = Kurang

Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui bahwa hasil observasi


terhadap siswa pada siklus II pertemuan kesatu adalah sebesar 88,3% dan
termasuk dalam kategori sangat baik.
Dalam siklus II pertemuan kesatu juga dilaksanakan evaluasi.
Adapun hasil evaluasi pembelajaran pada siklus II pertemuan kesatu
dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.
Tabel 4. 18 Hasil Evaluasi pada siklus II pertemuan kedua
NO Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1 Nur Hidayah 70 20 Belum tuntas

2 Muhamad Miftahudin 70 80 Tuntas

3 Agus Nandi Barokah 70 80 Tuntas

4 Akhmad Ikhwanul Fahmi 70 80 Tuntas

5 Berlian Aulia 70 100 Tuntas

6 Dhimas Arianto 70 100 Tuntas

7 Doni Refaldi 70 80 Tuntas

8 Ilham Fajar Fatoni 70 80 Tuntas

9 Muhammad Maqbul 70 80 Tuntas

10 Satria Aji Nugroho 70 80 Tuntas

11 Dirga Riski Fadilah 70 100 Tuntas

12 Alfin Puryadi 70 100 Tuntas

13 Nadiatu Rohmah 70 80 Tuntas


68

Jumlah siswa 13
Jumlah nilai 1060
Rata-rata 81,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 20
Persentase tuntas 92,3%
Persentase belum tuntas 7,7%

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


pada pelaksanaan siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan
nilai rata-rata, dari 78,5 pada pertemuan kesatu menjadi 81,5 pada
pertemuan kedua. Demikian juga pada persentase ketuntasan, dari
yang semula 84,6% naik menjadi 92,3%.
d) Refleksi
Tahap selanjutnya peneliti melakukan refleksi atas
pelaksanan pertemuan kedua. Berdasarkan hasil evaluasi dan
hasil observasi pada pertemuan kedua masih ditemukan faktor
yang menjadi kendala dalam penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar,
yaitu adanya siswa dengan intelegensi yang sulit mengikuti
pembelajaran, sehingga nilai yang diperoleh rendah.
3) Analisis Antar Pertemuan pada Siklus II
Untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada siklus II, dilakukan analisis proses pembelajaran dan hasil belajar
dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan penggunaan media gambar.
Analisis proses pembelajaran meliputi analisis hasil observasi
proses pelaksanaan pembelajaran terhadap siswa dan guru. Hasil
observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut
69

Tabel 4.20 Analisis Hasil Observasi Pada siklus II

Penerapan Model CTL dan Pertemuan Rata-rata


penggunaan media gambar
1 2
Guru Rata-rata 3,4 3,55 3,48

Persentase (%) 84,6 88,3 86,45

Siswa Rata-rata 3,35 3,55 3,45

Persentase (%) 83,4 88,3 85,85

Kategori penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59% = Kurang

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, hasil observasi pelaksanaan


pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar pada
siklus I untuk guru maupun siswa sama-sama memperoleh
persentase sebesar 80,4%. Hasil tersebut belum mencapai
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam penelitian ini
yaitu 85%.
Analisis hasil belajar siklus II diperoleh dengan
menghitung nilai rata-rata evaluasi pada pertemuan kesatu
dan kedua, kemudian dianalisis berdasarkan KKM yang
ditetapkan yaitu sebesar 70. Selain itu juga dihitung melalui
persentase ketuntasan yang didapat dari proses pembelajaran
siklus II pertemuan kesatu dan kedua. Adapun hasil belajar
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini.
70

Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus II


Hasil evaluasi pada pembelajaran Pertemuan
siklus II
1 2

Nilai rata-rata 78,5 81,5

Jumlah siswa tuntas 11 12

Jumlah siswa yang belum tuntas 2 1

Persentase siswa yang tuntas 84,6% 92,3%

Persentase siswa yang belum tuntas 15,4% 7,7%

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, nilai rata-rata pada siklus I


mengalami kenaikan, dari 78,5 pada pertemuan kesatu, naik
menjadi 81,5 pada pertemuan kedua. Demikian juga pada jumlah
siswa yang tuntas, dari 11 orang atau 84,6% pada pertemuan kesatu,
naik menjadi 12 orang atau 92,3% pada pertemuan kedua.
c. Perbandingan Antar Siklus
Setelah pembelajaran siklus I dan siklus II dilaksanakan, perlu
dilakukan perbandingan antar siklus. Perbandingan antar siklus ini
bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada siklus I dan Siklus II. Perbandingan ini meliputi perbandingan
proses pembelajaran dan perbandingan hasil pembelajaran.
Perbandingan proses pembelajaran dilakukan melalui hasil observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar terhadap
guru dan siswa. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.22
berikut
71

Tabel 4.22 Perbandingan Hasil Observasi Pada Siklus I dan Siklus II


Penerapan Model CTL dan Siklus
penggunaan media gambar
I II

Guru Rata-rata 3,22 3,48

Persentase (%) 80,4 86,45

Siswa Rata-rata 3,22 3,45

Persentase (%) 80,4 85,85

Kategori penilaian :
1. 85-100% = Sangat Baik
2. 70-84% = Baik
3. 60-69% = Cukup
4. < 59% = Kurang
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan penggunaan media gambar pada siklus II mengalami
peningkatan dari 80,4% pada siklus I, naik menjadi 86,45 pada siklus II.
Demikian juga hasil observasi pada siswa, dari 80,4% pada siklus I naik
menjadi 85,85 pada siklus II.
Selanjutnya Analisis hasil belajar siklus diperoleh dengan menghitung nilai
rata-rata evaluasi pada siklus I dan siklus II, kemudian dianalisis berdasarkan
KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Selain itu juga dihitung melalui
persentase ketuntasan yang didapat dari proses pembelajaran siklus I dan siklus
II . Adapun perbandingan nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.23 berikut ini.
72

Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II


Hasil evaluasi siswa Siklus

I II

Nilai rata-rata 78,5 81,5

Jumlah siswa tuntas 11 12

Jumlah siswa yang belum tuntas 2 1

Persentase siswa yang tuntas 84,6% 92,3%

Persentase siswa yang belum 15,4% 7,7%


tuntas

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, nilai rata-rata pada siklus I


mengalami kenaikan, dari 78,5 pada siklus I, naik menjadi 81,5 pada siklus II.
Demikian juga pada jumlah siswa yang tuntas, dari 11 orang atau 84,6% pada
siklus I, naik menjadi 12 orang atau 92,3% pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
Penggunaan Media Gambar
Analisis penerapan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan penggunaan media gambar dilakukan
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, yang
meliputi observasi terhadap guru dan terhadap siswa.
Menurut Mulyasa (2006:102) yang dimaksud dengan model
CTL (Contextual teaching and learning) merupakan konsep
pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata sehingga
siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dalam kehidupan sehari-hari.
73

Sedangkan Trianto (2009:107) mengemukakan langkah-


langkah pembelajaran dengan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebagai berikut :
e) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang dipilih
secara acak dengan menciptakan masyarakat belajar serta
menemukan sendiri dan mendapatkan keterampilan baru dan
pengetahuan baru.
f) Siswa membaca dan mengidentifikasi LKS serta media yang
diberikan oleh guru untuk menemukan pengetahuan baru dan
pengalaman siswa.
g) Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok
lain diberi kesempatan mengomentari
h) Guru memberikan tes formatif secara individual yang mencakup
semua materi yang telah dipelajari
Arsyad (1995:83) berpendapat bahwa media gambar adalah
berbagai peristiwa atau kejadian, obyek yang dituangkan dalam bentuk
gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol maupun gambaran.
Kosasih (2007) menjelaskan langkah-langkah penggunaan
media gambar sebagai berikut :
f) Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan siswa
g) Guru memperlihatkan gambar pada siswa di depan kelas
h) Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
i) Guru mengarahkan perhatian siswa kepada sebuah gambar
sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu
j) Guru memberikan tugas kepada siswa
Dalam penelitian ini penerapan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :
k) Guru menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran
74

l) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok


m) Guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
n) Guru menjelaskan gambar
o) Guru memberikan soal untuk diskusi kelompok
p) Membahas hasil diskusi
q) Guru mengajak siswa untuk mengunjungi koperasi sekolah
r) Guru menerangkan tentang koperasi sekolah
s) Guru memberikan tugas untuk evaluasi
t) Guru menutup pembelajaran
Hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang observer, penerapan
model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media
gambar terhadap guru pada pembelajaran siklus I mendapat nilai
80,4% dan pada pembelajaran siklus II mendapat nilai 86,45%. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media
gambar pada setiap siklus. Demikian juga hasil observasi yang
dilakukan terhadap siswa, pada siklus I mendapat nilai sebesar 80,4%,
pada siklus II naik menjadi 85,85%.
Berdasarkan data hasil observasi tersebut, maka diperoleh
kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan
menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar sudah dilaksanakan dengan baik.
Persentase hasil observasi terhadap guru maupun siswa berada
pada kategori sangat baik, dan sudah mencapai indikator kinerja
yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 85%. Oleh karena itu,
penelitian diakhiri pada siklus II.
2. Hasil Belajar IPS Tentang Koperasi
Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Sebelum dilakukan tindakan
perbaikan, nilai rata-rata siswa adalah sebesar 62. Pada siklus I, nilai rata-
rata yang diperoleh adalah sebesar 78,5. Sedangkan pada siklus II
75

diperoleh nilai rata-rata sebesar 81,5. Adapun persentase ketuntasan


sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran adalah sebesar 54%. Pada
siklus I, persentase ketuntasan siswa mengalami kenaikan menjadi 84,6%
dan pada siklus II naik lagi menjadi 92,3%.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan
media gambar jika diterapkan dengan langkah-langkah yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI
Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Penelitian yang dilakukan oleh Sanuwiyah (2011) FIP Bumi
Siliwangi dengan judul penerapan model kontekstual dalam
meningkatkan hasil belajar Siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini
dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Sukaluyu I. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mijil Widianingtyas (2013) dari Universitas Negeri
Yogyakarta dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan
Media Gambar Bagi Siswa Kelas IV MI Al Fatah Kemutug, Wonosobo
Jawa Tengah Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS setelah menggunakan media
gambar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model


Contextual Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar
penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS.

3. Kendala dan Solusi dalam penerapan model Contextual Teaching and


Learning (CTL) dan Penggunaan Media Gambar
76

Dalam kegiatan pembelajaran IPS tentang koperasi dengan


menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang maksimal yaitu
sebagai berikut :
a) Guru belum memanfaatkan waktu yang ada secara efektif dan efisien
b) Siswa dengan intelegensi rendah masih sulit mengikuti kegiatan
pembelajaran
c) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi
d) Guru kurang optimal dalam memberikan bimbingan dalam kegiatan
diskusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
antara lain
a) Guru harus dapat memanfaatkan waktu pembelajaran yang tersedia
secara efektif dan efisien
b) Perlunya bimbingan khusus dari guru kepada siswa dengan intelegensi
rendah agar dapat menyesuaikan diri.
c) Guru harus dapat memberikan motivasi untuk membangkitkan
keberanian siswa untuk menyampaikan hasil diskusi.
d) Guru harus memberikan bimbingan secara optimal dalam kegiatan
diskusi.
77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV dengan mempertimbangkan
rumusan masalah, dan tujuan penelitian pada bab I, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning
dan penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar IPS
tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong
tahun ajaran 2015/2016 adalah : (a) Guru menyampaikan materi
pembelajaran dan tujuan pembelajaran, (b) Siswa dibagi ke dalam
beberapa kelompok, (c) guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, (d) guru menjelaskan gambar, (e) guru memberikan
soal untuk diskusi kelompok, (f) membahas hasil diskusi, (g) guru
mengajak siswa mengunjungi koperasi sekolah, (h) guru menerangkan
tentang koperasi sekolah, (i) guru memberikan tugas untuk evaluasi.
2. Penerapan model Contextual Teaching and Learning dan penggunaan
media gambar jika diterapkan dengan langkah yang tepat terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI
Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dapat
dilihat pada persentase ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan
perbaikan sebesar 54%, pada siklus I naik menjadi 77% dan pada siklus II
naik lagi menjadi 92,3%.
3. Kendala dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning dan
penggunaan media gambar untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS
tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah adalah sebagai
berikut :
a) Guru belum memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif dan
efisien
b) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi

77
78

c) Adanya siswa dengan intelegensi rendah sehingga sulit mengikuti


kegiatan pembelajaran.
Adapun solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Guru hendaknya berusaha memanfaatkan waktu yang tersedia
seoptimal mungkin sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan efisien
b) Guru hendaknya memberikan motivasi agar dapat membangkitkan
keberanian siswa untuk menyampaikan hasil diskusi.
c) Perlu diberikan bimbingan secara khusus agar siswa dengan
intelegensi rendah dapat menyesuaikan diri.
B. Saran Tindak Lanjut
1. Untuk siswa
Siswa hendaknya lebih aktif, kreatif, jujur, disiplin, dan berani
mengungkapkan ide atau pendapat sehingga dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi pembelajaran.
2. Untuk guru
Guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang
akan diterapkan, sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran.
3. Untuk sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang
proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
79

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R. dan Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta


: PT Grassindo
Anisa. (2009). Kelebihan Pembelajaran CTL. Diunduh 5 Maret 2016 dari
http://www.sekolahdasar.net/2002/05
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta :
Rineka Cipta
Arsyad, A. (1995). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Dahlan. (1990). Model-model Mengajar : Beberapa Alternatif Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung : CV Diponegoro
Daryanto.(2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Dzaki. (2009). Kelemahan Pembelajaran CTL. Diunduh 5 Maret 2016 dari
http://www.sekolahdasar.net/2012
Heinich, R, Molenda M. dan Russel J.D (eds).(2009) Instructional Media.
Newyork : MacMilan
Hernawan, A.H. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI
Press
Johnson, B. Elaine. (2011). CTL (Contextual Teaching and Learning) Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung : Kaifa
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Muslich, M. (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontesktual.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media
Sanuwiyah. (2011). Penerapan Model Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS. FIP Bumi Siliwangi Bandung
Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo
Sardjiyo dkk. (2014). Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja


Rosdakarya
Sudjana, N dan Rivai, A. (2002). Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Sumantri, M. dan Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV
Maulana
Sumantri, M dan Syaodih, N. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Universitas Terbuka
Supriatna, N. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung : UPI Press
Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfa Beta
80

Tasrif. (2008). Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta :


Genta Press
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif : Konep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widianingtyas, M. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Media
Gambar Bagi Siswa Kelas IV MI Al Fatah Kemutug, Wonosobo Jawa
Tengah Tahun Ajaran 2012/20113. Yogyakarta : FKIP Universitas Negeri
Yogyakarta
Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ-UT Purwokerto
Di Purwokerto

Yang bertandatangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : Maksudi, S.Pd.I
Tempat Mengajar : MI Nurul Istiqomah Karangbolong
Alamat Sekolah : Jln. Karangbolong-Gombong Km.19
Telepon : 087732915380
Menyatakan bersedia berperan sebagai supervisor 2 untuk membimbing
mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK 4501) atas :
Nama : Triasih
NIM : 836555811
Program Studi : SI PGSD BI
Tempat Mengajar : MI Nurul Istiqomah Karangbolong
Alamat Sekolah : Jln. Karangbolong-Gombong Km.19
Telepon : 085110345915
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 2

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fakta/data pembelajaran yang terjadi di kelas : hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS tentang koperasi masih rendah atau di bawah KKM
Identifikasi Masalah:
1. Kebiasaan guru mengajar tanpa media
2. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan
materi
3. Siswa yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Analasis Masalah :
d. Guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata di
lingkungan sekitar siswa
e. Seringnya guru mengajar tanpa media
f. Rendahnya hasil belajar siswa.
Alternatif dan prioritas pemecahan masalah : penerapan model Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan penggunaan media gambar
Rumusan Masalah :
4. Bagaimana penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar IPS tentang
koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran
2015/2016?
5. Apakah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang
koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah Karangbolong tahun ajaran
2015/2016?
6. Apakah kendala dan solusi dalam penerapan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil
belajar IPS tentang koperasi pada siswa kelas IV MI Nurul Istiqomah
Karangbolong tahun ajaran 2015/2016?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRASIKLUS

Sekolah : MI Nurul Istiqomah Karangbolong


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran @ 35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
III. Indikator
 Menjelaskan pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
 Mengelompokkan jenis-jenis koperasi
 Menjelaskan manfaat koperasi pada anggota
 Menunjukkan berbagai barang yang diperjualbelikan di koperasi
 Membuat bagan pengurus koperasi
 Membedakan koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara
IV. Tujuan Pembelajaran
 Siwa dapat menjelaskan pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
 Siswa dapat menjelaskan manfaat koperasi bagi anggota
 Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis koperasi
 Siswa dapat membuat bagan pengurus koperasi
 Siswa dapat membedakan koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara
V. Materi Pokok
Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
VI. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan awal
Tanya jawab tentang pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
2. Kegiatan inti
 Menyebutkan kegiatan koperasi
 Mengelompokkan jenis-jenis koperasi
3. Kegiatan akhir
Membuat rangkuman materi pelajaran.
Pertemuan 2
1. Kegiatan awal
 Menjelaskan barang-barang yang biasanya dijual di koperasi
 Tanya jawab tentang jenis barang dan manfaatnya
2. Kegiatan inti
 Menjelaskan tentang manfaat koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
 Tanya jawab tentang berbagai jenis barang yang dijual di koperasi
3. Kegiatan akhir
Menyampaikan didepan kelas manfaat koperasi
Pertemuan 3
1. Kegiatan awal
Menjelaskan bagan pengurus koperasi
2. Kegiatan inti
Membuat bagan pengurus koperasi
3. Kegiatan akhir
Membuat bagan pengurus koperasi di depan kelas
Pertemuan 4
1. Kegiatan awal
Tanya jawab tentang pengertian koperasi dan BUMN
2. Kegiatan inti
 Guru menjelaskan perbedaan koperasi dengan BUMN
3. Kegiatan akhir
Bercerita di depan kelas tentang perbedaan koperasi dengan BUMN
VII. Alat dan Sumber Bahan
1. Alat peraga : Gambar/bagan pengurus koperasi
2. Sumber : Buku IPS Kelas IV halaman 117-124
VIII. Penilaian
 Tes dan non tes
 Tertulis : Isian
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Koperasi adalah usaha bersama berdasarkan pada asas….
2. Bank-bank pemerintah termasuk….
3. Koperasi di Indonesia pertama didirikan oleh….
4. Modal koperasi berasal dari….
5. Kekuasaan tertinggi pada koperasi dipegang oleh….
 Non tes :
1. Performance
2. Portofolio
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP Perbaikan )
SIKLUS I
PERTEMUAN I DAN II

Nama Sekolah : MI Nurul Istiqomah Karangbolong


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : IV/ II
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit (2x pertemuan)
Waktu Pelaksanaan : Pertemuan I

I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi
dilingkungan
Kabupaten/Kota dan Provinsi
II. Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
III. Indikator
1. Menjelaskan pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
2. Menjelaskan modal koperasi
3 Menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi pada anggota
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan tentang pengertian koperasi dan arti lambang
koperasi
2. Siswa dapat menjelaskan modal koperasi
3. Siswa dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat koperasi
Karakter siswa yang dikembangkan : keaktifan, kerja sama dan
tanggungjawab.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
- Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pentingnya koperasi
- Bagi Guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menggunakan model dan media
pembelajaran
VI. Materi Pokok
Pentingnya Koperasi dalam meningkatkankesejahteraan masyarakat
(1) Pengertian koperasi
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 disebutkan “ Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan” .
berdasarkan ayat tersebut, maka lembaga perekonomian yang paling
cocok adalah koperasi.
Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan
kegiatannya berdasar prinsip koperasi
Dari asal katanya, koperasi berasal dari kata co yang berarti
bersama, dan operare yang berarti bekerja atau berkarya. Jadi, koperasi
berarti kelompok atau perkumpulan orang atau badan yang bersatu
dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dan gotong royong untuk
mewujudkan kemakmuran bersama.
Koperasi pertama didirikan tanggal 12 Juli 1967 oleh Drs.
Moh.Hatta, oleh karena itu tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai hari
koperasi Indonesia dan Drs. Moh.Hatta ditetapkan sebagai Bapak
koperasi Indonesia. Adapun sifat-sifat koperasi adalah sebagai berikut :
a. Koperasi merupakan organisasi perekonomian
b. Anggota koperasi memiliki cita-cita dasar yang sama yaitu mencapai
kemakmuran atau kesejahteraan
c. Cita-cita ini ingin diwujudkan secara bersama-sama.
d. Kopewrasi memiliki watak sosial, yaitu membantu anggota yang
lemah
(2 ) Arti lambang koperasi
 Arti lambang lama :
a. Gerigi roda menunjukkan kerja atau usaha yang terus menerus
b. Pohon beringin menunjukkan sifat kemayarakatan dan persatuan yang
kokoh
c. Bintang dan perisai menunjukkan Pancasila sebagai landasan idiil
d. Timbangan menunjukkan sifat adil
e. Padi dan kapas menunjukkan kemakmuran yang hendak dicapai
f. Rantai menunjukkan persahabatan dan persatuan yang kuat
g. Warna merah putih menunjukkan sifat nasional koperasi
h. Tulisan “koperasi Indonesia “ menunjukkan kepribadian koperasi
rakyat Indonesia
 Arti lambang koperasi baru :
a. Gambar bunga koperasi Indonesia harus senantiasa berkembang
mengikuti jama, dinamis, dan berwawasan, variatif, inovatif,
sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berorientasi pada
keunggulan dan teknologi
b. Gambar 4 sudut pandang menunjukkan arah mata angin, artinya
koperasi harus dapat sebagai organisasi penyalur aspirasi,
berlandaskan sifat kerakyatan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasim serta siap
menuju persaingan global
c. Teks Koperasi Indonesia artinya harus senantiasa maju sesuai
kebutuhan jaman. Teks yang ditulis berjejer rapi mempunyai arti
bahwa ikatan antar anggota dan pengurus yang kuat.
d. Warna pastel menunjukkan sikap berwibawa, ketabahan, kemauan
dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat.
e. Empat kuncup bunga digambarkan saling bertautan membentuk
lingkaran artinya bahwa setiap pengurus dan anggota saling
bekerjasama membutuhkan satu dengan yang lain
Sumber modal koperasi

Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan
usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas
modal sendiri dan modal pinjaman.Modal sendiri meliputi sumber modal
sebagai berikut:
 Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.
 Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang
harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang
sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
 Simpanan khusus/lain-lain misalnya:Simpanan sukarela (simpanan yang dapat
diambil kapan saja), Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.
 Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa
Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
 Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak
mengikat adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai
berikut:
• Anggota dan calon anggota
• Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi
• Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga keuangan lainnya yang
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang
berlaku
• Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Sumber lain yang sah
 Tujuan dan Manfaat Koperasi
Tujuan Koperasi

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.


2. Membangun tatanan perekonomian nasional agar terwujud masyarakat yang
maju, adil dan makmur.
Manfaat Koperasi :
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemakmuran masyarakat,
bukan mengejar keuntungan pribadi
2. Menyediakan kebutuhan para anggota
3. Mempermudah para anggota untuk memperoleh modal usaha
4. Koperasi merupakan dasar untuk memperkokoh perekonomian rakyat

VII. Model Pembelajaran


Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
VIII. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Penugasan
VIII. Langkah – langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
- Salam
- Absensi
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan pengertian koperasi
- Guru memperlihatkan gambar lambang koperasi
- Guru menerangkan arti lambang koperasi
- Tanya jawab tentang pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
3. Kegiatan Akhir
 Guru menyimpulkan materi
 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
 guru menutup pertemuan dengan memberi salam

Pertemuan II
1. Kegiatan awal
- Salam
- Absensi
2. Kegiatan Inti
- Guru menerangkan tujuandan manfaat koperasi
- Guru menjelaskan tentang modal koperasi
- Tanya jawab tentang tujuan dan manfaat koperasi
3. Kegiatan Akhir
 Guru menyimpulkan materi
 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
 Guru menutup pertemuan dengan memberi salam

IX. Alat dan Sumber belajar


 Alat Peraga : gambar lambang koperasi
 Buku paket IPS kelas IV
 Buku yang relevan

X. Penilaian
- Teknik penilaian : tes tertulis
Pertemuan I
Soal :
Isilah Titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Badan usaha yang paling sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
adalah….
2. Bapak koperasi Indonesia adalah….
3. Hari koperasi diperingati setiap tanggal….
4. Roda bergerigi dalam lambang koperasi lama mempunyai makna….
5. Padi dan kapas dalam lambang koperasi Indonesia mempunyai makna….

Kunci jawaban :
1. Koperasi
2. Drs. Moh. Hatta
3. 12 Juli
4. Upaya keras yang ditempuh terus menerus
5. Kemakmuran bagi anggota secara khusus dan masyarakat secara umum yang ingin
dicapai koperasi

Pertemuan II
Soal :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan...
2. Sebutkan 2 manfaat koperasi !
3. Sebutkan sumber modal koperasi....
4. Hibah adalah....
5. Simpanan yang dibayarkan pada saat seseorang masuk menjadi anggota disebut....

Kunci jawaban :
1. Kesejahteraan anggota
2. Manfaat koperasi
a) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemakmuran masyarakat, bukan
mengejar keuntungan pribadi
b) Menyediakan kebutuhan para anggota
c) Mempermudah para anggota untuk memperoleh modal usaha
d) Koperasi merupakan dasar untuk memperkokoh perekonomian rakyat
3. Sumber modal koperasi : modal sendiri dan modal pinjaman.
4. Hibah adalah sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan sejumlah
uang yang bersifat pemberian dan tidak mengikat.
5. Simpanan pokok
 Teknik penskoran
Jumlah soal : 5 soal isian
 Seatip jawaban benar mendapat skor 2
 Skor maksimal 10 dan nilai maksimal adalah 100

Tabel hasil penilaian siswa :

No Nama siswa Nilai Ket

Skor kuantitatif (angka skala 100)


Tindak lanjut :
a. Kegiatan remidial dilaksanakan jika nilai siswa kurang dari atau tidak
mencapai KKM ≥70
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan jika nilai siswa mencapai atau diatas KKM
≥70
c. Analisis hasil dapat dilakukan pada waktu akhir pembelajaran atau setelah
pembelajaran selesai.

Karangbolong, 1 Maret 2016


RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP PERBAIKAN )
SIKLUS II
PERTEMUAN I DAN II

Nama Sekolah : MI Nurul Istiqomah Karangbolong


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : IV/ II
Alokasi Waktu : 4X 35 menit (2 x pertemuan)
Waktu Pelaksanaan : Pertemuan I : Kamis, 17 Maret 2016
Pertemuan II : Kamis, 24 Maret 2016

I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi
dilingkungan
Kabupaten/Kota dan Provinsi
II. Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
III. Indikator
1. Menjelaskan jenis-jenis koperasi
2. Menyebutkan barang-barang yang diperjualbelikan di koperasi
3. Menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan usaha lainnya

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Menjelaskan jenis-jenis koperasi
2. Menyebutkan barang-barang yang diperjualbelikan di koperasi
3 Menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan usaha lainnya
Karakter siswa yang dikembangkan : keaktifan, kerja sama dan tanggungjawab.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
 Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pentingnya koperasi
 Bagi Guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menggunakanmodel dan media
pembelajaran
VI. Materi Pokok
Jenis-jenis Koperasi
1. Berdasarkan jenis usahanya ada 4 yaitu
a. Koperasi Produksi
Koperasi Produksi melakukan usaha produksi atau menghasilkan barang.
Barang-barang yang dijual di koperasi adalah hasil produksi anggota
koperasi. Bagi para anggota yang memiliki usaha, dapat memasok hasil
produksinya ke koperasi. Misalnya, berupa hasil kerajinan, pakaian jadi,
dan bahan makanan
b. Koperasi konsumsi
Koperasi Konsumsi menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam
bentuk barang antara lain berupa:bahan makanan, pakaian, alat tulis atau
peralatan rumah tangga
c. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam melayani para anggotanya untuk menabung
dengan mendapatkan imbalan . Bagi anggota yang memerlukan dana dapat
meminjam dengan memberikan jasa kepada koperasi. Pengembalian
pinjaman dilakukan dengan mengangsur. Jasa yang diberikan kepada
penabung dan jasa yang diterima koperasi dari peminjam sesuai dengan
kesepakatan pada rapat anggota.
d. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai jenis usaha. Seperti
menjual kebutuhan pokok dan barang-barang hasil produksi anggota,
melayani simpan pinjam dan pelayanan jasa.
2. Berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi Pegawai Negeri
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat
maupun daerah. Koperasi pegawai negeri didirikan untuk meningkatkan
kesejahteraan para pegawai negeri.
b. Koperasi Pasar (Koppas)
Koperasi pasar beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya
pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani
kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para pedagang. Misalnya
modal dan penyediaan barang dagangan. Di tingkat kabupaten atau
provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) yang bertujuan
memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di wilayah
binaannya.
c. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD
melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan
pertanian atau perikanan (nelayan). Beberapa usaha KUD, antara lain:
• Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman,
obat pemberantas hama, dan alat-alat pertanian.
• Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluh
lapangan kepada para petani.
d. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan,
dan siswa. Koperasi sekolah biasanya menyediakan kebutuhan warga
sekolah. Misalnya alat tulis menulis, buku-buku pelajaran, serta
makanan. Keberadaan koperasi sekolah sangat penting. Selain
menyediakan kebutuhan bagi warga sekolah, juga sebagai sarana
pendidikan bagi siswa untuk belajar berorganisasi dalam bentuk usaha
bersama.
3.Berdasarkan Tingkatannya
a. Koperasi Primer
Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang.
Anggota koperasi primer paling sedikit 20 orang.
c. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan beberapa
koperasi. Koperasi sekunder meliputi:
• Pusat koperasi, yaitu Pusat koperasi merupakan koperasi yang
anggotanya paling sedikit lima buah koperasi primer dan berada di satu
kabupaten/kota.
• Gabungan koperasi, yaitu Gabungan koperasi merupakan koperasi yang
anggotanya paling sedikit tiga buah pusat koperasi. Wilayahnya meliputi
satu provinsi atau lebih.
• Induk koperasi, Induk koperasi merupakan koperasi yang anggotanya
paling sedikit tiga buah gabungan koperasi.
Perangkat organisasi koperasi
1. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka
segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan
rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
2. Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan
diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik
dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh
anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya,
pengurus bertanggung jawab terhadap rapat anggota. Atas persetujuan rapat
anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk mengelola koperasi.
Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota.
3. Pengawas
Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan
pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh
anggota koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas
berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya
kepada pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Tugas dan wewenang perangkat organisasi koperasi diatur oleh AD/ART
koperasi yang disesuaikan dengan idiologi koperasi. Dalam manajemen
koperasi perangkat organisasi koperasi juga disebut sebagai tim
manajemen
Perbedaan antara koperasi dan badan usaha lainnya
Koperasi N Bukan Badan Usaha Koperasi
o

Meningkatkan
1 kesejahteraan Mencari keuntungan sebesar –
anggota besarnya

Modal berasal
2 berasal dari Modal berasal dari perorangan
anggota atau sekelompok orang sebagai
pemegang saham
Keuntungan(SHU)
3 dibagi Keuntungan dibagi berdasarkan
setiap tahun berdasar besarnya saham
besarnya jasa usaha kepada
koperasi
Keanggotaan
4 koperasi Keanggotaan terbatas hanya
bersifat sukarela dan terbuka pada pemilik modal
Kekuasaan 5 tertinggi terletak Kekuasaan tertinggi terletak
pada rapat anggota pada rapat umum pemegang
saham
Setiap anggota
6 mempunyai Hak suara berdasarkan besarnya
hak suara saham yang dimiliki
VII. Model Pembelajaran
Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
VIII. Media Pembelajaran
- Gambar lambang koperasi
- Gambar Jenis-jenis Koperasi
- Buku yang relevan
IX. Metode Pembelajaran
- Diskusi
- Ceramah
VIII. Langkah – langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
- Salam
- Absensi
- Tanya jawab materi pertemuan minggu lalu
2. Kegiatan Inti (45 menit)
- Guru menyampaikan kompetensi , siswa memperhatikan
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian memberi
lembar diskusi
- Guru mengajak siswa mengunjungi koperasi sekolah
- Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang diberikan guru
- Siswa bersama guru membahas hasil diskusi
5. Kegiatan Akhir (15 menit)
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
- Siswa mengerjakan lembar kerja siswa sebagai evaluasi
- Guru menutup pertemuan dengan memberi salam
Pertemuan II
2. Kegiatan awal (10 menit)
- Salam
- Absensi
- Tanya jawab tentang materi pertemuan yang lalu
2. Kegiatan Inti (45 menit)
- Guru menerangkan perbedaan koperasi dengan badan usaha yang lain
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan
lembar diskusi
- Guru memperlihatkan gambar bagan perangkat organisasi koperasi
- Guru menjelaskan bagan perangkat organisasi koperasi
- Siswa mendiskusikan soal yang diberikan guru
- Guru bersama siswa membahas hasil diskusi
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
- Siswa mengerjakan lembar kerja siswa sebagai evaluasi
- Guru menutup pertemuan dengan memberi salam
IX. Alat dan Sumber belajar
- Alat Peraga : gambar jenis-jenis koperasi
- Buku paket IPS kelas IV
- Buku yang relevan
X. Penilaian
- Teknik penilaian : tes tertulis
Pertemuan I
Soal :
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini yang bukan jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya yaitu.......
a. Koperasi konsumsi c. Koperasi produksi
b. Koperasi kredit d. Koperasi sekolah
2. Koperasi kredit disebut juga koperasi.........
a. Simpan pinjam c. Produksi
b. Konsumsi d. Pensiunan
3. Koperasi yang anggotanya para warga dalam satu sekolah disebut ....
a. Koperasi konsumsi c. Koperasi kredit
b. Koperasi sekolah d. Koperasi simpan pinjam
4. Koperasi yang bergerak di bidang usaha pembuatan barang di sebut...
a. Koperasi kredit c. Koperasi Produksi
b. Koperasi sekolah d. Koperasi sekolah
5. Berikut adalah barang-barang yang dijual di koperasi sekolah yaitu ....
a. Alat tulis c. Pupuk
b. Alat-alat pertanian d. Obat-obatan
Kunci jawaban :
1. d
2. a
3. b
4. c
5. a

Pertemuan II
Berilah tanda silang pada jawaban yang benar!
1. Tujuan koperasi berbeda dengan tujuan badan usaha nonkoperasi. Adapun
tujuan koperasi adalah ….
a. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
b. Meningkatkan kesejahteraan anggota
c. Memperbanyak modal
d. Mencari kekayaan
2. Keuntungan yang diperoleh dalam usaha koperasi disebut ….
a. SHU c. Bunga
b. Imbalan d. Jasa
3. Modal koperasi berasal dari ….
a. Pengurus c. Pemegang saham
b. Pengawas d. Anggota
4. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak pada ....
a. Pengawas c. Rapat anggota
b. Ketua d. Pemilik modal
5. Kepanjangan dari SHU adalah ....
a. Sisa Hasil Usaha c. Simpanan Hasil Usaha
b. Setelah Hasil Usaha d. Simpanan Hasil Uang
Kunci jawaban :
1. b
2. a
3. d
4. c
5. a
 Setiap jawaban benar mendapat skor 2
 Skor maksimal 10 dan nilai maksimal adalah 100

Karangbolong, Maret 2016


LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP GURU
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyampaian kompetensi.

2 Guru membagi siswa menjadi


beberapa kelompok

3 Guru menampilkan gambar


yang berkaitan dengan materi

4 Guru guru menjelaskan materi


dengan gambar

5 Guru memberikan soal untuk


diskusi kelompok

6 Guru bersama siswa membahas


hasil diskusi
Guru 7mengajak siswa
mengunjungi koperasi sekolah
Guru menjelaskan
8 tentang
koperasi sekolah

9
Guru memberikan soal untuk
evaluasi

Guru menutup
1 pembelajaran
dengan
0 baik

Keterangan :
4: Sangat baik
3: Baik
2: Tidak Baik
1: Sangat Tidak Baik
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP GURU
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyampaian kompetensi

2 Guru membagi siswa


menjadi beberapa kelompok

3 Guru menampilkan gambar


yang berkaitan dengan
materi
4 Guru menjelaskan materi
dengan gambar

5 Guru memberikan soal


untuk diskusi kelompok

6 Bersama siswa membahas


hasil diskusi
Guru 7mengajak siswa
mengunjungi koperasi sekolah
Guru menjelaskan
8 tentang
koperasi sekolah

9
Guru memberikan soal untuk
evaluasi

Guru menutup
1 pembelajaran
dengan
0 baik

Keterangan :
4: Sangat baik
3: Baik
2: Tidak Baik
1: Sangat Tidak Baik
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP SISWA
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Siswa memperhatikan
penyampaian kompetensi.

2 Guru membagi siswa menjadi


beberapa kelompok

3 Memperhatikan gambar yang


ditampilkan oleh guru

4 Memperhatikan guru yang


menjelaskan materi dengan
gambar
5 Siswa mengerjakan soal-soal
secara berkelompok

6 Guru bersama siswa membahas


hasil diskusi
Bersama 7 guru mengunjungi
koperasi sekolah
Memperhatikan
8 guru yang
menjelaskan tentang koperasi
sekolah
9
Mengerjakan soal untuk
evaluasi

Guru menutup
1 pembelajaran
dengan
0 baik

Keterangan :
4: Sangat baik
3: Baik
2: Tidak Baik
1: Sangat Tidak Baik
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL CTL DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP SISWA
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Siswa memperhatikan
penyampaian kompetensi.

2 Guru membagi siswa menjadi


beberapa kelompok

3 Memperhatikan gambar yang


ditampilkan oleh guru

4 Memperhatikan guru yang


menjelaskan materi dengan
gambar
5 Siswa mengerjakan soal-soal
secara berkelompok

6 Guru bersama siswa


membahas hasil diskusi
Bersama7 guru mengunjungi
koperasi sekolah
Memperhatikan
8 guru yang
menjelaskan tentang koperasi
sekolah
9
Mengerjakan soal untuk
evaluasi

Guru menutup
1 pembelajaran
dengan
0 baik

Keterangan :
4: Sangat baik
3: Baik
2: Tidak Baik
1: Sangat Tidak Baik

Anda mungkin juga menyukai