Dah Digabung
Dah Digabung
Fasilitas pembangkit listrik tenaga pasang surut komersial tipe arus pasang surut (tidal stream)
pertama di dunia, berada di Strangford Lough, Kepulauan Inggris
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pasang surut air laut dan menjadikannya
energi dalam bentuk lain, terutama listrik. Energi pasang surut merupakan salah satu jenis energi
terbarukan yang relatif lebih mudah diprediksi jumlahnya dibandingkan energi angin dan energi
surya. Pemanfaatannya saat ini belum luas karena tingginya biaya awal dan terbatasnya lokasi
yang memiliki pasang surut yang mencukupi. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut terus
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan batas kritis energi yang dihasilkannya sehingga
mnndidapatkan berbagai metode untuk mengekstraksi energi jenis ini.
Dalam sejarahnya, energi pasang surut telah digunakan di Eropa dan pantai timur Amerika Utara
dalam bentuk turbin, mengubahnya menjadi energi mekanik dan digunakan untuk menggiling
gandum Baru pada abad ke 19, proses ini digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit
listrik tenaga pasang surut skala besar pertama di dunia adalah Rance Tidal Power Station yang
dibangun di Prancis dan mulai beroperasi sejak tahun 1966.
Air laut merupakan fluida dengan massa jenis yang lebih tinggi, hingga 800 kali udara. Selain
itu, sifat fenomena pasang surut yang dapat diprediksi berdasarkan wilayah diikuti dengan
pemantauan yang kontinu mampu menjaga pasokan energi listrik dari pembangkit listrik jenis
ini.
Generator arus pasang surut
Generator arus pasang surut (tidal stream) menggunakan energi kinetik dari air laut untuk
menggerakan turbin, seperti halnya turbin angin yang digerakkan oleh angin. Generator jenis ini
dapat dibangun di fasilitas atau infrastruktur yang telah ada, seperti jembatan. Fitur lepas pantai
tertentu seperti selat atau teluk dapat mempercepat gerakan air laut. Bentuk turbin dapat berupa
vertikal maupun horizontal, terbuka maupun terlindung pipa, dan umumnya diletakkan dekat
dengan dasar air.
Dinding pasang surut (tidal barrage) memanfaatkan energi potensial berdasarkan perbedaan
tinggi permukaan laut. Ketika pasang, air laut masuk ke dalam teluk, delta sungai, atau fitur
lepas pantai lainnya dan tertampung karena adanya dinding. Ketika surut, air laut dilepaskan.
Energi ini lalu diubah menjadi energi mekanik seperti halnya turbin pada bendungan pembangkit
listrik tenaga air.
Tampak atas bendungan pasang surut, warna biru dan merah menunjukkan beda tinggi dari
permukaan air laut akibat pasang surut.
Pasang surut dinamis (dynamic tidal power) merupakan metode yang masih bersifat eksperimen,
yang melibatkan interaksi antara energi kinetik dan energi potensial dari aliran air laut. Metode
ini mengandalkan bendungan yang sangat panjang, hingga puluhan kilometer, yang dibangun
menjauh dari bibir pantai. Beda tinggi air laut antara sisi sebelah kanan dan sebelah kiri
bendungan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi.
Metode ini mirip dengan metode dinding pasang surut, namun tidak melibatkan fitur alam. Bak
penampung dibangun di sekitar dinding dengan turbin untuk menghasilkan energi ketika air laut
dilepaskan.
B. Energi arus laut
Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai energi baru
terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan
akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya issu
pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon.
Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui
konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah
berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus dan
pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial
dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis,
Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan
Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik,
namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per hari. Berbeda dengan energi gelombang laut yang
hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi sampai pada lapisan
yang lebih dalam dan bahkan sampai ke dasar laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini
memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi kinetic menjadi
energi listrik.
Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi
prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi
kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus
laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut
hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan
pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau luasan.
Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus
permukaan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999) yaitu: 12P=
12 Ï• A V3 ' type="#_x0000_t75">, dimana P= daya (watt); ρ= rapat massa air (kg/m³); A=
luas penampang (m²); dan V= kecepatan arus (m/s).
Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files
ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov
skala kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang terdiri dari
berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof. Iskandar
Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus laut skala
kecil. Salah satu prototipe perangkat pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di
kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat
Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan
pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).
Ujicoba lapangan pembangkit listrik tenaga arus laut prototype T-Files ITB di Selat
Nusapenida, Bali
Prototipe dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014
oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi, Puslitbangtek EBTKE, Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala
komersial. Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari
berbagai pembangkit (PLTAL) akan menunjang pencapaian proporsi 5% berbagai energi
terbarukan dari sasaran kebijakan energi 25% bauran energi Indonesia, sesuai dengan visi bauran
energi 25-25. Road map penelitian karakteristik arus laut serta estimasi daya listrik yang telah
dilaksanakan oleh PPPGL sampai tahun 2010 di perairan Nusa Tenggara, seperti yang
ditunjukkan table dibawah ini.
c. Angin Laut
Share on:
http://benergi.com/manfaat-energi-angin-sebagai-energi-alternatif
Beberapa tahun belakangan ini manfaat energi angin lebih diperhatikan untuk alternatif energi
dalam berbagai bidang. Mulai untuk energi tenaga pembangkit listrik, penggerak peralatan
industri, hingga aplikasi pada aspek lainnya. Di berbagai negara, manfaat dari adanya energi
angin ini sangat membantu di bidang energi pembangkit tenaga listrik.
Meskipun pada awalnya, tenaga pembangkit listrik dengan tenaga angin ini menghabiskan
banyak biaya operasional, semakin canggihnya perkembangan teknologi terkini membuat
penggunaan energi angin untuk pembangkit tenaga listrik menjadi lebih semakin efisien
sehingga menurunkan biaya operasional yang dibutuhkan. Tidak heran, jika energi angin untuk
pembangkit tenaga listrik ini menjadi salah satu pasokan listrik untuk beberapa negara, termasuk
Indonesia.
Sebelum mengetahui manfaat dari energi angin, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai
sejarah energi angin itu sendiri. Tahukah Anda bahwa energi angin telah dimanfaatkan banyak
orang sejak awal sejarah. Pada awal 5000 SM sudah banyak orang yang memanfaatkan energi
angin untuk mendorong perahu di sepanjang Sungai Nill. Tak hanya itu saja, pada 200 SM
China sudah memanfaatkan kincir angin sederhana untuk memompa air. sedangkan kincir angin
sumbu vertikal dengan latar buluh tenun digunakan untuk menggiling biji-bijian di Persia dan
juga Timur Tengah.
Pada abad ke 11 cara memanfaatkan dan menggunakan energi angin akhirnya sudah menyebar
ke seluruh dunia. Pada abad tersebut orang-orang di Timur Tenga menggunakan kincir angin
secara luas untuk memproduksi pangan. Di Eropa sendiri mulai terkenal energi angin semenjak
para pedagang dan tentara salib yang pulang dengan membawa ide ini. Sedangkan Belanda mulai
menyempurnakan kincir angin untuk menguras danau dan rawa-rawa yang ada di Delta Sungai
Rhine.
Di akhir Abad 19 teknologi alternatif ini sudah mulai dimanfaatkan untuk memompa air di
peternakan, pertanian serta menghasilkan energi listrik untuk rumah-rumah dan industri. Di akhir
tahun 1920, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik di daerah
pedesaan yang belum menikmati layakan listrik. Akan tetapi semenjak layanan listrik sudah
sampai di pedesaan, penggunaan kincir angin sudah mulai ditinggalkan.
Namun pada tahun 1970-an kincir angin kembali dilirik dan digunakan kembali karena
kekurangan asokan minyak. Tentunya hal ini membuka jalan untuk menghasilkan pembangkit
listrik tenaga angin sebagai sumber energi alernatif. Salah satu keuntungan dari pemanfaatkan
energi angin adalah angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ekonomis di
banyak negara.
Tak hanya itu saja, kekhawatiran mengenai emisi dari bahan bakar fosil, harga bahan bakar fosil
yang tinggi serta dukungan pemerintah mengenai pemanfaatan energi angin membuat energi
alternatif yang satu ini digunakan oleh berbagai negara untuk menghasilkan energi listrik dan
lainnya.
manfaat-energi-angin-energi-alternatif
Bentuk-bentuk dari Manfaat Energi Angin . Pemanfaatan dari energi angin muncul karena energi
angin ini tersedia secara alami di alam tanpa ada batas habisnya. Karena itulah, tentunya energi
angin ini pasti memiliki manfaat seperti eneri alam lainnya, seperti energi panas bumi, batubara,
fosil bahkan energi nuklir. Dengan memanfaatkan energi dari alam ini, tentunya penggunaannya
tidak akan merusak alam karena terjadinya pergerakan angin terjadi secara alamiah.
Sekarang ini, ada banyak manfaat dari energi angin dalam kehidupan sehari-hari telah banyk
terasa. Bahkan, pada abad 17 sebelum masehi, energi angin telah dimanfaatkan untuk proses
irigasi pertanian oleh masyarakat Babilonia kuno. Pada bidang kelautan, energi angin digunakan
sejak ribuan tahun lalu sebagai penggerak pada layar kapal. Di bagian belahan dunia lainnya,
energi angin ini telah lama digunakan sebagai penggerak kincir angin untuk keperluan
penggilingan gandum atau tepung.
Banyakanya manfaat angin sejak bertahun-tahun silam, juga telah banyak digunakan di
Indonesia. Para nelayan di Indonesia juga pernah menggerakkan kapal mereka dengan bantuan
energi angin laut yang menerpa layar kapal. Pemanfaatan energi angin di Indonesia lainnya juga
terlihat dari didirikannya kincir angin raksasa di beberapa tempat di nusantara sebagai media
pembangkit tenaga listrik tenaga angin.
Tapi, tidak sembarang angin yang digunakan untuk dapat menadi pembangkit tenaga listrik.
Hany angin dengan kecepatan diatas 12km/jam hingga 20km/jam lah yang digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik. Tidak heran, jika pembangkit listrik tenaga angin ini biasanya
dibangun pada kawasan pantai atau pegunungan dengan intensitas angin yang tergolong kelas 3
keatas.
Manfaat Angin sebagai Energi Alternatif
Di kawasan pesisir di Indonesia, selain digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, energi angin
juga digunakan sebagai penggerak baling-baling untuk penggerak pompa air. Pompa air ini
digunakan para nelayan untuk membudidayakan beberapa komoditas air, seperti ikan kerapu,
mutiara dan lainnya. Manfaat angin sebagai energi alternatif juga dapat dirasakan di bidang
pertanian.
Terbukti pada beberapa kawasan pertanian di Indonesia telah menggunakan energi angin untuk
sistem pengairan atau irigasi sawah, sehingga dapat memangkas biaya untuk irigasi.
Pemanfaatan energi angin sangat dianjurkan karena energi ini tersedia langsung oleh alam dan
tidak dapat habis selama masih ada matahari, air dan udara di bumi. Lalu, pemanfaatan dari
ketersediaan energi angin ini bisa ditemui dimana saja. Sehingga, jika masyarakat mampu
memperdayakan energi angin di setiap daerahnya, maka masing-masing daerahnya dapat
mendapatkan energi terbarukan untuk kebutuhan sehari-harinya.
Bentuk relief Indonesia yang terdiri dari kawasan dataran rendah hingga dataran tinggi,
sebenarnya menyimpan potensi energi alam yang luar biasa. Salah satunya datang dari
pemanfaatan energi angin. Tapi, penelitian dan pembangunan yang memusatkan untuk
pemberdayaan energi alam di Indonesia masih kurang berkembang. Sehingga, manfaat dari
energi angin di Indonesia belum berjalan sepenuhnya.
http://benergi.com/manfaat-energi-angin-sebagai-energi-alternatif
Kumpulan Artikel - 106 - Energi Laut (Ombak/Gelombang/Arus) Array Cetak Array PDF
Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah
potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian
dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis
dan Jepang.
Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3
jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy)
dan energi panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan
dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi
yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan
energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman.
Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian
mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan
memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi
pasang surut.
Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan
pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh
respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat
tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.
Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian
puncak maksimum dan lembah minimum (lihat gambar 1). Pada selang waktu tertentu,
ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian
puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun
demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik
lokasi tertentu.
Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah
gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi
gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan
dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan
dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini
dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia.
Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai
selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi
listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu
sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun
penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang
laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.
Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa
adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang
laut yang datang disalurkan memasuki sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak
penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar 3). Air laut yang
berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan
turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air
penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-
ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi
garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.
Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah
teknik osilasi kolom air (the oscillating water column). Proses pembangkitan tenaga listrik
dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses. Gelombang laut yang datang menekan udara pada
kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator.
Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang laut
yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang
menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. (lihat gambar 2). Variasi prinsip teknologi ini
dikembangkan di Jepang dengan nama might whale technology. Di Skotlandia, Inggris Raya,
telah dibangun pembangkit tenaga gelombang laut yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit
yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapi 2 generator dan 2 turbin counter-rotating
yang mampu menghasilkan daya listrik sampai 500 kW.
Selain itu, di Denmark, dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang
disebut wave dragon, prinsip kerjanya mirip dengan tapered channel. Perbedaannya pada wave
dragon, saluran air dan turbin generator diletakkan di tengah bak penampung sehingga
memungkinkan pembangkit di pasang tidak di pantai.
http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-ombakgelombangarus/530-energi-
gelombang-laut.html
Pembangkit listrik energi termal ini dapat dimanfaatkan jika perbedaan temperatur tersebut
cukup besar untuk bisa menghasilkan energi listrik. Perbedaan temperatur antara permukaan
yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat
Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Teknologi yang
digunakan disebut dengan konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy Convertion atau
OTEC).
Teknologi ini dibuat berhasil dibuat pada tahun 1939 oleh George Claude di pantai Kuba dengan
kapasitas 22 kilowatt. Dan yang terbesar di bangun di India dengan kapasitas 1 MW
menggunakan sistem tertutup. Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan
menjadi tiga macam:
Karena teknologi ini di tempatkan dilautan yang dalam (kira-kira dengan kedalaman 1 km),
maka alat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan agar dapat bekerja maksimal di lautan dalam:
2. Pipa tempat masuk air hangat terletak diatas permukaan air laut
Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam :
Open-Cycle OTEC menggunakan air laut permukaan yang hangat untuk membangkitkan
listrik.Ketika air laut hangat dipompakan ke dalam kontainer bertekanan rendah,air ini
mendidih.Uap yang mengembang menggerakkan turbin tekanan rendah untuk membangkitkan
listrik.Uap ini,meninggalkan garam-garam di belakang kontainer.Jadi uap ini hampir merupakan
air murni.Uap ini kemudian dikondensasikan kembali dengan menggunakan suhu dingin dari air
dasar laut.
Pada sistem Hybrid,aior laut hangat memasuki vacuum chamber dimana ini diubah menjadi
uap,yang mirip dengan penguapan dari Open-cycle system.Uap akan membuat fluida melalui
siklus closed-cycle.Uap dari fluida akan menggerakkan turbin yang akan menghasilkan
listrik,Uap lalu dikondensasi di Heat-exchanger dan menghasilkan air desalinasi. Proses ini dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk industri pembuatan Methanol,hydrogen dan
lain-lain.
F. teknologi transportasi
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dansporan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada Teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan
dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat
penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah
pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Beberapa pendapat tentang
transportasi :
1. Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan
menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
2. Menurut Morlok (1978),transportasi didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan atau
mengangkut sesuatudari suatu tempat ketempat lain.
3. Bowersox (1981),transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu
tempat ketempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan
secaraumum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ ataubarang)
dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.
Teknologi transportasi adalah teknologi yang mampu mendukung pemindahan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos”
atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan
terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalan jarak jauh
berjalan kaki pada jaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki
juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak bisa diangkat
oleh manusia dan penggunaan rakit di sungai. Beberapa rekaman mengenai transportasi terekam
dalam relief yang dipahat dibatu pada daerah Mesir Kuno dan daerah sekitarnya seperti
ditunjukkan dalam gambar.
1. Perkembangan transportasi sebelum jaman industrialisasi
Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi yang
digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu barang. Pada tabel berikut ditunjukkan
perkembangan didalam transportasi dari jaman ke jaman. Tetapi sebelumnya tentu ada
pergerakan manusia ke Benua Australia yang diperkirakan terjadi 40.000 sampai 45.000 tahun
yang lalu menggunakan suatu bentuk transportasi maritim.
2. Perkembangan Transportasi setelah jaman industrialisasi
Perkembangan transportasi setelah jaman industrialisasi berjalan dengan sangat cepat, inovasi
berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat,
dimulai dengan penerapan mesin uap untuk angkutan kereta api dan kapal laut, kemudian disusul
dengan ditemukannya mesin dengan pembakaran dalam. Penemuan selanjutnya yang sangat
mempengaruhi sistem transportasi adalah dengan dikembangkannya mesin turbin gas, yang
kemudian menjadi turbo jet yang digunakan pada pesawat terbang. Di transportasi laut
penemuan yang spectakuler adalah dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak digunakan
untuk kapal selam. Pada Tabel berikut ditunjukkan perkembangan sistem transportasi.
Tahun Temuan
1801 Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard Trevithick yang kemudian
disempurnakan oleh George Stephensen
1858 Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang digerakkan dengan mesin dengan
pembakaran dalam
1867 Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan bakar
1879 Werner von Siemens merancang dan mengembangkan kereta api listrik yang pertama
1885 Bens membuat kendaraan produksi pertama
1899 Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon udara pertama
1903 Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara
membuat penerbangan pertama
1908 Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan untuk pembuatan mobil secara
massal
1926 Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan
1932 Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas Hambatan pertama
1939 Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang dibuat
Hans von Ohain ditahun 1936
1942 Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor Sikorsky
1947 Pesawat supersonik pertama dterbangkan
1953 Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama diluncurkan