Anda di halaman 1dari 19

energi yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.

A. Energi pasang surut

Fasilitas pembangkit listrik tenaga pasang surut komersial tipe arus pasang surut (tidal stream)
pertama di dunia, berada di Strangford Lough, Kepulauan Inggris

Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pasang surut air laut dan menjadikannya
energi dalam bentuk lain, terutama listrik. Energi pasang surut merupakan salah satu jenis energi
terbarukan yang relatif lebih mudah diprediksi jumlahnya dibandingkan energi angin dan energi
surya. Pemanfaatannya saat ini belum luas karena tingginya biaya awal dan terbatasnya lokasi
yang memiliki pasang surut yang mencukupi. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut terus
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan batas kritis energi yang dihasilkannya sehingga
mnndidapatkan berbagai metode untuk mengekstraksi energi jenis ini.

Dalam sejarahnya, energi pasang surut telah digunakan di Eropa dan pantai timur Amerika Utara
dalam bentuk turbin, mengubahnya menjadi energi mekanik dan digunakan untuk menggiling
gandum Baru pada abad ke 19, proses ini digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit
listrik tenaga pasang surut skala besar pertama di dunia adalah Rance Tidal Power Station yang
dibangun di Prancis dan mulai beroperasi sejak tahun 1966.

Air laut merupakan fluida dengan massa jenis yang lebih tinggi, hingga 800 kali udara. Selain
itu, sifat fenomena pasang surut yang dapat diprediksi berdasarkan wilayah diikuti dengan
pemantauan yang kontinu mampu menjaga pasokan energi listrik dari pembangkit listrik jenis
ini.
Generator arus pasang surut

Generator arus pasang surut (tidal stream) menggunakan energi kinetik dari air laut untuk
menggerakan turbin, seperti halnya turbin angin yang digerakkan oleh angin. Generator jenis ini
dapat dibangun di fasilitas atau infrastruktur yang telah ada, seperti jembatan. Fitur lepas pantai
tertentu seperti selat atau teluk dapat mempercepat gerakan air laut. Bentuk turbin dapat berupa
vertikal maupun horizontal, terbuka maupun terlindung pipa, dan umumnya diletakkan dekat
dengan dasar air.

Dinding pasang surut

Dinding pasang surut (tidal barrage) memanfaatkan energi potensial berdasarkan perbedaan
tinggi permukaan laut. Ketika pasang, air laut masuk ke dalam teluk, delta sungai, atau fitur
lepas pantai lainnya dan tertampung karena adanya dinding. Ketika surut, air laut dilepaskan.
Energi ini lalu diubah menjadi energi mekanik seperti halnya turbin pada bendungan pembangkit
listrik tenaga air.

Pasang surut dinamis

Tampak atas bendungan pasang surut, warna biru dan merah menunjukkan beda tinggi dari
permukaan air laut akibat pasang surut.

Pasang surut dinamis (dynamic tidal power) merupakan metode yang masih bersifat eksperimen,
yang melibatkan interaksi antara energi kinetik dan energi potensial dari aliran air laut. Metode
ini mengandalkan bendungan yang sangat panjang, hingga puluhan kilometer, yang dibangun
menjauh dari bibir pantai. Beda tinggi air laut antara sisi sebelah kanan dan sebelah kiri
bendungan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi.

Laguna pasang surut

Metode ini mirip dengan metode dinding pasang surut, namun tidak melibatkan fitur alam. Bak
penampung dibangun di sekitar dinding dengan turbin untuk menghasilkan energi ketika air laut
dilepaskan.
B. Energi arus laut

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Dunia

Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai energi baru
terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan
akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya issu
pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon.

Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui
konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah
berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus dan
pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial
dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis,
Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Potensi Energi Arus Laut di Perairan Indonesia


Kecepatan arus pasang-surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari 1,5
m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur,
kecepatan signifikannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik.

Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan
Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik,
namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per hari. Berbeda dengan energi gelombang laut yang
hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi sampai pada lapisan
yang lebih dalam dan bahkan sampai ke dasar laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini
memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi kinetic menjadi
energi listrik.

Konversi Energi Arus Laut Menjadi Listrik


Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut
memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin
pembangkit listrik. Secara global, laut dunia mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu
mencapai total 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil, periodik dan dapat
diprediksi pola atau karakteristiknya.

Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi
prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi
kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus
laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut
hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan
pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau luasan.
Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus
permukaan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999) yaitu: 12P=
12 Ï• A V3 ' type="#_x0000_t75">, dimana P= daya (watt); ρ= rapat massa air (kg/m³); A=
luas penampang (m²); dan V= kecepatan arus (m/s).

Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut


di Indonesia
Penelitian karakteristik arus laut yang telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan
(PPPGL) diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB.
Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di
Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk
Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset
dan Teknologi.

Instalasi pengukur arus laut ACDP yang ditempatkan di dasar laut


Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat di Nusa
Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat
Pantar.

Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files
ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov
skala kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang terdiri dari
berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof. Iskandar
Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus laut skala
kecil. Salah satu prototipe perangkat pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di
kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat
Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan
pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).

Ujicoba lapangan pembangkit listrik tenaga arus laut prototype T-Files ITB di Selat
Nusapenida, Bali

Prototipe dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014
oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi, Puslitbangtek EBTKE, Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala
komersial. Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari
berbagai pembangkit (PLTAL) akan menunjang pencapaian proporsi 5% berbagai energi
terbarukan dari sasaran kebijakan energi 25% bauran energi Indonesia, sesuai dengan visi bauran
energi 25-25. Road map penelitian karakteristik arus laut serta estimasi daya listrik yang telah
dilaksanakan oleh PPPGL sampai tahun 2010 di perairan Nusa Tenggara, seperti yang
ditunjukkan table dibawah ini.
c. Angin Laut

Share on:

http://benergi.com/manfaat-energi-angin-sebagai-energi-alternatif

Beberapa tahun belakangan ini manfaat energi angin lebih diperhatikan untuk alternatif energi
dalam berbagai bidang. Mulai untuk energi tenaga pembangkit listrik, penggerak peralatan
industri, hingga aplikasi pada aspek lainnya. Di berbagai negara, manfaat dari adanya energi
angin ini sangat membantu di bidang energi pembangkit tenaga listrik.

Meskipun pada awalnya, tenaga pembangkit listrik dengan tenaga angin ini menghabiskan
banyak biaya operasional, semakin canggihnya perkembangan teknologi terkini membuat
penggunaan energi angin untuk pembangkit tenaga listrik menjadi lebih semakin efisien
sehingga menurunkan biaya operasional yang dibutuhkan. Tidak heran, jika energi angin untuk
pembangkit tenaga listrik ini menjadi salah satu pasokan listrik untuk beberapa negara, termasuk
Indonesia.

Sejarah Energi Angin

Sebelum mengetahui manfaat dari energi angin, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai
sejarah energi angin itu sendiri. Tahukah Anda bahwa energi angin telah dimanfaatkan banyak
orang sejak awal sejarah. Pada awal 5000 SM sudah banyak orang yang memanfaatkan energi
angin untuk mendorong perahu di sepanjang Sungai Nill. Tak hanya itu saja, pada 200 SM
China sudah memanfaatkan kincir angin sederhana untuk memompa air. sedangkan kincir angin
sumbu vertikal dengan latar buluh tenun digunakan untuk menggiling biji-bijian di Persia dan
juga Timur Tengah.

Pada abad ke 11 cara memanfaatkan dan menggunakan energi angin akhirnya sudah menyebar
ke seluruh dunia. Pada abad tersebut orang-orang di Timur Tenga menggunakan kincir angin
secara luas untuk memproduksi pangan. Di Eropa sendiri mulai terkenal energi angin semenjak
para pedagang dan tentara salib yang pulang dengan membawa ide ini. Sedangkan Belanda mulai
menyempurnakan kincir angin untuk menguras danau dan rawa-rawa yang ada di Delta Sungai
Rhine.

Di akhir Abad 19 teknologi alternatif ini sudah mulai dimanfaatkan untuk memompa air di
peternakan, pertanian serta menghasilkan energi listrik untuk rumah-rumah dan industri. Di akhir
tahun 1920, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik di daerah
pedesaan yang belum menikmati layakan listrik. Akan tetapi semenjak layanan listrik sudah
sampai di pedesaan, penggunaan kincir angin sudah mulai ditinggalkan.
Namun pada tahun 1970-an kincir angin kembali dilirik dan digunakan kembali karena
kekurangan asokan minyak. Tentunya hal ini membuka jalan untuk menghasilkan pembangkit
listrik tenaga angin sebagai sumber energi alernatif. Salah satu keuntungan dari pemanfaatkan
energi angin adalah angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ekonomis di
banyak negara.

Tak hanya itu saja, kekhawatiran mengenai emisi dari bahan bakar fosil, harga bahan bakar fosil
yang tinggi serta dukungan pemerintah mengenai pemanfaatan energi angin membuat energi
alternatif yang satu ini digunakan oleh berbagai negara untuk menghasilkan energi listrik dan
lainnya.

manfaat-energi-angin-energi-alternatif

Bentuk-bentuk dari Manfaat Energi Angin . Pemanfaatan dari energi angin muncul karena energi
angin ini tersedia secara alami di alam tanpa ada batas habisnya. Karena itulah, tentunya energi
angin ini pasti memiliki manfaat seperti eneri alam lainnya, seperti energi panas bumi, batubara,
fosil bahkan energi nuklir. Dengan memanfaatkan energi dari alam ini, tentunya penggunaannya
tidak akan merusak alam karena terjadinya pergerakan angin terjadi secara alamiah.

Sekarang ini, ada banyak manfaat dari energi angin dalam kehidupan sehari-hari telah banyk
terasa. Bahkan, pada abad 17 sebelum masehi, energi angin telah dimanfaatkan untuk proses
irigasi pertanian oleh masyarakat Babilonia kuno. Pada bidang kelautan, energi angin digunakan
sejak ribuan tahun lalu sebagai penggerak pada layar kapal. Di bagian belahan dunia lainnya,
energi angin ini telah lama digunakan sebagai penggerak kincir angin untuk keperluan
penggilingan gandum atau tepung.

Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia

Banyakanya manfaat angin sejak bertahun-tahun silam, juga telah banyak digunakan di
Indonesia. Para nelayan di Indonesia juga pernah menggerakkan kapal mereka dengan bantuan
energi angin laut yang menerpa layar kapal. Pemanfaatan energi angin di Indonesia lainnya juga
terlihat dari didirikannya kincir angin raksasa di beberapa tempat di nusantara sebagai media
pembangkit tenaga listrik tenaga angin.

Tapi, tidak sembarang angin yang digunakan untuk dapat menadi pembangkit tenaga listrik.
Hany angin dengan kecepatan diatas 12km/jam hingga 20km/jam lah yang digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik. Tidak heran, jika pembangkit listrik tenaga angin ini biasanya
dibangun pada kawasan pantai atau pegunungan dengan intensitas angin yang tergolong kelas 3
keatas.
Manfaat Angin sebagai Energi Alternatif

Di kawasan pesisir di Indonesia, selain digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, energi angin
juga digunakan sebagai penggerak baling-baling untuk penggerak pompa air. Pompa air ini
digunakan para nelayan untuk membudidayakan beberapa komoditas air, seperti ikan kerapu,
mutiara dan lainnya. Manfaat angin sebagai energi alternatif juga dapat dirasakan di bidang
pertanian.

Terbukti pada beberapa kawasan pertanian di Indonesia telah menggunakan energi angin untuk
sistem pengairan atau irigasi sawah, sehingga dapat memangkas biaya untuk irigasi.
Pemanfaatan energi angin sangat dianjurkan karena energi ini tersedia langsung oleh alam dan
tidak dapat habis selama masih ada matahari, air dan udara di bumi. Lalu, pemanfaatan dari
ketersediaan energi angin ini bisa ditemui dimana saja. Sehingga, jika masyarakat mampu
memperdayakan energi angin di setiap daerahnya, maka masing-masing daerahnya dapat
mendapatkan energi terbarukan untuk kebutuhan sehari-harinya.

Pentingnya Menyadari Manfaat Energi Angin.

Bentuk relief Indonesia yang terdiri dari kawasan dataran rendah hingga dataran tinggi,
sebenarnya menyimpan potensi energi alam yang luar biasa. Salah satunya datang dari
pemanfaatan energi angin. Tapi, penelitian dan pembangunan yang memusatkan untuk
pemberdayaan energi alam di Indonesia masih kurang berkembang. Sehingga, manfaat dari
energi angin di Indonesia belum berjalan sepenuhnya.

http://benergi.com/manfaat-energi-angin-sebagai-energi-alternatif

D.Energi Gelombang Laut

Kumpulan Artikel - 106 - Energi Laut (Ombak/Gelombang/Arus) Array Cetak Array PDF

Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah
potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian
dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis
dan Jepang.

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3
jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy)
dan energi panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan
dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi
yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan
energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman.
Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian
mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan
memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi
pasang surut.

Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan
pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh
respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat
tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.

Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian
puncak maksimum dan lembah minimum (lihat gambar 1). Pada selang waktu tertentu,
ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian
puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun
demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik
lokasi tertentu.

Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah
gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi
gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan
dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan
dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini
dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia.
Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai
selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.

Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi
listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu
sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun
penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang
laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.

Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa
adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang
laut yang datang disalurkan memasuki sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak
penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar 3). Air laut yang
berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan
turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air
penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-
ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi
garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun 1985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah
teknik osilasi kolom air (the oscillating water column). Proses pembangkitan tenaga listrik
dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses. Gelombang laut yang datang menekan udara pada
kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator.
Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang laut
yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang
menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. (lihat gambar 2). Variasi prinsip teknologi ini
dikembangkan di Jepang dengan nama might whale technology. Di Skotlandia, Inggris Raya,
telah dibangun pembangkit tenaga gelombang laut yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit
yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapi 2 generator dan 2 turbin counter-rotating
yang mampu menghasilkan daya listrik sampai 500 kW.

Selain itu, di Denmark, dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang
disebut wave dragon, prinsip kerjanya mirip dengan tapered channel. Perbedaannya pada wave
dragon, saluran air dan turbin generator diletakkan di tengah bak penampung sehingga
memungkinkan pembangkit di pasang tidak di pantai.

Pembangkit-pembangkit tersebut kemudian dihubungkan dengan jaringan transmisi bawah laut


ke konsumen. Hal ini menyebabkan biaya instalasi dan perawatan pembangkit ini mahal.
Meskipun demikian pembangkit ini tidak menyebabkan polusi dan tidak memerlukan biaya
bahan bakar karena sumber penggerakknya energi alam yang bersifat terbarukan.

http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-ombakgelombangarus/530-energi-
gelombang-laut.html

E.Tenaga Panas Laut


Energi yang di pancarkan matahari ke permukaan bumi pada saat matahari bersinar terik di
perkirakan 1.000 watt per meter persegi. Dan seperti kita ketahui Bumi kita diliputi oleh lautan
sekitar 70 %. Oleh sebab itu lautan merupakan pengumpul energi yang maha luas. Temperatur di
permukaan laut menjadi hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh
permukaan laut. Semakin ke dalam energi matahari makin berkurang terserap sehingga di bawah
permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis.

Pembangkit listrik energi termal ini dapat dimanfaatkan jika perbedaan temperatur tersebut
cukup besar untuk bisa menghasilkan energi listrik. Perbedaan temperatur antara permukaan
yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat
Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Teknologi yang
digunakan disebut dengan konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy Convertion atau
OTEC).
Teknologi ini dibuat berhasil dibuat pada tahun 1939 oleh George Claude di pantai Kuba dengan
kapasitas 22 kilowatt. Dan yang terbesar di bangun di India dengan kapasitas 1 MW
menggunakan sistem tertutup. Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan
menjadi tiga macam:

1. Energi Ombak (Wave Energy)

2. Energi Pasang Surut (Tidal Energy)

3. Hasil Konversi Panas Laut (ocean Thermal Energy Convertion)

Bagian-bagian alat energi konversi termal lautan:

Karena teknologi ini di tempatkan dilautan yang dalam (kira-kira dengan kedalaman 1 km),
maka alat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan agar dapat bekerja maksimal di lautan dalam:

1. Pipa tempat masuk air dingin terletak di bagian laut dalam

2. Pipa tempat masuk air hangat terletak diatas permukaan air laut

3. Pompa berfungsi untuk memompa air hangat ke sistem

4. Alat penukar kalor berfungsi untuk menguapkan fluida

5. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap

6. Sistem pengapung berfungsi untuk menempatkan peralatan otec

Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam :

1. CLOSED-CYCLE (Siklus Tertutup)

2. OPEN-CYCLE (Siklus Terbuka)

3. HYBRID SYSTEM (Siklus Gabungan)

1. CLOSED-CYCLE (Siklus Tertutup):


Closed-cycle system menggunakan fluida dengan titik didih rendah,seperti ammonia, untuk
memutar turbin guna membangkitkan listrik.Air laut permukaan yang hangat dipompa melewati
sebuah heat exchanger(penukar panas) dimana fluida dengan titik didih rendah tadi diuapkan.
Hasil penguapan tadi kemudian kembali ke turbo generator.Kemudian air dingin dari dasar
lautan dipompa melewati heat exchanger yang kedua,mengembunkan hasil penguapan tadi
menjadi fluida lagi,dimana siklus ini berputar terus menerus.

2. OPEN-CYCLE (Siklus Terbuka):

Open-Cycle OTEC menggunakan air laut permukaan yang hangat untuk membangkitkan
listrik.Ketika air laut hangat dipompakan ke dalam kontainer bertekanan rendah,air ini
mendidih.Uap yang mengembang menggerakkan turbin tekanan rendah untuk membangkitkan
listrik.Uap ini,meninggalkan garam-garam di belakang kontainer.Jadi uap ini hampir merupakan
air murni.Uap ini kemudian dikondensasikan kembali dengan menggunakan suhu dingin dari air
dasar laut.

3. HYBRID SYSTEM (Siklus Gabungan):

Pada sistem Hybrid,aior laut hangat memasuki vacuum chamber dimana ini diubah menjadi
uap,yang mirip dengan penguapan dari Open-cycle system.Uap akan membuat fluida melalui
siklus closed-cycle.Uap dari fluida akan menggerakkan turbin yang akan menghasilkan
listrik,Uap lalu dikondensasi di Heat-exchanger dan menghasilkan air desalinasi. Proses ini dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk industri pembuatan Methanol,hydrogen dan
lain-lain.

F. teknologi transportasi

Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dansporan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada Teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan
dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat
penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah
pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Beberapa pendapat tentang
transportasi :
1. Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan
menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
2. Menurut Morlok (1978),transportasi didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan atau
mengangkut sesuatudari suatu tempat ketempat lain.
3. Bowersox (1981),transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu
tempat ketempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan
secaraumum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ ataubarang)
dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.
Teknologi transportasi adalah teknologi yang mampu mendukung pemindahan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos”
atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan
terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalan jarak jauh
berjalan kaki pada jaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki
juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak bisa diangkat
oleh manusia dan penggunaan rakit di sungai. Beberapa rekaman mengenai transportasi terekam
dalam relief yang dipahat dibatu pada daerah Mesir Kuno dan daerah sekitarnya seperti
ditunjukkan dalam gambar.
1. Perkembangan transportasi sebelum jaman industrialisasi
Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi yang
digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu barang. Pada tabel berikut ditunjukkan
perkembangan didalam transportasi dari jaman ke jaman. Tetapi sebelumnya tentu ada
pergerakan manusia ke Benua Australia yang diperkirakan terjadi 40.000 sampai 45.000 tahun
yang lalu menggunakan suatu bentuk transportasi maritim.
2. Perkembangan Transportasi setelah jaman industrialisasi
Perkembangan transportasi setelah jaman industrialisasi berjalan dengan sangat cepat, inovasi
berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat,
dimulai dengan penerapan mesin uap untuk angkutan kereta api dan kapal laut, kemudian disusul
dengan ditemukannya mesin dengan pembakaran dalam. Penemuan selanjutnya yang sangat
mempengaruhi sistem transportasi adalah dengan dikembangkannya mesin turbin gas, yang
kemudian menjadi turbo jet yang digunakan pada pesawat terbang. Di transportasi laut
penemuan yang spectakuler adalah dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak digunakan
untuk kapal selam. Pada Tabel berikut ditunjukkan perkembangan sistem transportasi.
Tahun Temuan
1801 Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard Trevithick yang kemudian
disempurnakan oleh George Stephensen
1858 Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang digerakkan dengan mesin dengan
pembakaran dalam
1867 Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan bakar
1879 Werner von Siemens merancang dan mengembangkan kereta api listrik yang pertama
1885 Bens membuat kendaraan produksi pertama
1899 Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon udara pertama
1903 Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara
membuat penerbangan pertama
1908 Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan untuk pembuatan mobil secara
massal
1926 Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan
1932 Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas Hambatan pertama
1939 Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang dibuat
Hans von Ohain ditahun 1936
1942 Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor Sikorsky
1947 Pesawat supersonik pertama dterbangkan
1953 Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama diluncurkan

Permasalahan yang kemudian timbul dengan perkembangan transportasi diera industrialisasi


adalah jumlah penggunaan energy yang luar biasa dimana hampir seluruh moda angkutan
menggunakan energi fosil. Pembakaran energi fosil pada transportasi modern pada gilirannya
akan mengeluarkan emisi gas buang dimana sebagian besar dari emisi gas buang tersebut berupa
gas rumah kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan global. Oleh karena itu
belakangan ini diupayakan untuk mencari enerji alternatif yang tidak mencemari lingkungan,
mengalihkan transportasi kepada transportasi yang ramah lingkungan.
Transportasi udara baru berkembang pada zaman industrialisasi dimana tercatat dalam sejarah
Orville and Wilbur Wright pada tanggal 17 Desember 1903, berhasil membuat penerbangan
pertama, perkembangan transportasi udara kemudian berkembang pesat, dan sekarang ini
digunakan untuk transportasi jarak menengah dan panjang. Keunggulah utama transportasi udara
adalah kecepatan tinggi, sehingga waktu bertransportasi menjadi lebih pendek, namun biaya dan
penggunaan bahan bakarnya tinggi sehingga hanya feasible untuk penumpang dan barang
dengan nilai tinggi ataupun dibutuhkan dalam waktu yang cepat.
Beberapa teknologi transportasi yang sudah berkembang di Indonesia dan
diantaranya transportasi darat di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban
Nusantara sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat, transportasi
air di Indonesia sebagai negara bahari perahu dan kapal merupakan alat transportasi dan
komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara, transportasi udara di Indonesia terkait
dengan sejarah kemerdekaan.
Kendaraan bermotor di Indonesia
Mobil
Kendaraan bermotor pertama hadir di Indonesia (Hindia Belanda) tahun 1893. Orang pertama
yang memiliki kendaraan bermotor di Indonesia adalah orang Inggris, John C Potter, yang
bekerja sebagai Masinis Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur. Potter
memesan langsung sepeda motornya ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmuller, di Muenchen,
Jerman. Potter pun satu-satunya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di Indonesia pada
saat itu.
Industri otomotif Indonesia dimulai tahun 1920 ketika General Motors (GM) mendirikan pabrik
perakitan Chevrolet di Tanjoeng Priok (halaman 89), lalu pada tahun 1955, Pemerintah Indonesia
mendatangkan mobil dari luar negeri untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di
Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 18-24 April. Mobil-mobil itu adalah Plymouth
Belvedere, Opel Kapitan, dan Opel Kadett.
Toyota Kijang bak terbuka dipamerkan di paviliun Toyota di arena Jakarta Fair pada tahun 1975,
dan Toyota Kijang generasi pertama diluncurkan tahun 1977, bertahan hingga empat tahun. Pada
tahun 1981, lahir pula Toyota Kijang generasi kedua, dan pada tahun 1986 lahir Toyota Kijang
generasi ketiga, sedangkan Toyota Kijang generasi keempat muncul tahun 1996.
Sepeda motor
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama milik Sunan Solo
(merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang
pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal yang menarik
apabila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut. Sedang sepeda motor pertama
di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach
tetapi belum dijual untuk umum. Tahun 1893, sepeda motor pertama yang dijual untuk umum
dibuat oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon yaitu
sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan pada
merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya adalah Ariel Motorcycles di
Inggris.
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan
pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas
dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan
komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Pabrik sepeda
motor Yamaha mulai beroperasi di Indonesia sekitar tahun 1969, sebagai suatu usaha perakitan
saja, semua komponen didatangkan dari Jepang, baru pada tanggal 6 Juli tahun 1974 berdiri
secara resmi PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Pelayaran di Indonesia
Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan
kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo
pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu
untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We
Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah
beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya
dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang
gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Beru dan Lemo-
lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu
yang kemudian dinamakan Pinisi.
Perusahaan pelayaran pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890 oleh pemerintah colonial
Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM (Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan merupakn
satu-satunya perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak mnopoli di Bidang
pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi pemerintahsampai batas tertentu
yang berkaitan dengan pelayaran saat itu.
Sejarah berdirinya PT PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB)
antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950 yang
isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA).
Latar belakang pendirian Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas
permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di
Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi
pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda
dengan tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800 DWT (death weight ton),
PEPUSKA berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman lebih dari
setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena armada KPM selain
telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak
monopoli.
Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada saat yang sama
didirikanlah PT PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita Negara
Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur Pertamanya
diangkatlah R. Ma'moen Soemadipraja (1952-1955).
Penerbangan di Indonesia
Pesawat terbang jenis Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan kapal laut. 18 Maret 1911
Gijs Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan pesawat tersebut terbang di Pasar Turi
Surabaya, menjadi penerbangan pesawat bermotor pertama di Indonesia.
Demonstrasinyadilanjutkan ke Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu kemudian Batavia
dan Solo menyusul.
Jan Hilgers (Orang Belanda keturunan Indonesia) mendemonstrasikan pesawat Fokker Skin
terbang di Surabaya. P.A Koezminski (orang Rusia) juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot
XIa terbang di Batavia. Keduanya melanjutkan demonstrasi di Semarang. Fokker Skin jatuh di
Semarang 2 Maret 1913, kecelakaan pesawat terbang pertama di Indonesia. Jan Hilgers selamat.
Beberapa penerbangannnya tidak mulus, tidak cocok dgn iklim tropis di Indonesia:
Melihat adanya prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun militer di Indonesia, maka
pada tanggal 1 Oktober 1924 sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan
Belanda mencoba melakukan penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia
(sekarang Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu selama
55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia dan berhasil mendarat di
Cililitan yang sekarang dikenal dengan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tanggal 1 November 1928 di Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM
(Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas kejasama
Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia Belanda dan
perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di Indonesia. Dengan
mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute penerbangan tetap
Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya membuka rute Batavia-Surabaya (pp) dengan
transit di Semarang sekali setiap hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat
udara yang lebih besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun bertambah
yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan pertama Belanda ke Jakarta, masih diperlukan lima tahun lagi
untuk dapat memulai penerbangan berjadwal. Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan
penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat Fokker F-78
bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian pada tahun 1931 jenis
pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan Fokker-18 yang dilengkapi dengan
kursi agar dapat mengangkut penumpang.
Pada tanggal 25 Desember 1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM menghadap dan melapor
kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan
kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden
memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari
Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu. Menanggapi hal tersebut, Presiden
Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan
pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel,
die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu
yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu") Maka pada tanggal 28
Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik
KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta
untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru,
Garuda Indonesian Airways, pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan
pertama ini.
Perkeretaapian di Indonesia
Perjalanan panjang kereta api di Indonesia dimulai dari jaman penjajahan Belanda Tahun 1840
sampai dengan saat ini 2010, kita rasakan bersama belum mencapai pada tahap yang
membanggakan. Infrastruktur yang beroperasi semakin lama semakin turun jumlah maupun
kualitasnya dan belum pernah ada upaya untuk melakukan modernisasi. Hal ini secara signifikan
menyebabkan penurunan peran dari moda ini dalam konteks penyelenggaraan transportasi
nasional. Padahal dari sisi efisiensi energi dan rendahnya polutan (karbon) yang dihasilkan,
moda kereta api sangat unggul dibandingkan dengan moda yang lain. Artinya jika
diselenggarakan dengan baik dan tepat, moda ini pasti mampu menjadi leading transportation
mode khususnya sebagai pembentuk kerangka atau lintas utama transportasi nasional.
Secara historis penyelenggaraan kereta api dimulai sejak zaman Pemerintah kolonial Hindia
Belanda (1840-1942), kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Jepang (1942- 1945) dan
setelah itu diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia (1945 – sekarang). Pada pasca Proklamasi
Kemerdekaan (1945-1949) setelah terbentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia
(DKARI) pada tanggal 28 September 1945 masih terdapat beberapa perusahaan kereta api swasta
yang tergabung dalam SS/VS (Staatsspoorwagen/Vereningde Spoorwagenbedrijf atau gabungan
perusahaan kereta api pemerintah dan swasta Belanda) yang ada di Pulau Jawa dan DSM (Deli
Spoorweg Maatschappij) yang ada di Sumatera Utara, masih menghendaki untuk beroperasi di
Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat (2), angkutan kereta api dikategorikan sebagai
cabang produksi penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak, oleh karena itu
pengusahaan angkutan kereta api harus dikuasai negara. Maka pada tanggal 1 Januari 1950
dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA) yang merupakan gabungan DKARI dan SS/VS.
Pada tanggal 25 Mei 1963 terjadi perubahan status DKA menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA) berdasarkan PP No. 22 Tahun 1963. Pada tahun 1971 berdasarkan PP No. 61 Tahun
1971 terjadi pengalihan bentuk usaha PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, PJKA beralih bentuk menjadi
Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan terakhir pada tahun 1998 berdasarkan PP No. 12
Tahun 1998, Perumka beralih bentuk menjadi PT.KA (Persero). Dalam perjalanannya PT. KA
(Persero) guna memberikan layanan yang lebih baik pada angkutan kereta api komuter, telah
menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong)
dan Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang
membentuk anak perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek berdasarkan Inpres No. 5 tahun
2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.
Dari sejarah transformasi kelembagaan, dapat disarikan bahwa penyelenggaraan perkeretaapian
dimulai dari swasta (pada jaman Belanda), nasionalisasi republik, perusahaan negara (BUMN),
dan sekarang dengan regulasi yang mendorong keterlibatan swasta dalam penyelenggaraan
infrastruktur (Perpres No. 67 Tahun 2005), perkeretaapian diarahkan untuk dapat
diselenggarakan oleh swasta.

Anda mungkin juga menyukai