Anda di halaman 1dari 14

Gusni Arni Sihombing

Warnida Ningsih Lubis


Desi Jurhanim

Akademi Kebidanan Pemko


Tebing Tinggi
T.A 2015/ 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
berkatNyalah penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS ”. Makalah ini penulis buat
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah KEBIDANAN KOMUNITAS . Penulis membuat
makalah ini berdasarkan sumber yang relevan yang penulis peroleh dari buku pustaka.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan
baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya..
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa
mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan
dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.

Tebing Tinggi, Maret 2015

Penulis (Kelompok I)
BAB I
A. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia perkembangan kebidanan tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari sejak
dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini perkembangan pelayanan
belum dapat mencapai tingkat yang professional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih
banyak ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologisnya. Ibu
dan anak ini berada didalam suatu keluarga yang ada didalam suatu masyarakat. Bidan sebagai
pelaksana utama yang memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal didalam suatu
masyarakat dikomunitas tertentu oleh karena itu dalam memberikan pelayanan tidak hanya
memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan factor lingkungan
dimana ibu tinggal. Lingkungan ini dapat berupa social, politik, dan keadaan ekonomi. Disini
terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat diperlukan, agar bidan dapat mengenal
kehidupan social dari ibu dan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS


1. Definisi bidan

a. Menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi


oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di
review dalam pertemuan Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui
konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai
berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang
diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan.

b. Pengertian bidan menurut Kepmenkes no. 1464 tahun 2010 “Bidan” adalah
seorangperempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk diregister dan atau untuk secara sah mendapt lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan.

2. Definisi Kebidanan

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan
pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–
fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan,
keluarga dan komunitasnya

3. Definisi Komunitas

a. Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinteraksi di dalam
daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.

b. Satu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas

Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan
ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada
dalam masyarakat diwilayah tertentu
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para
anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya
Hermawan, 2008)
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “ communitas “ yang berarti “kesamaan”, juga
“communis” yang berarti “sama, publik, ataupun banyak”. Istilah “community” dapat
diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah yang menunjuk pada warga sebuah
desa, kota suku atau bangsa.
Sejak individu dilahirkan di dunia akan melakukan interaksi sehingga akan mengubah
sifat-sifat aslinya menjadi sifat-sifat kemanusiaan. Baik suku-suku yang masih sederhana
maupun orang modern yang hidup di kota besar selalu berinteraksi dengan kelompok
sosialnya. Melalui kelompok itulah individu dapat memuaskan seluruh kebutuhan yang
fundamental dan memperoleh kesempurnaan hidup, meskipun juga melalui kelompok
individu juga akan merasakan kekecewaam dan mengalami kesulitan. Manusia sebagai
makhluk yang mempunyai individualitas hidup didalamnya hidupnya dan dengan
kelompok sosial atau disebut bahwa manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Manusia tidak mungkin hidup tanpa kelompok, justru kelompok sosial lah yang
menjadikan manusia dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana wajanya. Dalam sebuah
kelompok akan mempunyai hubungan yang sifatnya dinamis, selalu berubah dan saling
mempengaruhi. Perubahan-perubahan ng terjadi dalam kelompok inilah yang akan
mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok tersebut dan demikian sebaliknya,
perubahan tersebut juga akan mempengaruhi keadaan kelompok (ahmadi, 2007).
Masih menurut ahmadi (2007) masyarakat yaitu wadah segenah individu yang
menyelanggarakan hubungan sosial, terdiri atas banyak kelompok dan didalamnya juga
trdiri dari sub-sub kelompok atau kelompok-kelompok sosial tersebut adalah himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama oleh karena itu akkan terjadi
hubungan antar mereka. Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbale balik yang
saling pengaruh mempengaruhi dan juga and kesadaran untuk saling tolong menolong
sera ada organisasi antar anggotnya.
Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil,,
hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat
memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utma, maka kelompok tadi disebt
masyarakatsetmpat. Masyarakat adalah adanya social relationship antar anggota
kelompok.
Dari uraian di atas masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suat wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu
dimana faktr utama yang menjadi dasar adalah intrksi yang lebih besar di antara para
anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial
yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik di mana seseorang tinggal
beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas
akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan
baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan lah
merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan
ketika sakit. Beberapa masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan perilaku
kesehatan masyarakat sehingga dalam memberikan asuhan yang harus melihat dan
melibatkan masyarakat.

Defenisi Masyarakat
a. Linton (1936)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,
sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu.
b. M.J Herkovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang dikoordinasikan dan mengikuti suatu cara
hidup tert
c. J.L Gillin dan J.P.Gillinntu.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi,
sikap dan perasaan persatuan yang sama.
d. Mac Laver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
e. Konjtjarningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yg saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berintraksi. Kesatuan hidup manusia yang berintrksi menurut sesuatu sistm adaptasi
tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
f. Soerdjono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menujuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tingal di suatu wilayah (dalam arti geogafis) dengan batas-batas terentu, di mana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk dii luar batas wilayahnya.

1. Ciri-ciri masyarakat
Dari berbagai pengertian tentang masyakarat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi diantara sesama anggot masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial
yang dinamis yang menyngkut hubungan antara perseorangan, antara kelompk-
kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua syarat, yaitu
kontak sosial dan komunikasi.
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah terentu menurut suatu
keadaan geografis, sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang
lingkup yang kecil RT/RW, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, dan
bahkan negara.
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
Anggota masyarakt yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling ketergantungan
satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap angota
masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi
masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap
berhasil dalam hidupnya.
d. Memiliki adat istiadat kebudayaan tertentu
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, mencakup bidang yang sangat luas di antara tata cara beinteraksi
antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu dalam
perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan, dan sebagainya.
e. Memiliki identitas besama
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota
masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam
bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa lambing-
lambang, bahasa, pakaian, simol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda
tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan, dan
sebagainya.

B. SEJARAH KEBIDANAN KOMUNITAS:


Pelayanan kebidanan komunitas mulai dikembangkan pada abad terakhir ini. Semakin
banyaknya jumlah penduduk ditengarai sebagai salah satu penybabnya mengapa pelayanan
kebidanan khususnya dan kesehatan umumnya semakin didekatkan pada masyarakat. Di
New Zealand misalnya, pada tahun 1980-an pelayanan kesehatan mengacu pada pelayanan
di masyarakat dikarenakan semakin meningatnya jumlah penduduk dan menurunnya derajat
kesehatan masyarakat.
Tidak sedikit pula geografis sebuah wilayah juga merupakan alas an perlunya diadakannya
pelayann kesehatan yang lebih dekat di masyarakat. Di Indonesia misalnya, masih banyak
daerah yng merupakan daerah yang masih terisolir, sehingga untuk menempuh perjalanan ke
puskesmas atau rumah sakit akan memerlukan waktu yang lama, sementara keperluan
kesehatan masyarakat sangat mendesak. Sehingga keberadaan bida di masyarakat akan
sangat menguntungkan terutama dalam hal kesehatan ibu dan anak.
Maternal-infant care (MIC) adalah program yang dirintis oleh beberapa Negara dimuli
pada tahun 1960-an merupakan asuhan komprehensif yang efektif yang mengacu pada
asuhan pada masyarakat berkaitan dengan kesehtn ibu dan anak dari mulai kehamilan
sampai dengan perawatan bayi di rumah .
Pelayanan kebidanan komunitas mulai dikembang pada abad terakhir ini. Semakin
banyaknya jumlah penduduk ditengarai sebagai salah satu penyebabnya mengapa
pelayanan kebidanan khususnya dan kesehatan umumnya semakin didekatkan pada
masyarakat.
Sejarah pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia tidak terlepas dari masa penjajahan
Belanda yang ada di Indonesia.
• Tahun 1849 dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia (sekarang RSPAD Gatot Subroto
).
• Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dr. W. R
osch
• Tahun 1952 mulai ada pelatihan bidan secara formal.
• Tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan kemudian didirikan B
KIA dimana bidan sebagai penanggung jawabnya.
• Tahun 1957 pelayanan KIA terintegrasi pada pelayanan Puskesmas.
• Pelayanan diluar gedung : Posyandu dan UKS.
• Tahun 1990-1996 ditempatkan bidan di desa, Polindes sebagai tempat bersalin di desa.
• Penempatan bidan desa realisasi dari konferensi di Nairobi Kenya tahun 1987 dengan
gerakan Safe Motherhood.
• Tahun 2000 negara-negara didunia bertemu untuk memperbaharui penurunan AKI
sebesar 75% antara tahun 1990-2015.
• Melalui rencana strategis nasional (Making Pregnancy Safer) tahun 2001-2010 AKI men
jadi 125/100.000 kelahiran hidup dan AKB kurang dari 35/1.000 kelahiran hidup.

C. TUJUAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS


1. UMUM
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kes perempuan/ibu, bayi, dan balita
di wilayah kerjanya.
2. KHUSUS
a. Meningkatkan cakupan pelayanan keb kom sesuai tanggung jawab bidan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan bumil, bulin, bufas dan perinatal serta bayi dan balita
secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan,
nifas, dan perinatal
d. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
ibu, bayi dan anak
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau
unsur terkait lainnya
D. RUANG LINGKUP BIDAN KOMUNITAS

Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan


(promotif), pencegahan (preventif), diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, meminimalkan
kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitatif), serta kemitraan.
a. Promotif
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain dengan memberikan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, pemberian makanan tambahan, rekreasi, dan pendidikan seks.

b. Preventif
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan-gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya preventif dapat dilakukan di
antara dengan melakukan imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah pada ibu nifas dan neonatus.
Pemberian tablet vitamin A dan garam beryodium ibu nifas dan balita. Pemberian tablet tambah
darah dan senam ibu hamil.

c. Diagnosis Dini dan Pertolongan Tepat Guna


Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk membantu menekan angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Diagnosis dini pada ibu dilakukan sejak ibu hamil
yaitu dengan cara melakukan deteksi dini (misalnya penapisan dini ibu hamil dengan
menggunakan kartu Skor Puji Rochyati) agar tidak terjadi keterlamabatan dikarenakan terjadi
rujukan estafet. Ibu bersalin, ibu nifas sehingga ibu akan mendapatkan pertolongan secara tepat
guna.
Untuk diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan pertumbuhan dan
perkembangannya baik oleh keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

d. Meminimalkan Kecacatan
Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan memberikan
pengobatan individu, keluarga, atau kelompok orang yang menderita penyakit. Upaya yang bisa
dilakukan diantaranya dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan
tali pusat bayi baru lahir.

e. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang di rawat di rumah,
maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit. Misalnya upaya pemulihan bagi
pecandu narkoba, penderita TBC dengan latihan nafas dan batuk efektif.
f. Kemitraan
Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas, bidan harus mempunyai pandangan bahwa
masyarakat adalah mitra dengan fokus utama anggota masyarakat. Anggota masyarakat sebagai
intinya dipengaruhi oleh subsistem komunitas yaitu lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, serta
rekreasi. Salah satu cara untuk memahami dan mempelajari subsistem-subsistem tersebut adalah
dengan membimbing, menggerakkan, dan memberdayakan masyarakat melalui kemitraan.
Kemitraan bidan di komunitas dapat dilakukan dengan LSM setempat, organisasi
masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi dimana
stigma masyarakat perlu dikurangi (misalnya penderita TBC, pecandu narkoba, korban perkosaan
dan prostitusi).

E. SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS


1. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah Individu, Keluarga, dan Kelompok
Masyarakat ( komuniti ). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.
Menurut UU No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan keluarga adalah suami istri, anak dan
anggota keluarga lainnya Kelompok di masyarakat adalah kelompok bayi, balita, remaja, ibu
hamil, ibu nifas, ibu meneteki. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
2. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam
keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai mahluk social yang memiliki
budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, social budaya dan lingkungan
sekitarnya.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat
(komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Menurut UU
No.23 tahun 1992 yang dimaksud dengan keluarga adalah suami isteri, anak dan anggota
keluarga lainnya kelompok dimasyarakat adalah kelompok bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu
nifas, ibu meneteki. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan
peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.

Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga
dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk social yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh koondisi ekonomi, politik, sosiial budaya dan lingkungan
sekitarnya. Unsure-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Kegiatan bidan dan jaringan kerja kebidanan komunitas
Sebenarnya kegiatan kebidanan komunitas telah lama terlaksana di tengah-tengah masyarakat.
Aktifitas kebidanan komunitas terutama adalah melayani ibu dan balita diluar rumah sakit.
Sebelum bekerja dikomunitas seorang bidan harus mempunya kompetensi yaitu memberikan
asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai
dengan budaya setempat.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki bidan:
1. Konsep dasar kebidanan komunitas
2. Masalah kebidanan komunitas
3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas
5. Ruang lingkup kebidanan komunitas
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan
masyarakat
7. Factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
8. System pelayanan kesehatan ibu dan anak

F. PERILAKU MASYARAKAT
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa
tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkandunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Aspek social budaya ini mencakup pada setiap
trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya
dalam menanggapi hal ini.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku
yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit
(ilness behavior) adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya
dipengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan
segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa
perilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas
diantaranya :
1. Health Believe
Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi.
Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa dengan
tradisi nasi pisang.

2. Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di
lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek sosial budaya).

3. Health Seeking Behavior


Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak
perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi
dukun.

G. PELAYANAN KESEHATAN BERMUTU


Pelayanan kesehatan yang benar-benar bermutu di Indonesia saat ini harus diakui hanya
dapat diperoleh oleh masyarakat yang memiliki akses ke sarana pelayanan kesehatan bermutu,
entah akses geografis (hanya dikota-kota besar yang memiliki sarana dan klinisi yang lengkap
dan kompeten), akses pembiayaan (hanya kalangan menengah atas yang dapat membayar out-of-
pocket yang dapat mendapatkan pelayanan bermutu), akses hubungan baik (hanya sejawat dokter
atau keluarga dokter yang mendapatkan pelayanan "seperti keluarga sendiri") atau akses
informasi (hanya orang-orang tertentu yang dapat memperoleh informasi mutu sarana pelayanan
kesehatan tertentu) dan berbagai akses khusus lainnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan
ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada
dalam masyarakat diwilayah tertentu
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para
anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya
Hermawan, 2008)
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “ communitas “ yang berarti “kesamaan”, juga
“communis” yang berarti “sama, publik, ataupun banyak”. Istilah “community” dapat
diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah yang menunjuk pada warga sebuah
desa, kota suku atau bangsa.
Sejak individu dilahirkan di dunia akan melakukan interaksi sehingga akan mengubah
sifat-sifat aslinya menjadi sifat-sifat kemanusiaan. Baik suku-suku yang masih sederhana
maupun orang modern yang hidup di kota besar selalu berinteraksi dengan kelompok
sosialnya. Melalui kelompok itulah individu dapat memuaskan seluruh kebutuhan yang
fundamental dan memperoleh kesempurnaan hidup, meskipun juga melalui kelompok
individu juga akan merasakan kekecewaam dan mengalami kesulitan. Manusia sebagai
makhluk yang mempunyai individualitas hidup didalamnya hidupnya dan dengan
kelompok sosial atau disebut bahwa manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Manusia tidak mungkin hidup tanpa kelompok, justru kelompok sosial lah yang
menjadikan manusia dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana wajanya. Dalam sebuah
kelompok akan mempunyai hubungan yang sifatnya dinamis, selalu berubah dan saling
mempengaruhi. Perubahan-perubahan ng terjadi dalam kelompok inilah yang akan
mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok tersebut dan demikian sebaliknya,
perubahan tersebut juga akan mempengaruhi keadaan kelompok (ahmadi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Meilani,Niken,dkk.2013.kebidanan komunitas.yogyakarta:Fitramaya
Karwati,dkk.2011.asuhan kebidanan v(kebidanan komunitas).jakarta:Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai