PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Berdasarkan defenisi di atas, kita dapat melukis parabola titik demi titik
dengan langkah-langkah sebagai berikut : Tetapkan garis g dan titik F .
1. Tarik sebuah garis melalui titik F (diperoleh sumbu x) tegak Iurus (⊥) garis g
sehingga garis ini memotong g di s.
2. Titik O (0,0) pada garis FS, sehingga |OS| = |OF|
3. Buatlah lingkaran yang berpusat di F dan berjari-jari r > |OF|
4. Lakukan seperti langkah 4*) dari titik S sehingga memotong SF di A1.
5. Buatlah garis tegak lurus SF sehingga memotong busur lingkaran A pada titik
B1, B1 adalah salah satu pada parabola.
6. Ulangi langkah no. 4, 5, dan 6 untuk mendapatkan titik lain pada parabola.
7. Setelah beberapa titik ditemukan, hubungkanlah titik itu dengan sebuah kurva
yang mulus, kurva itulah disebut parabola .
2
4. 2 Persamaan Parabola
- FS = 2p = Parameter
𝐹𝑃
Karena FS = 2p, maka eksentritas parabola (e) : e = 𝑃𝑄 = 1
̅̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑃
F(p,0) dan P(x,y) ∈ pada parabola x = g = -p, direktrik |𝑃𝐹| ̅̅̅̅
Karena ̅̅̅̅̅̅
|𝐹𝑃| = √(𝑥 − 𝑝) + 𝑦 2
= √(𝑥 + 𝑝)2
(x – p)2 + y2 = (x – p)2
x2 – 2xp + p2 + y2 = x2 + 2xp + p2
y2 = 2xp +2xp
y2 = 4xp adalah persamaan parabola dengan puncak O(0,0)
3
Catatan:
1. Untuk persamaan parabola y2 = 4px
- Jika p > 0, parabola terbuka ke kanan
- Jika p < 0, parabola terbuka ke kiri
2. Untuk parabola yang mempunyai F(0,p) dan direktrik y = -p, maka
persamaan parabola x2 = 4py
- Jika P > 0, parabola terbuka ke atas
- Jika P < 0, parabola terbuka ke bawah
Sketsa Grafiknya
1. Parabola y2 = 4px
2. x2 = 4py
4
Analog :
Contoh :
Gambarlah grafik dari parabola y2 = 8x !
4p = 8
p=2
∴ Titik F(2,0)
Persamaan direktriks g = x = -p
= -2
Sumbu Simetrinya y = 0
5
4.3 Garis Singgung
1 (mx + n) = 4px
⟺ m2x2 = 2mnx + n2 = 0
Ingat :
6
Analog : untuk persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola
(y – b)2 = 4 p(x – a) adalah
𝑝
(y – b) = m (x – a) + 𝑚
Contoh :
y2 = 4px
(mx + n)2 = 4px
m2x2+2mnx+n2 = 4px
m2x2+2mnx+n2- 4px =0
m2x2+(2mnx2- 4p) x+n2= 0
𝑏
x1 = −
2𝑎
(2𝑚𝑛−4𝑝)
x1 = −
2𝑚2
2(2𝑝−𝑚𝑛)
x1 = 2𝑚2
2𝑝−𝑚𝑚
x1 =
𝑚2
7
dan ordinatnya y1 = mx1+ n
2𝑝−𝑚𝑚
y1 = 𝑚 ( )+𝑛
𝑚2
2𝑝−𝑚𝑛+𝑚𝑛
y1 =
𝑚
2𝑝
y1 =
𝑚
2𝑝
∴𝑚=
𝑦1
y1 (y – y1) = 2p (x - x1)
yy1 – y12 = 2p (x - x1) ……… (i)
Analog :
8
4.4 Garis Normal
Garis normal parabola adalah garis tegak lurus pada garis singgung
parabola di titik singgung itu.
yy1 = 2p (x + x1)
2𝑝
Koefisien garis singgung = 𝑦 , karena garis singgung parabola tegak lurus
1
2𝑝 𝑦
. mn = -1, → mn = − 2𝑝1
𝑦1
9
4.5 Garis Tengah Sekawan
𝑏 4𝑝 4𝑝
y1+y2 = − = − ( )=
𝑎 𝑚 𝑚
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
Parabola adalah tempat kedudukan titik (himpunan titik) yang berjarak
sama terhadap suatu titik dan suatu garis tertentu. Titik tertentu itu disebut
Fokus (F), dan garis tetap itu disebut Direktrik.
Persamaan parabola dengan puncak O(0,0) adalah y2 = 4xp
Catatan:
1. Untuk persamaan parabola y2 = 4px
- Jika p > 0, parabola terbuka ke kanan
- Jika p < 0, parabola terbuka ke kiri
2. Untuk parabola yang mempunyai F(0,p) dan direktrik y = -p, maka
persamaan parabola x2 = 4py
- Jika P > 0, parabola terbuka ke atas
- Jika P < 0, parabola terbuka ke bawah
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap parabola y2 = 4px
adalah y = mx + n
𝑝
y = mx + 𝑚
yy1 = 2p (x + x1)
𝑦
y – y1 = − 2𝑝1 (x - x1)
2𝑝
Persamaan garis tengah sejajar sumbu x adalah yt = 𝑚
11
a. Saran
Diharapkan pembaca dapat menganalisis dan memahami lebih jelas lagi
mengenai materi parabola sehingga lebih mudah dipahami.
Sebaiknya pembaca mencari referensi lain mengenai materi “fungsi
linear” sehingga penjelasannya lebih lengkap dan disertai contoh-
contoh soal, seperti buku dan internet karena makalah ini tidak terlepas
dari banyaknya kekurangan
12