Anda di halaman 1dari 24

Indikator Materi

Peserta dapat
menganalisis
model
pembelajaran yang
tepat sesuai materi
yang akan disajikan
Analisis kesesuaian
materi
Memilih strategi
pembelajaran
Menetapkan Media
Pembelajaran
Menentukan jenis
tugas dalam
pembelajaran
Pelaksanaan 1. penilaian unjuk kerja (performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar peserta didik berdasarkan
Assesmen/Evaluasi hasil kerja dari suatu tugas. daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala penilaian ( rating scale).
dalam PBM 2. Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara
berkelompok. Penilaian ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu.
Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
3. Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara sistematis dan terogansir . Proses
penilaian portofolio dilakukan secara bersama antara antara peserta didik dan guru.
4. Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini
dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipelajari.
5. Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model
penilaian otentik adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari
6. Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta melakukan eksperimen dengan bahan sebenarnya atau mengilustrasikan
bagaimana sesuatu bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan semua aspek yang dilakukan sesuai dengan
karakteristik materi yang dieksprimenkan.
Keragaman
metode
Pemecahan
Masalah
Metode
Pembelajaran di
laboratorium /
workshop
Melaksanakan K3 d
laboratorium
Melaksanakan K3 d
lapangan/workshop
Melaksanakan K3 di
kelas dalam PBM
Merumuskan
indikator
Menetapkan
sumber belajar
Menyusun rencana
pembelajaran
sesuai dengan
materi
Menentukan
Strategi
pembelajaran yang
mendidik sesuai
materi
Memanfaatkan
media yang ada
dalam
pembelajaran
Menentukan media
dalam
pembelajaran yang
tepat
Merencanakan
media berbasis IT
Melakukan PTK
untuk
mengevaluasi
pembelajaran
Mampu
berkomunikasi
dengan baik dalam
menyampaikan
materi

Merencanakan 1) Pondasi Dangkal


suatu jenis pondasi  Pondasi plat setempat (telapak). Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter
suatu bangunan  Pondasi batu kali dan plat Menerus (lajur). digunakan untuk bangunan gedung satu lantai
gedung  Pondasi Cakar Ayam seperti pondasi menara transmisi tegangan tinggi, bangunan gedung bertingkat, power stasion, kolam renang, gudang dan
hanggar, jembatan, menara bandara (runway, taxi way, dan apron), perkerasan jalan tol
 Pondasi Konstruksi Sarang Laba-laba Konstruksinya terdiri dari pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 10-15 cm yang dibawahnya dikakukan
oleh rib–rib tegak yang tipis dan relatif tinggi, biasanya, 50-150 cm
2) Pondasi Dalam
 Pondasi Tiang Pancang. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak
mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.
 Pondasi Bored Pile. Jenis pondasi bore pile dipilih untuk mendukung beban bangunan dengan mengandalkan daya dukung pondasi pada tanah keras
dan hambatan lekat yang terjadi pada permukaan tiang yang tidak rata akibat dari pengecoran di tempat (in situ).
 Pondasi Franki Pile. Pondasi caisson, tipe pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter yang relatif lebih besar
 Pondasi Sumuran. Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah
dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Pemilihan jenis pondasi yang paling cocok untuk suatu bangunan tergantung pada beberapa factor, diantaranya adalah; (1) fungsi bangunan dan beban
yang harus dipikul, (2) kondisi permukaan tanah serta biaya pondasi dibanding dengan biaya bangunan
Menentukan Tulangan balok
konstruksi dari Syarat-syarat untuk mendapat penulangan balok yang baik, antara lain: Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda. Tulangan utama minimal diameter
suatu 12 mm. Gunakan variasi diameter tulangan yang digunakan sesedikit mungkin. Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga dapat
sloop/ringbalok menghindari sisa potongan yang terbuang percuma.
Ukuran batang yang dibengkokan harus cukup pendek, sebaiknya gunakan batang yang panjang untuk tulangan lurus Gunakan sengkang yang semuanya dari
satu mutu baja dan diameter yang sama Usahakan jarak antara sepasang batang pada tulangan atas tidak kurang dari 50 mm, sehingga terdapat jarak yang
cukup untuk pengecoran dan pemadatan, khususnya bila terdapat tulangan dua lapis. Panjang penyaluran tulangan, kait, bengkokan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku SNI 2847-2013
Tiga syarat-syarat tumpuan yang dipertimbangkan:
Tumpuan bebas, bila tumpuan mengalami perputaran sudut pada perletakannya.
Tumpuan terjepit penuh, bila terdapat jepitan penuh sehingga perputaran tidak mungkin terjadi.
Tumpuan terjepit sebagian, bila tumpuan pada keadaan yang memungkinkan terjadi sedikit perputaran

Menentukan Fungsi konstruksi lebih mengarah pada fungsi dinding sebagai konstruksi yang menahan beban, misalnya dinding geser (shear wall), dinding penahan (retaining
konstruksi dari wall), dan dinding penopang (bearing wallI).
dinding suatu
bangunan
Menentukan Kait Pengikat dan Sengkang Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :
konstruksi dari 1) Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.
suatu kolom 2) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait.
bangunan 3) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait.
pada umumnya menerima gaya aksial, sehingga tidak melentur.

Merencanakan
jenis lantai suatu Fungsi Lantai Secara Umum : a). Memisahan ruangan secara mendatar. b). Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah. c). Mencegah perambatan
bangunan suara dan meredam pantulan suara d). Mengatur perbedaan ketinggian bangunan. e). Menggambarkan selera pemilik rumah, Menambah nilai artistik ruangan,
dan Membuat kesan mewah suatu ruangan.
Berikut adalah cara perawatan lantai menurut jenis lantai yang dipakai
1). Lantai Tegel Cara perawatannya mudah cukup disapu sampai bersih lalu dipel dengan air bersih..
2). Lantai Keramik Cara perawatannya mudah Lakukan pengepelan secara rutin,
3). Lantai Kayu/Parket Cara perawatannya, lakukan pemeliharaan rutin seperti menyapu atau mengepel lantai parket agar sisa debu atau kotoran tidak menjadi
noda yang menempel di sela-sela sambungan parket.. Cara terbaik adalah dengan menggunakan penyedot debu, dengan demikian debu yang kasar juga tak akan
menggores lantai parket Anda.
4). Lantai Marmer lantai marmer harus dirawat dengan berbagai jenis perawatan seperti poles marmer dan poles teraso. Tentunya dengan biaya yang tak murah..
Bersihkan bekas krim dengan sapu, lalu pel lantai seperti biasa. Jika anda rajin mengulangi langkah ini setiap 2—3 bulan sekali, lantai marmer anda akan selalu
kinclong seperti baru.tai Kayu/Parket
5). Lantai Beton Cara perawatannya sangat mudah, cukup mengepel lantai beton seminggu sekali. Hemat dan modern dalam satu material.

Menggambarkan 1). Fungsi Plafond / Langit-langit Secara Umum : a). Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak rangka atapnya, b). Untuk menahan
suatu konstruksi kotoran dari bidang atap melalui celah-celah genteng, c). Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung, d). Untuk mengurangi panas dari sinar
plafon matahari melalui bidang atap

Untuk dapat menetapkan pola dari langit-langit maka perlu memperhatikan:


− Bentuk dari ruangannya akan mempengaruhi pola yang digunakan Bahan yang digunakan sebagai penutup dapat asbes, triplek ataupun jenis lainya.
− Tinggi rendahnya penutup. − Menggunakan lis atau tidak. − Pembagian jalur penutup langit-langit menggunakan modul 100 x 100 cm , 60 x 60 cm atau 60 x 80
cm

Elemen struktur utama pada bangunan gedung meliputi:


− Pondasi − Balok: Sloof, Latei, Ring − Kolom − Atap
Elemen struktur pendukung meliputi:
− Dinding − Plafon − Kusen − Lantai − Tangga

Menentukan suatu
konstruksi tangga Perhitungan berdasarkan perbedaan tinggi lantai. Jumlah anak tangga dari satu lantai ke lantai berikutnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
A + 2 O = 63 cm
Keterangan A : antrede (anak tangga datar) O : optrede (anak tangga tegak) Cara yang paling mudah adalah berdasarkan pada beda tinggi lantai.
Lebar langkah datar (A) yang ideal adalah antara 25 cm – 30 cm. Sedangkan tinggi langkah naik (O) yang ideal adalah antara 15cm – 20 cm. Kemiringan tangga
yang ideal adalah kurang dari 45o.
Contoh hitungan:
Beda tinggi lantai satu dan lantai dua telah ditentukan = 350 Cm (H). ditentukan optrede ideal = 17,5 cm ( supaya mudah membaginya). Maka lebar antrede
dapat dihitung dengan persamaan :
A + 2 ( 17,5) = 63 cm A + 35 = 63 cm A = 28 cm ------------ cukup ideal
Sedangkan jumlah kenaikan dapat dihitung :
H / O = 350 / 17,5 = 20 kenaikan. Satu tanjakan maksimum 12 kenaikan, jadi minimal dibuat 2 tanjakan, bila setiap tanjakan dibuat sama, maka satu tanjakan =
10 kenaikan, jadi ada satu bordes. Bentuk tangga = tangga bordes 180o.
Dalam perhitungan, bordes dihitung satu kenaikan. Jadi pada tanjakan pertama jumlah kenaikan ada 10 termasuk bordes.
Penentuan ukuran langkah datar (antrede) dan langkah naik (optrede) dengan menggunakan perbandingan berdasarkan besarnya sudut kemiringan tangga. Besar
sudut kemiringan tangga paling landai adalah 25 dan paling curam adalah 50.
Menggambarkan
suatu hubungan
konstruksi kusen
Menggambarkan Komponen rangka atap mengikuti jenis penutup atap, untuk penutup atap jenis genting komponen rangka atap meliputi. (a). Reng, merupakan bilah/batang
suatu konstruksi (kayu) yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genting. Reng dari batang kayu yang ada di lapangan berukuran 2/3 cm
rangka atap atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan menerus-kannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari
asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. (b). Kaso, berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari
kayu dengan ukuran 5/7cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk
akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-
ujung usuk. (c). Gording, merupakan elemen rangka atap yang membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording
meneruskan beban dari penutupatap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhulkuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya
tegak lurus dengan arah kuda- kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording
harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu biasanya memiliki
dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.2,5 m.
(d). Listplank, Listplank tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap
cucuran air ujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk. (e). Kaki kuda-kuda, merupakan batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap,
berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan menopang beban gaya-gaya yang timbul. Seperti pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya horizontal
dan gaya vertikal yang harus ditahan oleh tembok pendukungnya. (f). Jurai dan Sagord, pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua
ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa diges
Menentukan jenis Instalasi/jaringan air bersih. (sumber air bersih adalah PAM dan mata air artesis)
sanitasi bangunan Persyaratan untuksistem jaringan : tidak menggangu sistem struktur bangunan,tdk mengurangi estetika,terlinding,peralatan saniter memenuhi standar
Alat-alat saniter ( bath tub,shower,closet,irinoir,bidet,washtafel/lavatory,zink
-Instalasi/jaringan air kotor:a. Sistem jaringannya ada 2 yaitu sistem terbuka untuk air hujan/saluran yg tdk menimbulkan bau . bsistem tertutup untuk saluran yg
menimbulkan pencemaran/polusi ada 2 yaitu 1. saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan dan saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapanan
Persyaratan untuk sistem jaringan
-Jaringan tidak boleh langsung masuk ke saluran kota,
kecuali saluran air hujan
-Sistem harus dilengkapi trap yang berfungsi sebagai
penahan bau dari saluran pembuang
-Jaringan dibuat sependek mungkin
-Jangan terlalu banyak bangunan
-Belokan tidak boleh tajam < 90°
-Pertemuan dan belokan diberi bak kontrol
-Kemiringan saluran minimal 1%
-Perlu perawatan secara periodic
Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halaman
disalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau
dibuatkan peresapan lokal
-Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan
-Menggunakan pipa ½  20 cm
-Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usaha
konservasi air tanah
-Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup dengan
pelat beton/kisi-kisi besi beton
-Pada pertemuan dan belokan diberi bak kontrol
Peresapan Air Kotor
Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah
Terdapat 2 model peresapan, yaitu:
-model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir-model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan
bagian atas tidak mudah meresap air
-Septic tank Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposalpadat secara biologis / dibantu bakteri pembusuk
Bak Kontrol Air Kotor
Berfungsi untuk pemeliharaan jaringan secara periodik
Penempatan bak kontrol, yaitu:
-dibuat pada setiap jarak panjang 6 m
-Isometri pipa

Menentukan
sistem irigasi Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pengembangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Parameter perencanaan irigasi permukaan

1. Kedalaman air irigasi yang diberikan


2. Maksimum kecepatan aliran yang diijinkan (Vmax).
3. Koefisien kekasaran Manning (n)
4. Kemiringan dasar saluran (So).
5. Laju Infiltrasi (I).
Data yang dibutuhkan : (1) hidrologi, (2) topografi dan (3) geologi teknik

1) Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System) sistem irigasi permukaan, air irigasi disebarkan ke permukaan tanah dan dibiarkan meresap (infiltrasi) ke
dalam tanah Air dibawa dari sumber ke lahan melalui saluran terbuka maupun melalui pipa dengan tekanan rendah.
2) Sistem irigasi bawah tanah di bawah permukaan (sub surface irrigation) adalah sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan air ke dalam zona
perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa berlubang.
3) Sistem Irigasi curah (sprinkler irrigation) adalah sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk membentuk curahan air yang mirip hujan ke permukaan lahan
pertanian
4) Irigasi tetes (drip irrigation) adalah suatu sistem irigasi dimana pemberian air dilakukan melalui pipa/selang berlubang dengan menggunakan tekanan yang
kecil, dan air yang keluar berupa tetesan- tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman.

Jenis gambar yang untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi meliputi : 1. Gambar tata letak/lay out saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai
peta tata letak saluran dan bangunan irigasi 2. Gambar potongan memanjang saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi : lokasi patokpatok hectometer, nomor
profil, jarak profil, elevasi medan, elevasi saluran yang ada dan rencana, serta dimensi-dimensi hidrolis saluran. 3. Gambar potongan melintang galian dan
timbunan saluran irigasi. Gambar ini berisi informasi mengenai ukuran hidrolis saluran, elevasi medan dan elevasi rencana saluran sehingga dapat diketahui
volume galian dan timbunan tanah.
Menentukan jenis 1. Bendung dipakai untuk meninggikan permukaan air di sungai sampai pada ketinggian tertentu yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
pekerjaan irigasi dan petak tersier
2. Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di
sungai
3. Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi kelebihan air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan
air
4. Stsiun pompa lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara gravitasi ternyata tidak layak, dari segi teknis maupun ekonomis.
Menentukan
penampang
bangunan air
Menentukan
kriteria sistem
irigasi
Merencanakan
penampang
drainase
Memahami  Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis
klasifikasi jalan nasional, serta jalan tol.
 Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
 Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
 Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
 Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Klasifikasi jalan menurut beban muatan sumbu
Menentukan
konstruksi jalan
Merencanakan Susunan Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke susunan lapisan di bawahnya , selanjutkan didistribusikan
perkerasan jalan ke lapisan tanah dasar
Rancangan tebal perkerasan kaku yang akan diuraikan dalam kajian ini harus mengunakan dasar standart teknik agar dapat mempunyai usia layan sesuai dengan
rancangan dan didasarkan pada asumsi:
1. Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam modulus reaksi tanah dasar dalam kode (k) satuan kg/em2 dan atau satuan CBR 2. Jenis material lapisan pondasi
base dan sub base dan ketebalan lapisan yang diperlukan untuk melayani beban lalu lintas jenis kendaraan berat. 3. Dalam pemilihan material lapisan pondasi dan
material beton mulai dari pembuatan martal, pemasangan penghamparan saat pelaksanaan lapisan pengecoran, perawatan beton saat mengalami pengerasan
dalam suhu tinggi dan
penendalian kelembaban. dan saat menuju perawatan sebelem layak digunakan sebagai jalur lau lintas. 4. mengendalikan sistem pemompaan dan perubahan
volume tanah dasar, akibat cuaca dan air permukaan disekitar lapisan pondasi bawah dan dan lapisan subgrade agar tidak mengnggu pengaruh perubahan kadar
air optimum menjadi maksimun dapat merusak lapisan perkerasan struktur diatasnya. 5. Mengkondisi dan melaksanakan penghamparan material lapisan pondasi
untukmendapatkan keseragaman daya dukung tanah disepanjang lintasan jalan. 6. Kekuatan bahan beton dalam satuan kuat lenturtarik(MR) untuk mengatasi
tegangan yang diakibatkan oleh beban sumbu roda dari lalu lintas, asumsi rancangan sesuai pertumbuhan kendaraan dari jenis kendaraan tonase berat harian
(JKNH). 7. Dalam perencanaan kekuatan beton tidak dinyatakan dengan kuat tekan, tapi dalam kuat lentur tarik, mengingat keruntuhan pada perkerasan beton
berupa retakan yang diakibatkan oleh permukaan penampang beton seakan melenting ke atas sehingga menimbulkan tegangan lentur tarik yang berlebihan pada
bagian penampang
tebal konstruksi perkerasan lentur adalah tebal seluruh lapisan yang ada di atas tanah dasar dipadatkan termasuk pondasi
tebal konstruksi perkerasan kaku adalah Tebal tebal lapisan beton tidak termasuk pondasi.

Untuk dapat memenuhi fungsi perkerasan kaku dalam memikul beban, maka perkerasan harus:
1. Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar sampai batas-batas yang masih mampu dipikul tanah dasar tersebut tanpa menimbulkan perbedaaan
lendutan/penurunan yang dapat merusak perkerasan itu sendiri. 2. Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi pengaruh kembang
susut dan penurunan kekuatan tanah dasar serta pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan.
Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Peranan perkerasan kaku dan intensitas lalu lintas yang akan dilayani.
2. Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan roda, beban sumbu, ukuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur dan arah lalu lintas.
3. Umur rencana perkerasan kaku ditentukan atas dasar pertimbangan-pertimbangan peranan perkerasan, pola lalu lintas dan nilai ekonomi perkerasan serta
faktor pengembangan wilayah.
4. Kapasitas perkerasan yang direncanakan harus dipandang sebagai pembatasan
. 5. Daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan pelat perkerasan.
6. Lapis pondasi bawah meskipun bukan merupakan bagian utama dalam menahan beban, tetapi merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan :
1) Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar 2) Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat 3) Memberikan
dukungan yang mantap dan seragam pada pelat 4) Perkerasan jalan kerja selama pelaksanaan 7. Kekuatan lentur beton (flexural strength) merupakan
pencerminan kekuatan yang paling cocok untuk perencanaan karena tegangan kritis dalam perkerasan beton terjadi akibat melenturnya perkerasan beton
tersebut.
Faktor Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku:
1) Umur Rencana
2) Variasi Lalu Lintas Rencana
3) : Koefisien distribusi kendaraan
4 ) Kekuatan Tanah Dasar
5) Pertumbuhan lalu lintas
6). Tahapan Perencanaan Tebal Pelat
Macam Konstruksi Perkerasan Jalan:
1. Jalan tanah ialah , Jalan yang bahan pengerasannya dari tanah bergradasi diurugan secara bertahap dan diratakan secara mekanis sehingga membentuk
konstruksi jalan sesuai dengan ukuran dan persyaratan geometric jalan, proses meratakan muka tanah dibantu dengan air pada kondisi optimum sehingga
memudakan dalam pemadatan s,proses pembuatan profil damaja jalan bisa dilakukan melalui pengalian atau timbunan.kelengkapan draninase dan
kemiringan permukaan jalan arah melintang dapat dibuat 3 – 5 %
2. Jalan Kerikil ,Permukaan jalan pada lapisan atas dipasangkan kerikil yang dipadatkan denga mekanis dan ditambahkan gradasi pasir untuk mengisi rongga
atara kerikil agar tidak mudah bergeser kesamping, metode tumpang tindih dengan pengisi pasir sebagai mebnetuk kekompakan nmaterial. Pada bagian tepi
berbatasan dengan beren atau bahau jalan dipasangkan batu ukuran 20/15 cm untuk menopang pergeseran lapisan kerikil kesamping, pada bagian tengah
juga dipasangkan lapis sejajar lajur jalan arah memanjang dipasangkan pengunci batu agar kerikil tidak mudah bergeser kesamping
3. Jalan Batu Pecah , Permukanan jalan bagian atas di pasangkan lapisan bersusun dari batu kerikil, batu pecah 5/7, dilapisi kliciran aspal dan bagian atas
ditebarkan batu 1/1 dan lapisan pasir kasar, metode pelaksanan sisitem tumpang tindih dengan bantuan pengikat aspal cair untuk mengisi permukaan rongga
material lapisan atas. Bagian tepi berbatas berm dipasangkan batu onderlag pengunci tepi perkerasan terluar dengan batu 20/15 cm
4. Jalan Sistem Telford ,Lapisan perkerasan yang disusun dari lapisan bagian bawah pasir urug tebal 10 cm, lapisan batu onderlag 20/15 cm, dilapisi batu
pengunci 5/7 cm dan dipadatkan secara mekanis dalam 8 kali ( bolak balik) mulai dari tepi jalan ke tengah diikat dengan lapisan aspal kliciran pada permukaan
dan ditutup pasir kasar diameter 1/1 em s/d 1 mm. bahan ahan dasar untuk lapisan cengkam bagian tepi yang dipakai ialah batu kali ( semirip bulat).
5. Jalan Sistem Mac Adam konstruksi perkerasan dengan prinsip “tumpangtindih” dengan mempergunakan batu-batu pecah yang dipasangkan bersusun
dengan dengan ukuran batu terbesar terbesar 3".batu besar terletak pada bagian bawah , lapis bagian atasnya digunakan batu dengan susunan lebih kecil.
6. Jalan Sistem PenetrasiKonstruksi jalan system penetrasi salah satu pengembangan susunan dari system gambungan Telfor adam. Pada susunan lapisan bagian
atas sebagai lapisan aus tersusun dari lapisan penetrasi material dengan pengikat aspal cair yang diklicir disemportkan pada setiap permukaan material.
Susunan lapisan 2 lapis dengan batu pecah 3/5. 2/3. Dan lapisan atas pasir kasar
7. Jalan Butas Susunan bagian antara lapisan batu pecah 5/7 di lapisi aspal cair minyak kemudian bagian lapisan aus digunakan aspal beton ukuran 3 s/d 5 em
dihambarkan pada lapisan dan dipadatkan dengan cara mekanis
8. Jalan Aspal Beton ,Lapisan perkerasan dengan bahan aspal beton terdiri dari 2 jenis, lapisan antara disebut binder dan lapisan permukaan atas disebut lapisan
aus, proses dan pemakaian material berbeda dari komposisi ukuran gradasi dari agragat kasar dan agregat halus dan jumlah pemakaian aspal dalam stuan
KAO.

Merencanakan  Alinyemen Horisontal jalan


alinyemen jalan Standar perencanaan geometric jalanseperti jalan landai, jarak pandang, penampang melintang dll
Golongan (D) 0 – 9,9 %
Perbukitan (B) 10 – 24,9 %
Pegunungan (G) >25 %
 Alinyemen Vertikal jalan

Kriteria menentukan koordinasi Alignemen vertical:


1) Alignemen horisontal dan vertical yang terletak pada satu fase memberikan tikungan tanjakan dan atau tikungan turunan memberikan dampak geometrik
aman dan nyaman bagi pengemudi dan dapat memperkirakan bentuk alinyemen berurutan dalam satu arah jalan.
2) Tikungan tanjakan/turunan tajam tidak diadakan dibagian lengkung vertical cembung atau dibagian bawah lengkung vertical cekung.
3) Pada jalan lurus panjang seperlunya tidak dibuatkan lengkung vertical cembung, diupayakan dilakukan pengaturan duga badan jalan selama pelaksanaan
dibagian segmen tersebut.
4) Kelandaian yang pendek tidak sesuai syarat keamanan dan kenyamanan tidak diletakan diantara dua kelandaian curam, sehingga dapat mengurangi jarak
pandangan mengemudi ( berhenti dan menyiap akan mendahului).
Jarak penggambaran :
a) Setiap jarak 25 meter pada tikungan spiral circle spiral (SCS); spiral spiral (SS).
b) Setiap jarak 50 meter pada tikungan tangent spiral (TS)
c) Setiap jarak 100 meter pada jalan lurus dan datar.
d) Setiap jarak 50 meter pada jalan lurus dan naik / turun dengan prosentase ) 4%

Merencanakan Survey lalu lintas dilakukan untuk melihat jumlah lalu lintas yang akan memasuki atau meliwati titik/pos pengamatan untuk merekam jenis kendaraan dan tonase.
survey lalu lintas Data ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat pelayanan jalan dalam umur layanan dan kecepatan, kerapatan dan kepadatan lalu lintas pada suatu ruas jalan.
Variabel utama yang digunakan untuk mengetahui karakteristik arus lalu lintas, yaitu :
1) Volume (flow): jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu ruas jalan per satuan waktu tertentu. Satuannya adalah kend/jam atau
kend/hari.
2) Kecepatan (speed) yaitu jarak yang dapat ditempuh kendaraan pada suatu ruas jalan per satuan waktu, dalam satuan km/jam atau m/dt..
3) Kepadatan (density) yaitu jumlah kendaraan per satuan panjang jalan tertentu dengan satuan kend/km.
Merencana jalan berdasarkan hasil Data survey lalu lintas
1. Lingkup pelayanan meliputi klasifikasi jalan arteri kolektor, lingkungan. jarak ruas jalan dalam kota dan atau luar kota.
2. Keadaan jalan lama ( jumlah jalur, lebar perkerasan, letak jalan, penampang jalan (damija, damaja).
3. Kondisi lalu lintas ( jumlah lalu lintas hasil observasi dalam satuan mobil penumpang.
4. Operating speed ( kecepatan kendaraan ) travel time studi – diketahui kecepatan kendaraan pada umumya yang melewati ruas jalan.
Pos A LHR ≥ 10.000
Pos B LHR 5000 ≤ LHR≤ 10000
Pos C LHR ≤ 5000

Menentukan model Komponen utama jembatan baja terdiri dari dua bagian utama, yaitu 1) konstruksi bagian atas yang terdiri dari system lantai, penunjang konstruksi, balok
jembatan penopang, geleger/rangka jembatan atau Super - Structure, dan 2) Konstruksi bagian bawah meliputi komponen, cup pilar, pilar, pondasi dan tiang, pile cup,
wing wall, sloper protektor.
Menentukan Jenis Jembatan Berdasarkan Bentuk Konstruksi
konstruksi Jembatan balok berupa balok yg didukung pd ujung2 nya oleh abutment (pangkal jembatan dengan bentang pendek: 0 – 20 meter.
jembatan cantilever bridges (Jembatan kantilever) Jembatan kantilever dibangun menggunakan balok kantilever (balok terjepit) pada satu ujungnya. Biasanya jembatan
kantilever berupa sepasang balok kantilever yg bertemu di tengah2 rintangan yg dilintasi.
Arch bridges (Jembatan lengkung/ busur) Jembatan lengkung/ busur merupakan jembatan dengan bentuk lengkung/ busur, dengan pangkal jembatan pada
ujung2 nya.
Suspension bridges (Jembatan gantung) Jembatan gantung merupakan jembatan yg digantung menggunakan kabel
Cable-stayed bridges (Jembatan kabel) Jembatan cable stayed serupa dengan jembatan gantung, tetapi kabel penggantungnya langsung diikatkan pada menara
jembatan
Truss bridges (jembatan rangka) bentang panjang: Jembatan rangka merupakan jembatan dengan struktur atas berupa rangka, yg biasanya dibuat dari baja.25 –
50 meter.

Jembatan berdasarkan bahan konstruksi yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge) Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif pendek < 6 m dengan beban yang diterima relatif
ringan.
2) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge), jembatan untuk jenis ini biasanya dibangun dengan kemampuan panjang jembatan 30 m.
3) Jembatan baja (steel bridge), jembatan baja biasanya dibangun dengan bentang yang panjang antara 40 -60 m, selain itu beban yang diterima juga besar.
tentunya jembatan baja ini lebih praktis dan ekonomis.
4) Jembatan komposit (compossite bridge), jembatan komposit merupakan jembatan yang dibangun dengan bahan perpaduan antara dua bahan material baja
dan beton yang berbeda, sehingga struktur jembatan bisa menjadi lebih efesien. (misalnya seperti perpaduan struktur beton dan baja beam). bentang
jembatan 12

Merencanakan PONDASI TIANG PANCANG (PILE FOUNDATION)


pondasi jembatan TIANG PANCANG KAYU
TIANG PANCANG BETON PRACETAK & PRATEKAN PRACETAK
TIANG PANCANG BAJA
Merencanakan Komponen bagian atas jembatan atau Super Structure terdiri dari 4 bagian penting yang masing – masing mempunyai fungsi sebagai berikut:
struktur atas 1) Sistem konstruksi lantai kendaraan (floor system), posisi lantai terhadap balok pemikul, analisis lantai, bahan plat dari beton non atau komposit.
jembatan 2) Gelegar utama balok memanjang jembatan, balok melintang jembatan, balok induk atau rangka batang.
3) Perletakan/ tumpuan jembatan pada pondasi jembatan, abutmen, pilar jembatan, plicup dan pancang atau strous pile
4) Ikatan–ikatan (bracings) meliputi ikatan angin, ikatan rem dan ikatan rangka diaframa dan komponen sambungan pada rangka baja.

Struktur atas terdiri atas komponen konstruksi antara lain: 1) Gelagar-gelagar induk 2) Struktur gelegar memanjang, melintang . 3) Struktur lantai jembatan 4)
Pertambatan arah melintang dan memanjang , parapet dan trotoar

Struktur bawah terdiri atas :


1) Pondasi yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan terdiri pile, footing, pile cup yang meneruskan beban-beban langsung ke tanah dasar / lapisan tanah keras.
2) Bangunan bawah (pangkul jembatan / abutmen, pilar, bent cap), retainwall , swing wall, yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan yang memindahkan beban-
beban dari perletakan ke pondasi dan biasanya juga difungsikan sebagai bangunan penahan tanah.
3) Jalan Pendekat (Oprit) (Aproach bridge) Komponen yang berada sebelum memasuki ruang jembatan bagian menghubungkan antara ruas jalan dengan struktur
jembatan, atau bagian jalan yang akan masuk ke jembatan.
4) Bangunan Pengaman Komponen pendukung berupa bangunan yang diperlukan untuk mengamankan jembatan terhadap lalu lintas darat, lalu lintas air,
penggerusan aliran sungai, sloping protector.

Perencanaan Lantai diatas rangka atau Dack Bridge


beban jembatan Lantai jembatan di bawah Through bridge : posisi elemen lantai kendaraan terletak pada posisi sejajar bagian bawah dari rangka batang – batang atau diatas
gelegar – gelegar pemikul, dibawah lantai kendaraan (lalu lintas) terdapat ikatan – ikatan melintang atau bagian – bagian dari batang memikul

Menentukan Harga
satuan pekerjaan
konstruksi
bangunan
(pondasi)
Menghitung
Kebutuhan bahan
untuk pekerjaan
bangunan
Menentukan
besarnya resultan
gaya secara
analitis dan grafis
Menentukan Beban menurut sifatnya: 1) Beban mati, yaitu beban yang tidak dapat berpindah (berat sendiri balok) 2) Beban hidup, yaitu beban yang bergerak (manusia, motor,
besarnya reaksi mobil) 3) Beban khusus, yaitu beban dinamis (angin, gempa, kendaraan berjalan
tumpuan akibat Beban menurut bentuknya: 1) Beban terpusat/titik (P), yaitu beban yang bekerja pada satu titik hanya menekan luas bidang kecil (titik). Misalnya roda
beban yang kendaraan, manusia, tiang, dll. Satuan beban terpusat adalan kg, pound, ton, atau KN.
bekerja 2) Muatan terbagi merata (q), yaitu muatan terbagi adalah beban yang terbagi pada sebuah bidang yang cukup luas. Terbagi atas:
a. Beban Terbagi Rata (q) adalah beban yang bekerja sepanjang muatan dan memiliki titik berat bidang empat persegi panjang (epp) terletak pada titik
persilangan kedua diagonal persegi panjang. Satuan dalam kg/m, t/m, atau KN/m. Sebutan untuk q (t/m’) adalah sebesar q ton untuk tiap meter panjang/lari.
b. Beban terpusat/ Beban Segitiga adalah muatan/beban yang luas singgungnya merata tapi muatannya tidak terbagi rata. Misanya: tekanan air pada dinding bak
air, kolam atau tekanan air pada pintu air. Dindingdinding tegak mendukung desakan air yang besarnya sebanding dengan jarak dari permukaan air (semakin
dalam semakin besar desakannya). c. Pada umumnya beban tak hanya terpusat atau terbagi rata, namun ada yang berbentuk segitiga seperti beban tekanan air
dan tanah. Prinsip dasar penyelesaiannya adalah sama dengan yang lain, namun kita harus lebih hatihati karena bebannya membentuk persamaan.

Menentukan letak
titik berat akibat
besarnya gaya-
gaya yang bekerja
pada benda baik
secara analitis
Menghitung besar
momen
kelembaman
penampang balok
secara analitis
Menghitung gaya
batang akibat
beban kerja pada
konstruksi
kuda-kuda secara
analitis maupun
Menghitung Volume
Pekerjaan
bangunan
Menentukan Harga
Satuan Upah
bangunan

Merencanakan  Diagram balok merupakan rencana kerja yang paling sederhana dan sering digunakan pada proyek yang tidak terlalu rumit serta mudah dibuat dan dipahami.
lama pekerjaan Bentuk rencana kerja ini terdiri dari jenis pekerjaan dalam bentuk alur vertikal dan arah horisontal
(penjadwalan) menunjukkan jangka waktu yang dibutuhkan oleh tiap pekerjaan yaitu waktu mulai dan waktu akhir dengan menggunakan diagram balok. 2. AOA kegiatan yang
dituliskan dalam arrow, kegiatan dalam diagram AOA biasanya
berbentuk lingkaran. Anak panah menggambarkan kegiatan.
3. AON merupakan salah satu bentuk penyajian grafis dari rencana kegiatan proyek.
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang termasuk dalam
klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di dalam
node yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panahnya sebagai
penunjuk hubungan antara kegiatankegiatan yang bersangkutan. 4. Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan pengendalian biaya yang sangat
lazim digunakan pada suatu proyek. Kurva S merupakan gambaran diagram persen
komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu koordinat dimana sumbu absis (x)
menyatakan waktu sepanjang masa proyek dan sumbu (y) menyatakan nilai persen
komulatif biaya selama masa proyek tersebut. Pada diagram kurva S dapat diketahui
pengeluaran biaya yang dikeluarkan per satuan waktu, pengeluaran biaya per satuan
waktu dan progress pekeriaan yang didasarkan pada volume yang dihasilkan di
lapangan.

Menggambar salah Gambar dibagi beberapa macam:


satu bagian dari a) Gambar Arsitek, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek.
konstruksi b) Gambar Perencanaan, yaitu gambar yang dihasilkan dari perencana struktur, mekanikal, dan elektrikal. Gambar ini adalah bentuk kompromi dengan pemilik
proyek sehingga ia masih dapat melakukan negosiasi mengenai desain yang sesuai dengan preferensinya.
bangunan
. c) Gambar Tender, merupakan gambar yang bersifat mengikat dengan kontrak dan acuan terhadap perhitungan volume pekerjaan. Gambar ini digunakan untuk
gedung memilih kontraktor, dan, pada gambar ini, ukuran dan spesifikasi struktur yang ingin dibangun sudah detail. d) Gambar Konstruksi, merupakan gambar yang detail
untuk memulai pembangunan. Gambar ini masih dibuat oleh konsultan perencana struktur, dan merupakan kelanjutan dari gambar tender. Biasanya, terjadi
perbedaan pekerjaan, spesifikasi, dan perubahan, sehingga gambar tender bersifat dinamis. Gambar ini adalah jawaban perubahan (yang telah disepakati
bersama), yang pada umumnya terjadi pada masa tender. Gambar ini adalah pedoman untuk kontraktor terpilih dalam mengeksekusi pekerjaan. e) Shop Drawing,
adalah gambar yang berisi detail tentang ukuran-ukuran dari yang bersifat makro hingga mikro, juga berisi spesifikasi material, dan detail lainnya. f) As Built
Drawing, adalah gambar bangunan yang telah selesai dikerjakan. Gambar ini dibuat oleh kontraktor, dan merupakan pertanggungjawaban dari pembangunan
yang telah dilaksanakan. Biasanya gambar ini akan digunakan oleh pemilik bangunan atau pengguna, sebagai pedoman dalam penggunaan dan pemanfaatan
bangunan tersebut.

Menggambar salah Perancangan konstruksi bangunan air memerlukan pemahaman tentang topografi lahan agar fungsi bangunan air sebagai pengalir dan penampungan air dapat
satu bagian dari bekerja dengan baik
konstruksi
bangunan Air
Menggambar salah
satu bagian dari
konstruksi
bangunan Jalan

Menggambar salah Elemen Struktur Jembatan


satu bagian dari Bent Tiang :Biasanya digunakan untuk melintasi sungai bila keberadaannya tidak menjadi masalah.
konstruksi Pier solid igunakan pada kondisi sungai berarus deras. Biasanya digunakan untuk bentang panjang dan dapat didukung oleh pondasi telapak yang lebar atau
pondasi tiang.
bangunan
Bent kolom biasanya digunakan untuk struktur tanah kering dan didukung oleh pondasi telapak atau pondasi tiang. Bent berkolom banyak diperlukan untuk
jembatan jembatan yang terletak pada zona gempa
\
Menggambar salah Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing
satu bagian dari 1) sistem/ saluran air bersih - Saluran Penampungan Air - Saluran Pemadam Kebakaran
sanitasi bangunan 2) sistem/ saluran air kotor
gedung - Saluran pembuang air hujan - Saluran Kotor WC ke Septictank
3) sistem/ saluran udara atau gas Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan
harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus.

pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus): a) Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
1. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ). Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan tekan yang cukup
tinggi.
2. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium. Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pembuangan bekas cuci /
mandi, saluran septictank, dsb.
3. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis). Digunakan untuk sparing sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

b) Ukuran diameter penampang pipa.


- Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5". - Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Anda mungkin juga menyukai