TANDA-TANDA PERSALINAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TANDA-TANDA PERSALINAN
PENDAHULUAN
Pada kebanyakan wanita persalinan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia kehamilan.
Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda akibatnya banyak bayi yang
dilahirkan pada salah satu minggu tersebut. Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tubuh
memproduksi progesterone yang bertujuan melunakkan jaringan disekitar cerviks dan pelvis
untuk persiapan bersalin juga biasanya ibu akan mengalami beberapa ketidaknyamanan antara
kekhawatiran dalam menghadapi proses kelahiran.
Persepsi awam umumnya menyamakan dimulainya proses kelahiran dengan rasa sakit
akan bersalin. Namun kadang-kadang rasa sakit ini tidak segera muncul meskipun proses
persalinan sudah mulai, karena masing – masing orang akan mempunyai pengalaman yang
berbeda-beda selama menjalani proses persalinan.
Dengan keanekaragaman pengalaman menghadapi proses kelahiran tersebut,
kesinambungan. Maka penulis menyusun makalah dengan tema penanganan tanda-tanda
persalinan.
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
A. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan, di harapkan ibu hamil trimester 3 terutama ibu
primigravida mengerti tentang tanda- tanda persalinan.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian persalinan
2. Mengetahui tanda – tanda persalinan
3. Mengetahui cara mengurangi rasa nyeri saat kontraksi
4. Mengetahui tujuan dari informasi mengenai tanda-tanda persalinan
C. Materi
1. Pengertian persalinan
2. Tanda – tanda persalinan
3. Cara mengurangi rasa nyeri saat kontraksi
4. Tujuan mengetahui informasi dari tanda-tanda persalinan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media danAlat
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F. SRATEGI PELAKSANAAN
G. Evaluasi
1. Jelaskan Pengertian persalinan!
2. Sebutkan Tanda – Tanda Persalinan?
3. Bagaimana Cara Mengurangi Rasa Nyeri Saat Kontraksi!
4. Jelaskan Tujuan Mengetahui Tanda-Tanda Persalinan!
MATERI
TANDA-TANDA PERSALINAN
.
A. Pengertian persalinan
1. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalianan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. (APN, 2010)
2. Persalinan dan kelahiran normal adalah peruses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 - 42 Minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa kompukasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono 2011).
3. Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta
upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru
lahir (Sarwono, 2011).
Jadi persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang sudah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari dalam tubuh ibu .
3. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan. Kemudian desakan
kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut servik menyebabkan pecahnya membrane. Saat kebocoran
dimulai, bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya rembesan, namun sebenarnya pecahnya membrane
takkan terasa karena membrane tidak memiliki saraf. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu merasakan
seperti mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui jalan lahir tersebut apakah urin atau
cairan ketuban dari baunya. Urin biasanya mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan
ketuban namun cairan ketuban ini berbau anyir (sarwono Prawirohardjo, 2010)
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir, selama masa perjalanan menuju
ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk menampung cairan yang keluar untuk mengurangi
ketidaknyamanan bagi ibu (APN, 2010).
Sampai saat ini mungkin masih banyak ibu yang belum tahu kapan harus menghubungi
tenaga kesehatan terutama pada ibu primigravida yang belum pernah memiliki pengalaman dalam
menghadapi tanda-tanda persalinan. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap hal ini bisa
membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya. Saat yang tepat menghubungi dokter
adalah ketika Ibu merasakan tanda-tanda memasuki tahap persalinan seperti yang telah
disebutkan diatas, Apalagi jika Ibu mengalami pecah ketuban. Jangan tunda menghubungi tenaga
kesehatan(Rohmah, Nikmatur.2009).
Pengetahuan tentang tanda – tanda persalinan diatas diharapkan dapat membantu ibu
hamil untuk lebih menyiapkan mentalnya dallam menghadapi persalinan dan lebih waspada
terhadap timbulnya tanda- tanda persalinan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan,
karena jika ibu tidak mengetahui dan tidak segera menghubungi tenaga kesehatan baik dokter
maupun bidan maka hal ini sangat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya (DepkesRI,
2008).