JOBSHEET 5
Larik (Array)
5.1 Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat program menggunakan array satu dimensi dan
algoritma array dua dimensi.
2. Mahasiswa mampu membuat program sortir menggunakan metoda bubble –sort
dan quick-sort.
5.2 Pendahuluan
Array adalah sekelompok data sejenis,yang disimpan ke dalam variabel dengan nama
yang sama, untuk membedakan variabel yang satu dengan yang lainya diberilah
indeks. Misalkan ada 10 bilangan yang akan disimpan kedalam variabel bil, maka
bilangan yang pertama akan disimpan kedalam varibel bil[0],bilangan kedua akan
disimpan kedalamvariabel bil[1], bilangan ketiga akan disimpan kedalam variabel [2],
dan seterusnya. Penulisan [0], [1], [2], [3],dan seterusnya disebut sebagai indeks dari
variabel bil.
Nama_variabel [indeks]
Ketentuan mengenai nama variabel array sama dengan nama variabel biasa,
sedangkan indeks menunjukkan nomor dari variabel tadi. Array dapat berdimensi
lebih dari satu, misalnya dua, tiga, dan seterusnya. Untuk array berdimensi
dua,variabelnya dituliskan:
Nama_variabel[indeks_1][indeks_2].
suatu indeks yang menunjukkan jumlah maksimum variabel yang akan disediakan.
Bentuk umum deklarasi variabel array:
Tipe nama_variabel[indeks]:
Sebagai contoh,kita akan mempersiapkan variabel array dengan nama bil yang akan
menampung 10 data yang bertype float:
Indeks 10 menunjukkan bahwa variabel bil akan terdiri dari 10 buah elemen, dimana
setiap elemen akan menampung sebuah data. Elemen array akan diberi nomor secara
berurutan mulai dari nol(0) hingga sejumlah data tadi. Jadi bila pada deklarasi
ditentukan:
float bil[10]:
Karena indeks array dimulai dari nol (0), sedangkan nomor elemen biasanya dimulai
dari satu (1), maka ada selisih satu antara nomor elemen dan nomor indeks.
elemen dengan indeks nol tidak akan digunakan. Sebagai contoh untuk deklarasi array
dengan 10 bilangan,akan menjadi:
Tetapi apakah hal ini diperlukan? jawabannya saya serahkan kepada anda masing-
masing. Yang harus diingat, yaitu bila variabel array yang digunakan sudah lebih dari
satu jenis, maka maka variabel yang dikorbankan bukan hanya satu lagi, tetapi
sejumlah array yang ada, karena semua elemen ke nol dari masing-masing array tidak
akan digunakan. Contoh lain adalah cara untuk mendeklarasikan variabel array kar
yang akan menampung 4 buah karakter.
Keempat elemen variabel array ini adalah : kar[1],kar[2],dan kar[3]. Contoh yang
berikutnya,kita akan mendeklarasikan variabel array nomor yang akan menampung 5
data integer:
int nomor[5];
Dengan elemen-elemen array nomor [0], nomor [1], nomor [2], nomor [3] dan nomor
[4]. Deklarasi variabel array dapat dilakukan baik didalam suatu fungsi, maupun
diluar fungsi-fungsi yang ada.jika deklarasi dilakukan didalam suatu fungsi,maka
variabel array ini akan bersifat lokal yang hanya akan dikenal oleh fungsi
tersebut.sebaiknya bila deklarasi dilakukan diluar fungsi,maka variabel array ini akan
bersifat global,yang akan dikenal oleh beberapa atau seluruh fungsi.
array adalah dengan meletakkan elemen-elemen array diantara tanda kurung kurawal
seperti:
int bil[5] = {0,1,3,5,2};
Dan diantara elemen yang satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan koma. Contoh
inisialisasi di atas menyatakan bahwa:
Bil[0]=0
Bil[1]=1
Bil[2]=3
Bil[3]=5
Bil[4]=2
Sedangkan cara yang kedua yaitu dengan mendefinisikan array tadi sebagai static
array. Static array adalah suatu array yang diinisilisasikan didalam suatu fungsi dan
bersifat seperti variable local, artinya array ini hanya dikenal oleh fungsi yang
bersangkutan, tidak oleh fungsi-fungsi yang lain.sama halnya dengan external array
atau global,nilai yang dimiliki oleh elemen-elemen static array masih tetap akan
tersimpan didalam memori meskipun program dihentikan,jadi nilai-nilai tersebut tidak
hilang sehingga masih dapat digunakan oleh program yang lain. Cara
mendeklarasikan static array yaitu dengan menambahkan kata static didepan tipe
variable atau type specifier seperti:
static int bil[5]={0,0,0,0,0};
Jumlah elemen yang dimiliki oleh array dua dimensi dapat ditentukan dari hasil
perkalian Indeks1 * Indeks2. Misalkan: array A[2][3] akan memiliki 2 * 3 = 6
elemen, B[7][8] akan memiliki 7 * 8 = 56 elemen. Penanganan terhadap array
dua dimensi mirip sekali dengan array satu dimensi. Pertama, akan diberikan
contoh menginisialisasi array dua dimensi:
Selanjutnya adalah
contoh
menginisialisasi array
dua dimensi:
a. Bubble Sort
Untuk mempermudah memberikan gambaran tentang proses bubble sort, maka dsini
akan dijelaskan dengan suatu contoh. Misalkan anda memiliki empat buah bilangan
yang perlu diurutkan mulai nilai terkecil hingga nilai terbesar atau pengurutan naik
(untuk pengurutan turun, dari besar ke kecil).
Bubble sort membagi proses pengurutan menjadi beberapa tahap. Tahap pertama, kita
membandingkan bilangan pertama dengan bilangan yang lain, bilangan-bilangan lain
lebih kecil dari pada bilangan pertama, maka akan dilakukan penukaran tempat antara
bilangan pertama dengan bilangan tadi. Pada akhir tahap ini, bilangan tahap pertama
telah berada pada posisi yang benar, artinya bilangan ini sekarang merupakan
bilangan yang terkkecil (atau yang terbesar, tergantung jenis pengurutan). Pada
tahapan pertama ini dilakukan tiga kali perbandinngan.
pertama, kedua, dan ketiga telah memilliki urutan yang benar. Sehingga bila bilangan
yang kita miliki hanya empat, maka bilanganyang keempat otomatis akan berada pada
letaaknya yang benar (lihat contoh di atas). Pada tahap ketiga ini diadakan sekali
perbandingan.
Jika bilangan yang akan diurutkaan terdiri dari lima bilangan, maka anda masih
membutuhkan tahap keempat, yang akan membandingkan bilangan keempat dan
kelima. Dan bila ada enam bilangan, tentunya proses pengurutan masih akan
dilanjutkan hingga tahap keempat, dan kelima. Dari sini disimpulkan bahwa:
Jumlah tahap = jumlah bilangan -1;
Banyaknya perbandingan pada setiap tahap = Jumlah bbilangan – no tahap.
Contoh: Mengurutkan 6 bilangan, Jumlah tahapan = 6-1= 5 jumlah bilangan
Banyaknya perbandingan pada:
Tahapan 1 : 6-1 = 5
Tahapan 2 : 6-2 = 4
Tahapan 3 : 6-3 = 3
Tahapan 4 : 6-4 = 2
Tahapan 5 : 6-5 = 1
b. Quick Sort
Meskipun tidak semudah pengertian bubble sort namun proses pengurutan dengan
quick sort akan lebih cepat. Hal ini akan terasa sekali jika jumlah data yang akan
diurutkan cukup banyak. Misalkan terdapat 7 buah data, langkah pertama adalah
menentukan elemen pivot, yaituu elemen yang dipakai sebagai acuan untuk
mengurutkan data, elemen ini boleh dipilih sembarang dari ke 7 bilangan yang ada.
Dalam contoh ini diambil elemen terakhir. Langkah berikutnya adalah
membandingkan seluruh bilangan yang ada tadi dengan pivot ini, tujuanya adalah
elemen-elemen yang lebih kecil diletakan di sebelah kiri elemen pivot dan bilangan-
bilangan yang lebih kecil diletakan di sebelah kiri elemen pivot dan bilangan-bilangan
yang lebih besar di kananya. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan
bilangan-bilangan tersebut dari dua arah , yaitu kiri dan kanan. Gerakan dari kiri
diwakili oleh I, sedangkan dari kanan diwakili oleh J. Bila elemen I lebih besar dari
pada elemen pivot dan elemen J lebih kecil dari elemen pivot.pivot maka kedua
elemen ini ditukar letaknya. Proses ini berlangsung terus hingga gerakan dari kiri
bertemu dengan gerakan dari kanan di suatu titik tertentu. Semua bilangan yang
terletak di sebelah kiri elemen pivot pasti lebih kecil dari elemen tersebut, sedangkan
yang disebelah kanannya lebih besar. Urutan bilangan disebelah kiri ataupun
disebelah kanan elemen pivot, tidak perlu berurutan.
5.3 Peralatan
1. Satu set computer
2. Software Turbo C atau C++
2 Buatlah program seperti dibawah ini dan simpan dengan nama Con52, kemudian
lakukanlah compile dan run, catat hasilnya pada lembar kerja yang tersedia.
/* inisialisasi array satu dimensi */
main()
{
Jobsheet 5: Larik (Array)
Halaman 68
Pr. Algoritma dan Pemrograman
int bil[5]={10,20,30,40,50};
int i,n;
clrscr();
/*mengganti nilai elemen suatu array*/
printf(“\xB0 Mengganti Nilai Elemen Suatu Array \xB0”);
while(1)
{
printf (“\ninputkan nomor elemen yang akan diganti\n”);
printf(“\n\tinputkan nol(0) untuk berhenti : ”);
scanf(“%d”,&n);
if (n==0)
break;
printf (“\nElemen ke %2d nilai lama %10d nilai baru : “,n ,bil[n-1]);
scanf (“%d”,%bil[n-1]);
}
3 Buatlah program seperti dibawah ini dan simpan dengan nama Con53, kemudian
lakukanlah compile dan run, catat hasilnya pada lembar kerja yang tersedia.
/* automatic array tanpa inisialisasi /*
main()
{
int bil[5];
int i;
clrscr();
printf (“\xdb\xdb automatic array tanpa inisialisasi \xdb\xdb ”);
for ( i=0; i<5; ++i)
printf (“ \n elemen ke %2d = %d” , i+1, bil[i]);
printf (“ \n\ntekan sembarang tombol ”);
getche();
}
4 Buatlah program seperti dibawah ini dan simpan dengan nama Con54, kemudian
lakukanlah compile dan run, catat hasilnya pada lembar kerja yang tersedia.
Jobsheet 5: Larik (Array)
Halaman 69
Pr. Algoritma dan Pemrograman
main()
{
float nl_max,nl_min,bil[n];
int jml_bil;
clrscr();
printf(“\xb1\xb2 mmencari nilai maksimum dan minimum \xb1\xb1”);
/* input jumlah bilangan */
printf(“\n\njumlah bilangan : ”);
scanf(“%d”, jml_bil);
/* Input Data */
for (i=0;i<jml_bil;++i)
{
printf("\n\tBilangan ke %d : ",i+1);
scanf("%f",&bil[i]);
}
{
if (x[i]>maksimum)
maksimum=x[i];
}
return (maksimum);
}
/* fungsi untuk enentukan nilai minimum */
float min(x,no)
float x[];
int no;
{
float minimum=x[0]);
for (i=0;1<no;++i)
{
if (x[i]<minimum)
minimum=x[i];
}
return(minimum);
}
5 Buatlah program seperti dibawah ini dan simpan dengan nama Con55, kemudian
lakukanlah compile dan run, catat hasilnya pada lembar kerja yang tersedia.
/* mengurutkan data dengan bubble sort */
#define n 20
int i,j,A[n];
main()
{
int jml;
clrscr();
printf(“\ninputkan jumlah bilangann ;”);
scanf(“%d”,&jml);
/*input data */
for(i=0; i<jml;++i)
{
printf(“\n\tbilangan ke %d : “,i+1);
scanf(“%d”,&A[i]);
}
/* mengurutkan data dengan bubble sort */
bubble(jml);
/*mencetak output*/
priintf(“\n\ndata yang sudah di urutkkan : ”);
for(i=0; i<jml;++i)
{
printf(“\n%d”,A[i]);
}
getche();
}
/* mengurutkan data */
bubble(n)
int n;
{
int dummy;
for(i=1; i<=n-1;i++) /* I = jumlah tahapan*/
{
for(j=i; j<n;++j) /* j = jumlah perbandingan */
{
if(A[i-1]>A[j])
{
dummy=A[i-1];
A[i-1]=A[j];
A[j]=dummy;
}
}
}
6 Buatlah program seperti dibawah ini dan simpan dengan nama Con56, kemudian
lakukanlah compile dan run, catat hasilnya pada lembar kerja yang tersedia.
/* mengurutkan data dengan quick sort */
#define n 20
int i,j,A[N];
main()
{
int jml;
clrscr();
printf(“\ninputkan jumlah bilangan :”);
scanf(“%d”,&jml);
/*input data*/
for(i=0;i<jml;++i)
{
printf(“\n\tbilangan ke %d : ”,i+1);
scanf(“%d”,&A[I]);
}
/* mencetak output*/
printf(“\n\ndata yang sudah diurutkan : ”);
for(i=0;i<jml;++i)
{ printf(“\n%d”,A[I]);
printf
(“\tekan sembarang tombol””);
getche();
}
printf (“\nTekan sembarang tombol “);
getch();
}
{
quick(i+1,bt_atas); /*Rekursi */
quick(bt_bwh,j-1);
}
}
}