Anda di halaman 1dari 26

A.

KONSEP DASAR

1. Definisi

Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat.

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan
pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2006)

Jadi,bayi baru lahir normal berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat,dengan
kehamilan yang aterm (37-42 minggu).

2. Etiologi

a. His(Kontraksi otot rahim)

b. Kontraksi otot dinding perut

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

CIRI – CIRI BBL NORMAL

a. Berat badan : 2500 – 4000 gram

b. Panjang badan : 48 – 52 cm

c. Lingkar dada : 30 – 35 cm

d. Lingkar kepala : 33 – 35 cm

e. Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun
120 - 140 x/menit.

f. Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit

g. Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi
verniks caseosa.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.


i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup

k. Reflek – reflek pada bayi normal

l. Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium
coklat kehitaman

(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000)

Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:

1. Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :

a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang

c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kasa steril.

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.

2. Memotong dan Merawat Tali Pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari
dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap
hari dan atau setiap tali basah / kotor.

Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat telah diklem dengan baik,
untuk mencegah terjadinya perdarahan, membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja
tambahan.

3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi


Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat.

4. Memberi Vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin
K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M

5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata

Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk
mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular seksual).

6. Identifikasi Bayi

a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.

b. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.

c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor
bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.

d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi.

7. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

2 jam pertama sesudah lahir meliputi :

a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah

b. Bayi tampak aktif atau lunglai


c. Bayi kemerahan atau biru

Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya. Penolong persalinan melakukan
pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak
lanjut seperti :

a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan

b. Gangguan pernapasan

c. Hipotermia

d. Infeksi

e. Catat bawaan dan trauma lahir

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir

1. Suhu badan dan lingkungan

2. Tanda-tanda vital

3. Berat badan

4. Mandi dan perawatan kulit

5. Pakaian

6. Perawatan tali pusat

Yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir

1. Kesatuan dan reaksi terhadap Perlu dikenali kurangnya reaksi terhadap rayuan,
sekeliling. rangsangan atau suara keras yang mengejutkan atau suara
mainan.

2. Keaktifan Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki


yang simetri pada waktu bangun. Adanya tremor pada
bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah
normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur,
kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
3. Simetri Apakah secara keseluruhan badan seimbang.

4. Kepala Apakah tidak simetris, berupa tumor lunak di belakang


atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang
akibat proses kelahiran, ukur lingkar kepala.

5. Muka wajah Bayi tanpa ekspresi

6. Mata Diperhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa


bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6
minggu.

7. Mulut Salivasi tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat


sekret yang berlebihan kemungkinan ada kelainan bawaan
saluran cerna.

8. Leher, dada, abdomen Melihat adanya cedera akibat persalinan, ukur lingkar
dada.

9. Punggung Adakah benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan


lakukan yang kurang sempurna.

10. Bahu, tangan, sendi, tungkai Perlu diperhatikan bentuk, geraknya, fraktur, paresis.

11. Kulit dan kuku Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan.
Kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan,
pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan
kemungkinan adanya kelainan.

12. Kelancaran menghisap dan Harus diperhatikan.


pencernaan

13. Tinja dan kemih Diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila
terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya
tinja disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan
harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

14. Berat badan Sebaiknya tiap hari dipantau, penurunan berat badan lebih
dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukkan
kekurangan cairan.
Bayi baru lahir normal terbagi menjadi 2 masa

1. Reaktif I

Terjadi 15 – 30 menit pertama sesudah lahir

a. Bayi menggerakkan kepala

b. Takikardi terjadi dalam 3 menit pertama

c. Respirasi cepat, cuping hidung dan retraksi

d. Suhu tubuh turun diikuti aktivitas, tonus otot meningkat

e. Stimulasi para simpatis (bayi tidak menangis)

f. Reaksi khas dan respon

2. Reaktif II

Respirasi cepat, tonus cepat, warna kulit berubah

a. Respirasi cepat, tonus cepat, warna kulit berubah

b. Mucus oral menetap

c. Bayi responsif terhadap sentuhan, denyut jantung stabil

d. Pengeluaran mekonium

e. Stabilitas vasomotor dan pernapasan ireguler (mulut, hidung)

Reflek-reflek Untuk Menilai Keadaan Bayi

1. Reflek Moro

Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleksnya
simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro
menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.

2. Refleks Rooting / Refleks Dasar

Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh ke arah
sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk menghisap.

3. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking


Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan. Ini
penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.

4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata

Melindungi mata dari trauma.

5. Refleks Graphs / Plantar

Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak tangan
bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan
membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).

6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah

Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang
untuk berjalan.

7. Refleks Tonik Neck

Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu terulur
sedangkan lengan sebelah terkulai.

8. Refleks Tarik

Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke
kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

Tabel penilaian bayi baru lahir normal

Sistem Penilaian APGAR SCORE

Tanda 0 1 2

A : Appearance colour Biru atau Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


(warna kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan

P : Pulse (Heart Rate) Tidak ada Dibawah 100x/mnt Diatas 100x/mnt


frekuensi jantung

G : Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, baik


mimik atau bersin
(reaksi terhadap
rangsangan)
A : Activity Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif
fleksi sedikit
(Tonus otot)

R : Respiration Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat

(usaha nafas)

Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan

1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
berikut :

a. Sesak nafas

b. Frekuensi pernapasan 60x/mnt

c. Gerak retraksi di dada

d. Malas minum

e. Panas atau suhu bayi rendah

f. Kurang aktif

g. Berat lahir rendah (1500 – 2500 gr) dengan kesulitan minum

2. Tanda-tanda bayi sakit berat

a. Sulit minum

b. Sianosis sentral (lidah biru)

c. Perut kembung

d. Periode Apnea

e. Kejang / periode kejang-kejang kecil

f. Merintih

g. Perdarahan

h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gr (Prawirohardjo, 2002).

3. Anatomi Fisiologi

Fisiologi Neonatus

1) Sistem Pernapasan

Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru

a) Taksemia

b) Hipertensi

c) Diabetes Berat

d) Infeksi

e) Ketuban Pecah dini

f) Insufisiensi plasenta

Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan
rangsangan untuk pematangan paru-paru.

2) Jantung dan Sirkulasi darah

Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam
tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus
venosus arantii.

Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis
kuat. Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan
menutup. Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali
pusat sebagai berikut:

a) Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan


jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.

b) Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.

3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran
pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.

4) Hepar

Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen
cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.

5) Metabolisme

Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar


dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.

6) Produksi Panas

Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu


terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran
cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.

7) Kelenjar Endokrin

Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan


sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan
untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone
dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau
perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran
darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.

8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada
kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal
janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.

9) Susunan Syaraf

Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa
janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi
pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.

10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang
mengandung zat antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G). Pada neonates
hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin
berasal dari ibunya melalui plasenta.

4. Patofisiologi

Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu)
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.

Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.

Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode
ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,
sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
5. Patways

Bayi Baru Lahir kebutuhan nutrisi memberi ASI belum keluar

Adaptasi fisiologis menyusui tidak efektif

Sistem imun

Risiko kekurangan volume cairan

Belum bisa membatasi organisme yang masuk

Risiko infeksi

Pernapasan kardiovaskuler perubahan termoregulasi neurologis gastrointestinal ginjal hati


dan metabolik suhu bayi

Turun beberapa saat neurologis berkemih

Fisik sirkulasi lambat

Sensorik lingkungan dingin reflek bayi urin keruh

kimia aksosianosis kelenjar saliva pengeluaran

perubahan trauma dingin mulai produksi mekonium

dalam darah

suhu Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh belum sudah bilirubin

Gangguan pertukaran gas

risiko konstipasi

A.Price Sylvia,2006
6. Manifestasi Klinik

a. Warna kulit: seluruhnya merah

b. Denyut jantung: > 100 x/menit

c. Pernapasan : baik,menangis kuat.

d. Otot : gerak aktif,reflek baik

e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis

7. Komplikasi

a. Sebore

b. Ruam

c. Moniliasis

d. Ikterus fisiologi

8. Penatalaksanaan

1. Tes Diagnostik

Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).

Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan


polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).

Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari
dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

Golongan darah RH.

(Marllyn. E, Doenges, 2001).

2. Terapi

a. Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan)

Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

Penimbangan BB setiap hari

Jadwal menyusui

Higiene dan perawatan tali pusat

b. Farmakologi

Suction dan oksigen

Vitamin K

Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau
neosporin).

Vaksinasi hepatitis B

à Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai
untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis.

(Bobak, M Irene, 2005)


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur
; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam.

b. Pernapasan dan Peredaran Darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi
dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur)
sampai 180 kali/menit (menangis).

Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan
seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan
diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran.
Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah
lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

c. Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.

d. Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan
zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.

e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas


Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.

f. Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus
kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.

g. Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.

2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan


memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.

3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.

4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari puting susu.

5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.

h. Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.

i. Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan
dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.

j. Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-
bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas
normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.

k. Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat
terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ;
Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa keperawatan

1. Risiko kekurangan volume cairan

2. Risiko infeksi

3. Gangguan pertukaran gas

4. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh

5. Risiko konstipasi

3. Rencana Keperawatan

1. Risiko kekurangan volume cairan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Definisi : kerentanan Setelah dilakukan asuhan NIC :
mengalami penurunan keperawatan selama 1x 8 jam Fluid management
volume cairan intra diharapkan kekurangan 1. Pertahankan catatan intake dan
vaskular,interstitial,dan/atau volume cairan tidak terjadi output yang akurat
intraselular,yang dapat NOC : 2. Monitor status hidrasi (kelembaban
mengganggu kesehatan. fluid balance membran mukosa, nadi adekuat,
Faktor risiko : Hydration tekanan darah ortostatik ), jika
-agens farmaseutikal Nutrition status : food diperlukan
-barier kelebihan cairan and fluid intake 3. Monitor vital sign
-Berat badan ekstrem Dengan kriteria hasil : 4. Monitor masukan makanan / cairan
-faktor yang mempengaruhi 1. Mempertahankan output dan hitung intake kalori harian
kebutuhan cairan sesuai dengan usia dan 5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
-gangguan mekanisme BB, BJ urine normal, HT 6. Monitor status nutrisi
regulasi normal 7. Dorong keluarga untuk membantu
-kehilangan cairan melalui 2. Tekanan darah, nadi, pasien makan
rute normal suhu tubuh dalam batas 8. Tawarkan snack (jus buah, buah
-kehilangan volume cairan normal segar)
aktif 3. Tidak ada tanda-tanda 9. Atur kemungkinan tranfusi
-kurang pengetahuan tentang dehidrasi, Elastisitas 10. Persiapan untuk tranfusi
kebutuhan cairan turgor kulit baik, Hypovolemia Management
-penyimpangan yang membran mukosa 1. Monitor status cairan termasuk
mempengaruhi absorpsi lembab, tidak ada rasa intake dan ourput cairan
cairan haus yang berlebihan 2. Monitor tingkat Hb dan hematokrit
-penyimpangan yang 3. Monitor tanda vital
mempengaruhi kelebihan 4. Monitor respon pasien terhadap
cairan penambahan cairan
-usia ekstrem 5. Monitor berat badan
6. Dorong pasien untuk menambah
intake oral

2. Risiko infeksi

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Definisi : rentan mengalami Setelah dilakukan asuhan NIC :Infection Control (Kontrol
infasi dan multiplikasi keperawatan selama 1x 8 jam infeksi)
organisme patogenetik yang diharapkan infeksi tidak terjadi 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
dapat menganggu kesehatan NOC : keparahan infeksi : baru pasien lain
Faktor risiko : lahir 2. Batasi pengunjung
-penyakit kronis Definisi :keparahan tanda dan 3. Instruksikan pada pengunjung untuk
-prosedur invasif gejala infeksi selama 28 hari mencuci tangan saat berkunjung dan
-gangguan integritas kulit kehidupan pertama. setelah berkunjung meninggalkan
-pecah ketuban lambat/dini Dengan kriteria hasil : pasien
-imunosupresi 1. Klien bebas dari tanda 4. Cuci tangan setiap sebelum dan
-leukopeni dan gejala infeksi sesudah tindakan keperawatan
-penurunan Hb 2. Mendeskripsikan proses 5. Infection Protection (proteksi
-obesitas/malnutrisi penularan penyakit, terhadap infeksi)
faktor yang 6. Monitor tanda dan gejala infeksi
mempengaruhi penularan sistemik dan lokal
serta penatalaksanaannya 7. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Menunjukkan 8. Monitor kerentangan terhadap
kemampuan untuk infeksi
mencegah timbulnya 9. Inspeksi kulit dan membran mukosa
infeksi terhadap kemerahan, panas, drainase
4. Jumlah leukosit dalam 10. Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
batas normal 11. Instruksikan pasien untuk minum
5. Umbilikus tidak antibiotik sesuai resep
terinfeksi 12. Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
13. Laporkan kecurigaan infeksi
14. Laporkan kultur positif

3.. Gangguan pertukaran gas

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Definisi : Kelebihan atau Setelah dilakukan asuhan NIC : Airway Management
defisit oksigenasi dan atau keperawatan selama 1x 8 jam - Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
eliminasi karbondioksida diharapkan gangguan lift atau jaw thrust bila perlu
pada membran alveolar- pertukaran gas teratasi - Posisikan pasien untuk memaksimalkan
kapiler NOC : ventilasi
Batasan karakteristik : - Respiratory Status : Gas - Identifikasi pasien perlunya pemasangan
- Gangguan penglihatan exchange alat jalan nafas buatan
- Penurunan CO2 - Respiratory Status : - Pasang mayo bila perlu
- Takikardi ventilation - Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Hiperkapnia - Vital Sign Status - Keluarkan sekret dengan batuk atau
- Keletihan suction
- Somnolen Dengan kriteria hasil : - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
- Iritabilitas - Mendemonstrasikan tambahan
- Hypoxia peningkatan ventilasi dan - Lakukan suction pada mayo
- Kebingungan oksigenasi yang adekuat - Berika bronkodilator bial perlu
- Dyspnoe - Memelihara kebersihan - Barikan pelembab udara
- Nasal faring paru paru dan bebas dari tanda - Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- AGD Normal tanda distress pernafasan keseimbangan.
- Sianosis - Mendemonstrasikan batuk - Monitor respirasi dan status O2
- Warna kulit abnormal efektif dan suara nafas yang
(pucat, kehitaman) bersih, tidak ada sianosis dan Respiratory Monitoring
- Hipoksemia dyspneu (mampu - Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan
- Hiperkarbia mengeluarkan sputum, mampu usaha respirasi
- Sakit kepala ketika bangun bernafas dengan mudah, tidak - Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
- Frekuensi dan kedalaman ada pursed lips) penggunaan otot tambahan, retraksi otot
nafas abnormal - Tanda tanda vital dalam supraclavicular dan intercostal
Faktor yang berhubungan : rentang normal - Monitor suara nafas, seperti dengkur
- Ketidakseimbangan - Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
ventilasi - perfusi kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
- Perubahan membran - Catat lokasi trakea
alveolar-kapiler - Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
- Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara
tambahan
- Tentukan kebutuhan suction dengan
mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
- Auskultasi suara paru setelah tindakan
untuk mengetahui hasilnya

4. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Definisi : Berisiko Setelah dilakukan asuhan NIC : Newborn Care
mengalami kegagalan keperawatan selama 1x 8 jam · Pengaturan suhu : mencapai dan atau
mempertahankan suhu tubuh diharapkan ketidakseimbangan mempertahankan suhu tubuh dalam
dalam parameter normal suhu tubuh teratasi range normal
yang dapat menganggu NOC : Termoregulasi · Pantau suhu bayi baru lahir sampai
kesehatan. · Termoregulasi : Newborn stabil
Faktor risiko : · Pantau tekanan darah, nadi, dan
-agens farmaseutikal Dengan kriteria hasil : pernafasan dengan tepat
- Aktvitas yang berlebihan Suhu kulit normal · Pantau warna dan suhu kuilt
-berat badan ekstrem · Suhu badan 36-37 C · Pantau dan laporkan tanda dan gejala
-cedera otak akut · TTV dalam batas hipotermi dan hipertemi.
-Dehidrasi normal · Tingkatkan keadekuatan masukan
-gangguan yang · Hidrasi adekuat cairan dan nurtisi
mempengaruhi regulasi suhu · Tidak hanya menggigil · Tempatkan bayi baru lahir pada
-pakaian yang tidak sesuai · Gula darah DBN ruangan isolasi atau bawah pemanas
untuk suhu lingkungan · Keseimbangan asam · Pertahankan panas tubuh bayi
-peningkatan area permukaan basa DBN · Gunakan matras panas dan
tubuh terhadap rasio berat · Bilirubin DBN selimuthangat yang disesuaikan dengan
badan kebutuhan.
-peningkatan kebutuhan · Berikan pengobatan dengan tepat untuk
oksigen mencegah atau control menggigil
-perubahan laju metabolisme · Gunakan matras sejuk dan mandi
-sedasi dengan air hangat untuk menyesuaikan
-sepsis dengan suhu tubuh dengan tepat
-suhu lingkungan ekstrem Temperature regulation (pengaturan
-suplai lemak subkutan tidak suhu)
memadai · Monitor suhu minimal tiap 2 jam
-termogenesis non-menggigil · Rencanakan monitoring suhu secara
yang tidak efisien kontinyu
-tidak beraktifitas · Monitor TD, nadi, dan RR
-usia ekstrem · Monitor warna dan suhu kulit
· Pemajanan suhu · Monitor tanda-tanda hipertermi dan
lingkungan yang ekstrem hipotermi
· Usia ekstrem · Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
· Berat badan ekstrem · Selimuti pasien untuk mencegah
· Penyakit yang hilangnya kehangatan tubuh
mempengaruhi regulasi suhu · Ajarkan pada pasien cara mencegah
· Tidak beraktivitas keletihan akibat panas
· Pakaian yang tidak · Diskusikan tentang pentingnya
sesuai untuk suhu lingkungan pengaturan suhu dan kemungkinan
· Obat yang efek negative dan kedinginan
menyebabkan fasokontriksi · Beritahu tentang indikasi terjadinya
· Obat yang keletihan dan penanganan emergency
menyebabkan vasodilatasi yang diperlukan
· Sedasi · Ajarkan indikasi dan hipotermi dan
· Trauma yang penanganan yang diperlukan
mempengaruhi pengaturan · Berikan anti piretik jika perlu
suhu  Temperature regulation :
· Intraoperative
· Mempertahankan suhu tubuh
interaoperatif yang diharapkan
· Atur kemungkinan tranfusi
· Persiapan untuk tranfusi
 Fluid Monitoring
· Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi
· Tentukan kemungkinan faktor resiko
dan ketidak seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll)
· Monitor berat badan
· Monitor serum dan elektrolit urine
· Monitor serum dan osmilalitas urine
· Monitor BP < HR, dan RR
· Monitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung
· Monitor parameter hemodinamik
infasif
· Catat secara akutar intake dan output
· Monitor membrari mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
· Catat monitor warna, jumlah dan
· Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
· Monitor tanda dan gejala dan odema
· Beri cairan sesuai keperluan
· Kolaborasi pemberian obat yang dapat
meningkatkan output urin
· Lakukan hemodialisis bila perlu dan
catat respons pasien
 Vital Sign Monitoring
· Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
· Catat adanya fluktuasi tekanan darah
· Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk
· atau berdiri
· Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
· Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
· Monitor kualitas dari nadi
· Monitor adanya pulsus paradoksus
· Monitor adanya pulsus alterans
· Monitor jumlah dan irama jantung
· Monitor bunyi jantung
· Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
· Monitor suara paru
· Monitor pola pernapasan abnormal
· Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
· Monitor sianosis perifer
· Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
· Identifikasi penyebab dan perubahan
vital sign

5. Risiko konstipasi

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Definisi : Rentan mengalami Setelah dilakukan asuhan NIC : Catat tanggal buangair besar terakhir
penurunan frekuensi defekasi keperawatan selama 1x 8 jam Monitor buang air besar termasukfrekuensi,
normal yang disertai dengan diharapkan konstipasi tidak konsistensi, bentuk, volume, dan warna,
kesulitan atau tidak terjadi dengan cara yang tepat
lampiasnya pasase feses dan NOC : Monitor bising usus
atau pasase feses yang keras, Eliminasi usus Lapor peningkatan frekuensi dan atau bising
kering, dan banyak, yang Dengan kriteria hasil : usus bernada tinggi
dapat mengganggu kesehatan -kemudahan BAB Lapor berkurangnya bising usus
Faktor risiko : -suara bising usus dalam batas
 Fungsional normal
 Kebiasaan defekasi tidak -pengeluaran feces tanpa
teratur bantuan
 Kebiasaan menekan
dorongan untuk defekasi
 Kelemahan otot abdomen
 Ketidakadekuatan
kebiasan toileting
 Perubahan lingkungan
baru
 Rata-rata aktivitas fisik
harian kurang dari yang
dianjurkan menurut umur
dan usia
 Mekanis
 Abses rektal
 Firusa anarektal
 Gangguan neurologis
(mis, elektroensefalogram
[EEG] posisitf, trauma
kepala, gangguan kejang)
 Hemoroid
 Kehamilan
 Ketidakseimbangan
elektrolit
 Obesitas
 Obstruksi usus pasca-
bedah
 Pembesaran prostat
 Penyakit hirschsprung
 Prolabs rektal
 Rektokel
 Striktur anal rektal
 Tumor
 Ulkus rektal
 Farmakologis
 Agens farmaseutikal
 Garam besi
 Penyalahgunaan laksatif
 Fisiologis
 Asupan cairan tidak
cukup
 Asupan serat tidak cukup
 Dehidrasi
 Ketidakadekuatan gigi
geligi
 Ketidakadekuatan higiene
oral
 Penurunan motilitas
traktus gastrointestinal
 Perubahan makanan
 Perubahan pola makan
(mis, makanan, waktu
makan)
 Psikologis
 Depresi
 Gangguan emosi
 Konfusi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai