Anda di halaman 1dari 19

SKENARIO 2 :

PRAKTEK DOKTER REUMA PAGI INI

Dengan wajah cerah dr. Reuma memulai polikliniknya pagi ini, walaupun tadi malam kurang tidur
karena harus jaga 24 jam di Unit Gawat Darurat. Pasien pertamanya hari itu seorang anak wanita
bernama Meta, usia 10 tahun berparas cantik, namun terlihat sedikit kurus. Sejak 1 bulan ini keluar
cairan pada bagian atas tungkai kanannya. Setahun yang lalu Meta pernah mengalami bengkak di lutut
kanan, dan didiagnosis sebagai suatu penyakit autoimun. Ketika itu diperiksa Rh factor (RF) dan
ACPA. Rencana akan diberikan DMARD’s tapi hasilnya tidak signifikan. Bengkak bertambah besar,
karena keluarga merasa tidak puas dengan pengobatan RS, Meta dibawa ke tempat pengobatan
alternatif dengan pemijatan. Setelah beberapa kali dipijat, bengkaknya pecah dan mengeluarkan
nanah. Dari hasil pemerikasaan darah didapatkan peningkatan LED dan CRP. Dr Reuma juga
membuat permintaan Rongent foto cruris dextra AP dan lateral. Hasil Rontgen foto cruris didapatkan
sequester dan involucrum pada bagian proksimal tulang Tibia dextra. Dr. Reuma menyampaikan
kepada ibu pasien kalau infeksi tulang Meta sudah kronis dan akan dirujuk ke rumah sakit yang
mempunyai dokter bedah orthopaedi.

Pasien kedua hari ini masuklah seorang nenek berusia 75 tahun dengan langkah tertatih. Nenek
mengeluh sakit lutut kiri sejak 6 tahun ini, dengan rasa nyeri yang semakin meningkat dari hari-
kehari. Kesedihan hati nenek semakin dalam karena saat ini beliau tidak bisa melakukan ibadah shalat
seperti biasa dan harus duduk di kursi saat shalat karena nyeri lutut. Nenek sudah mencoba minum
obat rematik yang dijual bebas di toko obat, namun tidak ada perbaikan. Pada pemeriksaan fisik, dr.
Reuma mendapatkan lutut nenek membengkak, ada krepitasi ketika digerakkan, dan keterbatasan
gerakan fleksi dan ekstensi. Dr. Reuma memutuskan untuk melakukan pemeriksaan rongent foto pada
lutut nenek. Dari pemeriksaan rongent foto, diketahui nenek menderita kerusakan sendi lutut akibat
faktor usia. Kerusakan lutut ini diperberat karena nenek overweight. Berdasarkan pemeriksaan
rongent dokter menyimpulkan kerusakan lutut nenek sudah mencapai derajat 3 menurut kriteria
Kellgren Lawrence. Dokter menerangkan bahwa penyakit nenek tidak bisa sembuh sempurna, namun
untuk mengoptimalkan fungsi sendi, nenek harus berusaha menurunkan berat badan, dan mengurangi
aktivitas yang banyak membebani sendi lutut. Dr. Reuma memberikan analgetik dan merencanakan
merujuk untuk tindakan fisioterapi dan injeksi Hyaluronic acid.

Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Meta dan nenek?

STEP 1 : TERMINOLOGI

1. penyakit autoimun : dalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh (sistem imun)
menyerang sel-sel sehat dalam tubuh Anda sendiri.
2. Rh factor (RF) : adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki
faktor Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus
negatif.
3. ACPA : pemeriksaan Anti-citrullinated protein antibodies. ACPA adalah antibodi
yang bersifat reaktif terhadap peptida dan protein yang mengandung sitrulin, suatu bentuk
modifikasi dari asam amino arginin
4. DMARD’s : Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs) DMARDs (disease-
modifying anti-rheumatic drugs) adalah perawatan tahap awal yang diberikan untuk
menghambat dan meredakan gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen
pada persendian dan jaringan lainnya.
5. Nanah : adalah cairan berwarna kuning keputihan atau kuning kehijauan yang
disebabkan bakteri. Nanah dapat ditumbulkan karena luka kecil, jerawat, dan bisul. Pada
umunya, nanah terdiri dari sel darah putih dan bakteri mati yang disebabkan peradangan.
6. LED : aju Endap Darah (LED) adalah kecepatan mengendapnya sel darah merah
pada tabung khusus pemeriksaan dengan satuan mm/jam (baca: milimeter per jam).
7. CRP : Tes C-Reaktif Protein (CRP) adalah tes darah yang mengukur jumlah
protein (yang disebut protein C-reaktif) dalam darah. Protein C-reaktif mengukur keseluruhan
kadar peradangan dalam tubuh. Kadar CRP yang tinggi disebabkan oleh infeksi dan berbagai
penyakit jangka panjang lain
8. Rongent foto cruris dextra AP dan lateral
9. Sequester : Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati,
namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak
mudah mencair dan mengalir keluar.
10. Involucrum : ada kemungkinan periosteum dari squestrum ini masih aktif melakukan
osteogenesis sehinggadi sekitar squestrum ini terdapat jaringan tulang baru. Rongga tidak dapat
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan
tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum.
11. proksimal tulang Tibia dextra
12. infeksi tulang kronis
13. krepitasi : merupakan istilah serapan dari bahasa Latin, yakni crepitus yang berarti
gemeretak. Bunyi ini dapat muncul berupa derik akibat gesekan ujung-ujung tulang patah, juga
dari pergerakan sendi. Selain itu bunyi gelembung-gelembung udara pada emfisem subkutis bila
ditekan juga merupakan Krepitasi.
14. fleksi : adalah gerak menekuk atau membengkokkan.
15. Ekstensi : adalah gerakan untuk meluruskan
16. rongent foto : adalah jumlah radiasi yang dibutuhkan untuk menghantarkan muatan
positif dan negatif dari 1 satuan elektrostatik muatan listrik dalam 1 cm³ udara pada suhu dan
tekanan standar. Ini setara dengan upaya untuk menghasilkan sekitar 2.08×109 pasang ion.
17. overweight : adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada
umumnya. Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal.
18. analgetik : ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang
digunakan sebagai penahan sakit. Analgesik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti
tramadol.
19. fisioterapi dana injeksi Hyaluronic acid : (HA) merupakan kandungan alami yang sebenarnya
sudah ada pada setiap permukaan kulit manusia. HA dalam tubuh manusia adalah molekul yang
berperan sebagai bantalan sendi, syaraf, dan memberi hidrasi untuk kulit dan rambut berkat
kemampuannya yang mampu menahan kelembapan.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa Meta bisa terlihat sedikit kurus?


2. Mengapa sejak 1 bulan ini keluar cairan pada bagian atas tungkai kanan meta? Dan apa
hubungannya dengan Meta yang terlihat sedikit kurus?
3. Mengapa bisa terjadi bengkak di lutut kanan dan penyakit autoimun? Apa diagnosisnya?
4. Apa indikasi dan tujuan pemeriksaan Rh Factor (RF) dan ACPA?
5. Apa indikasi diberikan DMARD's? Mengapa hasilnya tidak signifikan?
6. Mengapa bengkak bertambah besar pada lutut kanan? Bagaimana efek samping pemijatan di
tempat pengobatan alternatif tsb?
7. Mengapa setelah dipijat bengkak pecah dan mengeluarkan nanah? Bagaimana akibatnya?
8. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan darah? (Peningkatan LED dan CRP)
9. Apa indikasi dan tujuan Rontgen foto cruris dextra AP dan Lateral?
10. Bagaimana interpretasi hasil Rontgen foto cruris? (Didapat Sequester dan Involucrum pada
bagian proksimal tulang tibia dextra) Mengapa hal tsb bisa terjadi?
11. Mengapa terjadi infeksi tulang yang sudah kronis pada Meta? Apa penyebabnya?
12. Mengapa Meta akan di rujuk ke RS yang mempunyai dokter bedah orthopedi?
13. Mengapa langkah nenek usia 75 tahun tsb tertatih?
14. Mengapa nenek mengeluhkan sakit lutut kiri sejak 6 tahun ini, dengan nyeri yang semakin
meningkat dari hari kehari?
15. Mengapa nenek tidak mengalami perbaikan walau sudah meminum ibat reumatik yang dijual
bebas di toko obat?
16. Bagaimana efek samping meminum obat rematik tanpa anjuran dokter?
17. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik nenek? (Lutut membengkak, ada krepitasi
ketika digerakan, keterbatasan gerakan fleksi dan ekstensi) Mengapa hal tsb bisa terjadi?
18. Apa indikasi dilakukan pemeriksaan Rontgen foto pada lutut nenek?
19. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan Rontgen foto nenek? (Kerusakan lutut akibat faktor
usia) mengapa hal tsb bisa terjadi?
20. Bagaimana hubungan kerusakan sendi lutut ini dengan faktor usia dan overweight pada nenek?
21. Apa saja faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kerusakan sendi lutut?
22. Apa saja derajat kerusakan lutut menurut kriteria Kellgren Lawrence dan bagaimana
interpretasi hasil kerusakan lutut nenek? (mencapai derajat 3)
20. Mengapa penyakit nenek tidak bisa sembuh sempurna?
21. Mengapa dengan menurunkan BB dan mengurangi aktivitas yang banyak membebani lutut bisa
mengoptimalkan fungsi sendi? Apa saja cara lainnya untuk mengoptimalkan fungsi sendi?
22. Apa indikasi dan tujuan diberikan analgetik pada nenek?
23. Apa indikasi dan manfaat tindakan fisioterapi dana injeksi Hyaluronic acid? Mengapa nenek
dirujuk untuk melakukan tindakan fisioterapi dana injeksi Hyaluronic acid tsb?

STEP 3 : BRAIN STORMING

1. Mengapa Meta bisa terlihat sedikit kurus?


Radang sendi

Kondisi rheumatoid atau radang adalah kondisi inflamasi. Ini berdampak negatif pada selera
makan penderitanya.

Oleh karena itu, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Kondisi ini juga menyebabkan radang usus, yang pada gilirannya menyebabkan penyerapan
nutrisi, dan penurunan berat badan yang tidak sehat.

2. Mengapa sejak 1 bulan ini keluar cairan pada bagian atas tungkai kanan meta? Dan apa
hubungannya dengan Meta yang terlihat sedikit kurus?
•Air di lutut adalah istilah umum untuk akumulasi kelebihan cairan pada atau di sekitar sendi
lutut. Dokter mungkin merujuk kondisi ini sebagai sebuah effusion (pengumpulan cairan) di
sendi lutut. Air di lutut mungkin disebabkan oleh trauma, cedera berlebihan, serta penyakit atau
kondisi yang mendasari. Untuk menentukan penyebab air di lutut, dokter mungkin perlu
mendapatkan sampel dari cairan untuk menguji ada atau tidaknya infeksi, penyakit atau cedera.
Air di lutut dapat disebabkan oleh berbagai jenis gangguan, mulai dari cedera traumatis hingga
penyakit serta kondisi-kondisi lainnya. Cedera Kerusakan pada setiap bagian dari lutut dapat
menyebabkan penumpukan cairan berlebih pada sendi (dan menimbulkan rasa sakit). Contoh
cedera traumatis yang menyebabkan penumpukan cairan di dalam dan sekitar sendi lutut
adalah: •Patah tulang
•Cedera Meniskus
•Cedera Ligamen air
•Cedera akibat penggunaan salah satu bagian tubuh (terutama lutut) secara berlebihan Penyakit
dan kondisi lain Penyakit mendasar dan kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan penumpukan
cairan di dalam dan sekitar sendi lutut meliputi:
•Osteoartritis
•Rheumatoid arthritis
•Infeksi Gout
•Pseudogout
•Bursitis
•Kista
•Gangguan perdarahan Tumor

Sebenarnya penyakit rematik (rheumatoid arthritis) termasuk ke dalam salah satu jenis radang
sendi atau arthritis. Namun, memang jenis radang sendi tersebut lebih sering ditemui pada
orang yang telah lanjut usia.

Meski masih dalam masa pertumbuhan, anak-anak ternyata bisa terserang radang sendi.
Namun, memang jenisnya berbeda dari rematik. Radang sendi pada anak yang harus Anda
waspadai adalah juvenile idiopathic arthritis atau rematik pada anak.

Diketahui jika kondisi ini dapat dialami oleh satu dari 1.000 anak, sehingga memang bisa
dibilang gangguan kesehatan ini tak terlalu umum terjadi pada anak. Juvenile idiophatic
arthritis dapat dialami oleh anak di bawah usia 16 tahun.
3. Mengapa bisa terjadi bengkak di lutut kanan dan penyakit autoimun? Apa diagnosisnya?
Juvenil idiophatic arthritis sebenarnya termasuk penyakit autoimun yang sampai saat ini belum
diketahui penyebab pastinya. Namun, penyakit ini dapat muncul akibat kesalahan dari sistem
imun tubuh yang justru menyerang jaringan serta sel-sel tubuh yang baik.

Jadi, pada anak yang mengalami juvenil idiophatic arthritis, lapisan sinovial – lapisan sendi
yang berperan sebagai pelumas sendi – mengalami kerusakan akibat peradangan. Peradangan
lapisan ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan tersebut,
sehingga muncul radang.

4. Apa indikasi dan tujuan pemeriksaan Rh Factor (RF) dan ACPA?


Tujuan rf
Tujuan Untuk mengetahui adanya RF (Rheumatoid Factor) secara kualitatif dan semi
kuantitatif pada sampel serum. II. Dasar Teori Rheumatoid Factor adalah imunoglobulin yang
bereaksi dengan molekul IgG. Pemeriksaan rheumatoid factor dipakai untuk mendiagnosa
ataupun memantau Rheumatoid Arthritis. Semua penderita Rheumatoid Arthritis (RA)
menunjukkan antibodi terhadap IgG yang disebut faktor rheumatoid atau antiglobulin. (Agnes
Sri Harti, Dyah Yuliana, 2007). Pada umumnya penyakit RA awalnya yang terserang adalah
sendi tangan dan kaki disertai rasa nyeri. Menurut buku Asuhan Keperawatan pada Klien
Lanjut Usia, Kusharyadi (2010) Rheumatoid Artritis merupakan penyakit inflamasi sistemik
kronis yang tidak diketahui penyebabnya. Kadar RF yang sangat tinggi menandakan prognosis
buruk dengan kelainan sendi yang berat dan kemungkinan komplikasi sistemik. (Agnes Sri
Harti, Dyah Yuliana, 2007). Menurut Kriteria ACR&EULAR (American College of
Rheumatology and European League Against Rheumatism) 2010, diagnosis RA terdapat dua
parameter laboratorium yaitu rheumatoid factor (RF) dan anti citruliinated protein antibodies
(ACPA) diantaranya anti CCP (anti cyclic citrullinated protein antibody) atau anti MCV (anti
mutated citrullinated Vimentin) serta laju endap darah (LED) & CRP (Aletaha D, dkk. 2010).
Untuk uji skrining terhadap pemeriksaan rheumatoid factor dapat dilakukan dengan metode
aglutinasi dimana darah dicampurkan dengan partikel lateks yang dilapisi oleh antibody IgGÂ
manusia. Jika darah tersebut mengandung factor rheumatoid, larutan lateks tersebut akan
membentuk gumpalan atau aglutinasi sehingga sampel serum yang diperiksa mengandung RF,
maka akan terbentuk aglutinasi.
Pemeriksaan antibodi citrulline

Tes darah biasanya dijalankan untuk membantu membuat diagnosis rheumatoid arthritis. Tes
ini adalah memeriksa antibodi tertentu termasuk anti-cyclic antibodi citrullinated peptida
(ACPA), faktor rheumatoid (RF), dan antibodi antinuclear (ANA), yang hadir dalam sebagian
besar pasien RA.

Faktor reumatoid (RF) muncul sekitar 75-80 persen dari pasien RA, dan RF yang tinggi dapat
menunjukkan bentuk yang lebih agresif dari penyakit. Antibodi antinuklear (ANA) tidak
spesifik untuk diagnosis untuk RA, namun kehadiran mereka dapat menunjukkan kepada dokter
bahwa gangguan autoimun dapat ada.

5. Apa indikasi diberikan DMARD's? Mengapa hasilnya tidak signifikan?


Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs) dapat mempengaruhi perkembangan
penyakit, tetapi membutuhkan waktu 4-6 bulan pengobatan untuk mendapatkan respons
terapetik penuh. Pada anak, jika salah satu DMARDs ini tidak menunjukkan manfaat yang
objektif dalam 6 bulan sejak awal memulai pengobatan atau 3 bulan setelah waktu pengobatan
maksimum, penggunaan obat ini sebaiknya dihentikan dan dicoba diberikan obat yang berbeda.
Biasanya pengobatan dimulai dengan AINS tunggal, karena pada beberapa bulan pertama
pengobatan, biasanya, kondisi reumatik artritisnya sulit diduga dan diagnosisnya tidak pasti.
Agen biologis digunakan secara spesifik melawan mediator inflamasi sendi. Pada kasus-kasus
RA dengan respon terapi DMARDs yang tidak memuaskan, dapat diberikan terapi agen
biologis, seperti: Ritixomab diberikan 500-1000 mg secara intravena pada hari ke 1 dan ke 15.
Anakinra adalah human recombinant antagonist reseptor anti IL-1, diberikan setiap hari secara
subkutan 100mg. Anakinra dapat mengurangi gejala RA dan menghambar perubahan
radiologis, tetapi keuntungan penggunaannya masih di bawah penghambat TNF. Sehingga,
hanya digunakan pada pasien dengan refrakter. Abatacept dan rituximab digunakan pada RA
moderat dan berat yang mengalami respon inadekuat, dengan penggunaan DMARDs atau yang
telah gagal dengan penggunaan penghambat TNF.

6. Mengapa bengkak bertambah besar pada lutut kanan? Bagaimana efek samping
pemijatan di tempat pengobatan alternatif tsb?
Pada dasarnya, pijat dapat menurunkan produksi hormon stres dalam tubuh, meningkatkan
produksi serotonin, dan memperbaiki suasana hati seseorang. Beberapa jenis pijat dapat
membantu mengurangi keluhan pada Anda yang memiliki artritis atau nyeri sendi atau biasa
dikenal dengan istilah rematik. Pemijatan sendiri sebenarnya tidak dilarang, namun tehnik yang
digunakan harus tepat. Pemijatan yang tidak tepat akan membuat daerah yang sedang meradang
akan semakin terasa nyeri dan memperparah rematik itu senditi. Sebelum memutuskan untuk
dipijat, konsultasikan dahulu dengan dokter Anda agar dapat dipastikan bahwa teknik pemijatan
tersebut aman untuk kondisi Anda.

Ketika mempertimbangkan untuk dipijat, waspadalah bila terdapat kondisi medis berikut:

Kerusakan atau pengikisan sendi akibat artritis.


Episode akut peradangan, demam, atau ruam pada kulit.
Osteoporosis berat.
Tekanan darah tinggi, terutama yang tidak terkontrol dengan pengobatan.
Varises pembuluh darah vena.
Beberapa jenis teknik pijat yang dapat dilakukan pada pasien artritis adalah myofascialrelease,
refleksologi, hot stone/cold stone massage, trigger point massage, dan sebagainya. Program
terapi fisik atau rehabilitasi medis pasien artritis yang dirancang oleh dokter juga umumnya
meliputi teknik pemijatan yang disesuaikan dengan kondisi medis pasien.

Pasien yang memiliki artritis kronis dapat memperoleh manfaat dari teknik pemijatan secara
teratur (baik itu dilakukan sendiri di rumah maupun dengan bantuan terapis di klinik), yakni
dapat mengurangi rasa nyeri dan kekakuan akibat radang sendi, serta membantu meningkatkan
kualitas tidur pasien.

7. Mengapa setelah dipijat bengkak pecah dan mengeluarkan nanah? Bagaimana


akibatnya?

8. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan darah? (Peningkatan LED dan CRP)


Laju endap darah (LED) meningkat merupakan respon inflamasi akut. LED dipengaruhi oleh
protein-protein plasma fibrinogen. Peningkatan LED dijumpai pada kasus-kasus high grade
inflamasi antara lain, SLE, RA, scleroderma, atau akut arthritis. LED ini merupakan
pemeriksaan non spesifik karena LED ini secara tidak langsung mengukur konsentrasi eritrosit.
LED juga meningkat pada kasus obesitas, usia manula dan wanita. Untuk mengevaluasi kadar
normal LED dapat digunakan rumus berikut ini: pada laki-laki = umur / 2, pada wanita = umur
+ 10 / 2.

Inflamasi adalah reaksi di jaringan tubuh yang terutama diperankan oleh pembuluh darah dan
leukosit sebagai respons terhadap: infeksi, kerusakan jaringan (trauma, iskemia, radiasi, luka
bakar, frost bite, paparan zat kimia toksik), penyakit autoimun.4 Pada inflamasi, makrofag
mengeluarkan interleukin-1 dan interleukin 6 yang akan menstimulasi hati untuk meningkatkan
produksi protein fase akut.5 Peningkatan protein fase akut inilah yang kemudian akan
mempercepat LED & menjadi dasar penggunaan LED sebagai salah satu petanda inflamasi.

C-reactive protein (CRP) disintesa pada hati dan meningkat pada respon fase akut. Fungsi
dari CRP ini juga tidak diketahui. diduga sebagai pro inflamatori dengan mengaktivasi protein.
Untuk interpretasi CRP perlu tahu nilai normal dari laboratorium, meningkat pada kasus-kasus
inflamasi ataupun infeksi. untuk menghitung secara akurat kadar CRP adalah sebagai berikut:
wanita = umur / 65 + 0,7mg/dL, laki-laki = umur / 65 + 0,1 mg/dL.

Pada SLE aktif meskipun LED meningkat namun tidak diikuti dengan peningkatan kadar CRP.
Peningkatan CRP pada SLE biasanya oleh karena infeksi, namun tidak mutlak. Pada SLE aktif
kadang disertai peningkatan CRP yang menyerupai infeksi. LED dan CRP suatu pemeriksaan
non spesifik dan tidak sensitif. Pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menilai adanya
inflamasi. Pada kasus-kasus tertentu digunakan untuk monitor terapi. Pada laporan studi
menyatakan bahwa 10% pasien RA dengan aktivitas moderat didapatkan LED yang normal.

9. Apa indikasi dan tujuan Rontgen foto cruris dextra AP dan Lateral?

10. Bagaimana interpretasi hasil Rontgen foto cruris? (Didapat Sequester dan Involucrum
pada bagian proksimal tulang tibia dextra) Mengapa hal tsb bisa terjadi?
Nekrosis iskemik tulang menghasilkan pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar
(sequester). Ketika nanah menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada
jaringan lunak, dan peningkatan periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar
sequester.

Pada osteomielitis gambaran foto polos radiologi yang dapat ditemukan adalah hilangnya
gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan involucrum. Namun
gambaran-gambaran tersebut terhantung dari perjalanan penyakitnya. Tanda-tanda awal
gambaran radiografi dari infeksi tulang ialah edema jaringan lunak dan hilangnya bidang fasia.
Ini biasanya ditemui dalam waktu 24 hingga 48 jam dari onset infeksi. Perubahan paling awal
pada tulang adalah bukti adanya lesi litik destruktif, biasanya dalam waktu 7 sampai 10 hari
setelah terjadinya infeksi (Gambar 2.1) (1) Gambar 2.1 Osteomielitis akut. Seorang anak laki-
laki berusia 7 tahun menderita demam dan lutut yang menyakitkan selama 1 minggu. Gambaran
radiografi anteroposterior lutut kiri menunjukkan gambaran tanda-tanda radiografi awal dari
infeksi tulang: daerah osteolytic menunjukan adanya kerusakan pada segmen metafisis dari
femur distal (panah) dan pembengkakan jaringan lunak (panah terbuka). (1) Dalam waktu 2
sampai 6 minggu, ada kerusakan progresif dari tulang kortikal dan medula, peningkatan
sklerosis endosteal menunjukkan pembentukan tulang reaktif baru, dan reaksi periosteal
(Gambar 2.2 dan 2.3). Dalam 6 sampai 8 minggu, adanya sequester menunjukkan daerah tulang
nekrotik yang menjadi jelas, mereka dikelilingi oleh involucrum padat, menggantikan sarung
tulang baru periosteal (Gambar 2.2 dan 2.3). Sequester dan involucrum berkembang sebagai
hasil dari akumulasi eksudat inflamasi (nanah), yang menembus korteks dan menggundulinya
dari periosteum, sehingga merangsang lapisan dalam untuk membentuk tulang baru. Tulang
baru yang dibentuk pada gilirannya akan terinfeksi juga, dan barrier yang dihasilkan infeksi
tersebut menyebabkan korteks dan spongiosa menjadi kehilangan pasokan darah dan menjadi
nekrosis. Pada tahap ini, disebut osteomielitis kronis, sebuah saluran sinus sering bentuk
(Gambar 2.5). Sequester yang kecil secara bertahap akan diserap kembali, atau mungkin
diekstrusi (extruded) melalui saluran sinus.

11. Mengapa terjadi infeksi tulang yang sudah kronis pada Meta? Apa penyebabnya?
Panjangnya gejala klinis, periode diam (quiescence) yang panjang, dan eksaserbasi berulang
merupakan ciri khas dari osteomielitis kronis. Saluran sinus antara tulang dan kulit dapat
menghasilkan material yang purulent dan kadang-kadang membuat potongan-potongan tulang
yang nekrotik. Peningkatan produksi material yang purulent, nyeri, atau bengkak sebagai tanda
suatu eksaserbasi, disertai dengan peningkatan kadar C reactive protein (CRP) dan ESR.
Demam jarang terjadi kecuali bila obstruksi dari saluran sinus menyebabkan infeksi jaringan
lunak. Komplikasi akhir yang jarang ialah fraktur patologis, karsinoma sel skuamosa pada
saluran sinus, dan amyloidosis

nfeksi dapat terjadi secara : 1. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok. 2.
Kontaminasi dari luar yaitu fraktur terbuka dan tindakan operasi pada tulang 3. Perluasan
infeksi jaringan ke tulang di dekatnya. (10) Mikroorganisme memasuki tulang bisa dengan cara
penyebarluasan secara hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus yang berdekatan dengan
infeksi, atau karena luka penetrasi. Trauma, iskemia, dan benda asing meningkatkan kerentanan
tulang akan terjadinya invasi mikroba pada lokasi yang terbuka (terekspos) yang dapat
mengikat bakteri dan menghambat pertahanan host. Fagosit mencoba untuk menangani infeksi
dan, dalam prosesnya, enzim dilepaskan sehingga melisiskan tulang. Bakteri melarikan diri dari
pertahanan host dengan menempel kuat pada tulang yang rusak, dengan memasuki dan
bertahan dalam osteoblast, dan dengan melapisi tubuh dan lapisan yang mendasari tubuh
mereka sendiri dengan pelindung biofilm yang kaya polisakarida. Nanah menyebar ke dalam
saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseous dan mempengaruhi aliran darah.
Disebabkan infeksi yang tidak diobati sehingga menjadi kronis, nekrosis iskemik tulang
menghasilkan pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar (sequester). Ketika nanah
menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan lunak, dan peningkatan
periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar sequester. (3) Mikroorganisme,
infiltrasi neutrofil, dan kongesti atau tersumbatnya pembuluh darah merupakan temuan
histologis utama osteomielitis akut. Fitur yang membedakan dari osteomielitis kronis, yaitu
tulang yang nekrosis, dicirikan oleh tidak adanya osteosit yang hidup. Terdapat sel
mononuklear yang dominan pada infeksi kronis, dan granulasi dan jaringan fibrosa
menggantikan tulang yang telah diserap kembali oleh osteoklas. Pada tahap kronis, organisme
mungkin terlalu sedikit untuk dilihat pada pewarnaan.

12. Mengapa Meta akan di rujuk ke RS yang mempunyai dokter bedah orthopedi?
Karena Osteomielitis merupakan kompetensi 3B sehingga harus dirujuk ke dokter spesialis dan
dilayanan primer hanya bisa mendiagnosis dan memberi tatalaksana awal

13. Mengapa langkah nenek usia 75 tahun tsb tertatih?


Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit sendi
menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan
tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun.

PENYEBAB
Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah sehingga tidak akan
mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat berlebihan atau mengalami cedera.
Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada sel-sel yang membentuk
komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat) dan
proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting tulang rawan).

Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan menipis dan
membentuk retakan-retakan di permukaan.
Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang yang terletak dibawah kartilago
tersebut, sehingga tulang menjadi rapuh.
Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan menyebabkan benjolan
(osteofit), yang bisa dilihat dan bisa dirasakan. Benjolan ini mempengaruhi fungsi sendi yang
normal dan menyebabkan nyeri.

Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi kasar dan
berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus.
Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon dan tulang rawan)
mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi.

14. Mengapa nenek mengeluhkan sakit lutut kiri sejak 6 tahun ini, dengan nyeri yang
semakin meningkat dari hari kehari?
Fase nyeri: Pada fase ini terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik dan penurunan
aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan penumpukan trombus dan komplek lipid pada
pembuluh darah subkondral sehingga menyebabkan terjadinya iskemik dan nekrosis jaringan.
Hal ini mengakibatkan lepasnya mediator kimia seperti prostaglandin dan interleukin yang
dapat menghantarkan rasa nyeri. Rasa nyeri juga berupa akibat lepasnya mediator kimia seperti
kinin yang dapat menyebabkan peregangan tendo, ligamen serta spasme otot-otot. Nyeri juga
diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari
medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena intramedular akibat stasis vena pada pada proses
remodelling trabekula dan subkondrial.

Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada
tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian
dari sendi yang melapisi ujung dari tulang, untuk memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan
pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala
kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.
Rasa nyeri semakin berat bila melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri
diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri semakin
ringan dengan istirahat.
15. Mengapa nenek tidak mengalami perbaikan walau sudah meminum ibat reumatik yang
dijual bebas di toko obat?
Tidak tepat dosis, tepat indikasi, tepat obat, dan cara pemberian

16. Bagaimana efek samping meminum obat rematik tanpa anjuran dokter?

17. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik nenek? (Lutut membengkak, ada
krepitasi ketika digerakan, keterbatasan gerakan fleksi dan ekstensi) Mengapa hal tsb
bisa terjadi?
 Pembengkakan sendi (swelling in a joint)
Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan bertambahnya
cairan sendi atau keduanya
 Krepitasi : sensasi suara gemeratak yang sering ditemukan pada tulang sendi rawan.
Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi
digerakkan secara aktif maupun secara pasif.
Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan
adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring
dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu. Gemeretak
yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
 Kekakuan sendi : kekakuan pada sendi sering dikeluhkan ketika pagi hari ketika setelah
duduk yang terlalu lama atau setelah bangun pagi.
Nyeri akan menyebabkan keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan keseimbangan otot,
kesulitan dan keterbatasan dalam beraktifitas.

18. Apa indikasi dilakukan pemeriksaan Rontgen foto pada lutut nenek?
19. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan Rontgen foto nenek? (Kerusakan lutut akibat
faktor usia) mengapa hal tsb bisa terjadi?
Berdasarkan gambaran radiologi, OA lutut dapat diklasifikasikan dalam lima grade menurut
Kellgren – Lawrence, yaitu:
Grade 0 : tidak ditemukan penyempitan ruang sendi atau perubahan reaktif „
Grade 1 : penyempitan ruang sendi meragukan dengan kemungkinan bentukan osteofit „ Grade
2 : osteofit jelas, kemungkinan penyempitan ruang sendi „
Grade 3 : osteofit sedang, penyempitan ruang sendi jelas, nampak sklerosis, kemungkinan
deformitas pada ujung tulang „
Grade 4 : osteofit besar, penyempitan ruang sendi jelas, sklerosis berat, nampak deformitas
ujung tulang

Adapun gambaran radiologis sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :


 Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung
beban)
 Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
 Kista tulang
 Osteofit pada pinggir sendi
 Perubahan struktur anatomi sendi.

20. Bagaimana hubungan kerusakan sendi lutut ini dengan faktor usia dan overweight pada
nenek?
a. Usia
Dengan pertambahan usia akan terjadi penurunan volume kartilago, kandungan
proteoglikan, vaskularisasi kartilago, dan perfusi kartilago. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan karakteristik yang dapat ditemukan pada gambaran radiologi,
termasuk penipisan pada celah persendian, dan timbulnya ostheopite. Namun demikian,
penelitian mengenai biokimia dan patofisiologi OA mendukung gagasan bahwa usia itu
sendiri sudah cukup menjadi penyebab OA.
b. Obesitas
Obesitas meningkatkan tekanan mekanik pada sendi yang menjadi tumpuan tubuh. Hal
tersebut erat kaitannya dengan OA pada lutut dan pada bagian yang terendah dari panggul.
Sebuah studi yang mengevaluasi hubungan di antara body mass index (BMI) lebih dari 14
tahun dan nyeri lutut pada tahun 15 pada 594 wanita ditemukan bahwa BMI yang tinggi
pada tahun 1 dan sebuah peningkatan BMI yang signifikan lebih dari 15 tahun merupakan
predictor dari nyeri lutut secara bilateral pada tahun ke 15. Hubungan di antara peningkatan
BMI dan nyeri lutut tidak tergantung pada perubahan radiologi (Carlos J Lozada et al,
2015). Selain berpengaruh pada efek mekanik, obesitas mungkin menjadi faktor resiko
terjadinya inflamasi pada OA. Obesitas berhubungan dengan peningkatan level (baik
sistemik maupun intra articular) adipokinesis (sitokin yang berasal dari jaringan adipose),
yang mungkin menyebabkan inflamasi pada sendi.

Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa tubuh dapat meningkatkan beban tekan
lutut sekitar 4 kilogram.

21. Apa saja faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kerusakan sendi lutut?
Dr dr Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS mengatakan kerusakan tulang rawan pada lutut
bisa terjadi karena berbagai hal, di antaranya trauma dan beban. Kedua hal tersebut tak hanya
bisa merusak tulang rawan, tapi juga jaringan lain di sendi lutut.

dr Basuki menjelaskan kerusakan tulang rawan akibat trauma biasanya terjadi karena benturan
(trauma) benda tumpul yang berlangsung terus-menerus. Proses ini menyebabkan gangguan
keseimbangan biologis tulang rawan.
Gangguan keseimbangan biologis menyebabkan kerusakan pada sel kondrosit, hilangnya zat
proteoglikan dan munculnya jaringan kolagen yang tidak normal. Hal ini menyebabkan
kerusakan pada tulang rawan.

Penyebab lain yakni beban atau faktor mekanik dikatakan dr Basuki biasa terjadi pada kondisi
sendi lutut yang tanpa tekanan atau sebaliknya, mendapat tekanan berlebihan. Kondisi tanpa
tekanan yang memicu kerusakan tulang rawan biasa terjadi pada sendi lutut yang tidak
digerakkan sehingga menyebabkan terhambatnya interaksi jaringan penyangga dengan sel
kondrosit.

Sementara, tekanan berlebihan biasanya terjadi pada orang yang mengalami kegemukan
(obesitas), sedang hamil, dan melakukan pekerjaan dengan beban seperti pekerja tambang.
Tekanan tersebut menyebabkan stres mekanik dan memicu kerusakan pada tulang rawan sendi.

Tekanan lain misalnya aktivitas high impact, seperti naik-turun tangga, olahraga lari, maraton,
taekwondo, dan tenis.

Faktor genetik.

Biasanya orang yang mengalami nyeri sendi cenderung menurunkan penyakit tersebut kepada
anak-anaknya. Sehingga muncullah kesimpulan bahwa penyakit arthritis diturunkan dari
generasi ke generasi. Jika seorang Ayah mengalami nyeri pada persendian dapat dipastikan
bahwa anak lelaki dalam keluarga tersebut akan mengalaminya juga kelak, ketika sudah
dewasa/ usia tua. Ini adalah faktor penyebab yang tidak dapat dicegah sedini mungkin
melainkan yang dibutuhkan adalah bersiap-sedia untuk menghadapinya.

Faktor fisiologi – pembesaran tulang.

Seperti telah kami katakan sebelumnya bahwa pada saat masa pertumbuhan tulang rawan dan
sejati akan memanjang. Akan tetapi saat masa pertumbuhan telah berhenti maka tulang rawan
dan sejati akan membesar untuk memperkeras (memadatkan) dan memperkuat (memperkokoh)
strukturnya sehingga tidak mudah mengalami cidera. Keadaan ini menyebabkan pembuluh
darah yang berada di bawah tempurung lutut terhimpit sehingga kristal asam urat akan
tersangkut di daerah tersebut. Inilah yang membuat sendi anda akan terasa sakit saat digerakan.

Faktor perilaku – terlalu lama duduk.

Kebanyakan manusia memang semakin sejahtera semakin sering dia duduk dalam menjalani
harinya. Mereka berpikir bahwa lebih banyak duduk itu adalah hebat. Padahal terlalu bersantai
menjalani hidup dapat menjadi pemicu terjadinya lipatan pembuluh darah pada daerah di bawah
tumit. Kebiasaan terlalu lama duduk otomatis membuat lipatan pembuluh darah tersebut
semakin sering terbentuk. Akibatnya, banyak kristal asam urat yang tertambat di sana. Oleh
karena itu, jangan biasakan terlalu lama pw di atas kursi, melainkan galuti juga aktivitas bekerja
sambil berdiri dan lakukan jongkok untuk menyeimbangkannya.

Mekanisme imunitas (RF).

Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya yang di kenal sebagai
faktor rematoid (rheumatoid factor). Anti bodynya adalah suatu faktor antigama globulin (IgM)
yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100, Biasanaya di kaitkan
dengan vaskulitis dan prognosis yang buruk.

Penyakit asam urat.


Sering disebut sebagai gout, merupakan penumpukan kristal asam urat di daerah lutut. Ada
banyak persendian yang akan diserang oleh penyakit ini dimana diawal-awal persendian di
daerah jempol dan lutut. Ditandai dengan kemerahan, rasa nyeri yang sangat dan membesarnya
daerah (organ) yang mengalami peradangan.

Pseudogout.

Keadaannya hampir sama dengan gout hanya saja yang menyebabkan sumbatan adalah kristal
kalsium. Biasanya akan menyerang daerah lutut lalu menjalar ke persendian pada jempol kaki.
Keadaan ini juga turut disebabkan oleh karena aliran darah yang tidak lancar karena sumbatan
oleh kristal kalsium.

Faktor usia.

Degenerasi organ pada usia tua (lanjut usia) menyebabkan nyeri sendiri mudah diderita oleh
orang-orang ini. Biasanya orang usia lanjut akan mengalami degenerasi permukaan sendi
karena pengikisan (erosi) dan kalsifikasi. Akibatnya jaringan ikat, ligamen dan kartilago akan
mengalami penurunan fungsi elastisitas. Lansia (60 tahun keatas) cenderung mengalami
berbagai penyakit degeneratif yang tidak bisa lagi disembuhkan secara total melainkan
menekan/ meminimalisir efek (pengaruhnya) terhadap tubuh dan memperlambat laju kerusakan
yang timbul.

Faktor lingkungan.

Ada teori yang menyatakan bahwa penyebab radang sendi dipengaruhi oleh perumahan yang
buruk karena terletak di daerah yang terlalu lembab. Kami sendiri tidak menyetujui alasan ini
sebab Indonesia yang terletak di daerah tropis otomatis setiap rumah berada dilingkungan yang
lembab. Ini adalah salah satu faktor acak sebab orang yang berada di daerah berkelas dan jauh
dari lingkungan yang lembab juga bisa mengalami osteoarthritis.

Jenis makanan yang dikonsumsi.

Makanan tertentu mengandung kadar asam urat yang tinggi seperti sayuran dan daging. Ada
baiknya jikalau anda membatasi konsumsi terhadap segala jenis sayur, buah (misal jengkol,
durian) dan daging. Tetapi harap dipahami bahwa membatasi konsumsi bukan berarti bahwa
tidak memakan sayur, buah tertentu dan daging sama sekali melainkan mengurangi porsinya
setiap kali makan.

Konsumsi makanan yang berlebihan.

Kami sendiri merasa bersyukur menderita radang sendi sebab ini menjadi salah satu indikator
penting untuk menegaskan bahwa makanan yang dikonsumsi sudah berlebihan. Konsumsi yang
berlebihan biasanya menyebabkan beban pembuluh darah lebih tinggi untuk membawa sari-sari
makanan. Keadaan ini menyebabkan pembuluh arteri yang terjepit di bawah tempurung lutut
tertekan sehingga menyebabkan nyeri yang cukup berkesan sampai membuat anda berhenti
makan.

Kurang gizi – gizi buruk.

Kurangnya asupan kalsium dan garam yang dikonsumsi dapat menyebabkan seseorang
mengalami pengapuran tulang. Tubuh akan memenuhi asupan kalsium dengan mengambilnya
langsung dari tulang sehingga hampir semua tulang menjadi keropos karena mengalami
penipisan termasuk di daerah tulang rawan persendian lutut. Oleh karena itu jagalah asupan
kalsium dalam makanan anda dengan memenuhi kebutuhan garam harian lebih kurang 9 gram
per hari.
Kurangnya aktivitas fisik.

Fungsi pergerakan dilakukan oleh persendian sinovial yang di dalamnya terdapat cairan khusus.
Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang
memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Saat kita bergerak
sekresi cairan ini akan berjalan lancar dan kontinu (terus-menerus). Itulah dimana kita selalu
beraktivitas hari lepas hari atau setidak-tidaknya melakukan olahraga rutin, minimal 30 menit
dalam seminggu. Kebugaran sendi membuat sekresi cairan sinovial lancar tetapi bagi yang
kurang bergerak akan membuat pengeluarannya terhambat. Keadaan ini akan membuat lutut
secara otomatis menjadi terasa sakit saat digerakkan.

Obesitas (kegemukan).

Orang yang memiliki berat badan yang lebih besar secara otomatis membuat tekanan di area lutut
meninggi. Keadaan ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang terjadi semakin tinggi
sehingga resiko tersangkutnya partikel asam urat di dalam pembuluh darah juga tinggi. Oleh karena
itu, seberapa besarpun berat badan, seseorang harus mengimbanginya dengan latihan penguatan lutut
yang dilakukan secara rutin.

Diabetes melitus.

Biasanya diabetes tipe I akan mengalami komplikasi hingga menyebabkan nyeri sendi. Keadaan ini
terjadi karena gula darah terus-menerus berada dalam keadaan tidak terkendali (kurang terkontrol
dengan ketat) sehingga merusak syaraf. Penyakit ini dikenal juga dengan istilah diabetes neuropati
yang salah satu sasarannya adalah persendian di daerah lutut.

Telah terjadi trauma.

Biasanya terjadi akibat benturan oleh benda tumpul yang menyebabkan timbulnya luka dalam
(pendarahan lutut), yaitu retaknya tulang rawan, ligamen robek dan jaringan ikat lainnya yang
mengalami trauma.

Infeksi oleh mikroorganisme.

Saat tubuh terpapar oleh kuman tertentu, keadaan ini membuat darah mengandung kuman terbawa lari
hingga ke persendian. Karena lekukan dan jepitan yang cukup kuat di daerah tersebut maka banyak
kuman yang tertahan di sana sehingga menimbulkan peradangan dan reaksi inflamasi.

Kanker.

Penyakit keganasan “kenker” Merupakan salah satu faktor hidup yang membuat sel ganas mudah
tersangkut di daerah tempurung lutut yang terhimpit oleh tulang rawan dan jaringan ikat.

Hemofilia.

Partikal sel darah merah yang pecah di dalam darah menciptakan butiran yang halus tetapi
menumpuk-numpuk di sendi lutut sehingga membuatnya membengkak hingga terasa sakit

22. Apa saja derajat kerusakan lutut menurut kriteria Kellgren Lawrence dan bagaimana
interpretasi hasil kerusakan lutut nenek? (mencapai derajat 3)

Derajat 0 : radiologi normal.


Derajat 1 : penyempitan celah sendi meragukan
Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah sendi yang jelas
Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel, penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dankemungkinan
deformitas kontur tulang
Derajat 4 : osteofit yang besar, penyempitan celah sendi yang nyata, sklerosis yang beratdan
deformitas kontur tulang yang nyata

23. Mengapa penyakit nenek tidak bisa sembuh sempurna?

Osteoarthritis (OA) atau yang lebih dikenal dengan nyeri sendi merupakan penyakit tulang kronik
yang disebabkan pelunakan dan disintegrasi serta penipisan dari tulang rawan yang menjadi pelapis

ujung tulang persendian. Dokter spesialis


ortopedi dan traumatology Rumah Sakit
Jakarta Adrian W. Tarigan mengatakan OA
bisa disertai dengan pembentukan tulang dan
tulang rawan baru pada tepi sendi (osteofit)
dan terjadi fibrosis kapsul sendi.

OSTEOARTHRITIS Adalah salah satu jenis


dari keluarga besar penyakit arthritis yang
paling sering terjadi. Sering disebut juga
degeneratif osteoarthritis atau hipertropic
OA. OA merupakan radang sendi yang
bersifat kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa integrasi (pecah) dan
perlunakan progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi ( osteofit) di tepi
tulang.
Literatur menunjukkan 1 dari 6 populasi menderita penyakit OA ini. WHO melaporkan 40 persen
penduduk dunia yang lansia akan menderita OA lutut, dari jumlah tersebut, 80 persen mengalami
keterbatasan gerak sendi

Patofisiologi Kartilago hyaline (jaringan rawan sendi)

Adalah jaringan elastis yang 95 persen terdiri dari air dan matrik ekstra selular, 5 persen sel kondrosit.
Fungsinya sebagai penyangga atau shock breaker, juga sebagai pelumas, sehingga tidak menimbulkan
nyeri pada saat pergerakan sendi.

Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya untuk memperbaiki diri,
maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang
menyebabkan rasa nyeri pada sendi lutut.

Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah. Pada permukaan sendi yang
sudah aus terjadilah pengapuran. Yaitu tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali stabil, tapi hal ini justru membuat sendi kaku.

Sendi yang sering menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering digunakan sebagai penopang
tubuh seperti lutut, tulang belakang, panggul, dan juga pada sendi tangan/kaki. Jika tidak diobati sakit
akan bertambah dan tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami perubahan bentuk atau
deformity bersifat permanen. Bengkok pada kaki bisa ke dalam maupun keluar. Dampak kelainan ini
muncul perlahan 10 tahun kemudian untuk itu perlu waspada.

Sekali menderita OA seseorang tidak bisa sembuh dan harus mengonsumsi obat seumur hidupnya.
Osteoarthritis menyebabkan kerusakan sendi yang terjadi secara perlahan-lahan dan semakin
memberat seiring berjalannya waktu. Kondisi ini tidak dapat disembuhkan karena pada osteoarthritis,
tulang rawan pada sendi sudah terjadi kerusakan (meskipun terjadi dalam waktu lambat). Osteoarhritis
umumnya memang mengenai pada usia diatas 45 tahun dan pada jenis kelamin perempuan, namun
tidak menutup kemungkinan bila mengenai pada usia lebih muda (meskipun lebih jarang)
kemungkinan terkena lebih besar bila berat badan Anda berlebih, aktifitas fisik yang berat, dan sering
terjadi trauma pada persendian. Fisioterapi dapat membantu untuk meredakan keluhan, begitu pula
dengan deker karena osteoarthritis memiliki beberapa stadium / derajat keparahan, dan kadang
memerlukan tindakan intervensi lebih lanjut.

Selain itu, OA juga bisa disebabkan oleh osteonekrosis, yaitu penyakit yang terjadi akibat kurangnya
aliran daah ke tulang dan sendi, trauma insdtabilitas sendi, penyakit diabetes, riwayat penggunaan
obat asma, dan faktor genetik.

24. Mengapa dengan menurunkan BB dan mengurangi aktivitas yang banyak membebani
lutut bisa mengoptimalkan fungsi sendi? Apa saja cara lainnya untuk mengoptimalkan
fungsi sendi?

PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan OA bertujuan untuk menghilangkan keluhan, mengoptimalkan fungsi sendi,


mengurangi ketergantungan dan meningkatkan kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit
dan mencegah komplikasi. Pilar terapi: non farmakologis (edukasi, terapi fisik, diet, penurunan berat
badan), farmakologis (analgetik, kortikosteroid lokal, sistemik, kondroprotektif dan biologik), dan
pembedahan.

Terapi non farmakologis (terapi bukan obat) meliputi:


1. Latihan jasmani dengan berat badan tanpa atau hanya sebagian saja ditopang oleh sendi lutut
(misalnya berenang, naik sepeda, dan sebagainya), serta latihan jasmani untuk menguatkan
otot-otot paha. Hindari melakukan latihan jasmani jika nyeri pada sendi lutut bertambah
buruk
2. Menurunkan berat badan atau bila perlu berjalan dengan bantuan tongkat untuk
mengurangi beban dari berat badan yang harus ditopang oleh sendi lutut. Tongkat yang
digunakan dipegang oleh tangan yang berada di sisi yang berseberangan dengan sisi sendi
lutut yang nyeri. Pada saat digunakan, tongkat dan tungkai yang nyeri harus menapak pada
saat yang bersamaan.
3. Memperbaiki abnormalitas sendi lutut yang membengkok dengan brace atau patellar taping
atau lapisan dalam sepatu (shoe insert) jika tidak membaik dengan terapi medis lainnya
4. Akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri setelah beberapa kali sesi akupunktur dilakukan

Terapi medikamentosa

1. Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi lutut


2. Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat berupa obat minum atau obat topikal yang
dioleskan di daerah lutut
3. Suntikan asam hialuronat (hyaluronic acid) ke dalam sendi lutut
4. Glukosamin and kondroitin sulfat

Menurut dr. Phaidon Lumban Toruan, penurunan hormon khususnya hormon pertumbuhan (growth
hormone/GH) akan berdampak pada terganggunya fungsi kerja dari otot-otot paha depan, belakang
dan betis.

"Karena yang menjaga stabilisasi sendi di lutut itu otot. Kalau masa otot berkurang, stabilisasinya
berkurang. Ketika stabilisasi berkurang, beban di sendi lutut menjadi sangat banyak,"

Penurunan hormon pertumbuhan juga memengaruhi kemampuan sendi melakukan pemulihan


(recovery). Pasalnya yang bertugas untuk melakukan regenerasi adalah insulin like growth factors
(IGF's) - yang merupakan hasil stimulasi dari GH.

Informasi yang tepat dan benar soal sendi adalah bagaimana seseorang mampu untuk melatih otot-otot
yang menopang sendi.

Berikut ini adalah 3 (tiga) jenis latihan mudah dan sederhana untuk menjaga dan merawat agar sendi
pada lutut agar tetap dalam kondisi sehat :

1. Squat

Squat (jongkok-berdiri) adalah salah satu jenis latihan kekuatan yang mengasah otot-otot terutama
pada paha, pinggul dan bokong, paha belakang, serta memperkuat tulang.

Gerakan squat, adalah jenis latihan yang melibatkan paling banyak otot dalam pelaksanaannya, dan
memicu pengeluaran hormon pertumbuhan terbanyak dibandingkan latihan beban lainnya. Sehingga
dianjurkan untuk melakukan latihan ini dengan rutin jika ingin menambah masa otot tubuh.

2. Leg curl

Gerakan Leg Curl merupakan latihan isolasi untuk melatih otot paha belakang (hamstring). Latihan
ini dapat bervariasi antara posisi telungkup atau berbaring maupun dengan cara berdiri.

3. Calves raise
Ini merupakan gerakan untuk melatih otot betis. Untuk melakukannya, Anda cukup berdiri dengan
kaki dibuka selebar pinggul. Jika butuh penyeimbang, gunakan kursi atau bersandar pada tembok.
Secara perlahan jinjit pada ujung kaki sambil mempertahankan torso dan kaki tetap lurus. Tahan dan
turunkan kembali. Lakukan terus secara berulang

Suplemen alami

Selain ketiga gerakan di atas, untuk membantu pembentukan sel-sel sendi yang sehat dapat pula
didukung dengan konsumsi suplemen yang berasal dari Omega 3 dan vitamin C.

Hingga saat ini, belum ada obat ataupun tindakan yang dapat menyembuhan radang pada sendi lutut.
Pengobatan radang sendi saat ini hanya ditujukan untuk mengurangi rasa sakit, mengembalikan fungsi
sendi dan mencegah atau menunda terjadinya penyakit degeneratif pada sendi atau osteoartritis (OA).

25. Apa indikasi dan tujuan diberikan analgetik pada nenek?

Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi yaitu:
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain

Tujuan diberikan analgetik :

golongan obat yang umumnya digunakan untuk meredakan gejala demam dan meredakan rasa nyeri
yang dialami pada infeksi, peradangan otot dan sendi, serta dysmenorrhea.

Contoh obat :

Terapi Farmakologis Obat obatan dan Farmakologi:

-Parasetamol:
merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati OA, kecuali pada mereka yang alergi
terhadap obat ini. Obat yang dikenal sebagai tablet penurun panas ini mempunyai efek mengurangi
rasa nyeri sehingga dapat digunakan pada OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama waktu
tertentu sehingga bisa kembali beraktivitas, melakukan latihan terhadap otot-ototnya supaya otot-
ototnya menjadi kuat dan mengurangi beban terhadap sendinya.

-Obat anti inflamasi non steroid:


Penggunaan obat-obat ini harus melalui konsultasi dengan dokter. Efek samping obat-obat golongan
ini terutama mengenai lambung, ginjal dan jantung, karena itu sebelum digunakan harus berkonsultasi
dengan dokter. Obat golongan ini dapat mengurangi radang yang terjadi di sendi dan sekitarnya,
sehingga rasa nyeri akan jauh berkurang.

-Obat-obat suplemen:
glukosamin, kondrotin, diacerin dan kapsaisin dll, merupakan suplemen untuk OA yang banyak
ditemukan dalam masyarakat. Meskipun relatif aman namun sebaiknya konsultasikan juga dengan
dokter, bagaimana manfaatnya, sampai kapan boleh digunakan dan efek apa yang harus diperhatikan.

-Suntikan hyaluronat:
obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung ke dalam rongga sendi, berfungsi sebagai pelumas
dan menambah cairan sendi. Penggunaannya harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang ahli dalam menyuntikannya, karena jika tidak tepat atau kurang steril maka akan berbahaya bagi
pasiennya. Ada beberapa macam obat dengan kekentalan yang berbeda-beda sehingga
penyuntikannya ada yang sekali, atau 2 sampai 5 kali suntik dengan jarak 1x seminggu.

-Suntikan kortikosteroid:
Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan
obat ini setelah mengeluarkan terlebih dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya
sebagai anti radang. Penggunaan obat ini juga harus hati-hati maksimal 3 kali dalam setahun, karena
kalau terlalu sering malah berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).

26. Apa indikasi dan manfaat tindakan fisioterapi dana injeksi Hyaluronic acid? Mengapa
nenek dirujuk untuk melakukan tindakan fisioterapi dana injeksi Hyaluronic acid tsb?

Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi yaitu:
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain

Tujuan diberikan analgetik :

golongan obat yang umumnya digunakan untuk meredakan gejala demam dan meredakan rasa nyeri
yang dialami pada infeksi, peradangan otot dan sendi, serta dysmenorrhea.

Contoh obat :

Terapi Farmakologis Obat obatan dan Farmakologi:

-Parasetamol:
merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati OA, kecuali pada mereka yang alergi
terhadap obat ini. Obat yang dikenal sebagai tablet penurun panas ini mempunyai efek mengurangi
rasa nyeri sehingga dapat digunakan pada OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama waktu
tertentu sehingga bisa kembali beraktivitas, melakukan latihan terhadap otot-ototnya supaya otot-
ototnya menjadi kuat dan mengurangi beban terhadap sendinya.

-Obat anti inflamasi non steroid:


Penggunaan obat-obat ini harus melalui konsultasi dengan dokter. Efek samping obat-obat golongan
ini terutama mengenai lambung, ginjal dan jantung, karena itu sebelum digunakan harus berkonsultasi
dengan dokter. Obat golongan ini dapat mengurangi radang yang terjadi di sendi dan sekitarnya,
sehingga rasa nyeri akan jauh berkurang.

-Obat-obat suplemen:
glukosamin, kondrotin, diacerin dan kapsaisin dll, merupakan suplemen untuk OA yang banyak
ditemukan dalam masyarakat. Meskipun relatif aman namun sebaiknya konsultasikan juga dengan
dokter, bagaimana manfaatnya, sampai kapan boleh digunakan dan efek apa yang harus diperhatikan.

-Suntikan hyaluronat:
obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung ke dalam rongga sendi, berfungsi sebagai pelumas
dan menambah cairan sendi. Penggunaannya harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang ahli dalam menyuntikannya, karena jika tidak tepat atau kurang steril maka akan berbahaya bagi
pasiennya. Ada beberapa macam obat dengan kekentalan yang berbeda-beda sehingga
penyuntikannya ada yang sekali, atau 2 sampai 5 kali suntik dengan jarak 1x seminggu.

-Suntikan kortikosteroid:
Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan
obat ini setelah mengeluarkan terlebih dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya
sebagai anti radang. Penggunaan obat ini juga harus hati-hati maksimal 3 kali dalam setahun, karena
kalau terlalu sering malah berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).

Anda mungkin juga menyukai