BIDANG KEGIATAN:
PKM-KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2013
1
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 4
RINGKASAN………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN 6
1.1 Judul………………………………………………………………. 6
1.2 Latar Belakang…………………………………………………….. 6
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………… .9
1.4 Tujuan Program…………………………………………………… 9
1.5 Luaran yang Diharapkan…………………………………………...10
1.6 Kegunaan………………………………………………………….. 10
3.1 Persiapan…………………………………………………………….17
4
3.4 Pelaporan …………………………………………………………….19
LAMPIRAN 26
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
“PuLsa (Putu Lain Rasa)”
6
Tabel 1.1 Komposisi Zat gizi Tepung Beras
Sumber :http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-beras-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
Berikut ini adalah manfaat kelapa parut yang ditaburkan diatas kue putu bagi
kesehatan.
1. Kesehatan Jantung
7
2. Membakar Lemak
Kandungan minyak pada kelapa parut diketahui mempunyai
manfaat dalam pembakaran lemak.Hal ini diungkapkan oleh Dr. Bruce
Fife, penulis dari "The Coconut Oil Miracle".Dia menjelaskan bagaimana
kandungan asam lemak rantai menengah yang tinggi dalam minyak kelapa
dapat sangat bermanfaat dalam pembakaran lemak di tubuh.Dokter
tersebut mengatakan bahwa tidak seperti lemak lainnya, senyawa unik ini
berjalan dari usus langsung menuju hati untuk oksidasi langsung.Asam
lemak rantai menengah juga lebih mudah dibakar daripada lemak lainnya,
hal ini menyebabkan peningkatan dalam oksidasi lemak dan tingkat
metabolisme secara keseluruhan.
3. Anti Mikroba
Mereka yang sedang menderita infeksi kronis juga dapat
mengambil manfaat dari mengkonsumsi kelapa parut.Hal ini karena sifat
anti-virus, anti-bakteri, dan anti-jamur yang terdapat di dalamnya.Dr. Fife
menerangkan bahwa lemak rantai menengah dapat berdifusi ke dalam
membran organisme patogen sebelum membunuh sel mereka dengan
melarutkannya.Asam kaprilat muncul sebagai senjata yang ampuh untuk
spesies jamur, sedangkan yang efektif untuk membunuh bakteri adalah
asam laurat.Dan semua ini bisa didapatkan dengan mengkonsumsi kelapa
parut.
8
Jangan sampai kita terlambat melestarikannya, setelah makanan ini diakui
sebagai makanan khas Negara lain, seperti kasus-kasus yang sering terjadi.
Oleh karena itu, dalam pembuatan PKM-K ini, kami mengangkat tema
pengembangan produk dan perbaikan pemasaran kue putu bambu sebagai
salah satu makanan tradisional Indonesia.
Kami berharap dengan adanya produk baru ini bisa meningkatkan nilai
jual kue putu serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
Indonesia.
9
1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa di bidang
kewirausahaan ini adalah terciptanya produk baru yang berasal dari makanan
tradisional berbahan dasar tepung beras,gula merah dan susu yang memiliki
rasa yang nikmat, bernilai ekonomis serta menjadi makanan yang digemari
oleh masyarakat. Produk ini diberi nama“PuLSA (Putu Lain Rasa)”. Hal ini
dilakukan untuk dapat menarik minat para konsumen, karena keunikan
namanya (memberi kesan utama konsumen untuk membeli).Selain itu, untuk
meningkatkan nilai jualnya kami mengembangkan produk serta melakukan
perbaikan pemasaran. Kami mengembangkan produk dengan cara memberi
inovasi pada rasa putu serta perbaikan kemasan pada produk putu. Besar
keinginan kami untuk lebih memperkenalkan potensi dan pemberdayaan
pangan lokal.
1.6 MANFAAT
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh penulis,dapat diketahui
bahwa kue putu tradisional disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. Akan
tetapi,kue putu tradisional tidak bisa mengikuti perkembangan zaman
sehingga konsumen menjadi bosan dan lebih memilih mengkonsumsi
makanan atau camilan baru atau modern.
Oleh karena itu, kami memberi inovasi baru pada kue putu
bambutradisional dengan kue putu bambu yang memiliki beraneka rasa.
Sehingga diharapkan :
1. Dapat merubah tampilan produk putu tradisional menjadi putu yang lebih
modern, yaitu memiliki beraneka rasa dan dikemas secara modern.
Sehingga dapat menarik minat konsumen untuk mengkonsumsinya.
2. Dapat menyediakan produk yang menarik, unik, enak, dengan harga yang
terjangkau, terutama bagi kalangan mahasiswa.
3. Dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap makanan tradisional.
4. Dapat menciptakan peluang kerja bagi diri sendiri dan orang lain.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu adalah jenis makan tradisional nusantara yang berupa kue
dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di
kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada
saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini
sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.
Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau.
Sejumlah pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan,
meskipun dari segi kesehatan penggunaan pipa PVC berbahaya bagi kesehatan.
Putu versi Bugis (Sulawesi Selatan) memakai beras ketan hitam tanpa gula. Putu dimakan
dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis hanya dijual pagi hari sebagai pengganti
sarapan yang praktis.
Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun
nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu
tradisional Indonesia itu sendiri.
Mochammad Antik mengatakan bahwa kue khas Jawa ini sebenarnya bisa ditemukan di China
Silk Museum. Kue ini sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, di masa Dinasti Ming.
Dulunya, kue ini disebut XianRoe Xiao Long, yaitu kue dari tepung beras yang diisi
kacang hijau lembut yang dimasak dalam cetakan bambu. Sedangkan berkembang
sehingga disebut putu, karena dalam naskah sastra lama, Serat Centhini yang ditulis pada
tahun 1814 di masa kerajaan Mataram, muncullah nama puthu.
Di naskah tersebut, disebutkan bahwa Ki Bayi Panurta yang meminta santrinya menyediakan
hidangan pagi menyajikan makanan pendamping berupa serabi dan puthu. Begitu pula di naskah
lainnya. Puthu identik dengan kudapan yang disajikan pagi hari. Isian puthu sendiri ikut berubah
dari kacang hijau jadi gula jawa yang saat itu tentunya, lebih mudah didapatkan.
Jadi seperti itu cerita asal muasal kue putu. Kue yang jika dibuat, mengeluarkan suara nyaring ini
memang menjadi kue tradisional yang unik dan tak bisa diabaikan begitu saja. Sebagai salah satu
warisan kuliner Indonesia, memang sudah sewajarnya kita mengenal sejarah kue putu.
BAB III
METODOLOGI
11
menggunakan daun pisang. Hal ini dilakukan untuk menjaga keawetan kue
tersebut, selain itu kelapa dikukus terlebih dahulu agar tidak cepat basi.Setelah
penulis melakukan jajak pendapat dari beberapa masyarakat sekitar diketahui
bahwa mayoritas masyarakat lebih menyukai rasa gula merah, cokelat, keju,
dan selai (strawberry dan blueberry).Oleh karena itu, kami mengembangkan
produk putu dengan rasa original (gula merah), cokelat, keju, dan rasa selai
(strawberry dan blueberry).
Berikut ini adalah gambaran umum tentang perbedaan putu lama dan putu
secara umum.
12
Gambar 2.2pemasaran Kue Putu Modern
13
tersedia dalam berbagai ukuran pada setiap rasanya yaitu ukuran small
dengan isi 3 buah putu, medium berisi 5 buah putu dan big yang berisi
7 buah putu. Untuk menjaga keawetan kue ini kami memisahkan
antara kue dan kelapanya, dimana parutan kelapa tersebut dikukus
terlebih dahulu agar tidak mudah basi.Hal ini membuat produk
semakin menarik, dan bercita rasa enak.
14
melalui mulut- kemulut, yang kedua melalui situs online (facebook,
twiter dll). Selain itu kami lebih mengutamakan pelayanan agar
konsumen tertarik untuk membeli produk ini, misalnya dengan cara
melayani pesan antar daerah sekitar kampus unej.
Mengenalkan produk kepada konsumen adalah salah satu tujuan
dalam promosi.Promosi yang efektif akan mengubah pengetahuan
publik mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk
(product knowledge).
15
“PuLsa (Putu Lain Rasa)” sehingga menarik perhatian konsumen
yang membeli. Camilan PuLsa (Putu Lain Rasa)memiliki kemasan
yang menarik sehingga membuat konsumen lebih tertarik untuk
membeli sehingga pendapatan yang diperoleh lebih tinggi.
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERSIAPAN
Planning (Perencanaan) merupakan langkah awal dalam memulai bisnis.
Perencanaan program merupakanfaktor penentu suatu usaha. Perencanaan ini
diwujudkan dalam proses persiapan. Persiapan merupakan proses penyediaan
bahan baku, tempat, biaya, tenaga kerja serta alat-alat produksi penunjang
usaha yang akan dilakukan. Tujuan diadakannya persiapan adalah
meminimalisir risiko yang mungkin terjadi serta mengarahkan usaha pada
tujuan yang akan dicapai.
17
masyarakat secara umum.Logo “PuLsa (Putu Lain Rasa)” berupa animasi
sepotong kue putu yang sedang menikmati sepiring kue putu dibawah
bambu.Selain itu, di sebelah animasi tersebut diberi foto berbagai macam
rasa kue putu yang tersedia.Pembuatan logo ini dilakukan karena produk
tersebut masih tergolong produk baru sehingga belum benar-benar dikenal
masyarakat.Diharapkan dengan adanya logo pada produk “PuLsa (Putu
Lain Rasa)” dapat menjadi brand di masyarakat luas.
3.2 PELAKSANAAN
a. Pembuatan produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”
Proses pembuatan produk merupakan bagian inti dari kegiatan
kewirausahaan ini. Hal ini dikarenakan proses pembuatan produk akan
menentukan omzet penjualan yang diperoleh. Oleh karenanya, proses
pembuatan suatu produk harus memenuhi prosedur pembuatan produk
yang sehat, higienis dan ter-standart mutu dan kualitasnya. Produk
“PuLsa (Putu Lain Rasa)” ini akan diproduksi pada skala home industry
tanpa menggunakan bahan pengawet. Produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”
akan diproduksi sebanyak 2.240 buah kue putu setiap bulannya atau
sebesar 8.960 unit selama empat bulan.
18
3.3 PROSES PEMASARAN
Pembuatan produk tidak akan berarti tanpa adanya pemasaran. Pemasaran
adalah ujung tombak dari suatu perusahaan agar bisa bersaing dengan produk
lain yang sejenis. Produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”ini akan dipasarkan
dengan cara mempromosikan dari mulut ke mulut, secara online, dan
pemasaran kepada pembeli baik secara langsung maupun pesan antar.Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan market share produk“PuLsa (Putu Lain
Rasa)”dan mempermudah akses konsumen terhadap produk“PuLsa (Putu
Lain Rasa)”.
Harga yang ditawarkan pada produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”yaitu
mulai dari Rp 3000 hingga Rp 17.500/pack sesuai dengan rasa dan ukuran
kemasannya.Harga ini sudah dinilai cukup terjangkau, dan telah disesuaikan
dengan kondisi perekonomian yang ada di kalangan mahasiswa lingkungan
Universitas Jember sebagai target utama pemasaran produk ini.
3.4 Pelaporan
Metode terakhir yang dilakukan adalah penyusunan laporan dari produk
“PuLsa (Putu Lain Rasa)”.Laporan ini disusun untuk memberikan informasi
kepada pihak lain tentang aspek produksi, keuangan, dan promosi yang kami
lakukan pada produk tersebut.
Dengan adanya penyusunan laporan tersebut diharapkan dapat menjadi
evaluasi bagi kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang telah
kami lakukan, sehingga dapat berguna dalam penyusunan proposal dan
laporan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di masa yang akan
datang.
19
BAB IV
ANALISIS EKONOMI
20
Cokelat Batang 0,5 kg Rp 60.000,00 Rp 30.000,00
Listrik - - Rp 30.000,00
=Rp 2.240.000,00
=Rp 3.360.000,00
21
Untuk putu rasa cokelat:
=Rp 4.480.000,00
=Rp 5.600.000,00
Rp 5.600.000,00
= Rp15.680.000,00
=Rp3.265.500,00
23
27
1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
29
2. CARA PEMBUATAN PULSA (PUTU LAIN RASA) ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
BAHAN
Kelapa parut
TAHAP PENCAMPURAN
Garam
Tepung Kukus selama 15 menit
Gula Beras
Daun pandan
Bungkus dengan
Bahan yang sudah tercampur daun pisang
dimasukkan ke dalam bambu BAHAN YANG SUDAH TERCAMPUR
PRODUK JADI
TAHAP PEMBUNGKUSAN
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN