Anda di halaman 1dari 34

PuLsa

(Putu Lain Rasa)

BIDANG KEGIATAN:

PKM-KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh :

Sri Wulandari 120810201007 / Tahun Angkatan 2012

Wilda Al Aluf 120810201027 / Tahun Angkatan 2012

Fitriani Putri 120810201029 / Tahun Angkatan 2012

Savira Ayu P. 120810201148 / Tahun Angkatan 2012

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2013

1
2
3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………… 1

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 4

RINGKASAN………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN 6

1.1 Judul………………………………………………………………. 6
1.2 Latar Belakang…………………………………………………….. 6
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………… .9
1.4 Tujuan Program…………………………………………………… 9
1.5 Luaran yang Diharapkan…………………………………………...10
1.6 Kegunaan………………………………………………………….. 10

BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 11

2.1 Diskripsi Umum…………………………………………………… 11

2.1 Gambaran Umum………………………………………………….. 11

2.2.1 Produk (product)………………………………………… 13

2.2.2 Harga (Price)……………………………………………. 14

2.2.3 Tempat (Place)………………………………………….. 14

2.2.4 Promosi (Promotion)……………………………………. 14

2.2.5 Orang (People)………………………………………….. 15

2.2.6 Proses (Process)…………………………………………. 15

2.3 Tampilan Fisik (physical Eudance)……………………………….. 16

BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM 17

3.1 Persiapan…………………………………………………………….17

3.2 Pelaksanaan …………………………………………………………18

3.3 Proses Pemasaran……………………………………………………19

4
3.4 Pelaporan …………………………………………………………….19

BAB IV RENCANA BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 20

4.1 Rancangan Biaya……………………………………………………. 20

4.2 Jadwal Kegiatan Program……………………………………………24

LAMPIRAN 26

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL
“PuLsa (Putu Lain Rasa)”

1.2 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki beranekaragam
suku bangsa dan budaya.Selain itu Indonesia juga memiliki beranekaragam
kuliner tradisional.Namun, di era yang semakin modern ini, minat masyarakat
terhadap makanan tradisional semakin menurun.Bukan karena rasanya yang
tidak enak, tapi karena mayoritas konsumen “gengsi” untuk
mengkonsumsinya di tengah era modern ini.Hal inilah yang menjadi tantangan
bagi generasi muda yang ingin melestarikan makanan tradisional.Bagaimana
makanan tersebut bisa bersaing dengan produk modern lainnya.
Oleh karena itu, Kami sebagai generasi muda ingin mengembangkan
produk serta pemasaran salah satu makanan tradisional Indonesia yaitu “putu
bambu”.Berdasarkan hasil jajak pendapat yang kami lakukan, banyak
masyarakat yang sering bertanya tentang keberadaan kue lezat tersebut.Karena
Putu merupakan makanan tradisional yang digemari oleh semua kalangan,
mulai dari anak-anak sampaiorang dewasa.Putu selain lezat juga bersumber
dari bahan bakunya. Berikut ini adalah manfaat kelapa bagi kesehatan, serta
kandungan gizi tepung beras sebagai bahan dasar kue putu.

6
Tabel 1.1 Komposisi Zat gizi Tepung Beras

Unsur zat-zat JUMLAH


makanan
Protein 7 gram
Karbohidrat 80 gram
Lemak 0,5 gram
Kalsium 5 miligram
Zat besi 1 miligram
Fosfor 140 miligram
vitamin A 0 IU
vitamin B1 0,12 miligram
vitamin C 0 miligram.

Sumber :http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-beras-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html

Berikut ini adalah manfaat kelapa parut yang ditaburkan diatas kue putu bagi
kesehatan.

1. Kesehatan Jantung

Kelapa parut dapat memberikan manfaat dan meningkatkan kesehatan


jantung karena kandungan minyak di dalamnya.Menurut para peneliti di
Weston A. Price Fondation, mengkonsumsi daging kelapa atau produk dari
daging kelapa dapat menurunkan tingkat kolesterol secara keseluruhan.
Kolesterol LDL, lipoprotein, dan trigliserida, yang dihubungkan dengan
resiko tinggi penyakit jantung dan stroke. Selain itu, para peneliti juga
menjelaskan bagaimana kandungan polifenol dalam minyak kelapa dapat
bertindak membatasi oksidasi dari kolesterol LDL.Hal ini merupakan langkah
penting dalam mencegah pengembangan arteriosklerosis.

7
2. Membakar Lemak
Kandungan minyak pada kelapa parut diketahui mempunyai
manfaat dalam pembakaran lemak.Hal ini diungkapkan oleh Dr. Bruce
Fife, penulis dari "The Coconut Oil Miracle".Dia menjelaskan bagaimana
kandungan asam lemak rantai menengah yang tinggi dalam minyak kelapa
dapat sangat bermanfaat dalam pembakaran lemak di tubuh.Dokter
tersebut mengatakan bahwa tidak seperti lemak lainnya, senyawa unik ini
berjalan dari usus langsung menuju hati untuk oksidasi langsung.Asam
lemak rantai menengah juga lebih mudah dibakar daripada lemak lainnya,
hal ini menyebabkan peningkatan dalam oksidasi lemak dan tingkat
metabolisme secara keseluruhan.

3. Anti Mikroba
Mereka yang sedang menderita infeksi kronis juga dapat
mengambil manfaat dari mengkonsumsi kelapa parut.Hal ini karena sifat
anti-virus, anti-bakteri, dan anti-jamur yang terdapat di dalamnya.Dr. Fife
menerangkan bahwa lemak rantai menengah dapat berdifusi ke dalam
membran organisme patogen sebelum membunuh sel mereka dengan
melarutkannya.Asam kaprilat muncul sebagai senjata yang ampuh untuk
spesies jamur, sedangkan yang efektif untuk membunuh bakteri adalah
asam laurat.Dan semua ini bisa didapatkan dengan mengkonsumsi kelapa
parut.

Berdasarkan fakta diatas, dapat diketahui bahwa dengan mengkonsumsi


kue putu, kita dapat memelihara kesehatan kita.Selain itu, kita juga dapat
melestarikan makanan tradisional yang kita miliki.Terutama makanan yang
sudah jarang ditemui di Indonesia ini (putu bambu).Anehnya, di Negara
tetangga kita, banyak dijumpai penjual putu bambu dan tak jarang
peminatnya.Banyak wisatawan asing yang menyukai kue ini. Nah jika warga
asing menyukai makanan tradisional Indonesia , mengapa kita tidak?

8
Jangan sampai kita terlambat melestarikannya, setelah makanan ini diakui
sebagai makanan khas Negara lain, seperti kasus-kasus yang sering terjadi.

Oleh karena itu, dalam pembuatan PKM-K ini, kami mengangkat tema
pengembangan produk dan perbaikan pemasaran kue putu bambu sebagai
salah satu makanan tradisional Indonesia.

Pengembangan produk dan pemasaran kue putu bertujuan untuk


mengangkat nilai jual serta menambah segmen pasar terutama di daerah
sekitar jember.Perbaikan pemasaran dilakukan dengan cara memperbaiki
kemasan kue putu. Sedangkan untuk perbaikan produk, kami berinovasi
dengan kue putu yang memiliki berbagai rasa sesuai keinginan konsumen.
Selain itu, untuk memberi kesan penasaran pada konsumen serta agar
konsumen mau mencoba produk ini, kami memberi nama produk kami
“PuLSA (Putu Lain Rasa)”.

Kami berharap dengan adanya produk baru ini bisa meningkatkan nilai
jual kue putu serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
Indonesia.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara pengelolaan kue putu yang inovatif ?
2. Bagaimana strategi pemasaran PuLsa agar diminati oleh masyarakat?
3. Bagaimana prospek kedepan dari produk itu?

1.4 TUJUAN PROGRAM


1. Meningkatkan nilai jual dan eksistensi kue putu terutama di kalangan anak
muda
2. Agar kue tradisional mampu bersaing dengan kue-kue modern
3. Meningkatkan minat kewirausahaan para mahasiswa

9
1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa di bidang
kewirausahaan ini adalah terciptanya produk baru yang berasal dari makanan
tradisional berbahan dasar tepung beras,gula merah dan susu yang memiliki
rasa yang nikmat, bernilai ekonomis serta menjadi makanan yang digemari
oleh masyarakat. Produk ini diberi nama“PuLSA (Putu Lain Rasa)”. Hal ini
dilakukan untuk dapat menarik minat para konsumen, karena keunikan
namanya (memberi kesan utama konsumen untuk membeli).Selain itu, untuk
meningkatkan nilai jualnya kami mengembangkan produk serta melakukan
perbaikan pemasaran. Kami mengembangkan produk dengan cara memberi
inovasi pada rasa putu serta perbaikan kemasan pada produk putu. Besar
keinginan kami untuk lebih memperkenalkan potensi dan pemberdayaan
pangan lokal.

1.6 MANFAAT
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh penulis,dapat diketahui
bahwa kue putu tradisional disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. Akan
tetapi,kue putu tradisional tidak bisa mengikuti perkembangan zaman
sehingga konsumen menjadi bosan dan lebih memilih mengkonsumsi
makanan atau camilan baru atau modern.
Oleh karena itu, kami memberi inovasi baru pada kue putu
bambutradisional dengan kue putu bambu yang memiliki beraneka rasa.
Sehingga diharapkan :
1. Dapat merubah tampilan produk putu tradisional menjadi putu yang lebih
modern, yaitu memiliki beraneka rasa dan dikemas secara modern.
Sehingga dapat menarik minat konsumen untuk mengkonsumsinya.
2. Dapat menyediakan produk yang menarik, unik, enak, dengan harga yang
terjangkau, terutama bagi kalangan mahasiswa.
3. Dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap makanan tradisional.
4. Dapat menciptakan peluang kerja bagi diri sendiri dan orang lain.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kue putu (dari bahasa Jawa, puthu adalah jenis makan tradisional nusantara yang berupa kue
dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di
kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada
saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini
sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.

Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau.

Sejumlah pedagang masa kini mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan,
meskipun dari segi kesehatan penggunaan pipa PVC berbahaya bagi kesehatan.

Putu versi Bugis (Sulawesi Selatan) memakai beras ketan hitam tanpa gula. Putu dimakan
dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis hanya dijual pagi hari sebagai pengganti
sarapan yang praktis.

Tungku pemasak putu bugis

Putu bugis terbuat dari ketan hitam

Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun
nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu
tradisional Indonesia itu sendiri.

Mochammad Antik mengatakan bahwa kue khas Jawa ini sebenarnya bisa ditemukan di China
Silk Museum. Kue ini sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, di masa Dinasti Ming.
Dulunya, kue ini disebut XianRoe Xiao Long, yaitu kue dari tepung beras yang diisi
kacang hijau lembut yang dimasak dalam cetakan bambu. Sedangkan berkembang
sehingga disebut putu, karena dalam naskah sastra lama, Serat Centhini yang ditulis pada
tahun 1814 di masa kerajaan Mataram, muncullah nama puthu.

Di naskah tersebut, disebutkan bahwa Ki Bayi Panurta yang meminta santrinya menyediakan
hidangan pagi menyajikan makanan pendamping berupa serabi dan puthu. Begitu pula di naskah
lainnya. Puthu identik dengan kudapan yang disajikan pagi hari. Isian puthu sendiri ikut berubah
dari kacang hijau jadi gula jawa yang saat itu tentunya, lebih mudah didapatkan.

Jadi seperti itu cerita asal muasal kue putu. Kue yang jika dibuat, mengeluarkan suara nyaring ini
memang menjadi kue tradisional yang unik dan tak bisa diabaikan begitu saja. Sebagai salah satu
warisan kuliner Indonesia, memang sudah sewajarnya kita mengenal sejarah kue putu.
BAB III
METODOLOGI

2.1 DESKRIPSI UMUM

Usaha ini bergerak di bidang produksi kue tradisional.Kue tersebut


merupakan salah satu makanan tradisional dari jawa barat, yaitu kue putu
bambu yang berbahan dasar tepung beras.Kemudian, kami mengolahnya
menjadi kue putu yang memiliki beberapa rasa dan dikemas secara modern.

2.2 GAMBARAN UMUM

Pemasaran kue putu tradisional sangatlah sederhana, yaitu menggunakan


gerobak pikul ataupun gerobak dorong.Hal ini merupakan salah satu faktor
penghambat eksistensi kue putu di kalangan masyarakat terutama di kalangan
anak muda.Produk yang dihasilkan hanyalah kue putu berwarna putih ataupun
hijau dengan isi gula merah saja, sehingga tidak ada variasi rasa.Selain itu,
kemasannya kurang menarik, yaitu hanya menggunakan daun pisang.Sehingga
terlihat sangat tradisional.

Untuk mengangkat nilai jual kue putu dikalangan masyarakat modern,


kami melakukan inovasi baru yaitu mengembangkan produk dan pemasaran
kue tradisional tersebut.Pengembangan produk berupa penambahan rasa pada
kue putu (tidak hanya gula merah). Dengan adanya perubahan rasa yang
sesuai dengan keinginan konsumen, maka akan meningkatkan minat
masyarakat terhadap kue tradisional ini. Sedangkan pengembangan pemasaran
dilakukan dengan cara memperbaiki kemasan serta jalur pemasaran.

Misalnya dengan melakukan perbaikan pengemasan yaitu menempatkan


kue putu di dalam dos yang didesain sesuai dengan rasa serta ukurannya yang
berbeda.Kemasan kue putu dibagi menjadi 3 macam ukuran yaitu small (berisi
3 kue putu), medium (berisi 5 kue putu) dan big (berisi 7 kue putu). Kelapa
yang biasanya disajikan langsung diatas kue, akan di pisahkan dan dikemas

11
menggunakan daun pisang. Hal ini dilakukan untuk menjaga keawetan kue
tersebut, selain itu kelapa dikukus terlebih dahulu agar tidak cepat basi.Setelah
penulis melakukan jajak pendapat dari beberapa masyarakat sekitar diketahui
bahwa mayoritas masyarakat lebih menyukai rasa gula merah, cokelat, keju,
dan selai (strawberry dan blueberry).Oleh karena itu, kami mengembangkan
produk putu dengan rasa original (gula merah), cokelat, keju, dan rasa selai
(strawberry dan blueberry).

Pengembangan pemasaran kue tradisional tersebut dilakukan dengan cara


mempromosikan dari mulut ke mulut, secara online, dan pemasaran kepada
pembeli secara langsung dan melayani pesan antar. Segmentasi produk ini
adalah semua kalangan masyarakat, karena kue ini memiliki rasa yang unik
dan dikemas secara menarik. Target produk PuLsa (putu lain rasa) ini adalah
masyarakat sekitar kawasan Unej terutama mahasiswa, hal ini dapat dilihat
dari cara pengemasan yang lebih menarik (modern) dengan nama produk yang
unik sehingga mahasiswa lebih tertarik untuk membeli produk ini.

Berikut ini adalah gambaran umum tentang perbedaan putu lama dan putu
secara umum.

Gambar 2.1 Pemasaran kue putu tradisional

12
Gambar 2.2pemasaran Kue Putu Modern

2.2.1 Analisis Produk (product)


Produk dengan nama“PuLsa (Putu Lain Rasa)”ini, merupakan
produk hasil inovasi pada makanan tradisional. Hal ini dilakukan untuk
menarik minat konsumen serta meningkatkan nilai jual putu di
masyarakat terutama mahasiswa.
Produk ini berbahan dasar tepung beras, daun pandan,
kelapa.Selain itu produk ini tersedia dengan berbagai macam rasa yaitu
gula merah, selai (strawberry dan blueberry), coklat, dan keju.Serta

13
tersedia dalam berbagai ukuran pada setiap rasanya yaitu ukuran small
dengan isi 3 buah putu, medium berisi 5 buah putu dan big yang berisi
7 buah putu. Untuk menjaga keawetan kue ini kami memisahkan
antara kue dan kelapanya, dimana parutan kelapa tersebut dikukus
terlebih dahulu agar tidak mudah basi.Hal ini membuat produk
semakin menarik, dan bercita rasa enak.

2.2.2 Analisis Harga (price)


Harga PuLsa (Putu Lain Rasa) disesuaikan dengan rasa dan ukuran
kemasan yang tersedia.Diantaranya :
1. Putu rasa gula merah dengan ukuran “Small”(Rp 3.000), “medium”
(Rp 5.000), dan “big” (Rp 7.000)
2. Putu rasa selai (strawberry dan blueberry) dengan ukuran
“Small”(Rp 4.500), “medium” (Rp 7.500), dan “big” (Rp 9.500)
3. Putu rasa coklat dengan ukuran “Small”(Rp 6.000), “medium” (Rp
10.000), dan “big” (Rp 14.000)
4. Putu rasa keju dengan ukuran “Small”(Rp 7.500), “medium” (Rp
12.500), dan “big” (Rp 17.500)

Harga yang ditawarkan sudah disesuaikan dengan kantong


mahasiswa (target pemasaran utama).Selain itu, harga ini sudah
terjangkau untuk semua kalangan karena produk ini dijual mulai dari
Rp 3000 sampai Rp 17.500.Harga bukan sebagai penentu dalam
persaingan, karena konsumenlah yang menentukan akan membeli
produk yang mana.

2.2.3 Analisis Tempat (place)


Warung, kantin, kaki lima, online (pesan antar), serta dikawasan
sekitar unej.
2.2.4 Promosi (promotion)
Bagi produk yang baru dipasarkan seperti PuLsa (Putu Lain Rasa),
maka promosi sangatlah penting untuk dilakukan.Promosi tahap awal

14
melalui mulut- kemulut, yang kedua melalui situs online (facebook,
twiter dll). Selain itu kami lebih mengutamakan pelayanan agar
konsumen tertarik untuk membeli produk ini, misalnya dengan cara
melayani pesan antar daerah sekitar kampus unej.
Mengenalkan produk kepada konsumen adalah salah satu tujuan
dalam promosi.Promosi yang efektif akan mengubah pengetahuan
publik mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk
(product knowledge).

2.2.5 Orang (people)


Produk camilan PuLsa (Putu Lain Rasa) iniditujukan untuk semua
kalangan masyarakat, mulai dari anak–anak sampai orang tua.Produk
ini juga dapat dijangkau oleh kalangan menengah kebawah sebab
harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal dan sudah sesuai dengan
daya beli konsumen.
Target penjualan produk PuLsa (Putu Lain Rasa) juga ditujukan
pada mahasiswa karena mahasiswa pada umumnya menginginkan
makanan yang unik, banyak dan murah.Oleh sebab itu, produk ini bisa
dinikmati mahasiswa dengan harga terjangkau.

2.2.6 Proses (process)


Proses pemasaran produk camilan PuLsa (Putu Lain Rasa)
dilakukan dengan cara menawarkan dari mulut ke mulut. Media lain
yang dapat digunakan untuk proses pemasaran adalah handphone dan
melalui media online. Cara pemasaran lewat handphone dilakukan
dengan menawarkan produk melalui media sms. Media online
merupakan salah satu media yang bisa diandalkan dalam memasarkan
produk, misalnya melalui facebook, twitter dane-mail.
Proses pemasaran produk camilan PuLsa (Putu Lain Rasa)berada
di daerah sekitar kampus Universitas Jember. Produk camilan PuLsa
(Putu Lain Rasa) ini dikemas secara unik sesuai dengan namanya

15
“PuLsa (Putu Lain Rasa)” sehingga menarik perhatian konsumen
yang membeli. Camilan PuLsa (Putu Lain Rasa)memiliki kemasan
yang menarik sehingga membuat konsumen lebih tertarik untuk
membeli sehingga pendapatan yang diperoleh lebih tinggi.

2.3 TAMPILAN FISIK (PHYSICAL EUDANCE)


Tampilan luar produk PuLsa (Putu Lain Rasa) berbeda dengan putu
tradisional karena dikemas menggunakan dos dengan ukuran 12x5 cm yang
didesain secara modern serta tersedia dengan berbagai macam rasa.

16
BAB III

PEMBAHASAN

Metode pelaksanaan program menggunakan fungsi manajemen yaitu


planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan),dan controlling (pengawasan).Metode pelaksanaan program
bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan program usaha yang dilakukan agar
lebih efektif dan efisien dalam penggunaan bahan, biaya, tenaga kerja, serta
peralatan.

3.1 PERSIAPAN
Planning (Perencanaan) merupakan langkah awal dalam memulai bisnis.
Perencanaan program merupakanfaktor penentu suatu usaha. Perencanaan ini
diwujudkan dalam proses persiapan. Persiapan merupakan proses penyediaan
bahan baku, tempat, biaya, tenaga kerja serta alat-alat produksi penunjang
usaha yang akan dilakukan. Tujuan diadakannya persiapan adalah
meminimalisir risiko yang mungkin terjadi serta mengarahkan usaha pada
tujuan yang akan dicapai.

a. Survey dan Pengumpulan Bahan Baku


Metode penelitian yang dilakukan adalah survey dan pengumpulan bahan
baku“PuLsa (Putu Lain Rasa)” (riset pasar). Survey ketersediaan bahan
baku dalam kegiatan bisnis ini dilakukan di pasar tradisional yang ada di
wilayah Kabupaten Jember (Pasar Tanjung). Hal ini dilakukan untuk
menjamin ketersediaan pasokan bahan baku yang digunakan seperti tepung
beras, gula merah, garam, gula pasir, kelapa, daun pandan, susu, cokelat,
keju, dan berbagai macam selai buah.

b. Pembuatan logo “PuLsa (Putu Lain Rasa)”


Logo suatu produk merupakan alat komunikasi produsen dan konsumen
yang berupa simbol.Pembuatan logo “PuLsa (Putu Lain Rasa)”bertujuan
untuk memberikan ciri khas terhadap produk ini agar lebih dikenal oleh

17
masyarakat secara umum.Logo “PuLsa (Putu Lain Rasa)” berupa animasi
sepotong kue putu yang sedang menikmati sepiring kue putu dibawah
bambu.Selain itu, di sebelah animasi tersebut diberi foto berbagai macam
rasa kue putu yang tersedia.Pembuatan logo ini dilakukan karena produk
tersebut masih tergolong produk baru sehingga belum benar-benar dikenal
masyarakat.Diharapkan dengan adanya logo pada produk “PuLsa (Putu
Lain Rasa)” dapat menjadi brand di masyarakat luas.

3.2 PELAKSANAAN
a. Pembuatan produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”
Proses pembuatan produk merupakan bagian inti dari kegiatan
kewirausahaan ini. Hal ini dikarenakan proses pembuatan produk akan
menentukan omzet penjualan yang diperoleh. Oleh karenanya, proses
pembuatan suatu produk harus memenuhi prosedur pembuatan produk
yang sehat, higienis dan ter-standart mutu dan kualitasnya. Produk
“PuLsa (Putu Lain Rasa)” ini akan diproduksi pada skala home industry
tanpa menggunakan bahan pengawet. Produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”
akan diproduksi sebanyak 2.240 buah kue putu setiap bulannya atau
sebesar 8.960 unit selama empat bulan.

b. Promosi “BBB (Bukan PuLsa Biasa)”


Sebagai produk baru yang belum dikenal konsumen, maka perlu
diadakannya promosi pada produk“PuLsa (Putu Lain Rasa)”. Promosi
yang dilakukan secara langsung dan juga melalui media massa. Metode
langsung yang digunakan adalah melalui pembagian pamflet bersama
dengan pembagian tester, pemasangan spanduk, dan penempelan
brosur.Promosi ini juga dilakukan dengan menggunakan media
elektronik.Media elektronik yang kami pilih yaitu melalui website dan
jejaring sosial serta pemasaran melalui Short Message Service (SMS).

18
3.3 PROSES PEMASARAN
Pembuatan produk tidak akan berarti tanpa adanya pemasaran. Pemasaran
adalah ujung tombak dari suatu perusahaan agar bisa bersaing dengan produk
lain yang sejenis. Produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”ini akan dipasarkan
dengan cara mempromosikan dari mulut ke mulut, secara online, dan
pemasaran kepada pembeli baik secara langsung maupun pesan antar.Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan market share produk“PuLsa (Putu Lain
Rasa)”dan mempermudah akses konsumen terhadap produk“PuLsa (Putu
Lain Rasa)”.
Harga yang ditawarkan pada produk “PuLsa (Putu Lain Rasa)”yaitu
mulai dari Rp 3000 hingga Rp 17.500/pack sesuai dengan rasa dan ukuran
kemasannya.Harga ini sudah dinilai cukup terjangkau, dan telah disesuaikan
dengan kondisi perekonomian yang ada di kalangan mahasiswa lingkungan
Universitas Jember sebagai target utama pemasaran produk ini.

3.4 Pelaporan
Metode terakhir yang dilakukan adalah penyusunan laporan dari produk
“PuLsa (Putu Lain Rasa)”.Laporan ini disusun untuk memberikan informasi
kepada pihak lain tentang aspek produksi, keuangan, dan promosi yang kami
lakukan pada produk tersebut.
Dengan adanya penyusunan laporan tersebut diharapkan dapat menjadi
evaluasi bagi kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang telah
kami lakukan, sehingga dapat berguna dalam penyusunan proposal dan
laporan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di masa yang akan
datang.

19
BAB IV

ANALISIS EKONOMI

4.1 RANCANGAN BIAYA


1. Biaya Tetap (FC)
Komponen Satuan Harga Total Biaya Umur Penyusutan
Satuan (Rp) Ekonomi
(Rp) s

Baskom 3 buah 15.000,00 45.000,00 24 bulan 17%= Rp 7.650,00

Serbet 3 buah 5.000,00 15.000,00 12 bulan 14%=Rp2.100,00

Sendok 12 buah 3.000,00 36.000,00 24 bulan 19%=Rp 5.040,00

Spatula 2 buah 10.000,00 20.000,00 24 bulan 23%=Rp4.600,00

Telenan 2 buah 10.000,00 20.000,00 24 bulan 17%=Rp 3.400,00

Kompor Gas 1 buah 450.000,00 450.000,00 36 bulan 35%=Rp 157.500,00

Loyang 5 buah 15.000,00 75.000,00 12 bulan 29%=Rp 21.750,00

Pisau 3 buah 7.500,00 22.500,00 12 bulan 23%=Rp 5.175,00

Pengaduk 3 buah 5.000,00 15.000,00 24 bulan 19%=Rp 2.850,00

Pemarut Kelapa 2 buah 10 000.00 20.000,00 24 bulan 15%=Rp 3.000,00

Alat Pengukus 2 buah 200.000,00 400.000,00 36 bulan 30%=Rp 120.000,00

Total Biaya Tetap 1.118.500,00 Rp 333.065,00

2. Biaya Variabel (BV)


Komponen Satuan Harga Satuan Total Biaya

Tepung Beras 4 kg Rp 10.000,00 Rp 40.000,00

Tabung LPG 3 kg 1 buah Rp 75.000,00 Rp 75.000,00

Gula Merah 1 kg Rp 20.000,00 Rp 20.000,00

Keju 0,5 kg Rp 90.000,00 Rp 45.000,00

20
Cokelat Batang 0,5 kg Rp 60.000,00 Rp 30.000,00

Garam 2 bungkus Rp 1.000,00 Rp 2.000,00

Gula Pasir 2 kg Rp 14.000,00 Rp 28.000,00

Margarin 5 bungkus Rp 10.000,00 Rp 50.000,00

Sabun cuci piring 1 bungkus Rp 5.000,00 Rp 5.000,00

Kelapa 5 buah Rp 3.000,00 Rp 15.000,00

Pandan 2 ikat Rp 3.000,00 Rp 6.000,00

Selai buah 4 bungkus Rp 20.000,00 Rp 80.000,00

Pembungkus putu 5 lusin Rp 24.000,00 Rp 120.000,00

Isi Ulang Gas 2 kali Rp 15.000,00 Rp 30.000,00

Transportasi 20 L Rp 6.500,00 Rp 130.000,00

Listrik - - Rp 30.000,00

Total Biaya Variabel(tidak tetap) Rp 706.000,00

Total Biaya Variabel untuk 1 bulan Rp 2.824.000,00

Total Biaya Variabel untuk 4 bulan Rp 11.296.000,00

Jumlah produk tiap kali produksi 560 buah putu

Untuk putu isi gula merah:

=Rp 1000,00 x 560/4 x 16 minggu

=Rp 2.240.000,00

Untuk putu rasa selai buah:

=Rp 1500,00 x 560/4 x 16 minggu

=Rp 3.360.000,00

21
Untuk putu rasa cokelat:

=Rp 2000,00 x 560/4 x 16 minggu

=Rp 4.480.000,00

Untuk putu rasa keju:

=Rp 2500,00 x 560/4 x 16 minggu

=Rp 5.600.000,00

Total (TR) = Rp 2.240.000,00+Rp 3.360.000,00+Rp 4.480.000,00+

Rp 5.600.000,00

= Rp15.680.000,00

Total Biaya Variabel (4 bulan)= Rp 11.296.000,00

Total Biaya Tetap=Rp 1.118.500,00

Biaya Produksi = Rp 1.118.500,00+ Rp11.296.000,00 =Rp 12.414.500,00

Total – Biaya Produksi = Rp 15.680.000,00- Rp 12.414.500,00

=Rp3.265.500,00

23
27
1. Alat dan Bahan

Alat Bahan

- Talenan - Tepung Beras


- Alat pengukus (dandang) - Garam
- Baskom - Gula
- Kompor gas - Pandan
- LPG 3 kg - Kelapa Parut
- Loyang - Gula Merah
- Pengaduk - Cokelat
- serbet - Keju
- Pisau - Berbagai Selai Buah
- Bambu
- Spatula
- Sendok

29
2. CARA PEMBUATAN PULSA (PUTU LAIN RASA) ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
BAHAN

Kelapa parut
TAHAP PENCAMPURAN

Garam
Tepung Kukus selama 15 menit
Gula Beras
Daun pandan

Bungkus dengan
Bahan yang sudah tercampur daun pisang
dimasukkan ke dalam bambu BAHAN YANG SUDAH TERCAMPUR

INOVASI RASA PUTU

ORIGINAL COKLAT KEJU STRAWBERRY BLUEBERRY

KUKUS PUTU SELAMA 10 MENIT

PRODUK JADI

TAHAP PEMBUNGKUSAN

UKURAN UKURAN UKURAN


SMALL MEDIUM BIG

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai