Anda di halaman 1dari 8

Makalah Dasar,Tujuan dan Manfaat

Pendidikan Islam
TUGAS MAKALAH

DASAR, TUJUAN DAN MANFAAT PENDIDIKAN ISLAM

Oleh:
Renis Cahyaningtyas

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


SUNAN GIRI PONOROGO
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang informasi, catatan kaki dan daftar pustaka. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua orang yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin

Ponorogo, 23 September 2015

penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................... 2

Daftar isi.............................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan............................................................................................ 4

Latar Belakang............................................................................................... 4

Rumusan Masalah......................................................................................... 4

Tujuan Pembahasan....................................................................................... 4

Bab Bab II Pembahasan...................................................................................... 5

Pengertian Pendidikan Islam......................................................................... 5

Dasar Pendidikan Islam................................................................................ .6

Tujuan Pendidikan Islam...............................................................................7

Manfaat Pendidikan Islam............................................................................ 9

Bab I Bab III Penutup............................................................................................ 12

Kesimpulan................................................................................................... 12

Saran................................................................................................................ 12

Daf Daftar Pustaka................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia untuk menghadapi kelangsungan
hidupnya hingga masa depan. Pendidikan dituntut untuk dapat mengantarkan manusia pada kehidupan
yang sesungguhnya. Pendidikan yang dikenal dewasa ini tidak hanya mencakup secara umum tetapi
juga spesifik kepada pendidikan islam. Dimana pendidikan islam dituntut untuk dapat mencetak generasi-
generasi penerus yang handal baik dalam ilmu pendidikan umum maupun agama.

Sebelum kita membahas tentang pendidikan secara spesifik tentulah kita harus mengetahui apa
itu yang dinamakan pendidikan islam, dasar, tujuan serta manfaat dari pendidikan islam dalam ranah
pendidikan yang berkembang sekarang ini.

2) Rumusan Masalah

a) Apa Pengertian pendidikan islam?


b) Apa dasar pendidikan islam?

c c) Apa tujuan pendidikan islam?

d) Apa manfaat pendidikan islam?

3) Tujuan Pembahasan

a) Mengetahui Pengertian pendidikan islam

b) Mengetahui dasar pendidikan islam

c) Mengetahui tujuan pendidikan islam

d) Mengetahui manfaat pendidikan islam

BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian Pendidikan Islam

Memahami pendidikan Islam tidak semudah mengurai kata “Islam” dari kata ”Pendidikan” karena
selain menjadi predikat, Islam juga merupakan satu subtansi dan subjek penting yang cukup kompleks.
Karenanya untuk memahami Pendidikan Islam berarti kita harus melihat aspek utama misi agama Islam
yang diturunkan kepada umat manusia dari sisi pedagogis. Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah
sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia
sehingga menjadi manusia sempurna. Islam sebagai agama unirversal telah memberikan pedoman hidup
bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Pendidikan
merupakan kunci penting untuk membuka jalan kehidupan manusia. Dengan demikian, Islam sangat
berhubungan erat dengan pendidikan. Hubungan antara keduanya bersifat organis-
fungsional; pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam, dan Islam menjadi kerangka
dasar pengembangan pendidikan Islam.[1]

Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan
yang berwarna islam, pendidikan yang islami, yaitu pendidikan yang yang berdasarkan islam.

Konfrensi Internasional Pendidikan Islam Pertama (First World Conference on Muslim education)
yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Aziz, Jeddah pada tahun 1977, belum berhasil
membuat rumusan yang jelas tentang definisi pendidikan menurut islam. Dalam bagian “Rekomendasi”
Konfrensi tersebut para peserta hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut islam
ialah keseluruhan pengertian yang terkandung di dalam istilah ta’lim,tarbiyah, dan ta’dib.

Ta’dib merupakan masdar kata kerja addaba yang berarti pendidikan. Dari kata addaba ini
diturunkan juga kata addabun. Menurut al-Attas, addabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang
hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan berbagai tingkatan
mereka dan dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta
dengan kapasitas dan potensi jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang. Berdasarkan
pengertian addaba seperti itu, Al-Attas mendefinisikan pendidikan pendidikan (menurut islam) sebagai
pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam manusia, tentang
tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehinga hal ini membimbing
kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud tersebut.

Menurut Abdurrahman al-Nahlawi yaitu pertama, menjaga dan memlihara fitrah anak menjelang
dewasa (baligh);kedua, mengembangkan seluruh potensi; ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan
potensi menuju kesempurnan; keempat, dilaksanakan secara bertahap. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran
islam.

Menurut Abdul Fatah Jalal, proses ta’lim justru lebih universal dibandingkan proses al-tarbiyah.
Jalal menjelaskan bahwa ta’lim tidak berhenti pada pengetahuan yang lahiriyah, juga tidak hanya sampai
pada pengetahuan taklid. Ta’limmencakup pula pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara lisan, dan
menyuruh melaksanakan pengetahuan itu. Ta’limmencakup pula aspek-aspek pengetahuan lainya serta
ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan serta pedoman berperilaku. Jadi, berdasarkan analisis itu
Abdul fattah jalal menyimpulkan bahwa menurut al-Qur’an ta’lim lebih luas serta lebih dalam dari
pada tarbiyah. [2]

2) Dasar Pendidikan Islam

Orang islam mengambil Kitab Suci Al-Qur’an sebagai dasar kehidupannya, untuk dijadikan
sumber dalam ajaran islam. Inilah pula yang dijadikan dasar bagi ilmu pendidikan islam. Al-Qur’an dalam
ayat-ayatnya ternyata memberikan jaminan juga kepada hadits Nabi Muhammad saw, ada perintah
Tuhan yang mengatakan bahwa manusia beriman wajib mengikuti Allah dan rasul-Nya. Rasul-Nya yang
dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. Perintah inilah (secara etimologis, jaminan inilah) yang dijadikan
dasar oleh orang islam untuk mengunakan hadits nabi sebagai dasar kedua dalam kehidupan.

Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW juga menunjukan bahwa akal dapat juga digunakan dalm
membuat aturan hidup bagi orang islam, yaitu bila Al-Qur’an dan hadits tidak menjelaskan aturan itu, dan
aturan yang dibuat oleh akal tidak boleh bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an dan Hadits bahkan
penggunaan akal itu disuruh bukan saja diizinkan dalam Al-Quan dan hadits . penunjukkan ini merupakan
legalitas dan jaminan untuk menggunakan akal dalam mengatur hidup orang islam. Kalau demikian maka
secara operasional aturan Islam dibuat berdasarkan tiga sumber utama, yaitu Al-Qur’an, Hadits dan
akal.[3]

Jadi sudah jelas sesuai penjelasan diatas bahwasannya dasar pendidikan islam adalah:

a a) Al-Qur’an
b) Hadits Nabi Muhammad SAW
c) Akal

3) Tujuan Pendidikan Islam

Berbicara tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita bicara tentang tujuan hidup
manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara
kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.[4] Tujuan pendidikan
islam adalah ubudiyah (beribadat) memberhambakan diri pada Allah. Pendapat ini beralasan kepada
firman Allah, artinya: “tidaklah mereka disuruh, melainkan supaya mereka menyembah Allah serta
mengikhlaskan agama kepadaNya”. (Al-Bayyinah : 5).

Tujuan pendidikan islam ialah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka
cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat sehingga tercipta kebahagiaan bersama dunia-
akhirat.[5]

Perumusan ini ringkas dan pendek, tetapi isinya dalam dan luas. Supaya anak-anak cakap
melaksanakan amalan akhirat mereka harus di didik, supaya beriman teguh dan beramal sholeh. Untuk
pendidikan itu harus diajarkan: keimanan, akhlak, ibadat dan isi-isi Al-qur’an yang berhubungan dengan
yang wajib dikerjakan dan yang haram yang mesti ditinggalkan. Supaya anak-anak cakap melaksanakan
pekerjaan dunia, mereka harus dididik untuk mengerjakan salah satu dari macam-macam perusahaan,
seperti bertani, berdagang, berternak, bertukang, menjadi guru, pegawai negeri, buruh (pekerja), dan
sebagainya yaitu menurut bakat dan pembawaan masing-masing anak. Untuk menghasilkan semua itu
anak-anak harus belajar ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dunia dan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan amalan akhirat.

Untuk menetapkan tujuan pendidikan islam itu, dibawah ini dikemukakan beberapa alasan:

1. Firman Allah, artinya: tuntutlah kampung akhirat dengan apa-apa ynag dianugerahkan Allah kepadamu
dan janganlah engkau lupakan nasib engkau dari pada dunia. Dalam ayat ini dengan tegas dinyatakan,
bahwa seseorang muslim harus berani beramal untuk kampung akhirat, tetapi tidak boleh melupakan
nasib “bagian” didunia ini. Untuk memperoleh nasib (bagian) di dunia ia harus melakukan pekerjaan
dunia bukan hanya memangku tangan saja.

2. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 200, 201, 202 ditegaskan bahwa ada orang yang berkata: “Ya, Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia.” Maka tak adalah bagian di akhirat. Diantara mereka yang ada yang
berkata: ya tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharakanlah kami
daripada azdab neraka. Untuk mereka itu bagian dari usaha mereka sendiri. Oleh sebab itu tiap-tiap
orang muslim harus berusaha untuk mencapai kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat. Kedua alasan
tersebut cukup kuat untuk menetapkan perumusan tujuan pendidikan islam tadi.
3. Hadits Nabi SAW artinya: bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan dunia karena
akhirat dan tidak pula orang yang meninggalkan akhirat karena dunia. Tetapi yang terbaik adalah orang
yang mengambil dari ini (dunia) dan ini (akhirat).

4. Atsar (perkataan) sahabat, artinya: beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-
selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok harinya.

Dengan keterangan tersebut nyatalah, bahwa tujuan pendidikan islam amat dalam dan luas, ialah
menghimpunkan antara kecerdasan perseorangan yang berdasarkan keagamaan dan ilmu pengetahuan
dan kecakapan dalam perbuatan dan pekerjaan. Dengan perkataan lain menghimpun menghimpunkan
antara ilmu pengetahuan dan amal perbuatan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.

4) Manfaat Pendidikan Islam

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah
SAW. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia
melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-
orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan
berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta
isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan
dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman, akal akan berjalan sendirian sehingga
akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya
iman tanpa di dasari dengan ilmu akan mudah terpercaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya
menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.

Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang
tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)

Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia
tidak mudah terpercaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang berakal itu mempunyai dosa pada pagi dan
sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut
namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore
hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun
hanya seberat biji sawi.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang
berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal
yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung
merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal
shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu,
manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan
manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga
memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya
Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan
pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada
maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya
dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah
mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga
merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam
pertumbuhan.

Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan
mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan
menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan
agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang
cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
BAB III

PENUTUP

1) Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan antara lain pada Konfrensi Internasional
Pendidikan Islam Pertama (First World Conference on Muslim education) yang diselenggarakan oleh
Universitas King Abdul Aziz, Jeddah pada tahun 1977, belum berhasil membuat rumusan yang jelas
tentang definisi pendidikan menurut islam. Dalam bagian “Rekomendasi” Konfrensi tersebut para peserta
hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut islam ialah keseluruhan pengertian
yang terkandung di dalam istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.

Dasar pndidikan islam adalah:

a) Al-Qur’an

b) Hadits Nabi Muhammad SAW

c) Akal

Tujuan pendidikan islam ialah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap
melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat sehingga tercipta kebahagiaan bersama dunia-akhirat.

Manfaat dari pendidikan Islam yaitu akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik
yang kuat serta banyak beramal.
2) Saran
Hendaknya kita mampu menghadapi tantangan global dan arus perkembangan mental
masyarakat yang semakin kritis, saatnya untuk kembali menata pendidikan islam khususnya di
Indonesia. Tentunya, menjadikan Al-Qur’an sebagai ajaran pokok ditambah dengan Sunnah Rasulullah
sebagai “Uswatun Hasanah”, serta menyikapi segala permasalahan yang terjadi di jalan ijtihad,
bermusyawarah dengan kepala dingin dan bersama-sama membangun pendidikan islam secara nyata
dalam sistem persekolahan formal, informal maupun nonformal disertai aplikasi yang berkelanjutan
dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Langugulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan. Jakarta: PT Al Husna
zikra, 1995.

Priatna, Tedi. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Yunus, Mahmud. Pendidikan Dan Pengajaran. jakarta: Hidakarya Agung, 1978.

[1] Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004. hlm.1
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. hlm. 29-31
[3] Ibid. hlm.22
[4] Hasan Langugulung, Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan, Jakarta: PT Al Husna zikra, 1995.hlm. 147
[5] Mahmud yunus, pendidikan dan pengajaran, jakarta: Hidakarya Agung, 1978. hlm.10

Anda mungkin juga menyukai