Anda di halaman 1dari 2

KASUS

Pada tanggal 16 oktober 2016 pukul 13.15 WIB , Ny T datang dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan setelah melahirkan. Sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien
melahirkan anak keduanya di dukun, bayi lahir lansung menangis, bayi perempuan, berat badan
tidak di timbang tidak diikuti dengan lahirnya plasenta kemudian dukun tersebut memaksa untuk
menarik plasenta agar terlepas dari Rahim. Plasenta terlepas namun di ikuti perdarahan dari
kemaluan yang terus menerus dan berwarna merah segar. Pasien lalu di bawa ke RS Haji kamino
dan kemudian di rujuk ke RSUD H. abdul moeloek.

Pasien melakukan antenatal care (ANC) di bidan dua kali selama kehamilan, tidak teratur
dan dikatakan tidak ada kelainan. Kehamilan sekarang merupakan kehamilan kedua , dimana
kehamilan pertama pasien Pasien tidak pernah di lakukan USG. Pasien juga tidak pernah
mendapatkan suntuikan imunisasi selama kehamilan.

Riwayat minum alcohol dan merokok juga di sangkal pasien, riwayat memelihara
binatang peliharaan di sangkal, riwayat makan-makanan setengah matang atau panggang di
sangkal, riwayat keputihan di sangkal, riwayat minum obat-obatan lama juga di sangkal.

Pasien tidak ingat HPHT. Pasien menikah 1 kali dengan usia perkawinan 5 tahun.
melahirkan anak perempuan di dukun pada tahun 2012. Dengan berat badan lahir anak 3000
gram, anak sehat hingga sekarang.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak
sakit berat, TD 80/40 mmHg, nadi 130 x/m ,pernafasan 28 x/m, dan suhu 36,5◦c. kepala tampak
normocephali, kedua konjungtiva mata anemis dan tidak ikterik, KGB pada leher tidak
membesar, mamae tampak simetris, membesar dan areola hiperpigmentasi, paru-paru dan
jantung dalam batas normal.

Pada status obstetrikus didapat kan kesan abdomen cembung, FUT tidak teraba, kontrksi
(-) , perdarahan (+). Pada pemeriksaan inspekulo di dapatkan masa di liang vagina, fluor (-),
fluksus (+), darah tidak aktif. Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan hasil HB : 4.1 g/dl,
leukosit : 25.500/mm3.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka pada
pasien ini dapat ditegakkan diagnosis P2A0 postpartum spontan dengan HPP ec inversion uteri
dengan syok hemoragik dan abenia berat.

Penatalaksanaan yang di berikan pada pasien ini adalah observasi tanda vital ibu dan
perdarahan, O2 10 L/menit, resusitasi cairan dengan RL 40 tetes/menit, drip 20 IU oktitosin
dalam 500 cc RL 20 tetes/menit, kateter menetap catat input dan output, pemeriksaan darah
rutin,dan kimia darah, R/Reposisi manual uterus dalam narkose,transfusi 800 cc PRC,
ceftriaxone 1 gram/12 jam IV, asam traneksamat 500 ml/8 jam IV. Prognosis quo ad vitamin dan
functiona ibu adalah dubia ad malam.

Anda mungkin juga menyukai