Anda di halaman 1dari 27

1. Nama : Tn.

Stefanus Ludoni
Diagnosa : CKD stadium V, Hipertensi stadium II, Dislipidemia, Hiperurisemia
Terapi : Alopurinol 1 x 100mg, Amlodipin 1 x 10mg, Lisinopril 1x 5 mg, Simvastatin 1 x
20mg
Alopurinol

Golongan Xanthine Oxidase Inhibitors

Sediaan Tablet 100 mg dan 300 mg

Dosis Ringan 200-400mg sehari, 400-600 mg untuk penyakit yang lebih berat.
Untuk pasien dengan gangguan ginjal dosis 100-200mg sehari.

Dosis maksimal 800mg/hari

Indikasi untuk pengobatan untuk tanda dan gejala gout primer dan sekunder (ex:
serangan akut, topus, penghancuran sendi, batu asam urat, uric acid
nephropathy)

Kontraindikasi Reaksi kulit, reaksi alergi berupa demam, menggigil, leukopenia atau
leukositosis, eusinofilia, artalgia pernah dilaporkan. Gangguan saluran cerna
juga kadang-kadang dapat terjadi

Efek samping Rash, Mual,gagal ginjal, muntah

Cara Kerja Kadar asam urat dalam plasma diharapkan akan menurun setelah pemberian
allopurinol melalui mekanisme sebagai berikut:
- Inhibisi Xantin-Oksidase
Allopurinol bekerja menginhibisi xantin-oksidase, enzim yang mengonversi
hipoxantin menjadi xantin, dan kemudian menjadi asam urat, sehingga kadar
asam urat menurun.

- Metabolit Allopurinol
Allopurinol dimetabolit menjadi oxipurinol dengan cepat, dan umumnya tidak
terdeteksi lagi dalam plasma 5 jam setelah pemberian. Sekitar 12% dari
allopurinol akan terekskresi tanpa termetabolisme, sementara 76% akan
terekskresi dalam bentuk oxipurinol. Oxipurinol ini juga bekerja sebagai
inhibitor dari xantin-oksidase.

- Menurunkan Kadar Purin

Allopurinol memiliki efek pada katabolisme purin, mengurangi biosintesis de


novo purin secara tidak langsung dengan meningkatkan konsentrasi
ribonukleotida oksipurin dan allopurinol, sementara menurunkan konsentrasi
fosforibosilpirofosfat.

Reaksi dengan obat lain Alopurinol yang berinteraksi dengan Amoxcycilin,ampisilin,diuretik dapat
meningkatkan potensi alergi/reaksi hipersensivitas
Alopurinol yang berinteraksi dengan karbamazepin,
siklofosfamid,bendamustin, furosemid dapat meningkatkan efek toksik
ACE Inhibitor, Antasida kecuali sodium bikarbonat dapat menurunnkan
absorpsi allopurinol
Amlodipin

Golongan Calcium Channel Blocker ( CCB )

Sediaan Tablet 5 dan 10 mg

Dosis 2,5-10 mg/hari

Dosis maksimal 10mg/hr

Indikasi Hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua
dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang
dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan
jantung. Ikatan tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam
kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap masuknya
ion kalsium.

Reaksi dengan obat lain Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati (kelainan otot).
Antihipertensi: Amlodipin apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi

Lisinopril

Golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors/ACEIs

Sediaan Tablet 5 mg dan 10 mg

Dosis 10-40 mg/hari

Dosis maksimal 80mg/hari untuk hipertensi, 40mg/hari untuk gagal jatung

Indikasi Pengobatan hipertensi dapt dipergunakan sendiri atau bersama dengan obat
anti hipertensi lain.Pengobatan payah jantung kongestif sebagai terapi
tambahan disamping diuretika dan perlu dengan digitalis.
Kontraindikasi Golongan ACE inhibitor dikontraindikasikan pada wanita hamil karena
bersifat teratogenik. Pemberian pada ibu menyusui juga kontraindikasi karena
ACE-inhibitor diekskresi melalui ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi
ginjal bayi
Efek samping Hipotensi, pemberian harus hati-hati pada pasien dengan deplesi cairan dan
natrium, gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa antihipertensi,
Batuk kering, hiperkalemia,rash, edema angioneurotik, gagal ginjal akut,
proteinuria, efek teratogenik
Cara Kerja Menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat
sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan beberapa dalam efek
vasodilatasi ACE-inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan
tekanan darah.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia.
Pemberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi, sedangkan kombinasi
dengan AINS akan mengurangi efek antihipertensinya dan menambah resiko
hiperkalemia.

Lisinopril

Golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors/ACEIs

Sediaan Tablet 5 mg dan 10 mg

Dosis 10-40 mg/hari

Dosis maksimal 80mg/hari untuk hipertensi, 40mg/hari untuk gagal jatung

Indikasi Pengobatan hipertensi dapt dipergunakan sendiri atau bersama dengan obat
anti hipertensi lain.Pengobatan payah jantung kongestif sebagai terapi
tambahan disamping diuretika dan perlu dengan digitalis.
Kontraindikasi Golongan ACE inhibitor dikontraindikasikan pada wanita hamil karena
bersifat teratogenik. Pemberian pada ibu menyusui juga kontraindikasi karena
ACE-inhibitor diekskresi melalui ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi
ginjal bayi
Efek samping Hipotensi, pemberian harus hati-hati pada pasien dengan deplesi cairan dan
natrium, gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa antihipertensi,
Batuk kering, hiperkalemia,rash, edema angioneurotik, gagal ginjal akut,
proteinuria, efek teratogenik
Cara Kerja Menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat
sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan beberapa dalam efek
vasodilatasi ACE-inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan
tekanan darah.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia.
Pemberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi, sedangkan kombinasi
dengan AINS akan mengurangi efek antihipertensinya dan menambah resiko
hiperkalemia.

Simvastatin

Golongan HMG-CoA Reductase Inhibitors/Statins

Sediaan Tablet 5,10,20,40,80 mg

Dosis awal 10 mg/hari pada malam hari. Hiperkolesterolemia ringan sedang: 5mg/hr

Dosis maksimal 40 mg/hari


Indikasi Menurunkan kolesterol LDL & total pada hiperkolesterol primer

Kontraindikasi hamil dan laktasi, penyakit hati aktif atau peningkatan persisten dari
transaminase serum.
Efek samping Berat : immune-mediated necrotizing myopathy/ Lambat, rhabdomiolisis/
lambat ,atrial fibrilasi/dini
sedang : meningkatnya enzim hati/lambat , miopati/lambat, katarak/lambat
ringan : sakit kepala/dini, infeksi/ lambat, diare/dini

Cara Kerja Statin bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan
menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh protease lalu
diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berkaitan
dengan gen reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.
Peningkatan jumlah reseptor LDLpada membran sel hepatosit akan
menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi.
Reaksi dengan obat lain Obat-obat seperti fenitoin, barbiturat, griseofluvin dan rimfapisin akan
mengurangi kadar plasma statin.

2. Nama : Tn Didrik R/50th


Diagnosa : Dislipidemia & Dsypepsia Syndrome
Terapi : Atrovastatin 1 x 10 mg. Neurodex 1 x 1, Omeprazole 1 x 40 mg, Sulkrafat 3 x 1 cth

Atrovastatin

Golongan HMG-CoA Reductase Inhibitors/Statins

Sediaan Tablet 10 dan 20 mg

Dosis 10-20 mg/hari

Dosis maksimal 80 mg/hari

Indikasi Menurunkan kolesterol LDL & total pada hiperkolesterol primer

Kontraindikasi hamil dan laktasi, penyakit hati aktif atau peningkatan persisten dari
transaminase serum.
Efek samping Berat : immune-mediated necrotizing myopathy/ Lambat, rhabdomiolisis/
lambat ,atrial fibrilasi/dini
sedang : meningkatnya enzim hati/lambat , miopati/lambat, katarak/lambat
ringan : sakit kepala/dini, infeksi/ lambat, diare/dini

Cara Kerja Statin bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan
menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh protease lalu
diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berkaitan
dengan gen reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.
Peningkatan jumlah reseptor LDLpada membran sel hepatosit akan
menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi.
Reaksi dengan obat lain Obat-obat seperti fenitoin, barbiturat, griseofluvin dan rimfapisin akan
mengurangi kadar plasma statin.
Neurodex

Golongan Vit. B complex

Sediaan Tablet berisi : Vitamin B 100 mg, Vitamin B6 200mg, Vitamin B12 250 mcg

Dosis Dws: 1drag 2-3x/hr

Dosis maksimal : 1drag 3x/hari

Indikasi gejala neurotropik karena defisiensi vit, ggn neurologik, mual & muntah pada
kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu&usia lanjut

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja  Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai
koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa - keto dan berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat. Secara alami vitamin B1 banyak terdapat
pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
 Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Merupakan
vitamin yang banyak terdapat pada zat makanan daging - dagingan, kacang -
kacangan, dan pisang.
 Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan
pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal,
dan produk kedelai.

Reaksi dengan obat lain Jangan digunakan pada pasien yang menerima obat levodopa

Omeprazole

Golongan Proton Pump Inhibitors/PPIs

Sediaan 20 dan 40 mg

Dosis 20 mg 1x/hr selama 2-4 minggu. Pasien yang sukar disembuhkan dengan
terapi lain 40 mg , 1x/hr selama 4-8 minggu.

Dosis maksimal 40 mg/hari

Indikasi Terapi jangka pendek ulkus duodenal & lambung, refluks esofagitis, sindroma
Zollinger- Ellison.
Kontraindikasi Hipersensitivitas pada omeprazole atau golongan PPI lainnya

Efek samping Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu,
parastesia, nyeri otot da sendi, pandangan kabur, edema perifer, perubahan
hematologik, perubahan enzim hati
Cara Kerja Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang tersubstitusi.
Omeprazole menghambat sekresi asam lambung pada tahap akhir dengan
memblokir system enzim H+, K+-ATPase (Proton Pump) dalam sel parietal
lambung. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat akan
diubah menjadi sulfenamid, suatu penghambat pompa proton yang aktif.
Sulfenamid bereaksi secara cepat dengan gugus merkapto (SH) dari H+, K+-
ATPase, kemudian terbentuk ikatan disulfide diantara inhibitor aktif dan
enzim, dengan demikian dapat menginaktifkan enzim secara efektif. Sehingga
menghambat pembentukan asam lambung baik dalam keadaan basal ataupun
pada saat adanya rangsangan

Reaksi dengan obat lain Menghambat aktivitas enzim yang dapat menurunkan klirens disulfiram,
fenitoin dan meneingkatkan klirens pada beberapa obat antipsikotik, takrin dan
teofilin.

Sulkrafat

Golongan Senyawa almunium sukrosa

Sediaan Suspensi, Tablet

Dosis Dewasa untuk tukak duodenum dan tukak peptik 1g, 4 kali sehari dalam
keadaan lambung kosong ( 1 jam sebelum makan )
Dosis maksimal 8 mg perhari

Indikasi Untuk pengobatan tukak lambung dan tukak duodenum.

Kontraindikasi pada wanita hamil dan hati-hati pada pasien gagal ginjal

Efek samping Efek samping tersering adalah konstipasi

Cara Kerja Sukralfat hampir tidak diabsropsi secara sistemik. Obat yang bekerja sebagai
sawar terhadapHCL dan pepsin ini terutama efektif terhadap tukak duodenum
Reaksi dengan obat lain Sukralfat dapat menganggu absorpsi tetrasiklin, warfarin, fenitoin dan digoksin
sehingga dianjurkan untuk diberikan dengan interval 2 jam. Sukralfat juga
menurunkan bioavabilitas siprofloksasin dan norflokasasin, sehingga untuk
menghindari kegagalan pengobatan dengan antibiotika ini, jangan diberikan
secara bersamaan.

3. Nama : Ny.Helena C Plana


Diagnosa : Hipertensi, Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia
Terapi : Acarbose 3 x 50 mg, Lisinopril 1 x 5 mg, Simvastatin 1 x 20mg, meloxicam
2 x 7,5mg, Neurodex 1x 1
Acarbose

Golongan Alpha-glucosidase Inhibitor Antidiabetics

Sediaan Tablet 50 mg, tablet 100 mg,

Dosis Dosis harian : 100-300mg/hari


Dosis maksimal 300 mg/hari

Indikasi Untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol dengan diet,
dapat
digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan sulfonylurea,
metformin, dan
insulin, dapat juga digunakan sebagai terapi adjuvan pasien diabetes melitus
tipe 1 dengan insulin.

Kontraindikasi Wanita hamil, wanita menyusui, anak dan remaja < 18 tahu, IBD, obstruksi
usus halus, gangguan fungsi hati yang berat, gangguan fungsi ginjal, hernia,
riwayat bedah perut.
Efek samping Abdominal bloating, flatulens, diare, nyeri abdomen, mual, gangguan hati

Cara Kerja Senyawa-senyawa inhibitor alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa


glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha
glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk
menghidrolisis oligosakarida,pada dinding usus halus.Inhibisi kerja enzim ini
secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan
absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post
prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga
menghambat enzim a-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis
polisakarida di dalam lumen usus halus. Acarbose tidak merangsang sekresi
insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas.Oleh sebab itu tidak
menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan bersama-sama dengan OHO
yang lain atau dengan insulin.Obat ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi
karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl.Pasien yang
mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya,
bahkan akan sedikit menurun.Acarbose dapat diberikan dalam terapi kombinasi
dengan sulfonilurea, metformin, atau insulin

Reaksi dengan obat lain Meningkatkan efek hipoglikemia insulin dan sulfoniurea bila diberikan
bersamaan

Lisinopril

Golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors/ACEIs

Sediaan Tablet 5 mg dan 10 mg

Dosis 10-40 mg/hari

Dosis maksimal 80mg/hari untuk hipertensi, 40mg/hari untuk gagal jatung

Indikasi Pengobatan hipertensi dapt dipergunakan sendiri atau bersama dengan obat
anti hipertensi lain.Pengobatan payah jantung kongestif sebagai terapi
tambahan disamping diuretika dan perlu dengan digitalis.
Kontraindikasi Golongan ACE inhibitor dikontraindikasikan pada wanita hamil karena
bersifat teratogenik. Pemberian pada ibu menyusui juga kontraindikasi karena
ACE-inhibitor diekskresi melalui ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi
ginjal bayi
Efek samping Hipotensi, pemberian harus hati-hati pada pasien dengan deplesi cairan dan
natrium, gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa antihipertensi,
Batuk kering, hiperkalemia,rash, edema angioneurotik, gagal ginjal akut,
proteinuria, efek teratogenik
Cara Kerja Menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat
sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan beberapa dalam efek
vasodilatasi ACE-inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan
tekanan darah.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia.
Pemberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi, sedangkan kombinasi
dengan AINS akan mengurangi efek antihipertensinya dan menambah resiko
hiperkalemia.

Simvastatin

Golongan HMG-CoA Reductase Inhibitors/Statins

Sediaan Tablet 5,10,20 mg

Dosis awal 10 mg/hari pada malam hari. Hiperkolesterolemia ringan sedang: 5mg/hr

Dosis maksimal 40 mg/hari

Indikasi Menurunkan kolesterol LDL & total pada hiperkolesterol primer

Kontraindikasi hamil dan laktasi, penyakit hati aktif atau peningkatan persisten dari
transaminase serum.
Efek samping Berat : immune-mediated necrotizing myopathy/ Lambat, rhabdomiolisis/
lambat ,atrial fibrilasi/dini
sedang : meningkatnya enzim hati/lambat , miopati/lambat, katarak/lambat
ringan : sakit kepala/dini, infeksi/ lambat, diare/dini

Cara Kerja Statin bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan
menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh protease lalu
diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berkaitan
dengan gen reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.
Peningkatan jumlah reseptor LDLpada membran sel hepatosit akan
menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi.
Reaksi dengan obat lain Obat-obat seperti fenitoin, barbiturat, griseofluvin dan rimfapisin akan
mengurangi kadar plasma statin.

Meloxicam

Golongan Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs/NSAIDs

Sediaan Tablet 7,5 mg, Tablet 15 mg , Suppositoria 15 mg

Dosis OA : 1 x 7,5 mg
RA, Ankilosisi spondilitis : 1x15mg
Dosis maksimal 15 mg/hari
Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, osteoarthritis yang memburuk (
jangka pendek ), ankilosing spondilitis
Kontraindikasi Pasien riwayat hipersensivitas terhadap meloxicam atau OAINS lain, tukak
peptik aktif, gangguan hati berat, gangguan ginjal berat, anak dan remaja < 15
tahun, hamil, laktasi, perdarahan gastrointestinal, perdarahan serebrovaskular
atau perdarahan lainya
Efek samping Dispepsia, mualm muntah, nyeri perut, konstipasi, kembung, diare, anemia,
pruritus, ruam kulit, sakit kepala, edema, peningkatan transaminase atau
bilirubin serum
Cara Kerja Menghambat sintesis prostaglandin dengan hambatan pada enzim
siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu
Reaksi dengan obat lain Bisphosphonates, cyclosporine, hydantoin, lithium, methotrexate, kuinolon,
sulfonamide, atau sulfonylurea; karena meloxicam berpotensi meningkatkan
efek samping obat-obatan tersebut.
ACE inhibitor, penghambat reseptor angiotensin, atau diuretik; karena
meloxicam dapat menurunkan keefektifannya obat-obatan tersebut dan dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal.

Neurodex

Golongan Vit. B complex

Sediaan Tablet berisi : Vitamin B 100 mg, Vitamin B6 200mg, Vitamin B12 250 mcg

Dosis Dws: 1drag 2-3x/hr

Dosis maksimal : 1drag 3x/hari

Indikasi gejala neurotropik karena defisiensi vit, ggn neurologik, mual & muntah pada
kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu&usia lanjut

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja  Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai
koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa - keto dan berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat. Secara alami vitamin B1 banyak terdapat
pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
 Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Merupakan
vitamin yang banyak terdapat pada zat makanan daging - dagingan, kacang -
kacangan, dan pisang.
 Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan
pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal,
dan produk kedelai.

Reaksi dengan obat lain Jangan digunakan pada pasien yang menerima obat levodopa
4. Nama : Ny.Selfince Buitlena
Diagnosa : Diabetes Melitus Tipe 2, Hipertensi
Terapi : Levemir 12 IU SC, Novorapid 3 x 15 IU SC, Amilodipin 1 x 5 mg,
Simvastatin 1 x 20 mg, Na Diclofenac 2 x 25mg, Ambroxol 3 x 30 mg
Levemir

Golongan Insulinn analog kerja panjang

Sediaan Pen

Dosis Diabetes tipe 1 :


Dewasa : sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid acting,
short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk memenuhi
kebutuhan insulin harian yang tersisa; biasanya dosis pemeliharaan harian
adalah sebesar 0,5-1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pasien nonobes
membutuhkan 0,4-0,6 unit/kgBB/hari, pasien obes membutuhkan 0,6-1,2
unit/Kgbb/hari

Anak-anak : < 2tahun : keamanan dan efikasi belum di uji


≥ 2 tahun: sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid
acting, short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk
memenuhi kebutuhan insulin harian yang tersisa.biasanya dosis pemeliharaan
harian pada remaja adalah sebesar ≤1,2 unit/kgBB/hari/selama percepatan
pertumbuhan.

Diabetes tipe 2 Dewasa: 10 unit/hari secara subkutan (atau 0,1-0,2


unit/kgBB/hari) pada malam hari atau setiap 12 jam 1 kali.

Dosis maksimal informasi dosis maksimal tidak tersedia. Biasanya pengaturan dosis
berdasarkan individu Berdasarkan monitoring secara ketat kadar glukosadarah
dan parameter klinis lainnya.
Indikasi HbA1c > 9% dengan dekompensasi metabolik
Penurunan badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke )
Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kontraindikasi reaksi alergi sistemik, selama episode hipoglikemia

Efek samping Hipoglikemiam alergi terhadap insulin

Cara Kerja Lama kerja 12-24 jam, diabsorpsi lebih lambat, mengendalikan glukosa darah
basal
Novorapid

Golongan Insulinn analog kerja cepat

Sediaan Pen/ Catridge pen/ vial

Dosis Diabetes tipe 1 :


Dewasa : sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid acting,
short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk memenuhi
kebutuhan insulin harian yang tersisa; biasanya dosis pemeliharaan harian
adalah sebesar 0,5-1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pasien nonobes
membutuhkan 0,4-0,6 unit/kgBB/hari, pasien obes membutuhkan 0,6-1,2
unit/Kgbb/hari

Anak-anak : < 2tahun : keamanan dan efikasi belum di uji


≥ 2 tahun: sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid
acting, short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk
memenuhi kebutuhan insulin harian yang tersisa.biasanya dosis pemeliharaan
harian pada remaja adalah sebesar ≤1,2 unit/kgBB/hari/selama percepatan
pertumbuhan.

Diabetes tipe 2 Dewasa: 10 unit/hari secara subkutan (atau 0,1-0,2


unit/kgBB/hari) pada malam hari atau setiap 12 jam 1 kali.

Dosis maksimal informasi dosis maksimal tidak tersedia. Biasanya pengaturan dosis
berdasarkan individu Berdasarkan monitoring secara ketat kadar glukosadarah
dan parameter klinis lainnya.
Indikasi HbA1c > 9% dengan dekompensasi metabolik
Penurunan badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke )
Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kontraindikasi reaksi alergi sistemik, selama episode hipoglikemia

Efek samping Hipoglikemiam alergi terhadap insulin

Cara Kerja Lama kerja 4-8 jam, digunakan untuk mengendalikan glukosa darah sesudah
makan dan diberikan sesaat sebelum makan

Amlodipin

Golongan Calcium Channel Blocker ( CCB )

Sediaan Tablet 5 dan 10 mg

Dosis 2,5-10 mg/hari


Dosis maksimal 10mg/hr

Indikasi Hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua
dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang
dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan
jantung. Ikatan tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam
kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap masuknya
ion kalsium.

Reaksi dengan obat lain Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati (kelainan otot).
Antihipertensi: Amlodipin apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi

Natrium Diclofenac

Golongan Preferenial COX-2 inhibitor

Sediaan Tablet 25 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg

Dosis Dewasa : 100 - 150 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis

Dosis maksimal 450 mg/hari

Indikasi Arthritis rheumatoid, ankylosing spondylitis, OA, sindroma nyeri dan kolumna
vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout, nyeri pasca bedah
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap diklofenak, tukak peptik, asma, urtikaria, rhinitis akut
yang ditimbulkan oleh salisilat atau obat OAINS lainya, kehamilan
Efek samping Mual, gastritis, eritema kulit, sakit kepala

Cara Kerja Diclofenac memiliki efek analgetik, antiinflamasi dan antipiretik

Reaksi dengan obat lain Meningkatkan edek samping bila diberikan bersama OAINS lainya

Ambroxol

Golongan Mukolitik

Sediaan Tablet/ kaplet 30 mg


Syrup 15mg/ 5 ml, 30 mg/ 5 ml
Tetes 15 mg/ml
Dosis Dewasa & anak di atas 12 tahun : 2-3 x 30 mg/hari
Dosis Anak-anak : 1,2 – 1,6 mg/kgBB/hari
Dosis maksimal 100 mg/ hari

Indikasi Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap ambroxol

Efek samping Reaksi intoleran setelah pemberian ambroxol pernah dilaporkan tetapi jarang,
efek samping yang ringan pada saluran cerna, reaksi alergi ( jarang )
Cara Kerja Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan
jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama antibiotik ( amoxicilin, cefuroxime, erythromycin,
doxycycline ) dapat meningkatkan kadar antibiotik dalam jaringan paru

5. Nama : Tn.Karlos da Costa


Diagnosa : CKD on HD, Hipertensi
Terapi : Asam Folat 2 x1, Mikardis 1 x 80 mg, Sulkrafat 3 x 1C

Asam Folat

Golongan Anti Anemia

Sediaan Asam folat generik ( tablet 400 mcg, tablet 1000 mcg

Dosis Defisiensi folat, dosis awal : 5 mg setiap hari selama 4 bulan.


Dosis pemeliharaan, 5 mg setiap 1 – 7 hari tergantung penyakit dasarnya
Dosis maksimal 1000 mcg/hari

Indikasi Pencegahan dan pengobatan defisiensi folat

Kontraindikasi Hipersensivitas asam folat


Perhatian pada wanita yang menerima terapi anti epilepsi
Efek samping Tidak ada efek samping yang serius dalam mengkonsumsi asam folat. Dalam
kasus yang jarang terjadi, beberapa orang melaporkan sakit perut. Bahkan jika
seseorang mengkonsumsi folat lebih banyak dari yang dibutuhkan, tidak ada
alasan untuk khawatir. Karena asam folat larut dalam air, kelebihan apa pun
akan secara alami dilewatkan dalam urin.
Cara Kerja Asam folat dibutuhkan tubuh untuk membantu pembentukan DNA, sebagai
kofaktor vitamin B12 yang berfungsi penting dalam pembentukan sel darah.
Reaksi dengan obat lain  Penggunaan bersamaan dengan obat fluorouracil (obat kanker kulit) dengan
suplemen asam folat dapat meningkatkan risiko pendarahan, anemia
dan kerusakan saraf.
 Konsumsi bersamaan dengan capecitabine (obat kanker kolon) dapat
meningkatkan risiko anemia, pendarahandan kerusakan saraf.
 Asam folat dapat menurunkan efektifias dan efek samping dari obat
methotrexate.
Mikardis * Telmisartan

Golongan Angiotensin reseptor bloker ( ARB )

Sediaan Tablet 40 mg dan 80 mg ( mikardis )

Dosis Hipertensi : dosis 1 x 40 mg/hari. Dapat diberikan 1 x 20m/hari jika sudah


memberikan efek. Jika tekanan darah belum tercapai, dosis dapat ditingkatkan
hingga maksimum 1 x 80 mg/hari
Dosis maksimal 80mg/ hari

Indikasi Hipertensi

Kontraindikasi Kehamilan ( obat harus dihentikan bila pemakai ternyata hamil), menyusui,
stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis pada satu-satunya ginjal yang
masih berfungsi
Efek samping Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti
hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis.
Hiperglikemia dapat terjadi pada keadaan tertentu misalnya insufisiensi ginjal.
Efek samping lainya : pusing, sakit kepala, diare, penurunan Hb, ruam,
abnormal taste sensation
Cara Kerja Mekanisme kerja ARB adalah memblokade reseptor AT1 sehingga
menyebabkan vasodilatasi, peningkatan ekskresi Na dan cairan ( mengurangi
volume plasma) menurunkan hipertrofi vaskular. ARB memiliki efek yang
mirip dengan ACE- inhibitor. Perbedaannya ARB tidak mempengaruhi
metabolisme bradikinin sehingga ARB dilaporkan tidak memiliki efek
samping batuk kering dan angioedema seperti yang terjadi dengan ACE
inhibitor
Reaksi dengan obat lain Pengunaan bersama dengan diuretik hemat kalium, OAINS dan suplementasi
kalium akan menyebabkan hiperkalemia

Sulkrafat

Golongan Senyawa almunium sukrosa

Sediaan Suspensi, Tablet

Dosis Dewasa untuk tukak duodenum dan tukak peptik 1g, 4 kali sehari dalam
keadaan lambung kosong ( 1 jam sebelum makan )
Dosis maksimal 8 mg perhari

Indikasi Untuk pengobatan tukak lambung dan tukak duodenum.

Kontraindikasi pada wanita hamil dan hati-hati pada pasien gagal ginjal

Efek samping Efek samping tersering adalah konstipasi

Cara Kerja Sukralfat hampir tidak diabsropsi secara sistemik. Obat yang bekerja sebagai
sawar terhadapHCL dan pepsin ini terutama efektif terhadap tukak duodenum
Reaksi dengan obat lain Sukralfat dapat menganggu absorpsi tetrasiklin, warfarin, fenitoin dan digoksin
sehingga dianjurkan untuk diberikan dengan interval 2 jam. Sukralfat juga
menurunkan bioavabilitas siprofloksasin dan norflokasasin, sehingga untuk
menghindari kegagalan pengobatan dengan antibiotika ini, jangan diberikan
secara bersamaan.

6. Nama : Ny.Sarlin Amseke Kladoey


Diagnosa : Diabetes Melitus Tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia
Terapi : Glimipiride 1 x 3 mg, Metformin 3 x 500mg, Amilodipin 1 x 5 mg,
Simvastatin 1 x 20mg, Aspilet 1 x 80mg, Neurodex 1x1 tab

Glimipiride

Golongan Sulfonulurea

Sediaan Tablet 1, 2, 3, 4 mg

Dosis Dosis harian : 1 – 8 mg/ hari ( diberikan 1x sehari ) dibbereikan sebelum


makan

Dosis maksimal 8mg/hari

Indikasi Diabetes melitus tipe 2

Kontraindikasi Gangguan fungsi hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan
menyusui
Efek samping Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat badan.
Mual,muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati, reaksi hipersensivitas,
gangguan darah, agranulositosis, pansitopenia
Cara Kerja Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas
Reaksi dengan obat lain Meningkatkan resiko hipoglikemia jika diberikan bersama dengan insulin,
alkohol, fenformin, sulphonamide, salsilat dosis besar, phenybutazone,
oksifenbutazone, probenecid, dikumarol, chlorampehicol, penghambat MAO,
guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin dan klofibrat

Metformin

Golongan Golongan biguanide

Sediaan Tablet/ kaplet 500 mg, tablet 850 mg

Dosis Dosis harian : 500 – 3000mg/ hari ( diberikan dalam 2-3 dosis terbagi )
Obat diberikan bersama/ sesudah makan
Dosis maksimal 3000mg/ hari

Indikasi Diabetes melitus tipe 2, pilihan pertama pada pasien DM dengan berat badan
berlebih ), diabets yang tidak dapat dikendalikan dengan terapi sulfoniurea saja
Kontraindikasi Gangguan fungsi ginjal ( GFR < 30ml/menit/ 1,73 m2 ), ketoasidosis, baru
mengalami infark miokard, adanya gangguan hati berat, serta pasien dengan
kecenderungan hipoksemia, mengunakan kontras media yang mengandung
iodine, menggunakan anestesi umum, hamil dan menyusui
Efek samping Anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, rasa logam, asidosis laktat (
jarang ), penurunan penyerapan b12, eritema, pruritus, urtikaria dan hepatitis
Cara Kerja Memiliki efek utama mengurangi produksi glukosa hati ( glukogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer. Metformiin merupakan
pilihan pertama pasien dengan berat badan berlebih dimana diet ketat gagal
untuk mengendalikan diabetes, jika sesuai bisa juga digunakan sebagai pilihan
pada pasien dengan berat badan normal
Reaksi dengan obat lain

Aspilet

Golongan Obat anti platelet

Sediaan Tablet 80mg dan 100 mg

Dosis Sindrom koroner akut : dosis loading 150-300 mg dan dosis pemeliharan 75-
100 mg setiap harinya untuk jangka panjang
Dosis maksimal 100 mg/hari

Indikasi Profilaksis penyakit serebrovaskular atau infark miokard

Kontraindikasi Hipersensivitas, asma, tukak peptik yang akatif, hemofilia dan gangguan
perdarahan lainya, hamil dan menyusui
Efek samping Bronkospasm, mual, muntah, nyeri, ulserasi, dan perdarahan saluran cerna,
perdarahan lain, trombositopenia, tinitus
Cara Kerja Antiplatelet berkerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat
menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri. Aspirin memiliki
efek anti agregasi trombosit. Aspirin menghambat aktivitas enzim cyclo-
oxygenase I & II ( COX I dan COX 2 ) yang selanjutnya menghambat
produksi tromboxsan.
Reaksi dengan obat lain Aspirin meningkatkan efek warfarin, heparin, digoksin, sulfoniurea
Aspirin menghambat efek diuretik seperti furosemide dan spirolactone.
Menghambat efek obat antihipertensi

Amlodipin

Golongan Calcium Channel Blocker ( CCB )

Sediaan Tablet 5 dan 10 mg

Dosis 2,5-10 mg/hari

Dosis maksimal 10mg/hr

Indikasi Hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua
dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang
dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan
jantung. Ikatan tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam
kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap masuknya
ion kalsium.

Reaksi dengan obat lain Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati (kelainan otot).
Antihipertensi: Amlodipin apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi

Simvastatin

Golongan HMG-CoA Reductase Inhibitors/Statins

Sediaan Tablet 5,10,20 mg

Dosis awal 10 mg/hari pada malam hari. Hiperkolesterolemia ringan sedang: 5mg/hr

Dosis maksimal 40 mg/hari

Indikasi Menurunkan kolesterol LDL & total pada hiperkolesterol primer

Kontraindikasi hamil dan laktasi, penyakit hati aktif atau peningkatan persisten dari
transaminase serum.
Efek samping Berat : immune-mediated necrotizing myopathy/ Lambat, rhabdomiolisis/
lambat ,atrial fibrilasi/dini
sedang : meningkatnya enzim hati/lambat , miopati/lambat, katarak/lambat
ringan : sakit kepala/dini, infeksi/ lambat, diare/dini

Cara Kerja Statin bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan
menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol
ini, maka SREBP yang terdapat pada membran dipecah oleh protease lalu
diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berkaitan
dengan gen reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.
Peningkatan jumlah reseptor LDLpada membran sel hepatosit akan
menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi.
Reaksi dengan obat lain Obat-obat seperti fenitoin, barbiturat, griseofluvin dan rimfapisin akan
mengurangi kadar plasma statin.

Neurodex

Golongan Vit. B complex

Sediaan Tablet berisi : Vitamin B 100 mg, Vitamin B6 200mg, Vitamin B12 250 mcg

Dosis Dws: 1drag 2-3x/hr

Dosis maksimal : 1drag 3x/hari


Indikasi gejala neurotropik karena defisiensi vit, ggn neurologik, mual & muntah pada
kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu&usia lanjut

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja  Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai
koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa - keto dan berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat. Secara alami vitamin B1 banyak terdapat
pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
 Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Merupakan
vitamin yang banyak terdapat pada zat makanan daging - dagingan, kacang -
kacangan, dan pisang.
 Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan
pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal,
dan produk kedelai.

Reaksi dengan obat lain Jangan digunakan pada pasien yang menerima obat levodopa

7. Nama : Ny.Christian Y I Beda


Diagnosa : Hipertiroid
Terapi : PTU 1 x 50 mg, Omeprazole 2 x 40 mg

Propiltiourasil

Golongan Obat antitiroid

Sediaan Tablet 50 mg

Dosis Dewasa : 200-400 mg/ hari, dosis ini dipertahankan sampai pasien mencapai
keadaan eutiroid, lalu dosis diturunkan secara berangsur-angsur sampai
mencapai dosis pemeliharaan 50-15-mg/ hari
Dosis maksimal 400 mg/hari

Indikasi Hipertiroid

Kontraindikasi Perhatian pada : Gangguan hati, kehamilan, menyusui, gangguan ginjal

Efek samping Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit dan pruritus,
nyeri sendi, mopati, alopesia, supresi sumsum tulang, ikterus, leukopenia,
gejala lupus eritematous
Cara Kerja PTU mencegah sintesis hormon dengan menghambat reaksi katalisi
peroksidasi tiroid dan menghambat organifikasi iodin.PTU juga menghambat
proses penggabungan iodotirosin, ptu mencegah deiodinasi T3&T4 Perifer.

Reaksi dengan obat lain Obat propylthiouracil dapat berinteraksi apabila penggunaannya bersama
dengan obat lain seperti:Antikoagulan, Beta blocker dan teofilin, Glikosida
digitalis
Omeprazole

Golongan Proton Pump Inhibitors/PPIs

Sediaan 20 dan 40 mg

Dosis 20 mg 1x/hr selama 2-4 minggu. Pasien yang sukar disembuhkan dengan
terapi lain 40 mg , 1x/hr selama 4-8 minggu.

Dosis maksimal 40 mg/hari

Indikasi Terapi jangka pendek ulkus duodenal & lambung, refluks esofagitis, sindroma
Zollinger- Ellison.
Kontraindikasi Hipersensitivitas pada omeprazole atau golongan PPI lainnya

Efek samping Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu,
parastesia, nyeri otot da sendi, pandangan kabur, edema perifer, perubahan
hematologik, perubahan enzim hati
Cara Kerja Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang tersubstitusi.
Omeprazole menghambat sekresi asam lambung pada tahap akhir dengan
memblokir system enzim H+, K+-ATPase (Proton Pump) dalam sel parietal
lambung. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat akan
diubah menjadi sulfenamid, suatu penghambat pompa proton yang aktif.
Sulfenamid bereaksi secara cepat dengan gugus merkapto (SH) dari H+, K+-
ATPase, kemudian terbentuk ikatan disulfide diantara inhibitor aktif dan
enzim, dengan demikian dapat menginaktifkan enzim secara efektif. Sehingga
menghambat pembentukan asam lambung baik dalam keadaan basal ataupun
pada saat adanya rangsangan

Reaksi dengan obat lain Menghambat aktivitas enzim yang dapat menurunkan klirens disulfiram,
fenitoin dan meneingkatkan klirens pada beberapa obat antipsikotik, takrin dan
teofilin.

8. Nama : Ny. Marci A Adon


Diagnosa : Hipertensi, Diabetes melitus tipe 2
Terapi : Novorapid 3 x 6 IU, Levemir 1 x 8 IU, Amilodipin 1 x 5mh, Micardis 1 x
80 mg, Neurodex 1 x 1 tab

Novorapid

Golongan Insulinn analog kerja cepat

Sediaan Pen/ Catridge pen/ vial

Dosis Diabetes tipe 1 :


Dewasa : sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid acting,
short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk memenuhi
kebutuhan insulin harian yang tersisa; biasanya dosis pemeliharaan harian
adalah sebesar 0,5-1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pasien nonobes
membutuhkan 0,4-0,6 unit/kgBB/hari, pasien obes membutuhkan 0,6-1,2
unit/Kgbb/hari
Anak-anak : < 2tahun : keamanan dan efikasi belum di uji
≥ 2 tahun: sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid
acting, short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk
memenuhi kebutuhan insulin harian yang tersisa.biasanya dosis pemeliharaan
harian pada remaja adalah sebesar ≤1,2 unit/kgBB/hari/selama percepatan
pertumbuhan.

Diabetes tipe 2 Dewasa: 10 unit/hari secara subkutan (atau 0,1-0,2


unit/kgBB/hari) pada malam hari atau setiap 12 jam 1 kali.

Dosis maksimal informasi dosis maksimal tidak tersedia. Biasanya pengaturan dosis
berdasarkan individu Berdasarkan monitoring secara ketat kadar glukosadarah
dan parameter klinis lainnya.
Indikasi HbA1c > 9% dengan dekompensasi metabolik
Penurunan badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke )
Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kontraindikasi reaksi alergi sistemik, selama episode hipoglikemia

Efek samping Hipoglikemiam alergi terhadap insulin

Cara Kerja Lama kerja 4-8 jam, digunakan untuk mengendalikan glukosa darah sesudah
makan dan diberikan sesaat sebelum makan

Levemir

Golongan Insulinn analog kerja panjang

Sediaan Pen

Dosis Diabetes tipe 1 :


Dewasa : sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid acting,
short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk memenuhi
kebutuhan insulin harian yang tersisa; biasanya dosis pemeliharaan harian
adalah sebesar 0,5-1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pasien nonobes
membutuhkan 0,4-0,6 unit/kgBB/hari, pasien obes membutuhkan 0,6-1,2
unit/Kgbb/hari

Anak-anak : < 2tahun : keamanan dan efikasi belum di uji


≥ 2 tahun: sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid
acting, short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk
memenuhi kebutuhan insulin harian yang tersisa.biasanya dosis pemeliharaan
harian pada remaja adalah sebesar ≤1,2 unit/kgBB/hari/selama percepatan
pertumbuhan.
Diabetes tipe 2 Dewasa: 10 unit/hari secara subkutan (atau 0,1-0,2
unit/kgBB/hari) pada malam hari atau setiap 12 jam 1 kali.

Dosis maksimal informasi dosis maksimal tidak tersedia. Biasanya pengaturan dosis
berdasarkan individu Berdasarkan monitoring secara ketat kadar glukosadarah
dan parameter klinis lainnya.
Indikasi HbA1c > 9% dengan dekompensasi metabolik
Penurunan badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke )
Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kontraindikasi reaksi alergi sistemik, selama episode hipoglikemia

Efek samping Hipoglikemiam alergi terhadap insulin

Cara Kerja Lama kerja 12-24 jam, diabsorpsi lebih lambat, mengendalikan glukosa darah
basal

Mikardis * Telmisartan

Golongan Angiotensin reseptor bloker ( ARB )

Sediaan Tablet 40 mg dan 80 mg ( mikardis )

Dosis Hipertensi : dosis 1 x 40 mg/hari. Dapat diberikan 1 x 20m/hari jika sudah


memberikan efek. Jika tekanan darah belum tercapai, dosis dapat ditingkatkan
hingga maksimum 1 x 80 mg/hari
Dosis maksimal 80mg/ hari

Indikasi Hipertensi

Kontraindikasi Kehamilan ( obat harus dihentikan bila pemakai ternyata hamil), menyusui,
stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis pada satu-satunya ginjal yang
masih berfungsi
Efek samping Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti
hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis.
Hiperglikemia dapat terjadi pada keadaan tertentu misalnya insufisiensi ginjal.
Efek samping lainya : pusing, sakit kepala, diare, penurunan Hb, ruam,
abnormal taste sensation
Cara Kerja Mekanisme kerja ARB adalah memblokade reseptor AT1 sehingga
menyebabkan vasodilatasi, peningkatan ekskresi Na dan cairan ( mengurangi
volume plasma) menurunkan hipertrofi vaskular. ARB memiliki efek yang
mirip dengan ACE- inhibitor. Perbedaannya ARB tidak mempengaruhi
metabolisme bradikinin sehingga ARB dilaporkan tidak memiliki efek
samping batuk kering dan angioedema seperti yang terjadi dengan ACE
inhibitor
Reaksi dengan obat lain Pengunaan bersama dengan diuretik hemat kalium, OAINS dan suplementasi
kalium akan menyebabkan hiperkalemia

Amlodipin

Golongan Calcium Channel Blocker ( CCB )

Sediaan Tablet 5 dan 10 mg

Dosis 2,5-10 mg/hari

Dosis maksimal 10mg/hr

Indikasi Hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua
dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang
dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan
jantung. Ikatan tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam
kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap masuknya
ion kalsium.

Reaksi dengan obat lain Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati (kelainan otot).
Antihipertensi: Amlodipin apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi

Neurodex

Golongan Vit. B complex

Sediaan Tablet berisi : Vitamin B 100 mg, Vitamin B6 200mg, Vitamin B12 250 mcg

Dosis Dws: 1drag 2-3x/hr

Dosis maksimal : 1drag 3x/hari

Indikasi gejala neurotropik karena defisiensi vit, ggn neurologik, mual & muntah pada
kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu&usia lanjut

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati
Cara Kerja  Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai
koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa - keto dan berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat. Secara alami vitamin B1 banyak terdapat
pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
 Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Merupakan
vitamin yang banyak terdapat pada zat makanan daging - dagingan, kacang -
kacangan, dan pisang.
 Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan
pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal,
dan produk kedelai.

Reaksi dengan obat lain Jangan digunakan pada pasien yang menerima obat levodopa

9. Nama : Ny.Maya Sonlae


Diagnosa : Hipertiroid
Terapi : PTU 2 x 100mg, acetylcysteine 3 x 200 mg

Propiltiourasil

Golongan Obat antitiroid

Sediaan Tablet 50 mg

Dosis Dewasa : 200-400 mg/ hari, dosis ini dipertahankan sampai pasien mencapai
keadaan eutiroid, lalu dosis diturunkan secara berangsur-angsur sampai
mencapai dosis pemeliharaan 50-15-mg/ hari
Dosis maksimal 400 mg/hari

Indikasi Hipertiroid

Kontraindikasi Perhatian pada : Gangguan hati, kehamilan, menyusui, gangguan ginjal

Efek samping Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit dan pruritus,
nyeri sendi, mopati, alopesia, supresi sumsum tulang, ikterus, leukopenia,
gejala lupus eritematous
Cara Kerja PTU mencegah sintesis hormon dengan menghambat reaksi katalisi
peroksidasi tiroid dan menghambat organifikasi iodin.PTU juga menghambat
proses penggabungan iodotirosin, ptu mencegah deiodinasi T3&T4 Perifer.

Reaksi dengan obat lain Obat propylthiouracil dapat berinteraksi apabila penggunaannya bersama
dengan obat lain seperti:Antikoagulan, Beta blocker dan teofilin, Glikosida
digitalis

Acetylcysteine

Golongan Mukolitik
Sediaan Kapsul 200mg
Sirup 100mg/ 5ml
Dosis Dewasa 3 x 1 kapsul sehari

Dosis maksimal 600m/ hari

Indikasi Terpai hipersekresi mukus kental dan tebal pada saluran pernapasan

Kontraindikasi Hipersensivitas terhadap acetylcysteine

Efek samping Pada pengunaan sistemik, menimbulkan reaksi hipersensivitas seperti urtikaria
dan bronkospasme ( jarang terjadi ), psoriasis, mual, muntah, diare, stomatitis,
pusing, tinitus
Cara Kerja Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan
jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama antibiotik ( amoxicilin, cefuroxime, erythromycin,
doxycycline ) dapat meningkatkan kadar antibiotik dalam jaringan paru

10. Nama : Tn.Laonso Fanggidae


Diagnosa : Diabetes melitus tipe 2, Hipertensi
Terapi : Novorapid 3 x 8 IU, Glimepiride 1 x 2 mg, Amilodipin 1 x 5mh, Ambroxol
3 x 30mg, Neurodex 11 tab, flunarizin 1 x 5mg

Novorapid

Golongan Insulinn analog kerja cepat

Sediaan Pen/ Catridge pen/ vial

Dosis Diabetes tipe 1 :


Dewasa : sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid acting,
short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk memenuhi
kebutuhan insulin harian yang tersisa; biasanya dosis pemeliharaan harian
adalah sebesar 0,5-1 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pasien nonobes
membutuhkan 0,4-0,6 unit/kgBB/hari, pasien obes membutuhkan 0,6-1,2
unit/Kgbb/hari

Anak-anak : < 2tahun : keamanan dan efikasi belum di uji


≥ 2 tahun: sepertiga dari total kebutuhan insulin subkutan harian; Rapid
acting, short acting insulin, insulin sebelum makan harus diberikan untuk
memenuhi kebutuhan insulin harian yang tersisa.biasanya dosis pemeliharaan
harian pada remaja adalah sebesar ≤1,2 unit/kgBB/hari/selama percepatan
pertumbuhan.

Diabetes tipe 2 Dewasa: 10 unit/hari secara subkutan (atau 0,1-0,2


unit/kgBB/hari) pada malam hari atau setiap 12 jam 1 kali.

Dosis maksimal informasi dosis maksimal tidak tersedia. Biasanya pengaturan dosis
berdasarkan individu Berdasarkan monitoring secara ketat kadar glukosadarah
dan parameter klinis lainnya.
Indikasi HbA1c > 9% dengan dekompensasi metabolik
Penurunan badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke )
Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Kontraindikasi reaksi alergi sistemik, selama episode hipoglikemia

Efek samping Hipoglikemiam alergi terhadap insulin

Cara Kerja Lama kerja 4-8 jam, digunakan untuk mengendalikan glukosa darah sesudah
makan dan diberikan sesaat sebelum makan

Glimipiride

Golongan Sulfonulurea

Sediaan Tablet 1, 2, 3, 4 mg

Dosis Dosis harian : 1 – 8 mg/ hari ( diberikan 1x sehari ) dibbereikan sebelum


makan

Dosis maksimal 8mg/hari

Indikasi Diabetes melitus tipe 2

Kontraindikasi Gangguan fungsi hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan
menyusui
Efek samping Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat badan.
Mual,muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati, reaksi hipersensivitas,
gangguan darah, agranulositosis, pansitopenia
Cara Kerja Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas
Reaksi dengan obat lain Meningkatkan resiko hipoglikemia jika diberikan bersama dengan insulin,
alkohol, fenformin, sulphonamide, salsilat dosis besar, phenybutazone,
oksifenbutazone, probenecid, dikumarol, chlorampehicol, penghambat MAO,
guanetidin, anabolik steroid, fenfluramin dan klofibrat

Amlodipin

Golongan Calcium Channel Blocker ( CCB )

Sediaan Tablet 5 dan 10 mg

Dosis 2,5-10 mg/hari


Dosis maksimal 10mg/hr

Indikasi Hipertensi, profilaksis angina

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium generasi kedua
dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan mengikat situs yang
dibentuk dari residu asam amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan
jantung. Ikatan tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam
kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap masuknya
ion kalsium.

Reaksi dengan obat lain Penggunaaan amlodipine dengan indinavir dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Selain itu, penggunaan amlodipine dengan simvastatin dapat
meningkatkan risiko terjadinya miopati (kelainan otot).
Antihipertensi: Amlodipin apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi

Ambroxol

Golongan Mukolitik

Sediaan Tablet/ kaplet 30 mg


Syrup 15mg/ 5 ml, 30 mg/ 5 ml
Tetes 15 mg/ml
Dosis Dewasa & anak di atas 12 tahun : 2-3 x 30 mg/hari
Dosis Anak-anak : 1,2 – 1,6 mg/kgBB/hari
Dosis maksimal

Indikasi Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap ambroxol

Efek samping Reaksi intoleran setelah pemberian ambroxol pernah dilaporkan tetapi jarang,
efek samping yang ringan pada saluran cerna, reaksi alergi ( jarang )
Cara Kerja Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan
jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum.
Reaksi dengan obat lain Pemberian bersama antibiotik ( amoxicilin, cefuroxime, erythromycin,
doxycycline ) dapat meningkatkan kadar antibiotik dalam jaringan paru

Neurodex

Golongan Vit. B complex

Sediaan Tablet berisi : Vitamin B 100 mg, Vitamin B6 200mg, Vitamin B12 250 mcg
Dosis Dws: 1drag 2-3x/hr

Dosis maksimal 1drag 3x/hari

Indikasi gejala neurotropik karena defisiensi vit, ggn neurologik, mual & muntah pada
kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu&usia lanjut

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap vitamin B

Efek samping Penggunaan dosis besar & lama vit.B6 dapat menyebabkan sindrom neuropati

Cara Kerja  Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai
koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa - keto dan berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat. Secara alami vitamin B1 banyak terdapat
pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
 Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Merupakan
vitamin yang banyak terdapat pada zat makanan daging - dagingan, kacang -
kacangan, dan pisang.
 Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama
dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan
pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal,
dan produk kedelai.

Reaksi dengan obat lain Jangan digunakan pada pasien yang menerima obat levodopa

Funarizine

Golongan Calcium channel blocker

Sediaan Tablet 5 mg, 10 mg

Dosis 5-10 mg/ hari diberikan 1x sehari pada malam hari.

Dosis maksimal Maksimal 10 mg/hari

Indikasi Profilaksis migrain, vertigo karena gangguan vestibular dan atau serovaskular,
gangguan sirkulasi perifer
Kontraindikasi Depresi, parkinsonisme, pasien mendapat terapi beta-blocker

Efek samping Mengantuk, letih

Cara Kerja Memiliki aktivitas memblok histamin H1

Reaksi dengan obat lain Penggunaan bersama alkohol, anti hiptonik dan tranquilizer dapat
menyebabkan sedasi berlebihan. Galaktorea saat digunakan bersama denngan
kontrasepsi oral

Anda mungkin juga menyukai