Disusun Oleh :
2. Karakteristik usaha
a. Usaha Pertanian
- Adanya jarak waktu antara mulai investasi dengan penerimaan hasil yang dapat
meningkatkan resiko usaha, resiko fisik dan resiko pasar
- Merupakan pertanian rakyat
- Bersifat ekstensi
- Spesialisasi dalam pertanian sukar diterima
- Lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia dan relatif sedikit menggunakan
tenaga kerja mesin
- Hasil pertanian sulit diprediksi/dikontrol
- Pasar komoditi pertanian sifatnya monopsoni/oligopsony
- Pertanian memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap perekonomian Indonesia.
b. Usaha Perikanan
- Ikan hidup di permukaan, pertengahan/dasar air, sehingga tidak tampak oleh mata
secara langsung. Karena itu sulit diduga keberadaan dan jumlah/potensinya untuk
menangkap dilakukan dengan berburu
- Walaupun ikan hidup di air, tapi belum tentu ada di suatu tempat/wilayah perairan.
Berarti tidak semua perairan merupakan daerah penangkapan ikan/fishing ground
- Ikan selalu bergerak dan berpindah tempat, berlaku secara musiman, sehingga terjadi
musim penangkapan ikan yang belum tentu sama dengan daerah lain
- Ikan termasuk komoditi yang mudah rusak dan cepat busuk, sehingga memerlukan
kecepatan dalam proses pemasarannya. Apabila tidak cepat akan mempengaruhi mutu
dan harga ikan
- Sumber daya ikan dapat punah/habis apabila mengalami tekanan penangkapan
- Sumberdaya ikan adalah milik bersama/common properties, sehingga mudah
mengalami over fishing
2
- Dalam operasi penangkapan memerlukan keahlian khusus dan kerjasama antar ABK
atau nelayan
- Operasi penangkapan tidak bisa dilakukan penuh dalam satu tahun
- Harga ikan di TPI ditetapkan berdasarkan lelang
- Usaha penangkapan dengan sistem bagi hasil, biaya operasional penangkapan hanya
dilakukan satu kali, trip selanjutnya dipotong dari hasil kotor lelang
- Usaha perikanan tangkap beresiko tinggi
- TPI sering berbau amis atau busuk
c. Usaha Peternakan
- Mencakup 4 komponen yaitu manusia sebagai subyek, ternak sebagai obyek,
lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan
- fragile, perishable, quality variation serta bulky
- faktor – faktor produksi usaha peternakan yang jumlahnya relatif banyak serta
dominansi pengaruh lingkungan yang besar.
b. Usaha Perikanan
- Usaha perikanan tangkap
Usaha perikanan tangkap merupakan sebuah kegiatan usaha kegiatan dalam produksi
ikan melalui cara penangkapan ikan dan biasanya dijalankan oleh nelayan/rakyat yang
tinggal di daerah pesisir pantai atau dekat perairan darat. Contoh bisnis ini yaitu
penangkapan ikan sarden, ikan tuna, ikan bawal bahari, dan sebagainya yang
menggunakan alat penangkapan ikan
- Usaha perikanan budidaya (akuakultur)
Usaha perikanan budaya atau akuakultur merupakan sebuah aktivitas yang bertujuan
memproduksi ikan pada sebuah wadah/loka pemeliharaan. Contohnya meliputi
budidaya ikan lele, budidaya ikan nila, budidaya ikan gurami, dan budidaya ikan patin.
- Usaha perikanan pengolahan
Usaha perikanan pengolahan merupakan sebuah aktivitas bisnis perikanan yang
menaikkan nilai tambah yang dimiliki sebuah produk perikanan. Contohnya, pembuatan
nugget berbahan dasar ikan, pengolahan kerupuk ikan, pembuatan bakso ikan, dan
sebagainya.
c. Usaha Peternakan
- Peternakan tradisional
- Peternakan backyard
3
- Peternakan modern
2. Bentuk usaha
a. Usaha Pertanian
- Sawah
Sawah merupakan bentuk usaha pertanian pada lahan basah dengan jenis tanaman utama
padi. Berbagai jenis sawah diantaranya adalah sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Sawah irigasi merupakan sawah yang sumber airnya didapat melalui sistem irigasi.
Sedangkan, sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya didapat dari air hujan
ketika musim hujan tiba
- Ladang
Lading merupakan salah satu bentuk usaha pertanian pada lahan kering dengan
membuka hutan. berbagai jenis lading diantaranya adalah lading menetap dan lading
berpindah. Lading menetap merupakan kegiatan berladang dengan cara menetap.
Lading berpindah merupakan kegiatankegiatan berladang dengan cara membuka hutan.
- Tegalan
Tegalan merupakan bentuk pertanian pada lahan kering tanpa pengairan. Jenis
tanamannya biasanya jagung, ubi – ubian, dan sayur – sayuran.
- Kebun
Kebun merupakan bentuk pertanian yang terdapat di sekitar rumah. Jenis tanaman yang
ada di kebun diantaranya adalah buah – buaha, sayur – sayuran, dan tanaman obat –
obatan.
b. Usaha Perikanan
- Perikanan laut
Perikanan air laut adalah usaha menangkap ikan di pantai atau di laut dan
pembudidayaan ikan laut dalam tambak – tambak.
- Perikanan darat
Perikanan darat merupakan usaha memeilihara dan menangkap ikan di perairan darat
yang meliputi air tawar dan perikanan air payau. Perikanan air tawar diusahakan di
sungai, danau, rawa, waduk atau bendungan di lembah – lembah sungai dan empang,
serta sawah yang digenangi air selama tanaman padi masih muda. Sedangkan perikanan
air payau diusahakan di tambak – tambak yang terdapat di tepi pantai
c. Usaha Peternakan
- Peternakan rakyat
Peternakan rakyat ialah peternakan yang dilakukan oleh rakyat antara lain petani
disamping usaha pertaniannya
- Perusahaan peternakan
Perusahaan peternakan ialah peternakan, yang diselenggarakan dalam bentuk suatu
perusahaan komersil
4
BAB II
5
A. DASAR HUKUM
- Undang – Undang Republik Inodnesia No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
- Undang – Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Undang – Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
- Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 70P/HUM/2013 Mengenai
Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Hasil Pertanian yang Dihasilkan Dari Kegiatan
Usaha Di Bidang Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Sebagaimana Diatur Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007
Proses Produksi
Proses produksi dimulai dari proses pemeliharaan bibit hingga ternak berproduksi. Proses
pemeliharaan meliputi pemberian pakan, minum serta sanitasi kandang sesuai dengan standar
manajemen.
Proses Penyebaran Penjualan
Penjualan hasil produksi
3. pertanian
6
C. JENIS TRANSAKSI YANG TERKENA PPh PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN
1. Perikanan
PPh pasal 21
Perusahaan perikanan memiliki karyawan, memiliki kewajiban memotong penghasilan secara
langsung
PPh pasal 22
PMK RI No. 34/pmk.010/2017 PMK Tentang Pemungutan Pajak Pasal 22 Sehubungan Dengan
Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di
Bidang Lain
2. Peternakan
Pajak Penghasilan Pasal 21
Tenaga kerja pada usaha peternakan yang memiliki penghasilan tidak kena pajak di atas Rp.
4.500.000 per bulan atau Rp. 54.000.000 per tahun akan dipotong Pajak Penghasilan
Pasal 21.
Pajak Penghasilan Pasal 22
7
2. Peternakan
- Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
5/PMK.010/2016 penyerahan Barang Kena Pajak seperti ternak tidak dikenakan PPN
- Berdasarkan PMK NOMOR 34/PMK.010/2017 pembelian bahan-bahan berupa hasil
kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui
proses industri manufaktur, dikenakan Pph Pasal 22 sebesar 0,25% dari harga pembelian
tidak termasuk PPN.
3. Pertanian
Pada tanggal 25 Februari 2014 telah diterbitkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 70P/HUM/2013. Putusan tersebut mengabulkan permohonan uji materiil dari pemohon
yaitu Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Isi putusan tersebut memerintahkan
kepada Presiden Republik Indonesia untuk mencabut Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2)
huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001
tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang
Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
Dampak dari putusan tersebut yaitu pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah
peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar
delapan ratus juta rupiah)
8
Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak
Pertambahan Nilai.
9
DAFTAR PUSTAKA
10