Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ILMIAH

MENGHITUNG PEMANASAN KALOR

Disusun oleh:
Rifqi akmal irwan maulana
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung
sedikit (Purnomo, 2008). Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau
energi panas. Kaor adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur dengan alat
termometer dengan perantara air yang telah didihkan. Kalor jenis suatu benda memiliki masa
yang berbeda-beda tergantung pada energi panas yang dimiliki oleh benda tersebut.
Panas dalam bahasa Indonesia bisa mengandung dua arti, satu berarti kata sifat dan
yang lain berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata benda. Definisi sederhana
menyatakan Perpindahan Kalor adalah ilmu yang mempelajari perpindahan kalor dari satu
system ke system lain dengan berbagai aspek yang menjadi implikasinya (Koestoer, 2008).
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda atau matrial. (Holman, 1991). Secara
alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda yang bersuhu lebih rendah,
tetapi tidak perlu benda berenergi termis banyak kebenda berenergi termis lebih sedikit.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mempelajari konsep kapasitas kalor jenis dari air.


2. Menentukan besarnya kalor jenis air.
BAB II
KAJIAN ILMIAH
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut kalor. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada
suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum
Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam
kalorimeter.Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1= massa air panas
m2= massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan.
Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak
spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna murni
pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu
ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai
positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m.c.ΔT
Keterangan:
q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan
fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa latin
yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung
panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen
(ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen.
Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi
oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan
langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan
pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan.
Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu
tempat ke tempat yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu
tersebut. Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung
perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat
menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat
tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat
tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor
dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC
atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule
pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci,
1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom,
kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari
sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang
terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya
diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah
suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar
zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul
akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam
kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan
itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan
reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta memperhitungkan kalor
yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter
diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan
jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat
dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat
dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang
reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi,
pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Desember 2018
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium fisika SMAN 1 Kudus
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Power Supply
2. Kabel Koneksi
3. Stopwatch
4. Kalorimeter
5. Multimeter
6. Termometer

Bahan :
Air

3.3 Cara Kerja

1. Baca bismillah terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan,


2. Letakkan semua alat dan bahan diatas meja.
3. Kemudian buatlah terlebih dahulu rangkaian seri atau pararel.
4. Hidupkan power supply secara bersamaan pada saat pengukuran.
5. Ukurlah tegangan dan kuat arusnya.
6. Catat hasilnya, untuk rangkaian seri dikali dengan kuat arus yang dihasilkan dan
rangkaian pararel dikali dengan tegangan yang telah didapatkan hasilnya.
7. Kemudian catat hasil suhunya setiap 1 menit.
8. Setelah itu, catatlah hasil secara keseluruhan ditabel praktikum.
9. Selanjutnya, matikan power supply.
10. Akhiri dengan Alhamdulillah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Massa air = 100 gr = 0,1 kg
Suhu awal = 30 C
Arus listrik = 3,125 . 50 = 16 A
Tegangan listrik = 5,55 . 50 = 9 V

No Waktu Suhu C C2
1 60 s 35 210,19J/k 999999.00J/kg
2 120 s 40 780,6J/kg 372832,36 J/kg
3 180 s 45 1200J/kg 810000 J/kg
4 240 s 51 1066,67 J/kg 1137784,89 J/kg
5 300 s 56 1398,09 J/kg 1954655,65 J/kg
6 360 s 61 1234567J/kg 2907911,67 J/kg
7 420 s 64 45678 J/kg 3881018,21 J/kg
8 480 s 68 123567 J/kg 4939550,71 J/kg
9 540 s 70 9753 J/kg 6171994,93 J/kg
10 600 s 73 2345 J/kg 7475740,27 J/kg
11 660 s 75 123456J/kg 8932208,14 J/kg
12 720 s 78 123456789J/kg 10432318,61 J/kg
13 780 s 80 876543J/kg 12092310,76 J/kg
∑C = 25098,47 ∑C2 = 61204916,62
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan yaitu Kalor
jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke benda lain akibat
dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut.
Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat yang
dinamakan kalorimeter. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer yang
sering digunakan adalah termometer merkuri Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai
alat ukur diantaranya lebih akurat, presisi, dan akuntable. Manfaat kalor dibidang perikanan
yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan
ikan

5.2 Saran
Kami sebagai penulis tentu masih banyak kesalahan dalam penulisan ini, tapi kami
berharap laporan kami ini bisa menjadi acuan, dan pedoman bagi praktikan-praktikan
selaanjutnya dalam praktik bidang miring. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai