SKRIPSI
Oleh :
AGUS HERMAWAN
NIM. E420163325
Pembimbing
1. Noor Hidayah, A.Kep., M.Kes
2. Noor Cholifah, S.SiT.,M.Kes
i
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Program S-1 Keperawatan
2018
ii
Muhammadiyah Kudus Health Sciences College
Nursing S-1 Program
2018
iii
PENDAHULUAN tindakan bedah minor yang
Sirkumsisi atau paling banyak dikerjakan di
pembuangan kalup penis telah seluruh dunia, baik oleh dokter,
dilakukan sejak zaman paramedis ataupun oleh dukun
prasejarah, dilihat dari gambar- sunat (Purnomo, 2013).
gambar di gua yang berasal dari Tindakan sirkumsisi
zaman batu dan makam mesir merupakan suatu tindakan
purba. Alasan tindakan ini masih intervensi operatif yang
belum jelas pada masa itu, tetapi melibatkan rasa nyeri
teori-teori memperkirakan bahwa didalamnya, hal ini tentu
tindakan ini merupakan bagian membutuhkan usaha ekstra
dari ritual pengorbanan atau (Prasetyono,2009). Tindakan
persembahan, tanda penyerahan sirkumsisi termasuk dalam
kepada Tuhan Yang Maha kategori bedah minor atau
Kuasa, langkah menuju kecil. Bedah minor adalah
kedewasaan, tanda bedah sederhana yang
kekalahanatau perbudakan, beresiko lebih kecil terhadap
serta upaya untuk mengubah kelangsungan hidup, tindakan
estetika atau seksualitas bedah minor dapat dilakukan
(BKKBN, 2012). di ruang praktek ahli bedah,
Sirkumsisi klinik serta unit bedah rawat
(circumcision/khitan) merupakan jalan atau rawat inap.
proses pemotongan kulit depan Walaupun sirkumsisi
atau preputium penis dengan dikatakan sebagai tindakan
menyisakan mukosa (lapisan operasi kecil atau minor,
dalam kulit) dari sulcus namun hal tersebut tidak boleh
coronarious ke arah kepala dianggap kecil oleh pasien
penis, yang bertujuan untuk karena dapat mengakibatkan
mencegah timbulnya rasa takut dan cemas akibat
penumpukan smegma pada dari berbagai sensasi khayalan
penis baik itu dengan alasan yang muncul sebelum
sosial, agama maupun budaya. pelaksanaan operasi sirkumsisi
Pendapat lain juga mengatakan (Prasetyono, 2009).
bahwa sirkumsisi merupakan
Ketakutan dan terhadap situasi yang
kecemasan tersebut timbul mengancam dan ketakutan
akibat proses sirkumsisi yang menghasilkan kecemasan
akan dijalani yang melibatkan (Stuart & Laraia cit Hartoyo,
rasa nyeri saat anestesi 2014).
(Suddarth &Brunner, 2002). Misalnya anak pada saat
Beberapa studi mengatakan menunggu giliran untuk
bahwa adanya nyeri yang disirkumsisi karena tindakan
ekstrim dalam sunat sirkumsisi atau khitan yaitu
(Rahmawati, 2009). Kecemasan memotong preposium atau kulit
adalah perasaan takut yang yang menutupi glans penis
bersifat lama pada sesuatu yang dengan tujuan menjalankan
tidak jelas dan berhubungan syari’at Islam ataupun indikasi
dengan perasaan yang tidak medis.
menentu dan tidak berdaya. Dampak negatif dari
Stuart & Laraia cit Hartoyo kecemasan anak yang akan
(2014) menyatakan bahwa mengalami sirkumsisi
individu yang cemas merasa kemungkinan dapat
bahwa kepribadiannya terancam. mengganggu proses sirkumsisi
Kecemasan juga disebut itu sendiri, mislanya anak lari
emosi dan pengalaman individu dan menjerit-jerit. Mereka juga
yang terlihat. Kecemasan dapat mengalami dampak yang
tersebut membedakan dengan lebih berat dari seharusnya
ketakutan. Ketakutan akibat respon diri akan
mempunyai sumber atau objek kecemasan tersebut. Anak juga
yang spesifik di mana individu dapat mengalami kesulitan tidur
dapat mengidentifikasi dan serta penyakit seperti sakit
menjelaskannya. Takut kepala, peningkatan darah dan
melibatkan penilaian intelektual gejala gejala kecemasan lain
dari rangsang yang mengancam, karena adanya tekanan mental
sedangkan kecemasan adalah saat akan dilakukan tindakan
respon emosi terhadap penilaian sirkumsisi (Kusuma, 2013).
tersebut. Ketakutan disebabkan Pendidikan kesehatan
oleh kondisi fisik atau psikis dapat mengurangi reaksi stress
dan meningkatkan kesejahteraan yang menangis dan menjerit –
fisik dan mental. Kecemasan njerit sebelum dikhitan.
umumnya disebabkan karena berdasarkan survey
kurangnya pemberian informasi pendahuluan yang dilakukan
sehingga akan berpengaruh terhadap 10 anak yang
pada tingkat kecemasan anak. melakukan khitan di Praktek
Kecemasan pada anak yang Perawat Mandiri H. Totok Sunat
akan menjalani khitan dikenali Kudus dengan melakukan
sebagai bagian dari trauma yang wawancara didapatkan 8 anak
dialami anak akibat tindakan menangis, gugup dan tangan
yang dianggap membahayakan dingin menjelang dikhitan.
bagi dirinya. Dukungan informatif setelah dilakukan wawancara 6
melalui pemberian informasi, anak tersebut merasa ketakutan
nasehat, saran ataupun petunjuk karena membayangkan jika
kepada anak. Dengan penis dipotong dengan pisau
pemberian informasi yang saat khitan, sedangkan 2 anak
adekuat dan menarik tentang mengatakan tidak takut karena
khitan, anak akan tertarik untuk sudah diberikan informasi oleh
memperhatikan dan dapat orang tuanya tentang proses
meningkatkan pengetahuan khitan yang akan dilakukan.
anak sehingga mempunyai Berdasarkan latar
mekanisme koping yang baik belakang tersebut, maka penulis
dalam mengatasi kecemasan. tertarik untuk mengadakan
Penelitian ini penting dilakukan penelitian dengan judul
untuk mengetahui sejauh mana “Efektifitas pendidikan kesehatan
pemberian informasi yang Terhadap Tingkat Kecemasan
adekuat dapat mempengaruhi Anak Sirkumsisi di Praktek
kecemasan sebelum khitan pada Perawat Mandiri H. Totok Sunat
anak. Kudus”.
Praktek Perawat Mandiri
H. Totok Sunat Kudus
merupakan salah satu tempat
khitan yang banyak dikunjungi
masyarakat Kudus. Banyak anak
METODE sebelum diberikan
pendidikan kesehatan mayoritas
Rancangan penelitian ini anak memiliki kecemasan
menggunakan jenis penelitian cemas sedang yaitu sebanyak
Quasy Eksperimental. 14 orang (46,7%), sedangkan
yang cemas berat sebanyak 12
Sedangkan desain penelitian
orang (40%) dan yang cemas
yang digunakan dalam penelitian ringan sebanyak 4 orang
ini adalah desain penelitian Non (13,3%) serta tidak ada yang
equivalent control group pre test- tidak cemas.
post test. 2. Tingkat Kecemasan Anak
Sirkumsisi Di Praktek Perawat
Populasi dalam penelitian ini Mandiri H. Totok Sunat Kudus
adalah rata –rata perbulan anak Sesudah Diberikan Pendidikan
sirkumsisi di praktek perawat Kesehatan Pada Kelompok
mandiri H. Totok Khitan Kudus. Kontrol
Jumlah dalam bulan September sesudah diberikan
2017 yaitu sebanyak 157 orang. pendidikan kesehatan mayoritas