Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN ANAK SIRKUMSISI DI PRAKTEK PERAWAT


MANDIRI H. TOTOK, SKM.,MM SUNAT KUDUS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Ujian Akhir


Program Khusus S1 Keperawatan
di STIKES Muhammadiyah Kudus

Oleh :
AGUS HERMAWAN
NIM. E420163325

Pembimbing
1. Noor Hidayah, A.Kep., M.Kes
2. Noor Cholifah, S.SiT.,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018

i
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Program S-1 Keperawatan
2018

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN ANAK SIRKUMSISI DI PRAKTEK PERAWAT
MANDIRI H. TOTOK, SKM.,MM SUNAT KUDUS

Agus Hermawan, Noor Hidayah, Noor Cholifah

Xv+60halaman+12 tabel+2 gambar+12 lampiran

Latar Belakang: sirkumsisi dikatakan sebagai tindakan operasi kecil atau


minor, namun hal tersebut tidak boleh dianggap kecil oleh pasien karena
dapat mengakibatkan rasa takut dan cemas akibat dari berbagai sensasi
khayalan yang muncul sebelum pelaksanaan operasi sirkumsisi. Ketakutan dan
kecemasan tersebut timbul akibat proses sirkumsisi yang akan dijalani yang
melibatkan rasa nyeri saat anestesi. Pendidikan kesehatan dapat
mengurangi reaksi stress dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
Tujuan : Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat
kecemasan anak sirkumsisi di praktek perawat mandiri H. Totok Sunat Kudus.
Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasy
Eksperimental. desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
equivalent control group pre test- post test. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 157 orang. sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60
orang. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara
purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian Kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan
mayoritas anak memiliki kecemasan cemas sedang yaitu sebanyak 14 orang
(46,7%). Kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan kesehatan
mayoritas anak memiliki kecemasan cemas berat yaitu sebanyak 16 orang
(53,3%). Kelompok control sesudah diberikan pendidikan kesehatan mayoritas
anak memiliki kecemasan cemas sedang dan berat yaitu sebanyak 13 orang
(43,3%). Kelompok eksperimen sesudah diberikan pendidikan kesehatan
mayoritas anak memiliki kecemasan cemas ringan yaitu sebanyak 22 orang
(73,3%). Ada efektifitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan anak
sirkumsisi di praktek perawat mandiri h. Totok sunat kudus.
Kesimpulan Ada efektifitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan
anak sirkumsisi di praktek perawat mandiri h. Totok sunat kudus.
.

Kata Kunci : Kecemasan, Sirkumsisi


Kepustakaan : 28 Daftar Pustaka (2012 – 2015)

ii
Muhammadiyah Kudus Health Sciences College
Nursing S-1 Program
2018

EFFECTS OF HEALTH EDUCATION IN THE LEVEL OF ANIMALS OF


CIRCUMS HEALTH IN MANDIRI NURSE PRACTICES
H. TOTOK, SKM., MM SUNAT KUDUS

Agus Hermawan, Noor Hidayah, Noor Cholifah

Xv + 60pages + 12 tables + 2 images + 12 attachments

Background: Circumcision is said to be a minor or minor surgery, but it should


not be considered small by the patient as it can lead to fear and anxiety resulting
from the various imaginary sensations that arise prior to the operation of the
circumcision. Fear and anxiety arise due to the circumcision process that will be
undertaken that involves pain during anesthesia. Health education can reduce
stress reactions and improve physical and mental well-being.
Objective: To know the influence of health education on the level of anxiety of
circumcised children in the practice of independent nurse H. Totok Sunat Kudus.
Method: The design of this study used experimental Quasy research type.
research design used in this research is Non equivalent control group pre test
post test. The population in this study as many as 157 people. the sample used
in this study as many as 60 people. The sampling technique used in this
research is purposive sampling. Data analysis used univariate and bivariate
analysis.
The results of the control group before the health education given the majority of
children have moderate anxiety anxiety that is as many as 14 people (46.7%).
The experimental group before being given a health education majority of
children have severe anxiety anxiety that is as much as 16 people (53,3%).
Control group after given health education majority of children have anxiety of
medium and heavy anxiety that is as much as 13 people (43,3%). The
experimental group after being given a health education majority of children have
anxious anxiety is light as much as 22 people (73.3%). There is an influence of
health education on the level of anxiety of circumcised children in the practice of
independent nurses h. Pure holy circumcision.
Conclusion There is an influence of health education on the level of anxiety of
circumcised children in the practice of independent nurses h. Pure holy
circumcision.

Keywords: Anxiety, Circumcision


Literature: 28 Bibliography (2012 - 2015)

iii
PENDAHULUAN tindakan bedah minor yang
Sirkumsisi atau paling banyak dikerjakan di
pembuangan kalup penis telah seluruh dunia, baik oleh dokter,
dilakukan sejak zaman paramedis ataupun oleh dukun
prasejarah, dilihat dari gambar- sunat (Purnomo, 2013).
gambar di gua yang berasal dari Tindakan sirkumsisi
zaman batu dan makam mesir merupakan suatu tindakan
purba. Alasan tindakan ini masih intervensi operatif yang
belum jelas pada masa itu, tetapi melibatkan rasa nyeri
teori-teori memperkirakan bahwa didalamnya, hal ini tentu
tindakan ini merupakan bagian membutuhkan usaha ekstra
dari ritual pengorbanan atau (Prasetyono,2009). Tindakan
persembahan, tanda penyerahan sirkumsisi termasuk dalam
kepada Tuhan Yang Maha kategori bedah minor atau
Kuasa, langkah menuju kecil. Bedah minor adalah
kedewasaan, tanda bedah sederhana yang
kekalahanatau perbudakan, beresiko lebih kecil terhadap
serta upaya untuk mengubah kelangsungan hidup, tindakan
estetika atau seksualitas bedah minor dapat dilakukan
(BKKBN, 2012). di ruang praktek ahli bedah,
Sirkumsisi klinik serta unit bedah rawat
(circumcision/khitan) merupakan jalan atau rawat inap.
proses pemotongan kulit depan Walaupun sirkumsisi
atau preputium penis dengan dikatakan sebagai tindakan
menyisakan mukosa (lapisan operasi kecil atau minor,
dalam kulit) dari sulcus namun hal tersebut tidak boleh
coronarious ke arah kepala dianggap kecil oleh pasien
penis, yang bertujuan untuk karena dapat mengakibatkan
mencegah timbulnya rasa takut dan cemas akibat
penumpukan smegma pada dari berbagai sensasi khayalan
penis baik itu dengan alasan yang muncul sebelum
sosial, agama maupun budaya. pelaksanaan operasi sirkumsisi
Pendapat lain juga mengatakan (Prasetyono, 2009).
bahwa sirkumsisi merupakan
Ketakutan dan terhadap situasi yang
kecemasan tersebut timbul mengancam dan ketakutan
akibat proses sirkumsisi yang menghasilkan kecemasan
akan dijalani yang melibatkan (Stuart & Laraia cit Hartoyo,
rasa nyeri saat anestesi 2014).
(Suddarth &Brunner, 2002). Misalnya anak pada saat
Beberapa studi mengatakan menunggu giliran untuk
bahwa adanya nyeri yang disirkumsisi karena tindakan
ekstrim dalam sunat sirkumsisi atau khitan yaitu
(Rahmawati, 2009). Kecemasan memotong preposium atau kulit
adalah perasaan takut yang yang menutupi glans penis
bersifat lama pada sesuatu yang dengan tujuan menjalankan
tidak jelas dan berhubungan syari’at Islam ataupun indikasi
dengan perasaan yang tidak medis.
menentu dan tidak berdaya. Dampak negatif dari
Stuart & Laraia cit Hartoyo kecemasan anak yang akan
(2014) menyatakan bahwa mengalami sirkumsisi
individu yang cemas merasa kemungkinan dapat
bahwa kepribadiannya terancam. mengganggu proses sirkumsisi
Kecemasan juga disebut itu sendiri, mislanya anak lari
emosi dan pengalaman individu dan menjerit-jerit. Mereka juga
yang terlihat. Kecemasan dapat mengalami dampak yang
tersebut membedakan dengan lebih berat dari seharusnya
ketakutan. Ketakutan akibat respon diri akan
mempunyai sumber atau objek kecemasan tersebut. Anak juga
yang spesifik di mana individu dapat mengalami kesulitan tidur
dapat mengidentifikasi dan serta penyakit seperti sakit
menjelaskannya. Takut kepala, peningkatan darah dan
melibatkan penilaian intelektual gejala gejala kecemasan lain
dari rangsang yang mengancam, karena adanya tekanan mental
sedangkan kecemasan adalah saat akan dilakukan tindakan
respon emosi terhadap penilaian sirkumsisi (Kusuma, 2013).
tersebut. Ketakutan disebabkan Pendidikan kesehatan
oleh kondisi fisik atau psikis dapat mengurangi reaksi stress
dan meningkatkan kesejahteraan yang menangis dan menjerit –
fisik dan mental. Kecemasan njerit sebelum dikhitan.
umumnya disebabkan karena berdasarkan survey
kurangnya pemberian informasi pendahuluan yang dilakukan
sehingga akan berpengaruh terhadap 10 anak yang
pada tingkat kecemasan anak. melakukan khitan di Praktek
Kecemasan pada anak yang Perawat Mandiri H. Totok Sunat
akan menjalani khitan dikenali Kudus dengan melakukan
sebagai bagian dari trauma yang wawancara didapatkan 8 anak
dialami anak akibat tindakan menangis, gugup dan tangan
yang dianggap membahayakan dingin menjelang dikhitan.
bagi dirinya. Dukungan informatif setelah dilakukan wawancara 6
melalui pemberian informasi, anak tersebut merasa ketakutan
nasehat, saran ataupun petunjuk karena membayangkan jika
kepada anak. Dengan penis dipotong dengan pisau
pemberian informasi yang saat khitan, sedangkan 2 anak
adekuat dan menarik tentang mengatakan tidak takut karena
khitan, anak akan tertarik untuk sudah diberikan informasi oleh
memperhatikan dan dapat orang tuanya tentang proses
meningkatkan pengetahuan khitan yang akan dilakukan.
anak sehingga mempunyai Berdasarkan latar
mekanisme koping yang baik belakang tersebut, maka penulis
dalam mengatasi kecemasan. tertarik untuk mengadakan
Penelitian ini penting dilakukan penelitian dengan judul
untuk mengetahui sejauh mana “Efektifitas pendidikan kesehatan
pemberian informasi yang Terhadap Tingkat Kecemasan
adekuat dapat mempengaruhi Anak Sirkumsisi di Praktek
kecemasan sebelum khitan pada Perawat Mandiri H. Totok Sunat
anak. Kudus”.
Praktek Perawat Mandiri
H. Totok Sunat Kudus
merupakan salah satu tempat
khitan yang banyak dikunjungi
masyarakat Kudus. Banyak anak
METODE sebelum diberikan
pendidikan kesehatan mayoritas
Rancangan penelitian ini anak memiliki kecemasan
menggunakan jenis penelitian cemas sedang yaitu sebanyak
Quasy Eksperimental. 14 orang (46,7%), sedangkan
yang cemas berat sebanyak 12
Sedangkan desain penelitian
orang (40%) dan yang cemas
yang digunakan dalam penelitian ringan sebanyak 4 orang
ini adalah desain penelitian Non (13,3%) serta tidak ada yang
equivalent control group pre test- tidak cemas.
post test. 2. Tingkat Kecemasan Anak
Sirkumsisi Di Praktek Perawat
Populasi dalam penelitian ini Mandiri H. Totok Sunat Kudus
adalah rata –rata perbulan anak Sesudah Diberikan Pendidikan
sirkumsisi di praktek perawat Kesehatan Pada Kelompok
mandiri H. Totok Khitan Kudus. Kontrol
Jumlah dalam bulan September sesudah diberikan
2017 yaitu sebanyak 157 orang. pendidikan kesehatan mayoritas

sampel yang digunakan dalam anak memiliki kecemasan


cemas sedang dan berat yaitu
penelitian ini sebanyak 60 orang.
sebanyak 13 orang (43,3%),
HASIL PENELITIAN sedangkan yang cemas ringan
sebanyak 4 orang (13,3%) serta
Hasil penelitian dapat disajikan
tidak ada yang tidak cemas.
dalam tabel berikut:
3. Tingkat Kecemasan Anak

ANALISA UNIVARIAT Sirkumsisi Di Praktek Perawat


Mandiri H. Totok Sunat Kudus
1. Tingkat Kecemasan Anak
Sebelum Diberikan Pendidikan
Sirkumsisi Di Praktek Perawat
Kesehatan Pada Kelompok
Mandiri H. Totok Sunat Kudus
Ekeperimen
Sebelum Diberikan Pendidikan
sebelum diberikan
Kesehatan Pada Kelompok
pendidikan kesehatan mayoritas
Kontrol
anak memiliki kecemasan
cemas berat yaitu sebanyak 16
orang (53,3%), sedangkan yang Dengan demikian, terdapat
cemas sedang sebanyak 13 efektifitas pendidikan kesehatan
orang (43,3%) dan yang cemas terhadap tingkat kecemasan anak
ringan sebanyak 1 orang sirkumsisi di praktek perawat mandiri
(3,3%). H. Totok Sunat Kudus.
4. Tingkat Kecemasan Anak
Sirkumsisi Di Praktek Perawat PEMBAHASAN
Mandiri H. Totok Sunat Kudus
A. Tingkat Kecemasan Anak
Sesudah Diberikan Pendidikan
Sirkumsisi Di Praktek Perawat
Kesehatan Pada Kelompok
Mandiri H. Totok Sunat Kudus
Eksperimen
Sebelum Diberikan Pendidikan
sesudah diberikan
Kesehatan Pada Kelompok
pendidikan kesehatan mayoritas
Kontrol.
anak memiliki kecemasan
Berdasarkan
cemas ringan yaitu sebanyak 22
pengamatan peneliti di lapangan,
orang (73,3%), sedangkan yang
kecemasan yang muncul karena
cemas sedang sebanyak 7
anak membayangkan hal-hal
orang (23,3%) dan yang tidak
yang menakutkan terkait dengan
cemas sebanyak 1 orang (3,3%)
sirkumsisi, anka-anak kurang
serta tidak ada yang mengalami
mendapatkan informasi tentang
cemas berat.
proses sirkumsisi dan adanya
ANALISA BIVARIAT
cerita-cerita dari orang – orang di
Hipotesis dalam penelitian ini sekitar tentang proses
adalah terdapat efektifitas sirkumsisi.
pendidikan kesehatan terhadap B. Tingkat Kecemasan Anak
tingkat kecemasan anak sirkumsisi Sirkumsisi Di Praktek Perawat
di praktek perawat mandiri H. Totok Mandiri H. Totok Sunat Kudus
Sunat Kudus. Sebelum Diberikan Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas Kesehatan Pada Kelompok
dapat dilihat bahwa pada kelompok Eksperimen
eksperimen yaitu yang dibeirkan Kelompok eksperimen,
pendidikan kesehatan nilai anak cemas dikarenakan
signifikansi adalah 0,001 < 0,05. ketakutan sebelum dilakukan
sirkumsisi. anak sering sirkumsisi. Pendidikan
mendengar cerita yang salah kesehatan yang diberikan
tentang sirkumsisi sehingga sebelum sirkumsisi dapat
merasa ketakutan sebelum mengurangi kecemasan anak
dilakukan sirkumsisi. karena anak diberikan
Sirkumsisi adalah pengetahuan yang tepat,
tindakan pengangkatan sebagian gambaran dan bayangan yang
/ seluruh preputium penis tepat tentang proses sirkumsisi.
dengan tujuan tertentu. Tindakan D. Tingkat Kecemasan Anak
ini merupakan tindakan bedah Sirkumsisi Di Praktek Perawat
minor yang paling banyak Mandiri H. Totok Sunat Kudus
dikerjakan di seluruh dunia, baik Sesudah Diberikan Pendidikan
dikerjakan oleh dokter, Kesehatan Pada Kelompok
paramedis, ataupun oleh dukun Eksperimen
sunat (Purnomo, 2011). Pendidikan kesehatan
C. Tingkat Kecemasan Anak adalah proses perubahan
Sirkumsisi Di Praktek Perawat perilaku secara terencana pada
Mandiri H. Totok Sunat Kudus diri individu, kelompok atau
Sesudah Diberikan Pendidikan masyarakat untuk dapat lebih
Kesehatan Pada Kelompok mandiri dalam mencapai tujuan
Kontrol. hidup sehat. Pendidikan
Berdasarkan kesehatan merupakan proses
pengamatan peneliti di lapangan belajar pada individu, kelompok
yang mengurangi kecemasan atau masyarakat dari tidak tahu
pada aspek pendidikan menjadi tahu, dan dari tidak
kesehatan adalah anak mampu mengatasi masalah
mendapatkan informasi yang kesehatan sendiri menjadi
tepat tentang proses sirkumsisi mandiri. Sehingga pendidikan
sehingga tidak membayangkan kesehatan merupakan suatu
hal-hal yang menakutkan. Selain usaha atau kegiatan untuk
itu, anak mendapatkan membantu individu, kelompok
ketenangan karena adanya dan masyarakat dalam
dukungan dari orang lain meningkatkan kemampuan baik
sebelum menjalani proses pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan agar tercapai hidup Penelitian ini penting dilakukan
sehat secara optimal (Suliha, untuk mengetahui sejauh mana
2012). pemberian informasi yang
E. Efektifitas pendidikan adekuat dapat mempengaruhi
kesehatan Terhadap Tingkat kecemasan sebelum khitan pada
Kecemasan Anak Sirkumsisi anak.
Di Praktek Perawat Mandiri H. KESIMPULAN
Totok Sunat Kudus
Kesimpulan
Pendidikan kesehatan
dapat mengurangi reaksi stress 1. Kelompok kontrol sebelum
dan meningkatkan kesejahteraan diberikan pendidikan
fisik dan mental. Kecemasan kesehatan mayoritas anak
umumnya disebabkan karena memiliki kecemasan cemas
kurangnya pemberian informasi sedang yaitu sebanyak 14
sehingga akan berpengaruh orang (46,7%).
pada tingkat kecemasan anak. 2. Kelompok eksperimen
Kecemasan pada anak yang sebelum diberikan
akan menjalani khitan dikenali pendidikan kesehatan
sebagai bagian dari trauma yang mayoritas anak memiliki
dialami anak akibat tindakan kecemasan cemas berat
yang dianggap membahayakan yaitu sebanyak 16 orang
bagi dirinya. Dukungan informatif (53,3%).
melalui pemberian informasi, 3. Kelompok control sesudah
nasehat, saran ataupun petunjuk diberikan pendidikan
kepada anak. kesehatan mayoritas anak
Dengan pemberian memiliki kecemasan cemas
informasi yang adekuat dan sedang dan berat yaitu
menarik tentang khitan, anak sebanyak 13 orang (43,3%).
akan tertarik untuk 4. Kelompok eksperimen
memperhatikan dan dapat sesudah diberikan
meningkatkan pengetahuan pendidikan kesehatan
anak sehingga mempunyai mayoritas anak memiliki
mekanisme koping yang baik kecemasan cemas ringan
dalam mengatasi kecemasan.
yaitu sebanyak 22 orang dapat memberikan masukan
(73,3%). kepada peneliti selanjutnya
5. Pendidikan kesehatan efektif untuk melakukan penelitian
terhadap tingkat kecemasan lain terkait kecemasan anak
anak sirkumsisi di praktek sirkumsisi dengan
perawat mandiri h. Totok menggunakan tindakan lain
sunat kudus. misalnya relaksasi nafas atau
Saran permainan untuk mengurangi
kecemasan atau dengan
1. Bagi
membandingkan metode
Praktek Perawat Mandiri H.
pendidikan ksehatan yang
Totok Sunat Kudus
paling efektif dalam
Pendidikan kesehatan efektif
menurunkan kecemasan
terhadap penurunan tingkat
anak sebelum dilakukan
kecemasan anak sebelum
sirkumsisi.
dilakukan sirkumsisi
sehingga anak dapat
diberikan pendidikan
kesehatan sebelum
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan sirkumsisi.
2. Bagi Arikunto, S. 2010. Prosedur
Institusi Pendidikan Penelitian Suatu Pendekatan.
Jakarta : Rineka Cipta
STIKES Muhammadiyah
Kudus dapat mendorong Kristiansari, Weni. 2009. ASI,
Menyusui dan SADARI.
peneliti selanjutnya untuk Jogyakarta: Nuha Medika
meneliti perbandingan
Mubarak, 2009. Pendidikan
metode pendidikan Kesehatan Masyarakat.
kesehatan yang paling efektif Jakarta: Salemba Medika
dalam menurunkan Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu
kecemasan. Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Rineka Cipta
3. Bagi
Peneliti Selanjutnya Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Metodologi Penelitian
Dengan dilaksanakannya Kesehatan. Jakarta : Rineka
penelitian ini, diharapkan Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi
Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Proverawati Atikah, Rahmawati


Eny . 2009. Kapita Selekta
ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanti, SH. 2009. Konsep


Penerapan ASI Eksklusif.
Jakarta: EGC

Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusui


Dini Plus ASI Eksklusif.
Jakarta : Pustaka Bunda

Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara

Saryono. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Mitra Cendekia
Press.

Sugiyono. 2007.Statistika Untuk


Penelitian. Bandung : CV.
Alfabeta.

Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa


Nifas. Jogjakarta: Fitramaya

Suliha, 2007. Pendidikan Kesehatan


Dalam Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC

Suririnah. 2009. Buku Pintar


Merawat Bayi Usia 0 – 12
Bulan. Jakarta: PT Gramedia

Wulandari & Ambarwati.2010.


Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Jogjakarta: Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai