Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bio Educatio, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017, hlm.

21-26 ISSN: 2541-2280

PENERAPAN MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA MATERI SISTEM
PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

1
Aden Arif Gaffar
1
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Majalengka
Jln. KH. Abdul Halim No. 103, Majalengka
Email:
aden_arifgaffar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak penerapan pembelajaran


kooperatif model jigsaw terhadap keterampilan berkomunikasi siswa. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan desain
penelitian Pre test post test control group design. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi pelaksanaan pembelajaran tesketerampilan berkomunikasi, danangket untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. Dalam penelitian ini yang menjadi
subyek penelitian adalah siswa SMP kelas VIII sebanyak 2 kelas dengan jumlah
siswa 60 orang. Data hasil penelitian menunjukkan hasil keterampilan berkomunikasi
siswa berdasarkan uji hipotesis dengan uji t diperoleh 0,00. Hal ini menunjukan
bahwa pembelajaran model jigsaw dapat mempengaruhi ketampilan berkomunikasi
siswa. Hasil respon siswa terhadap pembelajaran jigsaw diperoleh 75.67%. hal ini
menunjukan siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran model jigsaw.

Kata kunci : Model Jigsaw, Keterampilan


Berkomunikasi.

[1 ]
PENDAHULUAN dalam proses pembelajaran. Untuk
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian mewujudkan tujuan tersebut maka
kegiatan guru mulai dari perencanaan, menggunakan Pembelajaran Kooperatif
pelaksanaan,dan penilaian progran (Cooperative Learning).
pembelajaran. Kegiatan tersebut
melibatkan sejumlah komponen, yang
disebut komponen proses belajar
mengajar.Adapun komponen- komponen
pembelajaran terdiri dari: siswa, guru,
tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi.
Ketujuh komponen tersebut sangat
menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar.Oleh karena itu, setiap guru harus
mampu mengelola seluruh komponen proses
belajar mengajar, agar kegiatan belajar
mengajar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
(Sudjana,1990).
Berdasarkan hasil observasi di SMPN
3Terisi nilai pada materi sistem peredaran
darah pada manusia pada tahun pelajaran
sebelumnya diketahui kurang dari 70%
siswa mendapat nilai kurang dari KKM yang
telah ditetapkan. Hal ini karena kurangnya
minat belajar siswa dan kurang aktifnya
siswa dalam proses pembelajaran.
Secara umum proses pembelajaran yang
dilakukan guru di tingkatan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) masih
menggunakan metode
pembelajaran
konvensional (ceramah). Akibatnya
pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
sebagai
proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh
dalam pembelajaran. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Dale (2008), bahwa
pemerolehan hasil belajar melalui indera
pandang berkisar 75%, melalui indera dengar
sekitar 13%, dan melalui indera
lainnya sekitar 12%. Sementara metode
ceramah lebih di dominasi oleh indera
pendengaran, artinya hanya sekitar 13%
efektivitas pembelajaran dengan metode ini.
Permasalahan tersebut menuntut guru
melakukan sebuah usaha perbaikan atau
tindakan yaitu dengan mengembangkan
model pembelajaran yang mampu
melibatkan siswa secara aktif dan kreatif
Ibrahim dalam Anwarholil (2009) Pembelajaran model Jigsaw merupakan
menyatakan bahwa terdapat enam langkah sebuah tehnik yang dipakai secara luas yang
utama atau tahapan di dalam memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran
pembelajaran yang menggunakan kooperatif dari kelompok ke kelompok (Group to
yaitu : (1). Menyampaikan tujuan dan group exchange) dengan suatu perbedaan
memotivasi siswa penting yakni setiap peserta didik
; (2). Menyajikan informasi ; (3). mengajarkan sesuatu. Setiap siswa harus
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok- benar-benar memahami materi karena ia
kelompok belajar ; (4). Membimbing nantinya berkewajiban mengajarkan materi
kelompok bekerja dan belajar ; (5). Evaluasi yang telah ia baca dan pelajari kepada siswa
; (6). Memberikan penghargaan. Dalam lain dikelompoknya, sehingga dengan belajar
model pembelajaran kooperatif guru lebih mengajarkan ini diharapkan siswa akan lebih
berperan sebagai fasilitator yang berfungsi paham dan lebih ingat materi yang ia
sebagai jembatan penghubung ke arah sampaikan dalam waktu yang lebih lama dan
pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak meningkatkan keterampilan berkomunikasi
hanya memberikan pengetahuan pada siswa, siswa.
tetapi juga harus membangun pengetahuan Alasan mengapa peneliti
dalam pikirannya. Siswa mempunyai menggunakan model jigsaw ini karena
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman didalam model pembelajaran ini mendorong
langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, siswa aktif dan saling membantu dalam
yang merupakan kesempatan bagi siswa menguasai materi pelajaran untuk mencapai
untuk menemukan dan menerapkan ide-ide prestasi yang maksimal. Siswa saling
mereka sendiri. Dalam model ini guru tergantung satu sama lain dan harus bekerja
bukan satu- satunya nara sumber tetapi lebih sama secara kooperatif untuk mempelajari
berperan sebagai fasilitator, mediator dan materi yang ditugaskan dan dengan
manager pembelajaran.
pengalaman ini siswa dapat meningkatkan di SMP Negeri 3 Terisi tahun ajaran
hasil belajar siswa, selain itu dengan adanya 2017/2018. Sampel diambil dengan
pembelajaran kooperatif ini dimana siswa menggunakan teknik cluster random (acak).
berdiskusi satu dengan yang lainnya (Arikunto, 2006:134). Sampel yang
sehingga memicu anak untuk mengeluarkan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
keterampilan berkomunikasi didalam proses kelas VIII SMPN 3 Terisi sebanyak 2 kelas
pembelajaran. Dimana keterampilan dari 7 kelas dengan jumlah 60 siswa.
berkomunikasi merupakan dasar untuk
segala yang kita kerjakan. Dan keterampilan Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
berkomunikasi ini hendaknya dilatih dan Teknik pengumpulan data yang digunakan
dikembangkan pada diri siswa, baik dalam penelitian ini yaitu (1). Tes
komunikasi lisan maupun tulisan. keterampilan komunikasidalam uraian
Pembelajaran Kooperatif model digunakan untuk mengukur keterampilan
Jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi siswa. (2). Lembar observasi,
keaktifan siswa di dalam kelas. Keaktifan digunakan untuk mengamati proses
siswa di dalam kelas dijadikan tolak ukur pembelajaran baik untuk mengamati guru
keberhasilan pembelajaran Kooperatif model ataupun siswa. (3). Angket Untuk
Jigsaw di SMP Negeri 3 Terisi. mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan model pembelajaran jigsaw
METODE PENELITIAN digunakan angket respon siswa.
Penelitian ini menggunakan metode
Quasy Experimental karena tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
memungkinkan pembuatan kelas baru untuk Data yang diperoleh dalam penelitian ini
kelompok kontrol maupun eksperimen. terdiri atas: 1) lembar observasi kegiatan
Sedangkan untuk rancangan penelitiannya pembelajaran pada kelas eksperimen, 2) nilai
digunakan Pre test post test control keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan
group design dimana diberlakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
dan postest untuk semua kelas perlakuan. 3) angket yang diisi siswa pada kelas
Untuk lebih jelasnya desain penelitian yang eksperimen.
akan dilakukan digambarkan dalam Tabel 1. Hasil Keterlaksanaan pembelajaran
1 sebagai berikut: dikelas eksperimen dilakukan dengan
Tabel 1. Desain Penelitian tujuan untuk mengetahui bagaimana
Pre-test Perlakuan Post-test proses pembelajaran dengan model
O1 X1 O2
Jigsaw, dari 14 aspek yang diamati
O1 X2 O2
menjawab kriteria ya, dapat disimpulkan
Keterangan :
bahwa guru telah melaksanakan
O1 Pengukuran kemampuan awal kelompok pembelajaran model Jigsaw. Dalam proses
eksperimen dan kontrol
pembelajaran ini guru hanya berperan
X1 Perlakuan kelas eksperimen yaitu
kelompok siswa yang menggunakan sebagai mediator dan fasilitator, sehingga
perlakuan dengan Model Jigsaw. pembelajaran berjalan dengan baik
X2 Perlakuan kelas kontrol yaitu kelompok yaitu siswa melakukan diskusi
siswa yang menggunakan pembelajaran kelompok
konvensional (ceramah). dengan sungguh-sungguh dan terjadi
O2 Pengukuran kemampuan akhir interaksi antar siswa yang baik.
kelompok eksperimen dan Kontrol 2. Hasil Analisis Keterampilan
Berkomunikasi Lisan Selama proses
Populasi dan Sampel pembelajaran dilakukan observasi
Dalam penelitian ini subjek yang keterampilan berkomunikasi pada kelas
peneliti eksperimen dan kelas kontrol dengan
amati adalah seluruh siswa kelas VIII yang menggunakan rubrik. Adapun hasil
terdiri dari 6 kelas yang berjumlah 192
siswa
analisis keterampilan berkomunikasi normalitas lisan dan tertulis dengan
lisan dapat dilihat di Gambar 1. menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
20 17 software SPSS versi 16.0 for windows.
16
Hasiluji normalitas lisan dan tertulis dapat di
15 lihat di Tabel 2
9
10 6
4 5 Tabel 2. Uji Normalitas Keterampilan
5 1 2
0 0 Berkomunikasi Lisan
0
Sangat Baik Cukup Kurang Sangat
baik kurang

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1 Diagram Keterampilan


Berkomunikasi Lisan kelas Eksperimen dan
kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa


hasil keterampilan berkomunikasi lisan siswa Berdasarkan uji tersebut diperoleh nilai
pada setiap indikator di kelas eksperimen signifikasi 0,375 untuk hasil keterampilan
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. berkomunikasi lisan kelas eksperimen dan
Hasil analisis keterampilan nilai signifikasi 0,379 untuk hasil
berkomunikasi tulisan diperoleh dari soal tes keterampilan berkomunikasi lisan kelas
uraian yang terdiri dari beberapa indikator kontrol. Dengan menggunakan taraf
keterampilan berkomunikasi. Hasil analisis signifikansi (α) 0,05 maka dapat disimpulkan
keterampilan berkomunikasi tulisan dapat bahwa nilai signifikansi dari uji normalitas
dilihat pada Gambar 2. keterampilan berkomunikasi lisan kelas
eksperimen dan kontrol lebih besar dari 0,05.
4 Hal ini menunjukkan bahwa nilai
keterampilan berkomunikasi lisan kedua
2 kelas berdistribusi normal. Setelah
dilakukanuji normalitas, selanjutnya
0
dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
Kelas
Eksperimen Tabel 3. Uji Normalitas Keterampilan
Kelas Berkomunikasi Tertulis
Kontrol
Gambar 2. Diagram Keterampilan
Berkomunikasi Tertulis kelas
Eksperimen dan kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa


hasil keterampilan berkomunikasi tulisan
siswa pada setiap indikator di kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
Setelah perhitungan nilai rata – rata
selanjutnya dilakukan perhitungan uji
prasyarat yaitu, uji normalitas dan uji
homogenitas. Adapun hasil perhitungan
uji
Berdasarkan uji tersebut diperoleh nilai makaselanjutnyadilakukanujihipótesi
signifikansi 0,922 untuk hasil keterampilan s denganuji t.
berkomunikasi tertulis kelas eksperimen dan Uji hipotesis keterampilan berkomunikasi
nilai signifikansi 0,846 untuk hasil lisan dan tertulis menggunakan uji t. Hasil
keterampilan berkomunikasi tertulis kelas perhitungan dapat di lihat di Tabel 6 dan
kontrol. Dengan menggunakan taraf tabel 7.
signifikansi (α) 0,05 maka dapat disimpulkan Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Keterampilan
bahwa nilai data dari uji normalitas Berkomunikasi Lisan
keterampilan berkomunikasi tertulis kelas
eksperimen dan kontrol lebih besar dari 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai
keterampilan berkomunikasi tertulis kedua
kelas berdistribusi normal. Setelah dilakukan
uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas.
Perhitungan uji homogenitas
keterampilan berkomunikasi lisan dan Berdasarkan hasil uji hipotesis
tertulis dengan menggunakan Kolmogorov- keterampilan berkomunikasi lisan
Smirnov Test software SPSS versi 16.0 for diperoleh hasil sig. 0,000 untuk kelas
windows. Hasilnya dapat di lihat di Tabel 4 eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
dan Tabel menggunakan taraf signifikan (α) 0,05 maka
5. dapat disimpulkan bahwa data dari uji
hipotesis lebih kecil dari
Tabel 4 Uji Homogenitas Keterampilan 0,05. Halinimenunjukkanbahwa Ho ditolak
Berkomunikasi Lisan dan menerima Ha. Kesimpulannya :
Test of Homogeneity of Variances
keterampilan berkomunikasi lisan siswa
secara signifikan berbeda antara kelas
Levene Statistic df1 df2 Sig. eksperimen dan kelas kontrol.
1.323
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Keterampilan
7 17 .299
Berkomunikasi Tertulis
Berdasarkanhasilujihomogenitasdiper
olehhasil sig. 0.299. Dengan menggunakan
taraf signifikan (α) 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa nilai data lebih besar
dari
0,05 maka kedua variansi homogen.
Data
berdistribusi normal dan homogen,
makaselanjutnyadilakukanuji hipótesis Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh
denganuji t. hasil sig. 0,000 untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Dengan menggunakan taraf
Tabel 5. Uji Homogenitas Keterampilan signifikansi (α) 0,05 maka dapat disimpulkan
Berkomunikasi Tertulis bahwa nilai data dari uji hipotesis lebih kecil
Test of Homogeneity of Variances dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan menerima Ha. Kesimpulannya :
Levene Statistic df1 df2 Sig.
keterampilan berkomunikasi tertulis siswa
2.303 7 19 .070 secara signifikan berbeda antara kelas
Berdasarkan hasil uji homogenitas eksperimen dan kelas kontrol.
diperoleh hasil sig. 0.070. Dengan Penelitian ini menggunakan angket
menggunakan taraf signifikansi (α) 0,05 untuk membandingkan hasil pengolahan data
maka dapat disimpulkan bahwa data lebih penelitian dengan respon siswa yang
besar dari 0,05 maka kedua variansi sebenarnya pada pembelajaran model jigsaw.
homogen. Data berdistribusi normal dan
homogen,
Respon siswa dalam pembelajaran dapat Campbell. (2009). Biology Eight Edition.
dilihat padagambar 3. San Francisco: pearson
Benjamin Cummings.
Carin, A. A. (1997). Teaching Science
Throught Discovery Eight
Edition, Columbus, Ohio:
24.33
75.67 Merril Publishing Co.
Tidak Ya Carin, A. A. dan Sund, R. B (1989).
Teaching Science Throught
Discovery Eight Edition,
Columbus, Ohio: Merril
Gambar 3. Respon Siswa Terhadap Publishing Co.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar.
Pembelajaran Model Jigsaw
Jakarta. Erlangga
Dapat diketahui persentase siswa yang Enis, R, H. (1996). Critical Thinking and
menjawab Ya 75,67% dan persentase siswa Comunication. USA:
yang menjawab Tidak 24,33.Berdasarkan Prentice-Hall, Inc.
hasil tersebut maka sebagian besar siswa Ennis, R. H. Millman, J. Dan Tomko, N.T.
setuju dengan pembelajaran model jigsaw. (2005). Administration
Hal tersebut dapat terlihat pada jawaban Manual Cornell Critical
pertanyaan angket. Thinking Test. California.
The Critical Thinking. Co.
Flowers, L. O. (2011). “Investigating the
DAFTAR PUSTAKA Effectivenness of Virtual
Anderson, L. W. Dan Krathwol, D.R. Laboratories in an
(2010). Kerangka Landasan Undergraduate Biologi
Untuk Pembelajaran, Cours”. The journal of
Pengajaran, dan Asesmen. humen resource and adult
Yogyakarta: Pustaka Pelajar learning, 7 (2).
Anwar, Holil. (2008). Peta Konsep untuk Fraenkel, J. R. Dan Wallen, N.E. (2007).
Mempermudah Konsep Sulit How to design an Evaluate
dalam Pembelajaran. Research in Education. New
[online]. Tersedia York: McGraw-Hill
http://wordpress.com/2008/2 Companies.
2/09/ mempermudah-konsep- Rustaman, N.Y. Dirdjosoemarto, S,.
sulit-dalam- Yudianto, S. A., Achmad, Y,
pembelajaran/[25 (2003). Strategi Belajar
September Mengajar Biologi Common
2013] Text Book, Jurusan
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Biologi FPMIPA
Pembelajaran. Jakarta: Bumi UPI.
Aksara. Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia teori dan Belajar Mengajar. Bandung:
Pengukurannya. Yogyakarta: Remaja Rosdakarya.
Pustaka Pelajar. Sugiyono, J. (2008). Metode Penelitian
Campbell. (2012). Biology Concepts & Pendidikan Pendekatan
Connections Seventh Kuantitatif, Kualitatif, dan R
Edition. San Francisco: & D. Bandung: Alfabeta.
Pearson Benjamin
Cummings.

Anda mungkin juga menyukai