TERAPI LINGKUNGAN”
DI SUSUN OLEH :
BAYU SANJAYA
1610105046
KEPERAWATAN 5B
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari
makalah ini adalah “TERAPI LINGKUNGAN”.
Makalah ini menjadi bahan ajar bagi peserta didik dan untuk menggali ilmu secara
mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga
bermanfaat bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah selanjutnya
dapat saya tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu mengantarkan peserta didik
untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.6 Jenis Kegiatan Terapi Lingkungan .................... .......................................... ...... ...... ..........8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus mendapat perhatian
khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia. Lingkungan dan situasi
rumah sakit yang asing serta pengalaman perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi
pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan
mental. Ada kecenderungan lingkungan rumah sakit menjadi stresor bagi pasien. Oleh karena itu
perhatian lingkungan sangat penting. Perawatan klien pada rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang
lama mengkibatkan klien mengalami penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara mandiri
dan kehilangan hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan pengembangan layanan
keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi lingkungan di rumah sakit. Terapi
Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsur -unsur
yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung
proses penyembuhan (Farida Kusumawati & Yudi Hartono, 2011). Menurut (Suliswati, 2005) terapi
lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang ditata untuk menunjang proses terapi, baik fisik,
mental maupun sosial agar dapat membantu pemulihan dan pemulihan klien. Menurut ICN, pada
tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit. Perubahan sosial ekonomi yang
sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya
angka pengangguran, kemiskinan, dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis
dan gangguan mental dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%.
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah kondisi
lingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner. Diperhatikan
adanya jenis dan penempatan perabot. Lingkungan yang terapeutik, menciptakan suasana dimana
pasien dapat menyadari dan mengenal diri sendiri.
Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui bagaimana terapi lingkungan dan cara untuk
menerapkan terapai lingkungan di keperawatan jiwa.
TINJAUAN TEORI
modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik
dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan (Farida Kusumawati & Yudi
Hartono, 2011).
Milieu therapy merujuk pada terapi sosiolingkungan dimana sikap dan tindakan staf
dalam pemberian layanan perawatan pada pasien ditentukan berdasar kebutuhan emosional
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan
perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat
menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah
memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada
Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk terapi klien gangguan jiwa yang dapat
kesempatan untuk berfokus pada pengembangan dalam hal dan kesempatan belajar, agar
Menurut (Abroms dan Sundeen, 1995) ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu:
lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat. Menurut Stuart dan Sundeen
1. Orientation
Pencapaian orientasi dan kesadaran terhadap realitayang lebih baik. Orientasi tersebut
berhubungan dengan pemahaman klien terhadap orang, waktu, tempat dan situasi.
Sedangkan kesadaran terhadap realita dapat dikuatkan melalui interaksi dan hubungan
2. Asertation
mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang dapat diterima
masyarakat.
3. Acupation
Kemampuan klien untuk dapat memupuk percaya diri dan berprestasi melalui
keterampilan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan aktivitas dalam bentuk
positif dan disukai klien, misalnya melukis, bermain musik, merangkai bunga dan lain
sebagainya.
4. Recreation
Agar tujuan yang kita harapkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal dan sesuai
2. Pasien merasa nyaman dan senang atau tidak merasa takut dengan lingkungan
5. Menciptakan lingkungan yang aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien
6. Personal dari lingkungan rumah sakit menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, dan kebutuhan serta menerima perilaku pasien sebagai respons adanya
stress
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada pasien
A. Lingkungan Fisik
Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang merupakan bagian
Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai
dengan program pelayanan kesehatan jiwa, salah satunya kesehatan jiwa masyarakat.
diberi pagar tinggi. Hal ini secara psikologis diharapkan dapat membantu memelihara
keluarga untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.
Bagian internal gedung meliputi penataan struktur sesuai keadaan rumah tinggal
yang dilengkapi ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi tertutup, WC, dan ryang makan.
Setiap ruangan harus dilengkapi dengan jadwal kegiatan harian, jadwal terapi
aktivitas kelompok, jadwal kunjungan keluarga, dan jadwal kegiatan khusus misalnya
rapat ruangan.
dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua perlengkapan diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta
Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu serta sangat dipengaruhi
B. Lingkungan Psikososial
pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat mengambil keputusan serta toleransi
terhadap tekanan eksternal. Beberapa prinsip yang perlu diyakini petugas kesehatan
3. Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai anggota
Model terapi rehabilitasi yang dapat digunakan untuk membantu seseorang melepaskan diri
Model ini sangat umum dikenal oleh masyarakat serta bisa dilakukan dengan
pendekatan agama atau moral yang menekankan tentang dosa dan kelemahan individu.
Model terapi seperti ini sangat tepat diterapkan pada lingkungan masyarakat yang
masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan moralitas di tempat asalnya, karena
model ini berjalan bersamaan dengan konsep baik dan buruknya yang diajarkan oleh
agama. Maka tidak mengherankan apabila model terapi moral inilah yang menjadi
narkoba.
Model ini memakai konsep dari program terapi komunitas, dimana adiksi terhadap
terapi ini adalah mengarahkan perilaku yang menyimpang tersebut ke arah perilaku
sosail yang lebih layak. Hal ini didasarkan atas kesadaran bahwa kebanyakan pecandu
narkoba hampir selalu terlibat dalam tindakan sosial termasuk tindakan kriminal.
Kelebihan dari model ini adalah perhatiannya kepada perilaku adiksi pecandu narkoba
Model ini diadabtasi dari teori psikologis Mc Lellin, dkk yang menyebutkan bahwa
perilaku adiksi obat adalah buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya karena
terjadi konflik, sehingga pecandu memakai obat pilihannya untuk meringankan atau
melepas beban psikologis itu. Model terapi ini mementingkan penyembuhan emosional
dari pecandu narkoba yang bersangkutan, dimana jika emosinya dapat dikendalikan
maka mereka tidak akan mempunyai masalah lagi dengan obat-obatan. Jenis dari terapi
model psikologis ini biasanya banyak dilakukan pada konseling pribadi, baik dalam
Model ini menyatakan bahwa perilaku adiksi obat adalah hasil sosialisasi seumur hidup
dalam lingkungan sosial atau kebudayaan tertentu. Dalam hal ini, keluarga seperti juga
keluarga tertentu adalah hasil akumulasi dari semua permasalahan yang terjadi dalam
keluarga yang bersangkutan. Sehingga model ini banyak menekankan pada proses
terapi untuk kalangan anggota keluarga dari para pecandu narkoba tersebut. .
(Videbeck, 2008)
1. Terapi Rekreasi
Terapi rekreasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada waktu luang, bertujuan agar
mengeluarkan seperti bulu tangkis, berenang, basket, dan lain-lain diberikan kepada
pasien dengan tingkatan umur remaja, sedangkan untuk kegiatan yang tidak banyak
mengeluarkan tenaga seperti bermain catur, karambol, kartu, dan sebagainya dapat
diberikan kepada pasien dengan tingkatan umur dewasa (orangtua).
Dalam terapi ini perawat berperan sebagai leader dan bekerja sama dengan orang lain
yang ahli dalam bidangnya karena harus disesuaikan dengan bakat dan minat, beberapa
diantaranya adalah :
Terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non verbal dengan gerakan tubuh
rumah sakit.
b. Terapi music
Suatu terapi yang dilakukan melalui music dengan tujuan untuk memberikan
kesepian, sedih, dan bahagia. Bahkan terapi musik ini dapat merelaksasikan
c. Terapi menggambar/melukis
untuk mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya. Selain
itu terapi ini juga dapat membantu menurunkan keteganggan dan pasien dapat
d. Literatur/biblio therapy
yang ada. Kegiatan dalam terapi ini dapat berupa membaca seperti novel,
para pasien. milieu terapi jenis ini juga akan meningkatkan keterikatan dengan
melakukan hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa
memberikan respon menyenangkan kepada pasien dan sering kali digunakan pada
pasien anak dengan autistic. Binatang yang digunakan adalah juga binatang yang sudah
familiar dengan pasien serta pasien mengetahui bagaimana cara merawat binatang
peliharaan dengan benar. hal ini juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
kasih sayang dalam memelihara binatang. Sehingga diharapkan dengan binatang yang
dititipkan tersebut pasien dapat mengambil keputusan terutama apa yang harus
4. Plant therapy
Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup dan membantu
pasien membina hubungan yang baik antar pribadi yang satu dengan yang lain. Objek
yang digunakan dalam terapi ini adalah tanaman/tumbuhan. Senada dengan pet teraphy
hanya obyek yang digunakan adalah tumbuh-tumbuhan, dapat menjadi alternatif bagi
pasien yang mungkin takut atau mempunyai alergi terhadap binatang. Namum pada
prinsipnya sama harapannya dapat menumbukan rasa tanggung jawab dan kasih
saling menghargai di antara sesama perawat, petugas kesehatan, dan pasien dan
keluarga. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau
keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka terhadap pasien atau
kondusif
Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain, mempercayai orang lain,
sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain. Mendorong pasien
untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya secara terbuka sesuai
tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai
dengan kemampuan dan minatnya pada waktu yang luang. Perawat juga membantu
keadaan pasien setelah keluar dari rumah sakit dan memotivasi untuk melakukan
kegiatan yang disukai serta dengan tetap melanjutkan interaksinya dengan masyarakat
memberikan dampak baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pasien.
10. Mempecayai pasien dapat berubah dan hidup sesuai fungsinya (Kaiser and Roberts,
2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Menurut
(Abroms dan Sundeen, 1995) ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu: Membatasi
Jenis jenis dari kegiatan terapi lingkungan adalah terapi rekreasi, terapi kreasi
seperti dance therapy, terapi musik, terapi menggambar, literatur therapi, ada juga pet
Disini peran perawat juga dibutuhkan untuk terapi lingkungan anatar lain
sebagai teknis perawatan, sebagai leader atau pengelola, sebagai pencipta lingkungan
yang aman dan nyaman, dan juga sebagi penyelenggara proses sosialisasi
3.2 SARAN
Sebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat
menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi terhadap perilaku
(Abroms dan Sundeen, 1995. Kusumawati Farida, Yudi Hatono, 2011. Buku ajar keperawatan
jiwa. Jakarta: Salemba Medika. (Shives, 2008. (Schultz danVidebek, 1989). (Copel,2007). (Kaiser
and Roberts,2013).