Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA GUNUNGSITOLI


Jl. Diponegoro No.375 C Km. 3 Gunungsitoli
TAHUN 2018
PANDUAN
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
RSU BETHESDA GUNUNGSITOLI-Nias

BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu,
keluarga, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan
optimal (Notoatmodjo, 1993).

Stuart (1968), dikutip oleh Suhila (2002), mengatakan bahwa pengobatan, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan promosi hidup sehat. pendidikan kesehatan adalah komponen
program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah
perilaku individu, keluarga, dan masyarakat yang merupakan cara perubahan berfikir,
bersikap dan berbuat dengan tujuan membantu

Informasi (Komunikasi) Komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian pikiran atau


informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich,
1988.

Proses komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).

B. TUJUAN
 Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.
 Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit,
sehingga edukasi kesehatan (pendidikan kesehatan) dapat berjalan lancar dan sesuai
prosedur yang ada.
 Agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan, sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
 Pasien/ keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami pentingnya
mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan
motivasi untuk berperan aktif dalam menjalani terapi obat.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan pemberian informasi dan edukasi berisi tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi

A. Perencanaan
1. Langkah Awal Asesmen Pasien dan Keluarga
Setiap pasien dan keluarga yang berkunjung ke RSU Bethesda Gunungsitoli harus
mendapatkan informasi dan edukasi yang materinya disesuaikan dengan penyakitnya dan
layanan kesehatan yang akan diberikan.
Sebelum memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga, dilakukan
asesmen kebutuhan pendidikan, dalam hal ini pendidikan apa yang akan diberikan sesuai
dengan penyakitnya, dan asesmen kemampuan serta kemauan belajarnya, keyakinan dan
nilai-nilai, kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan,
hambatan emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif serta kesediaan pasien
untuk menerima informasi.
Hasil asesmen kebutuhan pendidikan dicatat dalam rekam medis. Sistem pencatatan
dilakukan oleh seluruh staf, data ini digunakan dalam merencanakan teknik apa yang
akan digunakan dalam pemberian informasi dan edukasi agar tujuan pendidikan dapat
dicapai.

2. Cara Penyampaian Informasi dan Edukasi Yang Efektif


Setelah melalui tahap asesmen pasien, di temukan :
 Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
 Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
 Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien, maka
komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien
membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa
menghubungi staf.

3
3. 5 (lima) hak pasien yang harus didukung oleh rumah sakit dalam pelayanan
pengobatan pasien
 Nilai-nilai kepercayaan dan pantangan yang dianut oleh pasien
 Hambatan bahasa
 Hambatan kognitif, emosional
 Kecacatan fisik
 Tradisi

B. Perencanaan Metoda dan Media


1. Metoda
Perencanaan metoda dan media yang digunakan untuk pemberian informasi dan edukasi
kepada pasien dan keluarga dapat disesuaikan dengan sasaran. Metoda yang dimaksud
disini adalah metoda komunikasi. Baik pemberdayaan, bina usaha, maupun advokasi.
Pemilihan metode harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan kemasan
informasi, keadaan penerima informasi, ruang, dan waktu.
 Metode yang digunakan untuk penyuluhan kelompok
1) Ceramah
2) Demonstrasi
 Metode yang digunakan untuk penyuluhan individu
1) Ceramah
2) Tertulis
3) Diskusi
4) Demontrasi
5) Simulasi
2. Media atau sarana informasi.
a. Pengembangan media promosi kesehatan di dalam gedung Rumah Sakit.
1. Media promosi kesehatan diruang pendaftaran
 melalui leaflet, stand bener, pemasangan poster kesehatan di dinding Rumah
Sakit, TV media kesehatan.
2. Media Promosi Kesehatan di Poliklinik
 melalui leaflet, stand bener, pemasangan poster kesehatan di dinding Rumah
Sakit, TV media kesehatan.
3. Media Promosi Kesehatan di Rawat Inap
 melalui leaflet, pemasangan poster kesehatan di dinding dan papan
pengumuman Rumah Sakit rawat inap.
4. Media Promosi kesehatan di Pelayanan Penunjang Medik.
 melalui leaflet dan pemasangan poster kesehatan di dinding.
b. Pengembangan media promosi kesehatan di luar gedung Rumah Sakit.

4
1. PKRS di tempat parkir
 melalui pemasangan poster kesehatan di dinding area parkir.
2. PKRS di dinding luar Rumah Sakit
 melalui pemasangan spanduk kesehatan
c. Pengembangan media informasi rumah sakit
1. Pemasangan rambu- rambu petunjuk luar rumah sakit
2. Pemasangan rambu – rambu petunjuk di dalam rumah sakit
d. Pengembangan sarana dan peralatan PKRS
Melengkapi sarana dan peralatan PKRS : Amplifier dan wireless, microphone, layar
yang dapat digulung, kamera digital, TV di tiap ruang tunggu, komputer, printer,
laptop, infocus dan alat tulis kantor.
4. Perencanaan sarana dan prasarana
Perencanaan sarana dan prasaranan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemberian
informasi dan edukasi adalah Amplifier dan wireles, mikrophone, layar yang dapat
digulung, kamera digital, TV di tiap ruang tunggu, komputer, printer, laptop, infocus
dan alat tulis kantor.
5. Perencanaan sumber daya manusia
Petugas kesehatan yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi dan
edukasi adalah semua petugas yang kompeten sesuai dengan keilmuannya memiliki
sertifikat pelatihan komunikasi efektif.
6. Waktu yang digunakan
Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga direncanakan
setelah pasien dilakukan asesmen pada 2 x 24 jam, apabila telah dilakukan asesmen dan
diketahui kebutuhan edukasinya maka penanggung jawab ruangan dapat berkolaborasi
dengan petugas kesehatan lain (edukasi terintegrasi).
Lamanya waktu penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi
pasien maksimal 15 menit.

C. Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang
diberikan:
Pasien dan keluarga yang sudah diberikan edukasi diberi kesempatan untuk bertanya
jika masih ada yang tidak jelas. Pasien dan keluarga diminta mengulang edukasi yang telah
diberikan. Untuk edukasi yang sifatnya kemampuan untuk memakai alat, pasien atau
keluarga diminta mendemonstrasikannya. Pasien dan keluarga dinilai apakah perlu diedukasi
ulang. Bila diperlukan pasien dan keluarga dilakukan pendidikan ulang.

Setelah pasien/ keluarga diberikan edukasi dan informasi, maka ditanyakan kembali
tentang pemahaman mereka terhadap edukasi dan informasi yang telah diberikan. Bila

5
mereka memahaminya, maka mereka akan memberikan verifikasi pada formulir yang
tersedia.

Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan
pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga
pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi diharapkan komunikasi yang disampaikan


dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari
rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.

D. Evaluasi
Evaluasi dalam pemberian informasi dan edukasi di RSU Bethesda Gunungsitoli
dilaksanakan oleh Panitia PKRS.

6
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata laksana pemberian informasi dan edukasi di RSU Bethesda Gunungsitoli


 Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi
yang akan disampaikan, memiliki rasa empati dan keterampilan berkomunikasi secara
efektif.
 Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara
interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang atau
ketika datang kembali untuk berobat.
 Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa
nyaman dan bebas, antara lain :
a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privasi.
b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan mereka.
c. Penempatan meja, kursi atau barang – barang lain hendaknya tidak menghambat
komunikasi.
d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi
 Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian informasi
dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.
 Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
terhadap peran petugas dalam membantu mereka.
 Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien (termasuk adanya
keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan).
 Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat yang digunakan pasien, termasuk
obat non resep.
 Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat
ekonomi pasien/ keluarga.
 Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan dengan
perawatan pasien.
 Asesmen pendidikan pasien dan keluarga.
 Pendidikan kesehatan pengobatan ;
a. penggunaan obat-obatan yang aman: kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan
pakai, teknik penggunaan obat-obat tertentu (contoh : obat tetes, inhaler), cara
penyimpanan, berapa lama obat harus digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi,
apa yang harus dilakukan terjadinya efek samping yang akan dialami dan bagaimana
cara mencegah atau meminimalkannya, meminta pasien/keluarga untuk melaporkan
jika ada keluhan yang dirasakan pasien selama menggunakan.
7
b. Pendidikan kesehatan manajemen nyeri
c. Pendidikan kesehatan diet
d. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis
e. Pendidikan kesehatan proses penyakit
f. Pendidikan kesehatan pre operasi (informed consent)

B. Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan
dengan kondisi kesehatannya
 Tahap asesmen pasien : Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan
edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM) :
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: depresi, senang dan marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
 Tahap cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
asesmen pasien, ditemukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

C. Verifikasi bahwa pasien dan keluarga memahami edukasi yang diberikan :


Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang
diberikan :
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien baik
dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi yang
telah diberikan, pertanyaannya adalah : “ dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari ?”.
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya

8
dengan pertanyaan yang sama : “dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira
apa yang bapak/ibu bisa pelajari ?”.
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami.
Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang


disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua
arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.

9
BAB IV
DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

Semua kegiatan informasi dan edukasi kepada pasien didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien. Adapun pelaporan pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi dikoordinir oleh
Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang terdiri pelaporan dari seluruh unit yang
melaksanakan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga.

Ditetapkan di : Gunungsitoli
Pada Tanggal : 10 Januari 2018
Direktur RSU Bethesda Gunungsitoli

dr. Yorien Setia Alfarianti Lase

10

Anda mungkin juga menyukai