Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskuler yang masih
menjadi beban kesehatan di masyarakat global karena pravalensinya yang tinggi.
Penderita hipertensi kebanyakan tidak menunjukkan gejala, institusi nasional
jantung paru dan darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi
tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini di derita, tekanan darah pasien
harus di pantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi
seumur hidup. Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90%
di antara mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat di
temukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ , tumor dan kehamilan (Smeltzer,
2002 hal 897).
Hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain
meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang
belum mendapat pengobatan maupun sudah diobati tetapi tekanan darahnya
belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat
meningkatkan mordibitas dan mortalitas (Aru, 2009 hal 1079) .
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan, di
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita
Di Indonesia, sampai saat ini memang belum ada data yang bersifat
nasional, multisenter, yang dapat menggambarkan prevelensi lengkap mengenai
hipertensi. Namun beberapa sumber, yakni Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia
di atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Secara umum, prevalensi hipertensi pada
usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20% (Depkes, 2010).
Prevalensi kasus hipertensi primer di Provinsi Jawa Tengah mengalami
peningkatan dari 1,80% pada tahun 2005 menjadi 1,87% pada tahun 2006, dan

1
2

2,02% pada tahun 2007. Prevalensi sebesar 2,02% artinya setiap 100 orang
terdapat 2 orang penderita hipertensi primer. Prevalensi tertinggi adalah di
Kabupaten Boyolali sebesar 14,4%. Sedang prevalensi kasus hipertensi lain di
provinsi Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 0, %, mengalami peningkatan bila
dibandingkan prevalensi tahun 2006 sebesar 0,63% (Riskesdas, 2007)
Berdasarkan sample yang di survey dengan menggunakan Indikator
Keluarga Sehat (IKS) di Desa Dibal Dusun 4 pada bulan Juli 2017 sebanyak 180
sample diperoleh presentase penderita hipertensi sebesar 47,86 %, sedangkan di
RT.02 RW 07 diambli sample sebanyak 10 kartu keluarga diperoleh data terdapat
penderita hipertensi sebanyak 5 keluarga ,tetapi mereka tidak mengetahui
penyebab ,komplikasi dan perawatan hipertensi sehingga perlu dilakukan upaya
Preventif dan Promotif seperti penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya keluarga dengan hipertensi mengenai
penyebab, komplikasi, dan perawatan hipertensi. Maka penulis mengambil kasus
hipertensi pada keluarga Tn.P sebagai laporan family case dalam pembuatan
laporan KKN OTOF (One Tim One Family ) CIPPIPEC 2017.

B. TUJUAN KEGIATAN
1) Tujuan Umum
Memberikan gambaran secara nyata asuhan keperawatan keluarga
berbasis interpersonal pada keluarga pada Tn. P dengan anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
2) Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa Dibal,
Kecamatan Ngemplak.
b. Mendeskripsikan masalah kesehatan pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa
Dibal, Kecamatan Ngemplak.
c. Mendeskripsikan rencana tindakan pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa
Dibal, Kecamatan Ngemplak.
d. Mendeskripsikan tindakan dengan pendekatan OTOF-CIPIPEC pada
Tn.P di dusun Wangkis, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak.
3

C. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat dari penulisan laporan kasus kelolaan dengan pendekatan Inter


Profesional Education & Collaboration pada keluarga Tn. P di Dusun Wangkis,
Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga
dengan masalah kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan laporan kasus
kelolaan keluarga .
3) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari
4) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
pembuatan laporan kasus kelolaan pada keluarga selanjutnya.
b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu
kesehatan.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan
yang kompleks.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemberian pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah
kesehatan yang kompleks.
b. Bagi tenaga medis
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan
masalah kesehatan pada keluarga.
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada keluarga.
c. Bagi pasien dan keluarga pasien
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit yang
diderita pasien dan bagaimana cara perawatan dasarnya.
4

2) Membantu dalam pemberian asuhan akupunktur kepada


keluarga pasien.

D. GAMBARAN REVIEW LITERATUR


1. Konsep keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
denga keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai
peran dan fungsi masing-masing dan merupakan bagian dari keluarga.
b. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan
orang yang mengelompokkan
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau
adopsi atau keduanya.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
2) Secara Modern, berkembangnya peran individu dan
meningkatnya rasa individualism maka pengelompokan tipe
keluarga selain di atas adalah :
a) Tradisional Nuclear
Keluarga Inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi lefal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali dari suami/istri, tinggal adalam pembentukan satu
rumah bersama anak-anaknya, baik itu bawaan dari
5

perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau


keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c) Midle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapt tinggal di rumah atau di
luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
k) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
6

Yaitu satu perumahan terdiri dari satu orang tua dan


keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
m) Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
c. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas keluarga dapat dilihat sesuai tahap perkembangannya yaitu
1) Tahap I : Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Tahap II : Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas Perkembangan :
a) Mempersiapkan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga,
interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Tugas Perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
7

b) Membantu anak untuk bersosialisasi


c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan
anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak
(biasanya keluarga memiliki tingkat kerepotan yang tinggi)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk mensstimulasi perttumbuhan dan
perkembangan anak.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan :
a) Membantu sosialisasi terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang
diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yangmeningkat ,
termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota kelurga.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Tugas Perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja adalah dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan untuk
memenuhi tumbuh dan kembang anggota keluarga.
6) Tahap IV : keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas Perkembangan :
8

a) Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi keluarga


besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
d) Penataaan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
7) Tahap VII : Keluarga usia pertengahan.
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan
dengan anak-anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap VIII: keluarga usia tua
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangannya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan life review masa lalu

d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3) Matrilokal
9

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah


istri.
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri
e. Fungsi Keluarga
Menurut fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisai, adalah fungsi mengembaangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
f. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Terdapat
5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
10

2) Mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi


keluarga
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sensiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5) Mempertimbangkan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

2. Konsep Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran
darah darah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan
jantung atau pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.
Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing :
1) Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2) Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya
> 145/90 mmHg
3) Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi.
b. Klasifikasi Hipertensi
11

Klasifikasi hipertensi menurut Nurarif (2013), ialah


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal 120-129 mmHg 80-84 mmHg

Normal-Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg


(Hipertensi Ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
( Hipertensi Berat)
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(Hipertensi
Sangat Berat)
Tabel 1.1

c. Etiologi
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, namun data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya krisis hipertensi, faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras.
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya hipertensi ialah
mengkonsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan, kegemukan,
strees, merokok, minum alkohol, dan obat-obatan.
2) Hipertensi sekunder
12

Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau obat-


obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling
sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung maupun tidak,
dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi
dengan menaikkan tekanan darah.

d. Patofisiologis
Menurut Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa Mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor
ini mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen,
rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis . Pada titik ganglion
ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
melepaskannya nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh
darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang
ke ginjal menjadi berkurang /menurun dan berakibat diproduksinya
rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai I yang
kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan
vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh
cortex adrenaldimana hormone aldosteron ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan
volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi.

e. Manifestasi Klinis
13

Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), ialah:


1) Sakit kepala akibat peningkatan tekanan darah intrakranium.
Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga
tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan
terjadi udem otak.
2) Sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokard akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung.
3) Edema karena penimbunan cairan dalam ruang interstisial, terjadi
pada daerah yang menggantung atau ekstremitas bawah.
4) Penglihatan kabur terjadi karena kerusakan hipertensif pada retina.
5) Nyeri dada yang disebabkan oleh akumulasi metabolit yang berasal
dari otot-otot yang iskemik setelah terjadinya obstruksi pada arteri
koroner akibat stimulasi saraf-saraf simpatis jantung.
6) Nokturia yang disebabkan karena peningkatan aliran darah ginjal
dan filtrasi glumerolus.

f. Diet Hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie,
tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat.
2) Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol

g. Penatalaksanaan
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2) Diet hipertensi
14

3) Menjaga keseimbangan berat badan


4) Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5) Istirahat yang cukup
6) Hindari strees
7) Olahraga yang teratur

h. Jamu untuk hipertensi


Jamu untuk hipertensi antara lain :
1) Daun seledri 5 gr
2) Kumis kucing 3 gr
3) Pegagan 3 gr
4) Temulawak 3 gr
5) Kunyit 3 gr
6) Meniran 3 gr

Cara membuat : didihkan 5 gelas air dan masukkan semua semua bahan,
tunggu selama kurang lebih 15 menit dengan api kecil hingga tersisa 3
gelas. Angkat dan diamkan hingga terasa hangat , saring dan minum 3x1
gelas.

2. Tinjauan Profesi
Menurut bidang keperawatan, tindakan medis terhadap pasien hipertensi
meliputi pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui intervensi yang akan
dilakukan lebih lanjut. Perawat melakukan pemeriksaan lain seperti gula
darah, asam urat dan kolestrol untuk mengetahui apakah penyebab dari
hipertensi. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Tindakan perawat untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi dan
pengobatan hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi dengan
15

cara melakukan edukasi tentang hipertensi seperti makanan pantangan untuk


penderita dan makanan yang dianjurkan untuk penderita.
Menurut bidang akupunktur, hipertensi termasuk ke dalam kategori Xuan
Yun (dizziness), Tou Tong (headache), Ganyang (Liver Yang), Ganfeng (Liver
Wind), dan Zongfeng (sroke). Hipertensi merupakan kondisi tidak
seimbangnya unsur Yin Yang pada organ Ginjal dan Hati atau adanya flegma
dan lembab yang berlebihan di dalam tubuh. Dalam buku Suwen-Zhizhenyao
Dalun (Cardinal Principles of Plain Question) yang ditulis pada masa dinasti
Qin dan Han dikatakan bahwa, “semua sindrom angin yang disertai
manifestasi nyeri kepala dan pusing merupakan gangguan yang berasal dari
hati” (Zhang dan Zu, 2007).
Tindakan akupunktur yang dapat dilakukan untuk kasus hipertensi yang
bertujuan promotif dan preventif adalah dengan cara memberikan edukasi
kepada pasien mengenai diet TCM (Traditional Chinesa Medicine) dan
memberikan edukasi tentang akupressure yang dapat dilakukan sendiri oleh
pasien ketika hipertensi kambuh. Edukasi diet TCM yang dapat diberikan
adalah mengurangi makanan yang berbumbu tajam, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bersifat dingin seperti mentimun, semangka,
melon dll. Akupressure pada titik – titik akupunktur tertentu dapat dilakukan
untuk mengurangi keluhan yang dirasakan pasien terkait dengan hipertensi
yang dialami seperti pusing dan tegang terutama pada bagian tengkuk dan
keluhan mual. Edukasi akupressure yang dapat diberikan adalah melakukan
penekanan pada titik akupunktur Fengchi (GB 20) terletak pada lekuk antara
m. Sternokleidomastoideus dan m. Trapezius, 1 cun kranial batas rambut
merupakan titik pertemuan antara meridian kandung empedu dan Yang Link
Vessel untuk mengurangi keluhan pusing, titik Neiguan (PC 6) terletak pada
2 cun proksimal lipat pergelangan tangan untuk merlaksasikan dada,
meregulasi Qi, mengurangi keluhan mual, titik Baihui (GV 20) terletak pada
vertex tepat pada midline garis pertemuan antara telinga kanan dan kiri
merupakan titik penting meridian kandung empedu yang berfungsi untuk
menenangkan pikiran dan mengurangi keluhan pusing, titik Taiyang (EX-HN
5) terletak pada bagian temporal dari kepala antara lateral ujung mata dan
16

canthus eksternus dengan jarak 1 jari tangan merupakan titik yang sangat
efektif untuk kasus hipertensi dan mengurangi keluhan pusing (Bai, 1996; Shi,
2007).
Menurut bidang jamu, tindakan medis terhadap pasien hipertensi adalah
melakukan edukasi tentang bagaimana pengobatan penderita hipertensi
dengan menggunakan tanaman yang berkasiat sebagai obat serta
menunjukkan jenis tanaman dan cara mengkonsumsi tanaman obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai