BAB I OTOF Fix
BAB I OTOF Fix
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskuler yang masih
menjadi beban kesehatan di masyarakat global karena pravalensinya yang tinggi.
Penderita hipertensi kebanyakan tidak menunjukkan gejala, institusi nasional
jantung paru dan darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi
tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini di derita, tekanan darah pasien
harus di pantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi
seumur hidup. Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90%
di antara mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat di
temukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ , tumor dan kehamilan (Smeltzer,
2002 hal 897).
Hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain
meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang
belum mendapat pengobatan maupun sudah diobati tetapi tekanan darahnya
belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat
meningkatkan mordibitas dan mortalitas (Aru, 2009 hal 1079) .
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan, di
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita
Di Indonesia, sampai saat ini memang belum ada data yang bersifat
nasional, multisenter, yang dapat menggambarkan prevelensi lengkap mengenai
hipertensi. Namun beberapa sumber, yakni Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia
di atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Secara umum, prevalensi hipertensi pada
usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20% (Depkes, 2010).
Prevalensi kasus hipertensi primer di Provinsi Jawa Tengah mengalami
peningkatan dari 1,80% pada tahun 2005 menjadi 1,87% pada tahun 2006, dan
1
2
2,02% pada tahun 2007. Prevalensi sebesar 2,02% artinya setiap 100 orang
terdapat 2 orang penderita hipertensi primer. Prevalensi tertinggi adalah di
Kabupaten Boyolali sebesar 14,4%. Sedang prevalensi kasus hipertensi lain di
provinsi Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 0, %, mengalami peningkatan bila
dibandingkan prevalensi tahun 2006 sebesar 0,63% (Riskesdas, 2007)
Berdasarkan sample yang di survey dengan menggunakan Indikator
Keluarga Sehat (IKS) di Desa Dibal Dusun 4 pada bulan Juli 2017 sebanyak 180
sample diperoleh presentase penderita hipertensi sebesar 47,86 %, sedangkan di
RT.02 RW 07 diambli sample sebanyak 10 kartu keluarga diperoleh data terdapat
penderita hipertensi sebanyak 5 keluarga ,tetapi mereka tidak mengetahui
penyebab ,komplikasi dan perawatan hipertensi sehingga perlu dilakukan upaya
Preventif dan Promotif seperti penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya keluarga dengan hipertensi mengenai
penyebab, komplikasi, dan perawatan hipertensi. Maka penulis mengambil kasus
hipertensi pada keluarga Tn.P sebagai laporan family case dalam pembuatan
laporan KKN OTOF (One Tim One Family ) CIPPIPEC 2017.
B. TUJUAN KEGIATAN
1) Tujuan Umum
Memberikan gambaran secara nyata asuhan keperawatan keluarga
berbasis interpersonal pada keluarga pada Tn. P dengan anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
2) Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa Dibal,
Kecamatan Ngemplak.
b. Mendeskripsikan masalah kesehatan pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa
Dibal, Kecamatan Ngemplak.
c. Mendeskripsikan rencana tindakan pada Tn.P di dusun Wangkis, Desa
Dibal, Kecamatan Ngemplak.
d. Mendeskripsikan tindakan dengan pendekatan OTOF-CIPIPEC pada
Tn.P di dusun Wangkis, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak.
3
C. MANFAAT KEGIATAN
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3) Matrilokal
9
2. Konsep Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal.
Seseorang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran
darah darah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan
jantung atau pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.
Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing :
1) Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2) Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya
> 145/90 mmHg
3) Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi.
b. Klasifikasi Hipertensi
11
c. Etiologi
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, namun data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya krisis hipertensi, faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras.
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya hipertensi ialah
mengkonsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan, kegemukan,
strees, merokok, minum alkohol, dan obat-obatan.
2) Hipertensi sekunder
12
d. Patofisiologis
Menurut Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa Mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor
ini mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen,
rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis . Pada titik ganglion
ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
melepaskannya nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh
darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang
ke ginjal menjadi berkurang /menurun dan berakibat diproduksinya
rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai I yang
kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan
vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh
cortex adrenaldimana hormone aldosteron ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan
volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi.
e. Manifestasi Klinis
13
f. Diet Hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie,
tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat.
2) Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
g. Penatalaksanaan
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2) Diet hipertensi
14
Cara membuat : didihkan 5 gelas air dan masukkan semua semua bahan,
tunggu selama kurang lebih 15 menit dengan api kecil hingga tersisa 3
gelas. Angkat dan diamkan hingga terasa hangat , saring dan minum 3x1
gelas.
2. Tinjauan Profesi
Menurut bidang keperawatan, tindakan medis terhadap pasien hipertensi
meliputi pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui intervensi yang akan
dilakukan lebih lanjut. Perawat melakukan pemeriksaan lain seperti gula
darah, asam urat dan kolestrol untuk mengetahui apakah penyebab dari
hipertensi. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Tindakan perawat untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi dan
pengobatan hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi dengan
15
canthus eksternus dengan jarak 1 jari tangan merupakan titik yang sangat
efektif untuk kasus hipertensi dan mengurangi keluhan pusing (Bai, 1996; Shi,
2007).
Menurut bidang jamu, tindakan medis terhadap pasien hipertensi adalah
melakukan edukasi tentang bagaimana pengobatan penderita hipertensi
dengan menggunakan tanaman yang berkasiat sebagai obat serta
menunjukkan jenis tanaman dan cara mengkonsumsi tanaman obat tersebut.