Anda di halaman 1dari 10

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Pekerjaan : PERENCANAAN PLAT BETON


Lokasi pekerjaan : Kab. Aceh Tamiang

PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1. PENGUKURAN KEMBALI

1.1.1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
1.1.2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, Ietak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
1.1.3. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan kebenarannya.
1.1.4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat ukur yang ketepatannya
dapat dipertanggung-jawabkan.
1.1.5. Kontraktor harus menyediakan alat ukur beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan
pemeriksaan Direksi Pengawas selama pelaksanaan proyek.
1.1.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

1.2. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK )

1.2.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu klas III ukuran (5/7), yang tertancap dalam
tanah sehingga tidak bisa digerakgerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu
sama lain.
1.2.2. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dan kayu klas III, dengan ukuran tebal 3 cm, Iebar
20 cm, diserut rata pada sebelah atasnya.
1.2.3. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar (waterpass)
1.2.4. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as
dan atau level/peil-peil dengan Warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.
1.2.5. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi Pengawas.
1.2.6. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi.
1.2.7. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi Pengawas.
1.2.8. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk tanggungan
Kontraktor

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. PEKERJAAN GALIAN

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus
menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh
Direksi Pengawas, tidak terganggu. Jika terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug
kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
2) Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-
lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpas.

3) Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat
bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

1
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

4) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak Iongsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang
cukup.

5) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap


bangunan lain yang berada dekat sekali dengan Iubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak
akan mengalami kerusakan.

6) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan
atas petunjuk Direksi Pengawas.

7) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih bebas dari
segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.

8) Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-Iubang galian yang terletak


di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 100% kepadatan kering maksimum.

9) Perlindungan terhadap benda-benda faedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh


barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi / diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.

10) Bila suatu saat atau pelayanan Dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal
tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan Cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor
dan temyata diperlukan perlindungan dan pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.

11) Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor
harus segera mengganti kerugian yang terjadi dapat berupa perbaikan dan barang yang rusak
akibat pekerjaan Kontraktor.

12) Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh
Direksi Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

Yang dimaksudkan disini adalah-pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan demi terlaksanannya pekerjaan ini dengan baik.
2) Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga
seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

b. Bahan-bahan
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka maksimum 10 cm padat (setelah disirami,
diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan dibawah plat-plat beton bertulang, beton
rabat dan pondasi dangkal harus teridiri dari urugan pasir padat.
2) Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay yang

2
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

bersih tanpa potongan-potongan, bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah
dipecah-pecah dimana ukuran dan batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dan 15 cm.
3) Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri dan
mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
4) Tanah urugan harus bersih dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menirnbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian, sehingga
dicapai suatu lapisan setebal 20 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan
sebelum lapisan berikutnya diurug.
2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan
lapangan tidak kurang 95% dari kepadatan maksimum.
3) Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang
dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
4) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.
5) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang
ditentukan oleh Direksi Pengawas.
6) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain,
tanpa tambahan biaya.

PASAL 3 PEKERJAAN STRUKTUR

3.1 PEKERJAAN PONDASI

3.1.1 UMUM

3.1.1.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar.

3.1.1.2 Contoh bahan.


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material batu
kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di
Bangsal Pengawas.

3.1.1.3 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.

3.1.1.4 Syarat Pengamanan Pekerjaan.


a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras.
b. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lainnya.

3
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.1.2 BAHAN / PRODUK

3.1.2.1 Semen Portland.


Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar SNI terdiri dari satu
jenis merk dagang atau atas persetujuan Direksi Pengawas. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
3.1.2.2 Pasir.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
3.1.2.3 Batu Kali.
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat dalam PBI '71. Ukuran batu kali max. 20 cm.
2.1.2.4 Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Direksi Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.1.3 PELAKSANAAN

3.1.3.1 Pondasi Pas. Batu Kali dilaksanakan pada seluruh pondasi sebagaimana tertera dalam gambar
bestek

3.1.3.2 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.

3.1.3.3 Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 5 cm, disiram dan
diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80 % conpacted.

3.1.3.4 Batu kali yang digunakan adalah kualitas baik dari jenis yang keras berukuran tidak lebih dari
30 cm

3.1.3.5 Pekerjaan harus dengan perbandingan yang baik, lubang-lubang diantara batu-batu besar
selain diisi adukan harus diisi dengan batu-batu pecah yang kecil

3.1.3.6 Seluruh pekerjaan pondasi Pas. Batu Kali untuk bangunan ini menggunakan adukan 1 PC : 2
PS : 3 Kr, dengan perbandingan batu kali tidak lebih dari 40% volume pondasi.

3.1.3.7 Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m' dengan
diameter besi minimum 10 mm. (seperti pemasangan kolom praktis).

3.2 PEKERJAAN BETON

3.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

3.2.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan
yang bemutu baik dan sempurna.

3.2.1.2 Beton bertulang yang digunakan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr atau perbandingan


lain seperti yang tercantum dalam RAB mencakup pekerjaan beton bertulang untuk sloof, kolom
utama, kolom praktis, balok utama, balok latai, ring balok, plat lantai, angkur beton setempat,
plat meja serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. Dimensi beton
bertulang seperti yang tertera dalam gambar bestek.

3.2.2. PERSYARATAN BAHAN

4
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

3.2.2.1. SEMEN PORTLAND


Yang digunakan harus mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar SNI terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi N1-8. Semen yang telah mengeras sebagian/
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan Iantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.

3.2.2.2 PASIR BETON


Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1971.

3.2.2.3 BATU KERIKIL / SPLIT


Digunakan kerikil yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan kerikil beton harus dipisahkan satu dengan yang lain,
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.

3.2.2.4 AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus memenuhi Syarat -
syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). Apabila dipandang perlu Direksi Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak
diperkenankan untuk dipakai.

3.2.2.5 BESI BETON


Besi beton yang digunakan mutu Baja BJTP-24 (polos) , produk lokal dan berstandar SNI, besi
harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan
sebagainya. Mempunyai penampang yang sama rata dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.2.2.6 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI-2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961: NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972: NI-8.
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
f. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi
Pengawas.

3.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.2.2.1. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan pada dasamya adalah : K-175 atau ditentukan lain dan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PRI 1971.

3.2.2.2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton
decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

3.2.2.3. Cara Pengadukan

5
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

a. Cara pengadukan harus menggunakan mollen beton (Concrete Mixer).


b. Takaran untuk semen portland, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-
syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campurannya. Pengujian slump, minimum 3 cm dan
maksimum 10 cm.
c. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
d. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
e. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

3.2.2.4. Pengecoran Beton


a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang kerikil/koral/split yang dapat memperlemah konstruksi
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

3.2.2.5 Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).

a. Pemberi tugas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat kubus coba dari
adukan yang dibuat. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-200 dan K-225 dimana tegangan
tekanan karakteristik beton pada umur 28 hari harus mencapai minimal 200 dan 225 kg/cm2
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15
cm3.
Pengambilan adukan beton, percetekan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan.
Sample diambil tiap 5 m3, prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-19712)
c. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab kontraktor.
d. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan
adukan struktur yang bersangkutan dan lain - lain yang perlu dicatat. (kode pada kubus harus
digores dengan paku, tidak diperbolehkan menggunakan kapur atau cat).
e. Semua kubus harus ditest dilaboratorium beton yang berwenang, dan disetujui Pemberi Tugas.
f. Laporan hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pemberi tugas, paling lambat 7 hari sesudah
pengecoran, dengan mencantumkan besamya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran
adukan dan berat kubus benda uji tersebut.
g. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang diuji gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka pemberi tugas berhak meminta kontraktor untuk mengadakan uji coba non destruktif atau
kalau memungkinkan mangadakan percobaan coring.

3.2.2.6. Pemadatan Beton

a. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran berlangsung dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
b. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas lubang aggregasi
dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
c. Kontraktor harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya tanpa adanya
penundaan.
Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out of Balance dengan frekuensi tidak kurang dari
6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan dari 6 g. pada beton setelah
kontak dengan beton.
d. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan aggregate, kebocoran
- kebocoran melalui acuan dan lain - lain, harus dihindarkan.
e. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 (satu) vibrator tambahan untuk digunakan pada
saat yang lain rusak.

6
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

3.2.2.7. Curing dan Perlindungan Atas Beton

a. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap matahari


pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton
harus diperhatikan. Kontraktor bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
d. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dan Pemberi Tugas dan
Kontraktor harus mengadakan percobaan - percobaan yang membuktikan bahwa bahan kimia
tersebut efektif untuk digunakan.

3.2.2.8. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton

a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati — hati dan teliti / tepat pada posisi
pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari PBI (Nl.2-1971).
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga ahli, untuk ini dengan menggunakan alat - alat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah dan retak - retak dan sebagainya.
b. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat rencana kerja
pemotongan dan pembengkokkan baja tulangan ( bending schedule ), yang diserahkan kepada
pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil - peil, sesuai dengan gambar dan ini sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
d. Pemasangan dengan menggunakan selimut beton (beton decking) harus sesuai berikut :

 Selimut beton untuk pelat & dinding : 2.0 cm


 Selimut beton untuk kolom : 3.0 cm
 Selimut beton untuk balok : 3.0 cm
 Selimut beto untuk pelat pondasi : 4.0 cm
 Selimut beton untuk sloof : 3.0 cm
 Selimut beton pelat & dinding Basemant 3.0 cm
:
e. Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dan kulit besi karat, lemak, kotoran serta
bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
f. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang teguh dan
menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dan
16 mm yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembersihan harus ditunjang dengan beton atau
penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau
dicantumkan pada spesifikasi ini, penunjang - penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan
dengan bekisting.
g. Beugel - beugel / tulangan melintang harus diikat pada tulangan utama dan jarak harus sesuai
dengan gambar. Tulangan tidak boleh keluar dari permukaan beton
h. Precast Mortar Spacing Block hendaknya digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang kurang Iebih sama dengan beton yang
akan dicor.

3.2.2.9. Pekerjaan Acuan Bekisting


a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar. Bekisting yang digunakan Multipleks tebal 9 mm dan papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaan bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi, gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan permindahan peletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dan satu. Tiang-tiang dan dolken diameter : 8-10 cm atau
kaso 5/7 cm.
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross.

7
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam
PB1-1971.
g. Penggunaan bekisting "Formwork" harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.

3.2.2.10. Kawat Pengikat


Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).

3.2.2.11. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan Beton


a. Hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dan Direksi Pengawas setelah Bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis
dan Direksi Pengawas.
b. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan RBI (NI.2-1971), dimana bagian konstruksi yang yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban — beban pelaksanaannya.
c. Cetakan-cetakan dapat dilepaskan dalam waktu minimum 3 hari untuk bagian dinding samping
balok, kolom dan dinding.
Untuk bagian bawah pelat, balok dan lipsplank baru dapat dilepaskan minimal 21 hari. Walaupun
sudah dibuka cetakannya, Konstruksi tersebut belum dapat dibebani sebelum pengerasan beton
sempurna (minimum 28 hari).
d. Apabila setelah cetakan dibongkar temyata terdapat bagian — bagian beton yang keropos atau
cacat Iainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus
segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas, untuk meminta persetujuan mengenai cara
pengisian atau menutupnya.

3.2.2.12. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat penyerahan (selesai).

3.2.2.13. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat
apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri
maupun luar negeri.

3.2.2.14. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material besi,
koral, kerikil, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

3.2.2.15. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.

3.2.2.16. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

3.2.2.17. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2.2.18. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).

3.2.2.19. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

3.2.2.20. Sparing conduit dan pipa-pipa


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak
ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi
Pengawas.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulangan besi,
maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dan Direksi Pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan tensi beton waktu pengecoran.

8
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

3.2.2.21. Hal-hal lain ("Miscellanecus Items')


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.

PASAL 4 PEKERJAAN BESI DAN BAJA


4.1. SYARAT – SYARAT UMUM.
1. Seluruh pekerjaan konstruksi baja sudah termasuk mur baut, pelat dan pengelasan, penutup atap,
dinding, lisplank, dari corrugated galvanized steel sheet tebal 0,3 mm dilapisi zincalume, disediakan
dan dilaksanakan oleh Kontraktor, seluruh biayanya agar dimasukkan pada Penawaran.
2. Spesifikasi bahan sesuai dengan yang tertulis diatas, produk lokal dan berstandar SNI.
3. Dimensi dari konstruksi baja sesuai gambar
4. Semua pekerjaan besi harus dicat dasar dan dicat dengan cat besi.
5. Seluruh urutan pekerjaan serta kualitas bahan harus atas persetujuan Direksi.

a) Semua material konstruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan
dengan hasil test ASTM A 36-70 atau yang setaraf, kualitas baja ST-37, menggunakan baja beton
harus dengan mutu U 24. BJTP untuk diameter < Ø 14 mm.
b) Kontraktor dapat diminta untuk memberi surat Keterangan tentang pengujian bahan oleh pabrik
(laboratorium yang disetujui pengelola proyek) untuk kontruksi baja yang digunakan.
c) Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasilnya harus diserahkan kepada pengelola proyek
untuk persetujuan dipakainya bahan konstruksi baja tersebut.
d) Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambungan yaitu plat baja, mur -baut,
paku corrugated galvanized steel sheet dan lain-lain bahan untuk pengikat/penyambung sesuai
dengan gambar konstruksi dan spesifikasi teknik.
e) Kontraktor harus memperhitungkan segala biaya pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi
dimana gudang akan dibangun, termasuk biaya lainnya yang timbul sampai selesai erection di
lokasi pembangunan gudang
f) Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan/kerusakan barang tersebut sampai ke tempat
tujuan, Segala kehilangan, kerusakan, sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor.
g) Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam
gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya
pelat-pelat siku dan sebagainya.
h) Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal
tersebut.
i) Semua ukuran komponen konstruksi harus dibuat secara presisi, ukuran diambil sesuai dengan
yang tertera pada gambar.
j) Sebelum komponen konstruksi dikirim ke lokasi Kontraktor diwajibkan untuk meyetel lebih dulu
komponen-komponen tersebut untuk setiap unit gudang.Setelah penyetelan selesai, dan hasilnya
dianggap baik oleh pengelola proyek, maka Kontraktor diwajibkan memberi kode-kode terhadap
komponen-komponen gudang yang bersangkutan.
k) Kontraktor Baru boleh mengirim ke lokasi setelah semua pemberian kode-kode selesai dan
mendapat persetujuan pengelola proyek.
l) Bilamana dalam tabel Bill Of Quantity ternyata suatu bagian komponen tidak tercantum tetapi
didalam gambar ada atau sebaliknya, maka Kontraktor harus menyediakan bahan/komponen
tersebut yang sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor
m) Dalam pengiriman/penyimpanan komponen-komponen yang kecil/ acessoris-acessoris, harus
disimpan dalam karung plastik yang cukup kuat, kemudian dimasukkan kedalam kotak kayu yang
tertutup rapi.
n) Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan disamping dengan hait -hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang/perkerjaan lain
yang perlu demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperhatikan dalam
gambar atau disyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika diperhatikan atau
dipersyaratkan lain.
o) Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya dari gambar-gambar kerja, supaya

9
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

dalam pemasangan di tempat dapat dilaksanakan dengan sempurna


p) Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan butir 1.8 diatas, akan ditolak
dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang menganga.
q) Konstruksi yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan
dan lain-lain, dengan cara yang memenuhi syarat.
r) Sebuah bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah diberi
lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-bagian ini harus diperiksa dalam keadaan
tidak dicat.
s) Mutu baja profil, plat-plat simpul, baut dan paku-paku keling harus memenuhi persyaratan minimal
yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimal 3.700 kg/cm
t) Semua komponen konstruksi sebelum dikirim Harus dicat dasar sebagai pelindung dan cara
pelaksanaannnya sesuai dengan Spesifikasi Teknik mengenai Pengecetan.

4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus memenuhi persyaratan teknis dan
disetujui oleh pengelola proyek, tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembarannya
tidak bengkok atau cacat. Potongan potongan (profil) yang tepat, bentuknya, tebal, ukuran
berat dan detail-detail konstruks yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

4.2.2 Bahan baja ini kecuali ditunjukan atau persyaratkan lainya, harus sesuai dengan
PPBBI-1983.

PASAL 5 PENUTUP

Meskipun dalam Spesifikasi ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan
kata-kata yang harus disediakan atau dibuat oleh Penyedia Jasa, tetapi pekerjaan-pekerjaan dan
bahan-bahan ini dinyatakan nyata menjadi bagian pekerjaan, maka pekerjaan tersebut diatas tetap
dianggap sebagaimana dimuat dalam spesifikasi ini.

Guna mendapat hasil kerja yang baik dan memuaskan, setiap pekerjaan haru dilakukan
pengetesan yang disertai dengan pengesahan (Surat Kier) dan gambar-gambar sesuai keadaan
terpasang (As Built Drawing) yang harus diserahkan kepada Proyek/Bouwher melalui
Direksi/Konsultan Pengawas.

Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan akan tetapi tidak diuraikan dalam spesifikasi
ini tetap harus dilaksanakan dan diselesaikan oleh Penyedia Jasa, dan harus dianggap seakan -
akan pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam spesifikasi ini untuk menuju pekerjaan yang selesai
lengkap dan sempurna.

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Penyedia Jasa diwajibkan membongkar gudang, bangsal -
bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam
lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih
dan rapi.

10

Anda mungkin juga menyukai