Anda di halaman 1dari 18

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Pekerjaan : PEMBANGUNAN KANTOR DATOK

Lokasi pekerjaan : KAB. ACEH TAMIANG

PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1. PENGUKURAN KEMBALI

1.1.1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
1.1.2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, Ietak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
1.1.3. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan kebenarannya.
1.1.4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat ukur yang ketepatannya
dapat dipertanggung-jawabkan.
1.1.5. Kontraktor harus menyediakan alat ukur beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan
pemeriksaan Direksi Pengawas selama pelaksanaan proyek.
1.1.6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

1.2. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK )

1.2.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu klas III ukuran (5/7), yang tertancap dalam
tanah sehingga tidak bisa digerakgerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu
sama lain.
1.2.2. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dan kayu klas III, dengan ukuran tebal 3 cm, Iebar
20 cm, diserut rata pada sebelah atasnya.
1.2.3. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar (waterpass)
1.2.4. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as
dan atau level/peil-peil dengan Warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.
1.2.5. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi Pengawas.
1.2.6. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi.
1.2.7. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi Pengawas.
1.2.8. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk tanggungan
Kontraktor

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. PEKERJAAN GALIAN

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus
menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh
Direksi Pengawas, tidak terganggu. Jika terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug
kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
2) Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-
lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpas.

3) Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat
bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

1
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

4) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak Iongsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang
cukup.

5) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap


bangunan lain yang berada dekat sekali dengan Iubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak
akan mengalami kerusakan.

6) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan
atas petunjuk Direksi Pengawas.

7) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih bebas dari
segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.

8) Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-Iubang galian yang terletak


di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 100% kepadatan kering maksimum.

9) Perlindungan terhadap benda-benda faedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh


barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi / diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.

10) Bila suatu saat atau pelayanan Dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut
tidak tertera pada gambar atau dengan Cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan
temyata diperlukan perlindungan dan pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung
tersebut tidak terganggu.

11) Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor
harus segera mengganti kerugian yang terjadi dapat berupa perbaikan dan barang yang rusak
akibat pekerjaan Kontraktor.

12) Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh
Direksi Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

Yang dimaksudkan disini adalah-pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan demi terlaksanannya pekerjaan ini dengan baik.
2) Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga
seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

b. Bahan-bahan
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka maksimum 10 cm padat (setelah disirami,
diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan dibawah plat-plat beton bertulang, beton
rabat dan pondasi dangkal harus teridiri dari urugan pasir padat.

2
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

2) Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay yang
bersih tanpa potongan-potongan, bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah
dipecah-pecah dimana ukuran dan batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dan 15 cm.
3) Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri dan
mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
4) Tanah urugan harus bersih dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menirnbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian, sehingga
dicapai suatu lapisan setebal 20 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan
sebelum lapisan berikutnya diurug.
2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan
lapangan tidak kurang 95% dari kepadatan maksimum.
3) Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang
dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
4) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.
5) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang
ditentukan oleh Direksi Pengawas.
6) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain,
tanpa tambahan biaya.

PASAL 3 PEKERJAAN STRUKTUR

3.1 PEKERJAAN PONDASI

3.1.1 UMUM

3.1.1.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar.

3.1.1.2 Contoh bahan.


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material batu
kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di
Bangsal Pengawas.

3.1.1.3 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.

3.1.1.4 Syarat Pengamanan Pekerjaan.


a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras.
b. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh

3
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

pekerjaan-pekerjaan lainnya.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.1.2 BAHAN / PRODUK

3.1.2.1 Semen Portland.


Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar SNI terdiri dari satu
jenis merk dagang atau atas persetujuan Direksi Pengawas. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
3.1.2.2 Pasir.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
3.1.2.3 Batu Kali.
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat dalam PBI '71. Ukuran batu kali max. 20 cm.
2.1.2.4 Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Direksi Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.1.3 PELAKSANAAN

3.1.3.1 Pondasi Pas. Batu Kali dilaksanakan pada seluruh pondasi sebagaimana tertera dalam gambar
bestek

3.1.3.2 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.

3.1.3.3 Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 5 cm, disiram dan
diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80 % conpacted.

3.1.3.4 Batu kali yang digunakan adalah kualitas baik dari jenis yang keras berukuran tidak lebih dari
30 cm

3.1.3.5 Pekerjaan harus dengan perbandingan yang baik, lubang-lubang diantara batu-batu besar
selain diisi adukan harus diisi dengan batu-batu pecah yang kecil

3.1.3.6 Seluruh pekerjaan pondasi Pas. Batu Kali untuk bangunan ini menggunakan adukan 1 PC : 2
PS : 3 Kr, dengan perbandingan batu kali tidak lebih dari 40% volume pondasi.

3.1.3.7 Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m' dengan
diameter besi minimum 10 mm. (seperti pemasangan kolom praktis).

3.2 PEKERJAAN BETON

3.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

3.2.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan
yang bemutu baik dan sempurna.

3.2.1.2 Beton bertulang yang digunakan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr atau perbandingan


lain seperti yang tercantum dalam RAB mencakup pekerjaan beton bertulang untuk sloof, kolom
utama, kolom praktis, balok utama, balok latai, ring balok, plat lantai, angkur beton setempat,
plat meja serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. Dimensi beton
bertulang seperti yang tertera dalam gambar bestek.

4
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

3.2.2. PERSYARATAN BAHAN

3.2.2.1. SEMEN PORTLAND


Yang digunakan harus mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar SNI terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi N1-8. Semen yang telah mengeras sebagian/
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan Iantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.

3.2.2.2 PASIR BETON


Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1971.

3.2.2.3 BATU KERIKIL / SPLIT


Digunakan kerikil yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan kerikil beton harus dipisahkan satu dengan yang lain,
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.

3.2.2.4 AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus memenuhi Syarat -
syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). Apabila dipandang perlu Direksi Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak
diperkenankan untuk dipakai.

3.2.2.5 BESI BETON


Besi beton yang digunakan mutu Baja BJTP-24 (polos) , produk lokal dan berstandar SNI, besi
harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan
sebagainya. Mempunyai penampang yang sama rata dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

3.2.2.6 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI-2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961: NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972: NI-8.
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
f. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi
Pengawas.

3.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.2.2.1. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan pada dasamya adalah : K-175 atau ditentukan lain dan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PRI 1971.

3.2.2.2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton
decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

5
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

3.2.2.3. Cara Pengadukan


a. Cara pengadukan harus menggunakan mollen beton (Concrete Mixer).
b. Takaran untuk semen portland, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-
syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campurannya. Pengujian slump, minimum 3 cm dan
maksimum 10 cm.
c. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
d. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
e. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

3.2.2.4. Pengecoran Beton


a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang kerikil/koral/split yang dapat memperlemah konstruksi
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

3.2.2.5 Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).

a. Pemberi tugas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat kubus coba dari
adukan yang dibuat. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-200 dan K-225 dimana tegangan
tekanan karakteristik beton pada umur 28 hari harus mencapai minimal 200 dan 225 kg/cm2
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15
cm3.
Pengambilan adukan beton, percetekan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan.
Sample diambil tiap 5 m3, prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-19712)
c. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab kontraktor.
d. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan
adukan struktur yang bersangkutan dan lain - lain yang perlu dicatat. (kode pada kubus harus
digores dengan paku, tidak diperbolehkan menggunakan kapur atau cat).
e. Semua kubus harus ditest dilaboratorium beton yang berwenang, dan disetujui Pemberi Tugas.
f. Laporan hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pemberi tugas, paling lambat 7 hari sesudah
pengecoran, dengan mencantumkan besamya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran
adukan dan berat kubus benda uji tersebut.
g. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang diuji gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka pemberi tugas berhak meminta kontraktor untuk mengadakan uji coba non destruktif atau
kalau memungkinkan mangadakan percobaan coring.

3.2.2.6. Pemadatan Beton

a. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran berlangsung dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
b. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas lubang aggregasi
dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
c. Kontraktor harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya tanpa adanya
penundaan.
Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out of Balance dengan frekuensi tidak kurang dari
6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan dari 6 g. pada beton setelah
kontak dengan beton.
d. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan aggregate, kebocoran
- kebocoran melalui acuan dan lain - lain, harus dihindarkan.
e. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 (satu) vibrator tambahan untuk digunakan pada

6
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

saat yang lain rusak.

3.2.2.7. Curing dan Perlindungan Atas Beton

a. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap matahari


pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton
harus diperhatikan. Kontraktor bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
d. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dan Pemberi Tugas dan
Kontraktor harus mengadakan percobaan - percobaan yang membuktikan bahwa bahan kimia
tersebut efektif untuk digunakan.

3.2.2.8. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton

a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati — hati dan teliti / tepat pada posisi
pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari PBI (Nl.2-1971).
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga ahli, untuk ini dengan menggunakan alat - alat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah dan retak - retak dan sebagainya.
b. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat rencana kerja
pemotongan dan pembengkokkan baja tulangan ( bending schedule ), yang diserahkan kepada
pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil - peil, sesuai dengan gambar dan ini sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
d. Pemasangan dengan menggunakan selimut beton (beton decking) harus sesuai berikut :

 Selimut beton untuk pelat & dinding : 2.0 cm


 Selimut beton untuk kolom : 3.0 cm
 Selimut beton untuk balok : 3.0 cm
 Selimut beto untuk pelat pondasi : 4.0 cm
 Selimut beton untuk sloof : 3.0 cm
 Selimut beton pelat & dinding Basemant 3.0 cm
:
e. Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dan kulit besi karat, lemak, kotoran serta
bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
f. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang teguh dan
menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dan
16 mm yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembersihan harus ditunjang dengan beton atau
penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau
dicantumkan pada spesifikasi ini, penunjang - penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan
dengan bekisting.
g. Beugel - beugel / tulangan melintang harus diikat pada tulangan utama dan jarak harus sesuai
dengan gambar. Tulangan tidak boleh keluar dari permukaan beton
h. Precast Mortar Spacing Block hendaknya digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang kurang Iebih sama dengan beton yang
akan dicor.

3.2.2.9. Pekerjaan Acuan Bekisting


a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar. Bekisting yang digunakan Multipleks tebal 9 mm dan papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaan bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi, gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan permindahan peletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dan satu. Tiang-tiang dan dolken diameter : 8-10 cm atau
kaso 5/7 cm.

7
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam
PB1-1971.
g. Penggunaan bekisting "Formwork" harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik.

3.2.2.10. Kawat Pengikat


Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).

3.2.2.11. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan Beton


a. Hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dan Direksi Pengawas setelah Bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis
dan Direksi Pengawas.
b. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan RBI (NI.2-1971), dimana bagian konstruksi yang yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban — beban pelaksanaannya.
c. Cetakan-cetakan dapat dilepaskan dalam waktu minimum 3 hari untuk bagian dinding samping
balok, kolom dan dinding.
Untuk bagian bawah pelat, balok dan lipsplank baru dapat dilepaskan minimal 21 hari. Walaupun
sudah dibuka cetakannya, Konstruksi tersebut belum dapat dibebani sebelum pengerasan beton
sempurna (minimum 28 hari).
d. Apabila setelah cetakan dibongkar temyata terdapat bagian — bagian beton yang keropos atau
cacat Iainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus
segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas, untuk meminta persetujuan mengenai cara
pengisian atau menutupnya.

3.2.2.12. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat penyerahan (selesai).

3.2.2.13. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat
apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri
maupun luar negeri.

3.2.2.14. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material besi,
koral, kerikil, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

3.2.2.15. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.

3.2.2.16. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

3.2.2.17. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2.2.18. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).

3.2.2.19. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.

3.2.2.20. Sparing conduit dan pipa-pipa


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak
ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi
Pengawas.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulangan besi,
maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dan Direksi Pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

8
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan tensi beton waktu pengecoran.

3.2.2.21. Hal-hal lain ("Miscellanecus Items')


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.

PASAL 4 PEKERJAAN BESI DAN BAJA


4.1. SYARAT – SYARAT UMUM.
1. Seluruh pekerjaan konstruksi baja sudah termasuk mur baut, pelat dan pengelasan, penutup atap,
dinding, lisplank, dari corrugated galvanized steel sheet tebal 0,3 mm dilapisi zincalume, disediakan
dan dilaksanakan oleh Kontraktor, seluruh biayanya agar dimasukkan pada Penawaran.
2. Spesifikasi bahan sesuai dengan yang tertulis diatas, produk lokal dan berstandar SNI.
3. Dimensi dari konstruksi baja sesuai gambar
4. Semua pekerjaan besi harus dicat dasar dan dicat dengan cat besi.
5. Seluruh urutan pekerjaan serta kualitas bahan harus atas persetujuan Direksi.

a) Semua material konstruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan
dengan hasil test ASTM A 36-70 atau yang setaraf, kualitas baja ST-37, menggunakan baja beton
harus dengan mutu U 24. BJTP untuk diameter < Ø 14 mm.
b) Kontraktor dapat diminta untuk memberi surat Keterangan tentang pengujian bahan oleh pabrik
(laboratorium yang disetujui pengelola proyek) untuk kontruksi baja yang digunakan.
c) Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasilnya harus diserahkan kepada pengelola proyek
untuk persetujuan dipakainya bahan konstruksi baja tersebut.
d) Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambungan yaitu plat baja, mur-baut,
paku corrugated galvanized steel sheet dan lain-lain bahan untuk pengikat/penyambung sesuai
dengan gambar konstruksi dan spesifikasi teknik.
e) Kontraktor harus memperhitungkan segala biaya pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi
dimana gudang akan dibangun, termasuk biaya lainnya yang timbul sampai selesai erection di
lokasi pembangunan gudang
f) Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan/kerusakan barang tersebut sampai ke tempat
tujuan, Segala kehilangan, kerusakan, sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor.
g) Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam
gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya
pelat-pelat siku dan sebagainya.
h) Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal
tersebut.
i) Semua ukuran komponen konstruksi harus dibuat secara presisi, ukuran diambil sesuai dengan
yang tertera pada gambar.
j) Sebelum komponen konstruksi dikirim ke lokasi Kontraktor diwajibkan untuk meyetel lebih dulu
komponen-komponen tersebut untuk setiap unit gudang.Setelah penyetelan selesai, dan hasilnya
dianggap baik oleh pengelola proyek, maka Kontraktor diwajibkan memberi kode-kode terhadap
komponen-komponen gudang yang bersangkutan.
k) Kontraktor Baru boleh mengirim ke lokasi setelah semua pemberian kode-kode selesai dan
mendapat persetujuan pengelola proyek.
l) Bilamana dalam tabel Bill Of Quantity ternyata suatu bagian komponen tidak tercantum tetapi
didalam gambar ada atau sebaliknya, maka Kontraktor harus menyediakan bahan/komponen
tersebut yang sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor
m) Dalam pengiriman/penyimpanan komponen-komponen yang kecil/ acessoris-acessoris, harus
disimpan dalam karung plastik yang cukup kuat, kemudian dimasukkan kedalam kotak kayu yang
tertutup rapi.
n) Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan disamping dengan hait-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang/perkerjaan lain
yang perlu demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperhatikan dalam
gambar atau disyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika diperhatikan atau
dipersyaratkan lain.

9
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

o) Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya dari gambar-gambar kerja, supaya


dalam pemasangan di tempat dapat dilaksanakan dengan sempurna
p) Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan butir 1.8 diatas, akan ditolak
dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang menganga.
q) Konstruksi yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan
dan lain-lain, dengan cara yang memenuhi syarat.
r) Sebuah bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah diberi
lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-bagian ini harus diperiksa dalam keadaan
tidak dicat.
s) Mutu baja profil, plat-plat simpul, baut dan paku-paku keling harus memenuhi persyaratan minimal
yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimal 3.700 kg/cm
t) Semua komponen konstruksi sebelum dikirim Harus dicat dasar sebagai pelindung dan cara
pelaksanaannnya sesuai dengan Spesifikasi Teknik mengenai Pengecetan.

4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus memenuhi persyaratan teknis dan
disetujui oleh pengelola proyek, tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembarannya
tidak bengkok atau cacat. Potongan potongan (profil) yang tepat, bentuknya, tebal, ukuran
berat dan detail-detail konstruks yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

4.2.2 Bahan baja ini kecuali ditunjukan atau persyaratkan lainya, harus sesuai dengan
PPBBI-1983.

4.3. PEKERJAAN PENGECATAN.

4.3.1. Lapisan pelindung dan cat dasar.


a. Sebelum diberi lapisan pelindung, permukaan baja terlebih dahulu dibersihkan dari kulit giling,
karat dan kotoran lainnya dengan menggunakan sikat kawat baja yang dijalankan secara elektrik
sampai permukaan baja tersebut benar-benar bersih dan kelihatan warna asli bajanya.
b. Kemudian tanpa menunggu lama, permukaan baja dilapisi dengan Iapisan pelindung
Zinchromate Primer dengan ketebalan 40 micron dengan cara disemprot atau menggunakan
kuas.
c. Setelah lapisan pelindung kering dan berumur tidak lebih dari 3 x 24 jam, permukaan baja
tersebut dilapisi dengan cat dasar setaraf dengan produk Nippon/Paragon ketebalan 40 micron
dengan cara disemprot atau menggunakan kuas.
d. Bilamana ternyata hasil pengecatan dasar tersebut diatas tidak mencapai hasil yang baik
sesuai dengan persyaratan. maka lapisan cat dasar tersebut harus dikupas kembali dan
kemudian dilapisi kembali dengan cat dasar dengan cara yang benar sampai mencapai
hasil sesuai dengan persyaratan.
e. Seluruh pelaksanaan pekerjaan lapisan pelindung dan cat dasar dilakukan di workshop
pembuatan kontruksi. Tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan tersebut di lokasi
proyek kecuali dalam hal adanya perbaikan terhadap lapisan cat yang rusak pada waktu
dilakukan pengangkutan, bongkar-muat maupun erection.
4.3.2. Cat penyelesaian.
a. Sebelum pengecatan finish, permukaan baja yang sudah dilapisi cat dasar dibersihkan dari
kotoran seperti debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi Iekatnya
cat finish dengan baja tersebut.
b. Setelah permukaan bersih, semprotkan lapisan pertama sampai menghasilkan permukaan
yang halus, warna rata dan sama.
c. Pelapisan cat finish yang kedua baru boleh dilakukan setelah lapisan pertama sudah kering
sempurna dan dapat diterima Direksi.
d. Pengecatan finish minimal 2 (dua) lapis.
e. Dalam hal pengecatan finish hasilnya tidak memenuhi syarat (Warnanya tidak merata dan
tidak halus), cat finish yang kurang baik dikupas kembali dan dilakukan pengecatan ulang
seperti dijelaskan diatas.
f. Bahan cat finish dipakai cat Nippon/Paragon atau yang setaraf kualitasnya dan harus atas
persetujuan Pengelola proyek.
g. Warna cat finish untuk seluruh pengecatan ditentukan atas persetujuan Pengelola proyek

10
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

PASAL 5 PEKERJAAN LANTAI


5.1. UMUM
5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.

5.1.2. Persyaratan Bahan


a) Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.
b) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 1982 Pasal 11 dan SII 0404-80.
c) Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 Pasal 21 dan SII 0079-79 / 0087 - 75 I 0075 - 75.
d) Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 Pasal 9, AVGNOR P18-303 dan NZS-3121
/ 1974.
e) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI-1971 (NI-2)
PUBI 1982 dan (NI-8).

5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1) Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
2) Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus barn, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Direksi Pengawas.
3) Pasangan sub lantai dilakukan langsung diatas tanah, maka sebelum pasangan sub lantai
dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan
sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
4) Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau split
dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5) Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang disebutkan /disyaratkan
dalam detail.
6) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas, kecuali pada lantai ruangan-ruangan
yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

5.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


5.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar.

5.2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan adalah :
Keramik Standard atau produk yang setara dengan ukuran 40/40 cm, dinding bagian dalam
yang disetujui Direksi Pengawas Produk yang di gunakan berstandar SNI.
b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing Warna harus seragam, Warna
yang tidak seragam akan ditolak.
c. Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazur, kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu
tingkat 1 (satu).
d. Bahan pengisi siar dari semen Warna kental.
e. Bahan perekat adalah adukan 1 PC : 3 Ps
f. Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai : Ukuran 40 x 40 cm type I mutu standard
(easy to clean), digunakan sebagai finishing seluruh lantai ruangan-ruangan yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Toleransi terhadap panjang = 1%, toleransi terhadap tebal = 6%.
h. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-19, PUBI
1982 pasal 31 dan SlI-0023-81.
i. Semua portland harus memenuhi N1-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 Pasal 11 dan air

11
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 Pasal 9.

5.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh--
contohnya (minimal 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi
Pengawas.
b) Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dan pola
pemasangan bahan yang disetujui Direksi Pengawas dan Perencana
c) Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah alas dari lantai keramik sudah selesai
dengan baik dan sempurna serta disetujui Direksi Pengawas (antara lain screed lantai,
waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik dilaksanakan.
d) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bemoda.
e) Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 6 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

PASAL 6 PEKERJAAN DINDING


6.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
6.1.2. Persyaratan Bahan
1) Batu bata biasa yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Direksi Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
NI-10.
2) Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
3) Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur / minyak /
asam basa serta memenuhi PUBI-1982 pasal 9.

6.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


(1) Bahan-bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 3 (tiga) contoh dan hasil produk yang
berlainan untuk mendapat persetujuanya.
(2) Seluruh dinding dan pasangan batu bata, dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang,
kecuali pasangan batu bata semen trasraam.
(3) Untuk dinding trasram / rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 2 pasir pasang, yakni pada
dinding dan atas permukaan sloof / balok / pondasi sampai minimum 20 cm diatas
permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 180 cm diatas permukaan lantai setempat
untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu
bata dibawah permukaan tanah.
(4) Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
(5) Setelah batu terpasang dengan aduk, naad/siar--siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram.
(6) Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan.
(7) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 112 batu
yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan
kolom ukuran 11 x 11 cm, dan tutangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beuget diameter
6 mm jarak 15 cm, jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.

12
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

(8) Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
(9) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang tedebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain
oleh Direksi Pengawas.
(10) Tidak diperkenankan memasang bata merah / bata tahan api yang patah lebih dari dua.
(11) Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
(12) Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah I lantai harus diisi dengan adukan 1
PC : 2 pasir.
(13) Pasangan batu bata dapat diterima atau diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci / diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci / diplester).

7.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

7.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian
luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

7.2.2. Persyaratan Bahan

1) Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui Direksi
Pengawas serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8.
2) Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3) Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
4) Campuran (agregat) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari
segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan # 1.6-2.0 mm.
5) Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran Duracoat ex
Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan.
6) Untuk dengan finishing granit, keramik, marmer dan lain-lain, dipakai campuran bahan
Dryspace ex Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standard dari pabrik.

7.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


(1) Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir, kecuali pada
dinding batu bata semen trasraam / rapat air.
(2) Pada dinding batu bata semen trasraam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC :
2 pasir (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, kamar mandi, WC, eksterior
dan bagian-bagian yang ditentukan I disyaratkan dalam detail gambar).
(3) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
(4) Material lain yang terdapat dalam persyaratkan diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian 1 penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan disetujui Direksi Pengawas.
(5) Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong
yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.
(6) Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat
penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan
jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
(7) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas /MK untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratkan dari pabrik yang

13
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
(8) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan
apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
(9) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
(10) Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran melebihi 2 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Direksi Pengawas.
(11) Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan (kosen dan lain sebagainya), dibuat naat (tali
air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
(12) Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul), sehingga
siap untuk dicat atau difinish wall paper.
(13) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan
air secara wajar.
(14) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang 1 mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemitik l Pemakai.
(15) Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
a) Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara dipahat
halus.
b) Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air
semen.
c) Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 2 pasir.
d) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang disyaratkan.

PASAL 8 PEKERJAAN ATAP / RANGKA ATAP

8.1. LINGKUP PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


a. Memasang Kuda – kuda dan gording Baja ringan
b. Memasang atap genteng metal tebal 0.30 mm kualitas Baik .
c. Memasang rabung atap genteng metal tebal 0.30 kualitas Baik.

8.2 BAHAN-BAHAN

8.2.1. Kuda – kuda dan gording Baja ringan


1) Bahan Kuda – kuda dan gording baja ringan menggunakan dari bahan metal zincalume 90%
seperti yang ditunjukkan dalam gambar dengan mutu yang baik.
2) Ukuran dimensi kuda – kuda baja ringan C-75 tebal 0.6 mm dan gording Ra. 1.3.5 atau
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
3) Baja ringan yang dipakai harus lurus, permukaan rata , bebas dari karat dan cacat lainnya.
4) Produk yang di gunakan berstandar SNI.
5) Accessories :
i. Angker, baut, sekrup, plat dan bahan yang digalvanis
ii. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm

8.2.2. Penutup Atap


a.Atap genteng metal mempunyai kualitas baik .
b.Bahan penutup atap genteng metal dengan kualitas baik.
c. Atap genteng metal setara Sakura Roof harus mempunyai permukaan yang baik.
d.Kerapatan pada pemasangan baik.
e.Warna harus sama, untuk ini ditentukan kemudian oleh Direksi,

14
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

f. Produk yang di gunakan berstandar SNI.


g.Metal Zincalume :
1. Bahan metal Zincalume standar BHP Steel Indonesia, yang dilapisi 55% alumunium,
43.5% zinc dan 1.5% silicon alloy.
2. Ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.

Semua bahan/material harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali tecantum lain
dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum didatangkan ke lapangan, kontraktor harus
memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

7.3 TATA KERJA


Cara pemasangan rangka atap untuk pekerjaan atap ini diserahkan kepada pemborong dengan
mendapat persetujuan dari Direksi. Pemasangan atap lurus. Rapat dan rapi.

PASAL 9 PEKERJAAN PENGECATAN


9.1 PEKERJAAN CAT EMULSI
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian dalam serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

9.1.2. Syarat-syarat Bahan


a. Bahan cat yang digunakan adalah : Cat produk Paragon atau setara.
Primer : 1 lapis Resisting Primer, interval 2 jam
Undercoat : 1 lapis Wall Filler, interval 2 jam.

Cat akhir untuk


Exterior : 2 lapis Paragon, interval 2 jam, semua lapisan sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal, Paragon atau setara.
Cat akhir untuk
Interior : 2 lapis Paragon, interval 2 jam, semua lapisan sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal, Paragon atau setara.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 Pasal 54 dan NI-4. Produk
yang di gunakan berstandar SNI.

9.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan
pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d.Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur
dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e.Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas serta pekerjaan
instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/ mengirimkan
contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi Pengawas, selanjutnya
akan diputuskan jenis bahan dan Warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
g.Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h.Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan / penerimaan

15
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

bahan yang dikirim oleh Kontraktor ketempat pekerjaan.


i. Percobaan-percobaan bahan dan Warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan, serta pengerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, Warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-
peker}aan lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan perawatan/
keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
I. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan
yang baik dan sempurna.
n.Applicator / Kontraktor :
1) Harus melakukan pengecatan secara full system.
2) Harus mengajukan system pengecatan dan jenis cat.
3) Harus mengajukan urutan kerja.
4) Harus mengajukan bukti pesanan ke pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan
proyek.
5) Harus memberikan surat jaminan mutu dari pabrik cat ketika proyek sudah selesai,
berlaku selama 1 tahun.

PASAL 10 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. Syarat-Syarat Umum
1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausal klausal
tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausut-klausal tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausalklausal Iainnya dari syarat-syarat umum

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan salah, Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis
yang berlaku.

2. Lingkup Pekerjaan Elektrikal


a. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Elektrikal ini adalah seluruh Pekerjaan Penerangan & Stop Kontak,
dan Panel Listrik secara Iengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), seluruh instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan Pemilik.

c. Pengadaan dan penyambungan daya PLN sesuai gambar rencana. Biaya resmi ditanggung oleh
Kontraktor.

3. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua perlengkapan
accessories secara terperinci. Semua bagian diatas-walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja dengan
baik dan benar.

b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum tata Ietak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar
arsitektur dan struktur/sipil serta interior harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail
"finishing" dari proyek.

16
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (blue print,
shop drawing) sebanyak 4 ( empat ) set yang harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk disetujui Direksi
dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah berkoordinasi dengan pekerjaan
instalasi Iainnya.

4. Koordinasi
a) Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dan Elektronik dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b) Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

5. Daftar Bahan dan Contoh


a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi atau
Konsultan Pengawas , untuk persetujuannya. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan harus
dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.

c. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran kapasitas peralatan (equipment)
yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi
atau Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.

d. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas, MK/Waslap dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan equipment dan
material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

6. Testing dan Commisioning


a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan commisioning serta
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi
dan peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.
b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain) yang diperlukan dalam kegiatan
testing dan commisioning tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dan commisioning dan sistem ini seperti yang
dianjurkan oleh pabrik, juga harus diserahkan oleh Kontraktor.

7. Peralatan yang Disebut dengan Mark dan Penggantinya


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan dalam
persyaratan ini, maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/materil tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas.

8. Perlindungan Pemberi Tugas


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemberi Tugas dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
9. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan
cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas, MK/Waslap dan Perencanaan.
Semua tenaga kerja, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
10. Pengujian dan Penerimaan

17
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang bersama-sama Direksi. Dan jika sudah ditest
dan temyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh
unit Iengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Pemberi Tugas.

PASAL 11 PEKERJAAN PAVING BLOCK

A. Syarat-Syarat Umum
1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausal klausal
tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausut-klausal tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausalklausal Iainnya dari syarat-syarat umum

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan salah, Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis
yang berlaku dan petunjuk owner.
1. Mutu Bahan
Paving yang digunakan menggunakan mutu kuat tekan K..200 dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja

PASAL 12 PENUTUP

Meskipun dalam Spesifikasi ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan
kata-kata yang harus disediakan atau dibuat oleh Penyedia Jasa, tetapi pekerjaan-pekerjaan dan
bahan-bahan ini dinyatakan nyata menjadi bagian pekerjaan, maka pekerjaan tersebut diatas tetap
dianggap sebagaimana dimuat dalam spesifikasi ini.

Guna mendapat hasil kerja yang baik dan memuaskan, setiap pekerjaan haru dilakukan
pengetesan yang disertai dengan pengesahan (Surat Kier) dan gambar-gambar sesuai keadaan
terpasang (As Built Drawing) yang harus diserahkan kepada Proyek/Bouwher melalui
Direksi/Konsultan Pengawas.

Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan akan tetapi tidak diuraikan dalam spesifikasi
ini tetap harus dilaksanakan dan diselesaikan oleh Penyedia Jasa, dan harus dianggap seakan-
akan pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam spesifikasi ini untuk menuju pekerjaan yang selesai
lengkap dan sempurna.

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Penyedia Jasa diwajibkan membongkar gudang, bangsal-
bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam
lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih
dan rapi.

18

Anda mungkin juga menyukai