Anda di halaman 1dari 12

ematik adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sendi mengalami peradangan.

Penyakit ini
membuat sistem kekebalan tubuh menyerang membran pelindung sendi, terutama sendi tangan
dan kaki. Untuk mengetahui bagaimana hal ini terjadi, maka kita perlu tahu penyebab rematik
dan faktor resikonya.

Penting untuk diketahui! Gejala rematik tidak hanya menimbulkan kekakuan pada sendi, namun
juga masalah rasa sakit, kemerahan, dan bengkak. Pasalnnya, tulang (termasuk tulang rawan
juga) bisa rusak karenanya.

Tidak berhenti sampai disitu, penderita rematik juga acap kali mengalami gangguan pada organ
paru-paru, jantung, serta matanya. Ketahui lebih lanjut: Ciri-ciri dan Gejala Awal Rematik
(Remathoid Arthritis)

Menurut pihak American College of Rheumatology, sekitar 1,3 juta penduduk Amerika
menderita rematik, dan 75% dari itu adalah wanita. Di Indonesia sendiri pada tahun 2014,
prevalensi nyeri rematik mencapai 25,6% hingga 35,8%, angka ini memberi tahu kita bahwa
nyeri akibat rematik sudah sangat mengganggu masyarakat kita.

Penyebab Rematik dan Faktor Resikonya


Sayangnya, kebanyakan dokter masih belum tahu pasti apa sebenarnya penyebab rematik. Akan
tetapi, ada sejumlah faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena
penyakit ini. Waspadai faktor penyebab munculnya rematik berikut ini:

1. Usia, rematik biasanya menyerang mereka yang usianya 40-60 tahun.


2. Genetik.
3. Jenis kelamin, wanita lebih rawan kena rematik dibanding pria.
4. Luka berat.
5. Hormon.
6. Kebiasaan merokok.
7. Polutan atau paparan zat berbahaya.
8. Berat badan.
9. Infeksi virus atau bakteri.

Dari semua faktor risiko tadi, 3 yang teratas yaitu usia, genetik, serta jenis kelamin tidak bisa
dicegah. Untuk lebih jelasnya, mari kita tilik lebih detil beberapa dari faktor penyebab rematik di
atas.

Genetik

Risiko seseorang terkena rematik cenderung lebih besar bila ada anggota keluarganya yang juga
menderita penyakit serupa. Seseorang yang memiliki HLA (Human Leucocyte Antigen) dalam
tubuhnya memiliki risiko 5 kali lebih besar terkena rematik ketimbang yang tidak.
Tapi, mereka yang sel tubuhnya mengandung HLA belum tentu pasti terkena rematik karena
antigen ini hanya meningkatkan risikonya saja. Selain HLA, ada pula gen lain yang diduga
memiliki kaitan erat dengan rematik, yaitu:

 PTPN22 – para ahli menduga gen ini berperan dalam pengembangan rematik.
 STAT4 – gen inilah yang menangani pengaktifan dan regulasi sistem imun.
 TRAF1 dan C5 – pakar mengasosiasikan gen ini dengan radang kronis.

Menurut NIH (National Institute of Health), butuh lebih dari 1 gen untuk menentukan apakah
seseorang bakal terkena rematik atau tidak. Gen yang dimaksud juga turut menentukan apakah
rematiknya parah atau tidak.

Infeksi

Selain gen tertentu, para ahli juga menduga kalau bakteri atau virus bisa menyebabkan radang
sendi yang berkembang menjadi rematik. Dari hasil penelitian, mereka mendeteksi adanya
bakteri di membran sinovial yang melapisi sendi.

Hasil studi oleh Universitas John Hopkins yang dipublikasikan bulan Desember 2016 lalu dalam
jurnal Science Translational Medicine, menyebutkan kalau bakteri yang biasanya menyebabkan
radang kronis pada gusi dapat memicu rematik juga.

Alasannya, infeksi bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans tersebut dapat meningkatkan


produksi protein penyebab rematik. Akan tetapi bakteri ini bukanlah satu-satunya penyebab
rematik karena sebagian mulut partisipan studi tidak memuat bakteri ini.

Oleh karenanya, virus kemudian dianggap turut memicu munculnya rematik. Menurut Cleveland
Clinic, penderita rematik pada umumnya memiliki kadar antibodi penangkal virus Epstein-Barr
(penyebab mononukleosis/ demam kelenjar) yang lebih tinggi ketimbang orang lain.

Namun lagi-lagi, virus Epstein-Barr (EPV) ini bukanlah satu-satunya tersangka penyebab
rematik. Ada pula jenis virus lain seperti retrovirus dan parvovirus B19, yang biasanya
menyebabkan penyakit kelima (fifth disease).

Luka berat

Para ahli juga menganggap kalau luka berat merupakan salah satu faktor penyebab utama
munculnya rematik. Berdasarkan hasil studi yang dirilis jurnal Open Access Rheumatology, luka
berat bisa memicu munculnya radang yang mengarah pada rematik.

Contoh luka berat yang dimaksud antara lain tulang patah/ retak, sendi terlepas, serta kerusakan
ligamen. Tapi para ahli belum dapat menunjukkan bukti signifikan mengenai kaitan antara luka
berat dengan risiko rematik.
Penelitian skala besar dan jangka panjang masih diperlukan untuk menguji kebenaran teori ini.
Hal ini dikarenakan luka berat biasanya tak langsung memicu munculnya rematik. Cedera berat
hanya dianggap mampu memicu radang yang nantinya menyebabkan rematik.

Rokok

Asap rokok bisa langsung mempengaruhi tingkat keparahan rematik serta efektif-tidaknya
perawatan yang dijalani. Hasil studi dari Arthritis Research and Therapy menemukan kalau
sedikit saja asap rokok bisa meningkatkan risiko rematik.

Hasil studi ini juga menunjukkan kalau merokok setiap hari bisa membuat perempuan berisiko 2
kali lebih besar terkena rematik. Dan kemungkinan terkena rematik juga menurun setelah
berhenti merokok.

Namun setelah 15 tahun berlalu, risiko mantan perokok untuk terkena rematik masih lebih besar
dibanding mereka yang tidak pernah merokok. Soal ini, para ahli berpendapat kalau rokok
menyebabkan fungsi imun menjadi cacat apalagi kalau tubuh juga memiliki gen penyebab
rematik seperti yang disebutkan tadi.

Dan seperti yang disebutkan sebelumnya, rokok bisa membuat rematik semakin parah dengan
cepat, sekaligus mengganggu keefektifan perawatan yang dijalani. Kalau gangguan rematik
menuntut seseorang sampai menjalani prosedur bedah, maka rokok bisa meningkatkan risiko
komplikasi.

Lain halnya dengan mereka yang tidak merokok, usai operasi, kondisinya biasanya jauh lebih
baik. Karena itu, jangan merokok atau berhentilah agar risiko terkena rematik berkurang.

Hormon

Selain beberapa faktor yang disebutkan tadi, hormon ternyata juga bisa menjadi penyebab
rematik. Dibanding pria, penderita rematik lebih banyak yang berjenis kelamin wanita. Dari sini,
para ahli menyimpulkan kalau kadar hormon perempuan turut meningkatkan risiko rematik.

Contohnya, beberapa wanita mengalami gejala rematik yang meningkat tajam saat sedang hamil.
Gejala ini bisa jadi surut saat hamil, tapi bertambah parah setelah melahirkan.

Selain itu, kondisi lain yang memicu naiknya kadar hormon pada wanita seperti menyusui atau
menggunakan alat kontrol kehamilan hormonal juga bisa memperbesar kemungkinan rematik.

Polutan

Para ahli menduga sumber polusi seperti asap rokok, udara kotor, insektisida, serta paparan zat
tertentu dari udara seperti silika dan asbes juga bisa meningkatkan kemungkinan seseorang
terkena rematik.

Obesitas
Menurut Arthritis Foundation, sekitar 2/3 penderita rematik mengalami obesitas atau overweight.
Hal ini dikarenakan, lemak dalam tubuh menghasilkan protein sitokin yang berpotensi memicu
radang. Jadi semakin berat tubuh seseorang, kian parah juga rematik yang diidapnya.

Selain itu, obesitas juga bisa berpengaruh pada pengobatan tradisional rematik. Obat rematik
yang dikenal dengan DMARDs (disease-modifying anti-rheumatic drugs) juga terbukti kurang
efektif setelah dipakai lebih dari setahun pada penderita rematik obesitas/ overweight.

Padahal obat ini cukup efektif bagi penderita rematik dengan berat badan normal. Akan tetapi
sama seperti faktor lainnya, obesitas bukanlah faktor tunggal yang bisa menyebabkan seseorang
menderita obesitas.

Jadi, untuk mencari tahu penyebab pasti mengapa seseorang terkena rematik, maka perlu diamati
pula dari segi lainnya seperti genetik, lingkungan, hormon, serta apakah ia pernah mengalami
luka berat maupun infeksi.

Bagaimana Cara Mencegah Rematik?


Lantas bagaimana sekarang cara mencegah rematik? Sesuai penyebabnya tadi, ada beberapa hal
yang bisa dilakukan untuk mencegah rematik, seperti:

Berhenti merokok

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), merokok bisa meningkatkan
potensi seseorang terkena rematik 1,3-2,4 kali lebih besar. Namun seringkali memang tidak
mudah untuk berhenti merokok begitu saja. Berikut ada beberapa tips yang mungkin bisa
membantu Anda berhenti merokok:

 Tulis daftar alasan kenapa Anda harus berhenti merokok, apakah karena ingin mencegah
rematik, menghemat uang, ingin hidup lebih lama, dll. Dan bila nanti timbul keinginan
untuk merokok, baca kembali daftar yang sudah Anda buat sebelumnya.
 Evaluasi dan kenali penyebab mengapa dulu Anda gagal saat hendak berhenti merokok,
apakah karena waktu itu Anda masih berada dalam pergaulan yang salah, atau lainnya.
Mengetahui alasannya bisa mencegah dari melakukan kegagalan yang sama.
 Katakan pada orang terdekat kalau Anda ingin berhenti merokok dan minta dukungan
mereka.
 Gunakan obat atau alat bantu bila perlu, seperti dengan mengunyah permen karet, minum
Chantix (varenicline) atau Zyban, serta mengunjungi dokter bila perlu.

Baca disini untuk tips lainnya 13 Cara Berhenti Merokok yang Efektif

Diet untuk mereka yang overweight atau obesitas

Seperti disinggung tadi, salah satu penyebab rematik adalah karena berat badan berlebih. Jadi
kalau Anda termasuk salah satunya, maka lakukan diet. Untuk ini Anda bisa bergabung dalam
program diet tertentu di bawah bimbingan pakar atau melakukannya sendiri.
Yang jelas saat berusaha diet sendiri, tetapkan target yang masuk akal. Dalam seminggu
misalnya, berat badan yang hilang sebanyak ½ kg atau lebih sedikit masih tergolong aman.

Anda juga perlu membiasakan diri mengadopsi pola makan sehat, yaitu dengan rajin
mengonsumsi whole grain, sayur, serta buah-buahan. Untuk sumber proteinnya, pilihlah yang
rendah/ tanpa lemak seperti ikan serta daging ayam tanpa kulit. Hindari makanan yang tinggi
kandungan gula, garam, serta lemaknya.

Dan berolahragalah, karena ini merupakan salah satu kunci sehat program diet. Pilih jenis
olahraga yang mengombinasikan aerobik dan latihan kekuatan karena ini bisa mempertahankan
massa tulang.

Lakukan juga stretching atau peregangan secara rutin untuk mengurangi rasa sakit dan sendi
kaku yang erat kaitannya dengan rematik. Namun kalau saat ini Anda sudah mengidap rematik,
hindari olahraga high-impact karena gerakan intens dan agresif bisa memperburuk gejalanya.

Menjauhi polutan atau penyebab iritasi lainnya

Bila memang harus berurusan bahan kimia berbahaya, pastikan untuk mengenakan pengaman
yang layak sepanjang waktu, seperti masker, sarung tangan, dan lain sebagainya.

Segera periksa ke dokter

Begitu Anda mulai merasakan gejala rematik, segeralah periksa ke dokter. Karena menurut
CDC, deteksi dan pengobatan dini bisa mencegahnya semakin parah. Dokter mungkin akan
merujuk Anda ke spesialis rematik atau rematologis.

https://www.honestdocs.id/faktor-penyebab-rematik-dan-cara-mencegahnya

Faktor Penyebab Rematik dan Cara Mencegahnya


Update terakhir: OCT 13, 2019 AHMAD MUHLISIN
Pengertian Rematik
Rematik atau penyakit yang ditandai dengan nyeri sendi disebut juga rheumatoid arthritis.
Penyakit ini merupakan penyakit autoimun ketika sistem imun pada tubuh seseorang menyerang
sel-sel tubuhnya sendiri.

Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang oleh sistem imun pengidap rheumatoid
arthritis. Akibatnya, peradangan kronik dan rasa nyeri yang hebat pada sendi-sendi yang
terserang terjadi.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Jenis-Jenis Rematik

Faktor Risiko Rematik

Sampai saat ini penyebab utama seseorang bisa mengidap penyakit rematik belum ditemukan,
tetapi faktor genetik dipercaya memiliki peran dalam timbulnya penyakit ini. Faktor risiko yang
meningkatkan seseorang mengalami penyakit ini, antara lain:

 Jenis kelamin yaitu wanita.


 Usia 40-60 tahun.
 Riwayat di keluarga.
 Kebiasaan merokok.
 Obesitas.
 Paparan dari lingkungan kerja seperti asbes maupun silika, meskipun sampai saat ini
masih sulit untuk dijelaskan secara pasti.

Penyebab Rematik
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem imun seseorang yang
menyerang sinovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh. Akibatnya,
sinovium menjadi meradang dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di
sekitar sendi. Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi menjadi lemah dan merenggang.
Seiring berjalannya waktu, sendi pun akan kehilangan bentuk dan mengalami perubahan posisi
dari yang seharusnya.

Gejala Rematik
Seseorang dengan penyakit rheumatoid arthritis biasanya memiliki tanda dan gejala berupa
bengkak dan radang pada sendi, serta terdapat kekakuan pada sendi yang memburuk pada pagi
hari dan setelah lama diistirahatkan. Selain gejala pada sendi, biasanya pengidap rheumatoid
arthritis juga memiliki kondisi tubuh yang tidak prima, sering kelelahan, lesu dan lemas, sering
mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan mengalami penurunan berat
badan.

Pada perjalanan awal, penyakit biasanya yang diserang oleh penyakit ini adalah sendi-sendi kecil
seperti pada jari-jari tangan maupun jari-jari kaki. Penyakit ini akan berkembang seiring
berjalannya waktu. Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap sendi-sendi yang lebih besar seperti
pergelangan tangan, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pinggul.

Kurang lebih 40 persen pengidap rheumatoid arthritis memiliki tanda dan gejala yang tidak
menimpa persendian melainkan struktur lain seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, sel-sel
saraf, sumsum tulang, dan pembuluh darah.

Tanda dan gejala dari rheumatoid arthritis sangat beragam dari tingkat keparahannya dan dapat
datang dan pergi. Seiring berjalannya waktu, rheumatoid arthritis ini menyebabkan deformitas
dan pergeseran poses sendi.

Diagnosis Rematik
Penyakit rheumatoid arthritis ini cukup sulit untuk didiagnosis pada fase awal, karena tanda dan
gejalanya menyerupai penyakit-penyakit yang lain. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan
melakukan pemeriksaan pada tulang dan sendi dan mencari adanya pembengkakkan pada area
tersebut. Selain itu, penegakan diagnosis bisa dibantu dengan beberapa pemeriksaan penunjang,
yaitu melakukan pemeriksaan melalui spesimen darah. Melalui pemeriksaan darah, dilakukan
pengecekan ada atau tidaknya suatu rheumatoid faktor pada diri seseorang.

Pengobatan Rematik
Penanganan dari penyakit ini adalah dengan menurunkan dan menghilangkan peradangan yang
terjadi. Meski begitu, penyakit rheumatoid arthritis ini sendiri tidak dapat disembuhkan secara
total. Obat-obatan yang dapat diberikan kepada pengidap rheumatoid arthritis, antara lain:

 Obat anti radang golongan nonsteroid.


 Obat anti radang golongan steroid.
 Vitamin dan suplemen lainnya.

Selain obat-obatan pengidap rheumatoid arthritis disarankan untuk menjalani fisioterapi untuk
membantu mengembalikan kelenturan dari sendi-sendi yang sakit. Pada keadaan yang cukup
parah, penanganan dengan jalan pembedahan pun menjadi suatu opsi bagi pengidap rheumatoid
arthritis.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Jenis-Jenis Rematik


Pencegahan Rematik
Penyakit rheumatoid arthritis ini sampai saat ini tidak dapat dicegah, karena penyebab pasti dari
penyakit ini sendiri masih belum diketahui. Namun, tidak ada salahnya untuk menghindari faktor
risiko yang dapat dihindari dan menjalani hidup yang sehat.

https://www.halodoc.com/kesehatan/rematik

24 September 2019 Redaksi Halodoc Rematik


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
EwjT37L1iaLlAhVsILcAHcPDCH0QFjAAegQIBhAC&url=http%3A%2F%2Fscholar.unand.ac.id%2F31613%2F
2%2Fbab%25201%2520pendahuluan.pdf&usg=AOvVaw09WJAFZaqBNxvr1RFWE-NO

E Saputra - 2018 latar belakang reumatikpdf


https://www.kompasiana.com/aisusisursilah14176/5c6b80c2bde57559d90f2114/jangan-abaikan-inilah-
penyebab-rematik-di-usia-muda 19 Februari 2019 Aisusisursilah

Rematik merupakan penyakit yang akan memunculkan rasa sakit yang akan disebabkan karena
otot atau karena persendia yang akan mengalami peradangan dan juga pembengkakan.
Biasanya penyakit ini akan dianggap sebagai penyakit yang sering diidap orang yang sudah usia
lanjut. Rematik sendiri akan terbagi atas beberapa jenis dan dapat menjangkiti persendian mana
pun yang ada di tubuh. Salah satu jenis rematik yang paling sering dialami yakni reumatoid
artritis. Penyakit rematik ini justru bisa juga dialami oleh orang yang berusia muda dan lebih
banyak menyerang pada wanita usia muda yang masih produktif.
Berikut ini ada beberapa Penyebab Penyakit Rematik Di Usia Muda di antaranya :

Jenis Kelamin
Penyakit rematik ini akan lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Hal ini
karena wanita itu memiliki hormon estrogen. Sehingga hormon ini dapat menimbulkan sistem
imun yang tidak baik. Auto-imun sendiri yaitu kodnsii dimana sistem imun salah mengenali dan
akan menyerang pada jaringan tubuh sendiri. Sehingga imun yang seharusnya bertugas untuk
melindungi tubuh, malah akan menyerang balik, sehingga akan menyerang sendi.

Obesitas
Orang yang memiliki berat badan yang berlebih (obesitas) akan lebih rentan terkena dalam
berbagai macam penyakit, salah satunya yaitu penyakit radang sendi.

Perlu diketahui, sendi seperti lutut dna pinggul akan bekerja untuk menopang berat badan. Sendi
dibagian ini akan merasakan tekanan lebih besar ketika seseorang sedang melakukan aktivitas.
Obesitas ini dapat menyebabkan sakit atau radang pada sendi karena adanya beban atau tekanan
berlebihan yang harus ditahan oelh sendi.

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga akan membuat seseorang terkena rematik karena berhubungan dengan
kekuatan daya tahan tubuh. Sehingga faktor linkungan juga dapat memicu infeksi oleh virus atau
bakteri pada individu yang lemah secara genetik. Hal ini dapat menyebabkan sistem kekebalan
tubuh salah arah dan akan menyerang pada tubuh sendiri, sehingga akn terjadi pada peradangan
sendi. Ada beberapa hal yang diduga akan menjadi pemicu yakni akan terkena paparan mineral
silika dan penyakit periodontal kronis bisa meningkatkan risiko terkena reumatoid artritis.

Genetika
Penyebab penyakit rematik yang slenajutnya yaitu karena faktor keturunan. Apabila Anda
memiliki keluarga yang mengidap rematik, maka dapat meningkatkan resiko seseorang untuk
terkena penyakit rematik juga.

https://hot.liputan6.com/read/3942271/6-penyebab-rematik-dan-jenisnya-yang-dapat-menyerang-
tubuh Husnul Abdi
15 Apr 2019,

Jenis Penyakit Rematik


Sebenarnya ada banyak sekali jenis penyakit rematik ini. Tapi biasanya ada dua jenis penyakit
rematik yang sering diderita, yaitu:

1. Arthritis Rheumatoid

Jenis rematik ini merupakan penyakit remati yang paling banyak diderita di dunia. Arthritis
rheumatoid lebih dikenal dengan rematik radang sendi.

Penyakit rematik jenis ini bisanya disebabkan oleh kadar asam urat yang terlalu berlebihan pada
darah. Kamu mungkin juga sering mendengar penyakit ini dengan sebutan asam urat.

2. Osteoarthritis

Penyakit osteoarthritis ini merupakan penyakit rematik yang juga sangat sering ditemui. Penyakit
ini juga bisa disebut dengan pengapuran sendi. Penyebab penyakit rematik ini adlaah
bertambahnya usia, oleh karena itu penyakit ini biasanya diderita oleh orang tua.

Orang-orang yang menderita penyakit pengapuran sendi ini biasanya kan merasakan gejala-
gejala seperti nyeri pada persendian setelah melakukan aktivitas dan ketika pergantian cuaca dari
panas ke dingin.

Anda mungkin juga menyukai